Anda di halaman 1dari 10

Fakta Lembar 2.33 Pengukuran Kekeruhan Pentingnya pengukuran kekeruhan Kekeruhan adalah jumlah kekeruhan pada air.

Hal ini dapat bervariasi dari sungai penuh lumpur dan lumpur di mana itu akan menjadi mustahil untuk melihat melalui air (tinggi kekeruhan), ke mata air yang tampaknya benar-benar jelas (kekeruhan rendah). Kekeruhan dapat disebabkan oleh: debu, pasir dan lumpur; bakteri dan kuman lainnya; kimia endapan. Hal ini sangat penting untuk mengukur kekeruhan pasokan air rumah tangga, karena pasokan ini sering mengalami beberapa jenis pengolahan air yang dapat dipengaruhi oleh kekeruhan. Untuk Misalnya, selama musim hujan ketika lumpur dan lumpur dicuci ke sungai dan sungai, kekeruhan tinggi dengan cepat dapat memblokir filter dan menghentikan mereka dari workingeffectively. Tinggi kekeruhan juga akan mengisi tangki dan pipa dengan lumpur dan lumpur, dan dapat merusak katup dan keran. Dimana klorinasi air dipraktekkan, kekeruhan bahkan cukup rendah akan mencegah klorin membunuh kuman di dalam air secara efisien. Beberapa sistem pengobatan, seperti sedimentors, coagulators dan prefilters kerikil dirancang untuk menghapus kekeruhan. Hal ini penting untuk operator besar maupun kecil sistem pengolahan untuk mengetahui seberapa baik sistem ini bekerja. Mengukur kekeruhan air sebelum dan setelah setiap bagian dari sistem dapat memberitahu operator mana pemeliharaan atau pembersihan diperlukan. Mengukur kekeruhan Kekeruhan dapat diukur baik menggunakan kekeruhan meteran elektronik atau tabung kekeruhan. Kedua metode memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Kekeruhan biasanya diukur dalam satuan kekeruhan nephelometric (NTU) atau unit kekeruhan Jackson (JTLJ),

tergantung pada metode yang digunakan untuk pengukuran. Dua unit yang kurang lebih sama. Fakta Lembar 2.33 Kekeruhan meteran Ada berbagai jenis elektronik kekeruhan meteran tersedia. Keuntungan mereka dan kerugian adalah sebagai berikut: Keuntungan sangat akurat, dan sangat berguna untuk mengukur kekeruhan sangat rendah (kurang dari 5 TU) Kekurangan biaya tinggi membutuhkan catu daya (listrik atau baterai) mudah rusak Tidak mungkin untuk memberikan pedoman umum penggunaan here.You mereka harus mengacu pada instruksi manufaktur untuk penggunaan dan pemeliharaan meter tersebut. Gambar 1 menunjukkan contoh dari kekeruhan meteran elektronik. Gambar 1. Kekeruhan meteran Fakta Lembar 2.33 Tabung Kekeruhan Keuntungan dan kerugian dari tabung kekeruhan adalah sebagai berikut: Keuntungan desain yang sederhana murah tidak mudah rusak Kekurangan tidak bisa mengukur kekeruhan sangat rendah (minimum biasa adalah 5 TU)

kurang tepat Karena tabung kekeruhan adalah mudah digunakan, instruksi yang diberikan di bawah ini. Hal ini, bagaimanapun, direkomendasikan bahwa Anda mengacu pada instruksi yang diberikan dengan tabung bahwa Anda using.A kekeruhan tabung ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Sebuah tabung kekeruhan Untuk mengukur kekeruhan sampel air menggunakan tabung kekeruhan: Dimana tabung ini dalam dua bagian, mendorong dua bagian bersama-sama, memastikan bahwa mereka cocok tepat. Ambil sampel air dari sumber air. . Tahan tabung di satu tangan dekat bagian bawah dan melihat ke ujung terbuka dengan Anda kepala sekitar 10 sampai 20 sentimeter di atas tabung, sehingga Anda dapat dengan jelas melihat lingkaran hitam, Fakta Lembar 2.33 silang atau lainnya kegelapan di dasar tabung. Perlahan-lahan tuangkan sampel air ke dalam tabung, menunggu gelembung udara naik jika diperlukan, sampai tanda pada bagian bawah tabung hilang begitu saja. Hentikan menuangkan sampel air ke tabung dan melihat tingkat air di tabung. Untuk tabung kekeruhan yang memiliki skala kekeruhan ditandai di sisi, membaca nomor pada baris terdekat dengan permukaan air. Ini adalah kekeruhan o f air. Aku f tabung tidak memiliki skala ditandai, mengukur jarak dari bottonz dari tabung ke tingkat air dengan pita pengukur dan mencari atau menghitung kekeruhan dari sampel air dengan menggunakan petunjuk yang disediakan dengan tabung. Setelah digunakan, cuci tabung dengan air bersih dan menyimpan dua bagian tabung di mana mereka tidak bisa rusak.

Pedoman kekeruhan untuk air minum Untuk pasokan air minum, pedoman berikut harus dipertimbangkan: Minum air harus memiliki kekeruhan 5 NTU / JTU atau kurang. Kekeruhan lebih dari 5 NTU / JTU akan diperhatikan oleh pengguna dan dapat menyebabkan penolakan pasokan. Jika air diklorinasi, kekeruhan harus kurang dari 5 NTU / JTU dan sebaiknya kurang dari 1 NTU / JTU untuk klorinasi untuk menjadi efektif.

Uji DO dan BOD


March 22, 2010 Leave a Comment

Oksigen terlarut adalah suatu hal yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup dalam air tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkan untuk kehidupannya. Konsentrasi oksigen terlarut minimal untuk kehidupannya. Oksigen terlarut dalam air dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air, dimana jumlahnya tidak tetap tergantung dari jumlah tanamannya, dan dari atsmosfer (udara) yang masuk kedalam air dengan kecepatan terbatas. Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh bervariasi tergantung dari suhu dan tekanan atmosfer. Semakin tinggi suhu air, semakin rendah tingkat kejenuhan. Misalnya danau di pegunungan yang tinggi mungkin mengandung oksigen terlarut 20-40 % kurang daripada danau pada permukaan laut. BOD atau Biochemical Oxygen Demand atau kebutuhan oksigen biologis merupakan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan dalam air. Dengan kata lain, BOD menunjukkan kebutuhan oksigen oleh organisme untuk mengoksidasi bahanbahan buangan yang terlarut dalam air.( Metclaf,Eddy. 2003. Waste Water Engineering Design) Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dalam air. (Alaert.G dan Sri Sumestri Santika,Msc. 1984. Metoda Penelitian Air) BOD penting untuk mengetahui banyaknya zat anorganik yang terkandung dalam air limbah. Makin banyak zat organik, makin tinggi BOD-nya. Nilai BOD dipengaruhi oleh suhu, cahaya, matahari, pertumbuhan biologik, gerakan air dan kadar oksigen. .( Metclaf,Eddy. 2003. Waste Water Engineering

Design) Beberapa kelemahan uji BOD: Dalam uji BOD ikut terhitung oksigen yang dikonsumsi oleh bahan -bahan anorganik atau bahanbahan tereduksi lainnya. Uji BOD perlu waktu yang cukup lama minimal 5 hari. Uji BOD dilakukan selama 5 hari masih belum dapat menunjukkan nilai total BOD melainkan hanya kira-kira 68% dari total BOD. Uji BOD tergantung dari adanya senyawa penghambat di dalam air tersebut, misalnya ada germisida seperti khlorin dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dibutuhkan untuk merombak bahan organik,sehingga hasil uji BOD menjadi kurang teliti. Untuk oksidasi/penggunaan zat organis yang khas, terutama di beberapa jenis air buangan industri yang mengandung fenol, deterjen, minyak, dsb; bakteri harus diberikan adaptasi beberapa hari melalui kontak dengan air buangan tersebut,sebelum dapat digunakan sebagai benih pada analisa BOD air tersebut.(Alaert.G dan Sri Sumestri Santika,Msc. 1984. Metoda Penelitian Air) 5 jenis gangguan yang umumnya terdapat pada analisa BOD: Proses nitrifikasi dapat mulai terjadi di dalam botol BOD setelah 2-10 hari 2NH4 + 3O2 2NO2- + 4H+ + 2H2O 2NO2- + O2 2NO3 Nitrifikasi perlu oksigen. Seringkali nitrifikais tidak terjadi karena suhu 10oC atau karena air sungai yang tercemar telah sampai ke muara sehingga nitrifikasi pada botol BOD tidak berlaku. Zat beracun dapat memeperlambat pertumbuhan bakteri (memperlambat reaksi BOD) bahkan membunuh organisme tersebut. Kemasukan/keluarnya oksigen dari botol selama inkubasi harus dicegah. Dengan ditutup hati-hati (di atas tutup botol bisa diberi air/waterseal). Nutrien merupakan salah satu syarat bagi kehidupan bakteri. Sehingga sebaiknya setiap botol BOD ditambah dengan nutrient secukupnya. Karena benih dari bermacam-macam bakteri dapat berkurang jumlahnya/kurang cocok bagi air buangan maka pembenihan harus dilakukan dengan baik.

Sumber daya alam bagi makhluk hidup merupakan suatu sistem rangkaian kehidupan dalam arti setiap kondisi alam akan mempengaruhi petumbuhan atau perkembangan kehidupan. Apabila suatu ekosistem telah tercemar oleh suatu limbah yang tidak ramah lingkungan, akan menurunkan tingkat pertumbuhan. Begitupula pada suatu industri yang menghasilkan limbah dengan membuang ke lingkungan sekitar tanpa pengolahan khusus terlebih dahulu dengan standart baku mutu yang aman bagi lingkungan. Industri batik merupakan industri penghasil cemaran yang dapat merusak ekosistem alam. Limbah cair industri batik dijadikan suatu penelitian dalam pengolahan limbah dengan proses aerob dan anaerob yang menggunakan koagulan tawas untuk menurunkan kadar COD agar ramah lingkungan. Berdasarkan karakteristik limbah, proses pengolahan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu proses fisik, kimia, dan biologi. Proses ini tidak dapat berjalan secara sendiri-sendiri, tetapi kadang-kadang harus dilaksanakan secara kombinatif. Pemisahan proses menurut karakteristik limbah sebenarnya untuk memudahkan pengidentifikasian peralatan. a. Proses Fisik Perlakuan terhadap air limbah dengan cara fisika, yaitu proses pengolahan secara mekanis dengan atau tanpa penambahan bahan kimia. Proses-proses tersebut di antaranya adalah : penyaringan, penghancuran, perataan air, penggumpalan, sedimentasi, pengapungan, Filtrasi, b. Proses Kimia Proses secara kimia menggunakan bahan kimia untuk mengurangi konsentrasi zat pencemar di dalam limbah. Kegiatan yang termasuk dalam proses kimia di antaranya adalah pengendapan, klorinasi, oksidasi dan reduksi, netralisasi, ion exchanger dan desinfektansia. c. Proses Biologi Proses pengolahan limbah secara biologi adalah memanfaatkan mikroorganisme (ganggang, bakteri, protozoa) untuk mengurangi senyawa organik dalam air limbah menjadi senyawa yang sederhana dan dengan demikian mudah mengambilnya.

Proses ini dilakukan jika proses fisika atau kimia atau gabungan kedua proses tersebut tidak memuaskan. Proses biologi membutuhkan zat organik sehingga kadar oksigen semakin lama semakin sedikit. Pada proses kimia zattersebut diendapkan dengan menambahkan bahan koagulan dan kemudian endapannya diambil. Pengoperasian proses biologis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu operasi tanpa udara dan operasi dengan udara. Digunakannya mikroorganisme untuk menguraikan atau mengubah senyawa organik, maka dibutuhkan suatu kondisi lingkungan yang baik.Pertumbuhan dan perkembangan harus memenuhi persyaratan hidup, misalnya penyebaran, suhu, pH air limbah dan sebagainya. Adanya perubahan dalam lingkungan hidupnya akan mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi. Ada golongan mikroorganisme tertentu yang rentan terhadap perubahan komponen lingkungan, dan ada pula yang dapat dengan cepat melakukan adaptasi dengan kondisi yang baru.Oleh karena itu kondisi lingkungan amat penting artinya dalam pengendalian kegiatan mikroorganisme dalam air limbah. Pada umumnya pengolahan limbah tekstil ini dilakukan dengan cara koagulasi danfiltrasi.Adsorpsi memiliki pengertian sebagai peristiwa penyerapan / pengayaan (enrichment) suatu komponen di daerah antar fasa. Dengan adanya penelitian sebelumnya mengenai penyerapan zat warna tekstil menggunakan jerami padi maka diharapkan jerami padi yang dibuat menjadi adsorben juga efektif untuk menurunkan kadar zat organik dalam limbah tekstil. Fenomena adsorpsi sendiri merupakan pengaruh dari gaya kohesi seperti ikatan valensi dan gaya tarik Van der Waals. Molekul-molekul tersebut saling mengikat kesemua arah sehingga dicapai sutau titik keseimbangan (equilibrium). Akan tetapi molekul lapisan terluar suatu zat padat mempunyai gaya tarik yang tidak diimbangi oleh molekul lainnya seperti zat cair dan gas sehingga permukaan zat padat dapat menangkap molekul fluida yang berdekatan. Fenomena ini dikenal dengan istilah adsorpsi pada permukaan adsorben. Terdapat dua metoda adsorpsi, yaitu adsorpsi secara fisik dan adsorpsi secara kimia. Kedua metoda ini terjadi ketika molekul dalam fase cair melekat pada permukaan padat sebagai gaya tarik menarik pada permukaan zat padat (adsorben) untuk mengatasi energy kinetic molekul pencemar pada fase cair (adsorbat). Adsorpsi secara fisik terjadi jika molekul adsorbat terikat secara fisik pada molekul adsorben yang diakibatkan oleh perbedaan energy atau gaya Van der Waals. Adsorpsi ini akan membentuk lapisanlapisan. Jumlah lapisan sebanding dengan konsentrasi pencemar.Hal ini berarti dengan semakin tinggi konsentrasi pencemar dalam larutan menyebabkan meningkatnya lapisan molekul. Proses adsorpsi fisik ini bersifat reversible dan reversibilitasnya

tergantung pada kekuatan tarik menarik anatara molekul adsorbat dengan molekul adsorben. Adsorpsi secara kimia terjadi jika senyawa kimia dihasilkan dari reaksi antar molekul adsorbat dan molekul adsorben. Proses ini membentuk lapisan molekul yang tebal dan bersifat irreversible. Untuk membentuk senyawa kimia diperlukan energy dan energy juga diperlukan untuk membalikan proses ini, sehingga proses adsorpsi kimia ini bersifat irreversible. Terdapat beberapa parameter khusus yang mempengaruhi proses adsorpsi dari senyawa organik, tergantung dari beberapa karakteristik senyawa organic tersebut, diantaranya

Konsentrasi Berat molekul Struktur molekul Tingkat kepolaran molekul Temperatur pH

Kecepatan adsorpsi merupakan hal yang terpenting dalam penentuan kapasitas adsorpsi suatu senyawa. Kecepatan untuk mencapai titik keseimbangan (equilibrium) tergantung pada beberapa faktor diatas, akan tetapi faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan kecepatan adsorpsi adalah lamanya waktu kontak antara adsorben dengan sorbatnya. Pengolahan limbah cair industri tekstil dapat dilakukan secara kimia, fisika, biologi ataupun gabungan dari ketiganya.Pengolahan secara kimia dilakukan dengan koagulasi, flokulasi dan netralisasi. Proses koagulasi dan flokulasi dilakukan dengan penambahan koagulan dan flokulan untuk menstabilkan partikel-partikel koloid dan padatan tersuspensi membentuk gumpalan yang dapat mengendap oleh gaya gravitasi. Proses gabungan secara kimia dan fisika seperti pengolahan limbah cair secara kimia (koagulasi) yang diikuti pengendapan lumpur atau dengan cara oksidasi menggunakan ozon. Pengolahan limbah cair secara fisika dapat dilakukan dengan cara adsorpsi, filtrasi dan sedimentasi. Adsorpsi dilakukan dengan penambahan adsorban, karbon aktif atau sejenisnya. Filtrasi merupakan proses pemisahan padat-cair melalui suatu alat

penyaring (filter). Sedimentasi merupakan proses pemisahan padat-cair dengan cara mengendapkan partikel tersuspensi dengan adanya gaya gravitasi. Pengolahan limbah cair secara biologi adalah pemanfaatan aktivitas mikroorganisme menguraikan bahan-bahan organik yang terkandung dalam air limbah. Dari ketiga cara pengolahan diatas masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pengolahan limbah cair secara kimia akan menghasilkan lumpur dalam jumlah yang besar, sehingga menimbulkan masalah baru untuk penanganan lumpurnya. Oksidasi menggunakan ozon selain biaya tinggi juga tidak efektif untuk mereduksi sulfur yang ada di dalam limbah. Penggunaan karbon aktif dalam pengolahan limbah yang mengandung zat warna menghasilkan persen penurunan zat warna tinggi, tetapi harga karbon aktif relatif mahal dan juga akan menambah ongkos peralatan untuk regenerasi karbon aktif tersebut. Proses pengolahan limbah cair secara biologi adalah salah satu alternatif pengolahan yang sederhana dan ekonomis. Pada proses ini tidak diperlukan bahan kimia seperti pada proses koagulasi sehingga biaya operasinya relatif lebih rendah. Pengolahan limbah cair secara biologi ini dapat dikategorikan pada pengolahan limbah secara anaerobik dan aerobik atau kombinasi keduanya.Namun sampai sekarang ini pengolahan dengan sistem lumpur aktif tidak efisien untuk menghilangkan warna dari efluen industri tekstil.bahwa penghilangan warna dari antrakuinon dan azo pada sistem ini sangat kecil. Meskipun penelitian yang lain menunjukkan bahwa mikroorganisme aerobik strain tertentu dapat beradaptasi untuk mendegradasikan zat warna azo sederhana. Jamur juga dapat digunakan untuk mengolah limbah industry tekstil.Jamur lapuk putih memproduksi enzim-enzim pendegradasi lignin yang non-spesifik, yang dapat mendegradasi berbagai jenis zat pengotor organik, termasuk zat warna tekstil.Enzimenzim yang diproduksi oleh jamur lapuk putih mengkatalis penguraian zat warna tekstili menggunakan mekanisme pembentukan radikal bebas. Metode ini sangatlah murah apabila ditinjau dari kelayakan ekonominya, dan yang paling penting, molekul zat warna dalam limbah dapat direduksi secara efektif menjadi komponen yang tidak berbahaya, bukannya malah turut memproduksi bahan kimia yang berbahaya atau zat padat yang menimbulkan permasalahan pembuangan lebih lanjut. Karena seperti yang temanteman ketahui enzim merupakan protein, yang di alam dapat dengan mudah diuraikan menjadi asam amino. Degradasi Zat Warna

Tekstil dengan Sistem Anaerobik Limbah cair industri tekstil dari proses pewarnaan mengandung warna yang cukup pekat. Zat warna ini berasal dari sisa-sisa zat warna yang tak larut dan juga dari kotoran yang berasal dari serat alam.Warna selain mengganggu keindahan, mungkin juga bersifat racun dan sukar dihilangkan. Perombakan zat warna ini berawal dari penemuan hasil metabolisme hewan mamalia yang diberi makanan campuran zat warna azo.Zat warna azo yang masuk ke dalam pencernaan hewan ini direduksi oleh mikroflora yang berada di dalam saluran pencernaan pada kandisi anaerobik.Ikatan azo yang direduksi ini menghasilkan produk samping (intermediat) yaitu turunan amino azo benzen yang dikhawatirkan karsinagen. Meyer (1981) menjelaskan bahwa reduksi azo dikatalisa aleh enzim azo reduktase di dalam liver sama dengan reduksi aza aleh mikroorganisme yang ada di dalam pencemaan pada kandisi anaerobik. Dari hasil penelitian-penelitian inilah berkembang penelitian lanjutan perombakan zat warna secara anaerobik.Selanjutnya biadegradasi zat warna dengan kandisi anaerobik ini cukup patensial untuk merombak zat warna tekstil. Perlakuan secara anaerobik pada dasarnya sebagai pengalahan pendahuluan untuk limbah cair yang mengandung bahan organik tinggi dan sukar untuk didegradasi. Pada proses anaerobik terjadi pemutusan molekul-molekul yang sangat kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana, sehingga mudah terbiadegradasi oleh proses aerobik menjadi CO2, H2O, NH3 dan Biomassa.

Anda mungkin juga menyukai