Anda di halaman 1dari 2

Daftar PustakaHolman, J.P. 1994. Perpindahan Kalor Edisi 6 . Jakarta : Erlanggahttp://www.rpi.edu/dept/chem-eng/Biotech-Environ/IMMOB/stirredt.htm diakses tanggal 9Mei 2011http://www.angelfire.com/ak5/process_control/stirred.

html diakses tanggal 9 Mei 2011http://www.scribd.com/doc/46208685/Stirred-Tank2 diakses tanggal 9 Mei 2011Kepala Seksi Laboratorium Pilot Plant. 2011. Penuntun Praktikum Pilot Plant . Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang

Pada praktikum ini, diamati pengaruh kecepatan pengadukan pada perpindahan panas dalam tangki berpengaduk dan berjaket dengan sistem batch untuk masing kecepatan pengaduk yaitu 80, 90 100, dan 110 rpm. Cairan yang dipanaskan berupa air ledeng dalam tangki tersebut dengan volume pada masing-masing RUN sebesar 100 L (100 kg) dan temperatur operasi dijaga 60 o C. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi pengurangan jumlah cairan dalam tangki tersebut sehingga parameter jumlah cairan tidak mempengaruhi dalam perpindahan panas yang dilakukan. Media pemanas yang digunakan adalah air yang dipanaskan dengan steam dengan temperatur ketika masuk jaket dikendalikan pada 60 o C

sebagai nilai acuan (set point). Tangki tersebut dselimuti dengan jaket dimaksudkan agar tidak ada kehilangan panas ke lingkungan. Untuk mengatahui seberapa besar panas yang dipindahkan dari air dalam jaket atau yang diserap oleh cairan (air) dalam tangki maka digunakan parameter suhu. Suhu air dalam tangki diukur, begitu juga suhu air pemanas masuk dan keluar jaket. Perbedaan suhu antara suhu air dalam tangki dan air masuk jaket (T1-t) diplotkan terhadap waktu samapi waktu tertentu dan beda suhunya mendekati nol atau sama dengan nol. Dari data-data praktikum yang di peroleh didapat pengaruh hubungan kecepatan putaran pengaduk terhadap lamanya perpindahan panas yang terjadi yaitu semakin cepat pengdukan yang dilakukan maka akan semakin cepat pula perpindahan panas yang terjadi (cepat menacapai keadaan set point), seperti terlihat dalam grafik hubungan T (T1-t) Vs Waktu pada masing-masing kecepatan putaran pengaduk (agitator). Hal ini disebabkan karena dengan adanya pengadukan yang semakin cepat maka perpindahan panas pun akan semakin cepat homogen dan sudah tentu lajunya pun akan semakin cepat. Disamping itu juga dengan adanya pengadukan maka kluas permukaan kontak untuk perpindahan panas semakin besar. Kesimpulan 1. Semakin cepat putaran pengaduk maka semakin besar perpindahan panas yang terjadi pada waktu tertentu. 2. Pengadukan dapat memperbasar luas kontak perpindahan panas pada cairan.

Daftar Pustaka 1. Job sheet praktikum Tangki Berpengaduk, Laboratorium Pilot Plant. Jurusan Teknik Kimia. Politeknik Negeri Bandung. 2000. Geankoplis, Christie J. Transport Process and unit Operation. Prentice Hall. Third edition.

2.

Anda mungkin juga menyukai