Anda di halaman 1dari 2

Ankilosing spondilitis Ankilosing spondilitis atau reumatoid spondilitis adalah penyakit inflamasi kronis yang bersifat umum, terutama

mengenai sendi-sendi tulang belakang dan sendi sakro-iliaka. Pada kelainan kadang-kadang terjadi osfikasi sendi/tulang sekitar sendi ankilosis tulang. Insidens Penyakit ini terutama mengenai kelompok umur 15-25 tahun dan 2-10 kali lebih banyak pada pria dibanding wanita. Dilaporkan sebanyak 0,2 % dari orang eropa menderita ankilosing spondilitis dan pada orang jepang dan negro insidensinya lebih rendah. Etiologi Faktor predisposisi genetik memegang peranan penting pada ankilosing spondilitis. Penyakit ini sering ditemukan pada kelompok keluarga dengan HLA B-27, meskipun demikian tidak setiap orang dengan HLA B-27 menderita ankilosing spondilitis sehinggan diduga ada faktor pemicu lainnya. Penyakit ini sering terjadi bersama dengan penyakit saluran pencernaan (kolitis ulseratif) dan saluran kemih (penyakit Reiter). Patologi dan patogenesis Ada dua kelainan yang terjadi, yaitu: 1. Sinovitis pada sendi diatrodial

2. Inflamasi pada hubungaan fibro-oseus dari sindesmosis sendi dan tendo Sinovits sendi sakroiliaka dan permukaan sendi intervertebral menyebabkan destruksi tulang rawan dan tulang peri-artikuler. Tidak jarang sendi kostovertebral juga terkena dan menyebabkan perubahan pada saat inspirasi dalam. Perubahan patologis terjadi dalam tiga tahap yaitu: 1. Terjadi inflamasi disertai infiltrasi sel-sel bulat. Selanjutnya terjadi pembentukan jaringan granulasi dan erosi pada tulang yang berdekatan. 2. Jaringan granulasi yang berbentuk selanjutnya akan digantikan oleh jaringan fibrosa. 3. Jaringan fibrosa akan mengalami osifikasi dan akhirnya terjadi ankilosis sendi. Gambaran klinis Ankilosing spondilitis biasanya ditemukan pada laki-laki muda dengan gejala awal berupa rasa nyeri yang tersamar pada tulang belakang mulai dari leher dan daerah dada dan berlangsung selama beberapa tahun. Nyeri terutama diarasakan pada pagi hari atau setelah istirahat dari aktivitas. Pada tingkat selanjutnya terjadi kekakuan pada tulang belakang

Anda mungkin juga menyukai