Anda di halaman 1dari 3

SINUSITIS Sinusitis adalah radang mukosa sinus aranasal.

Sesuai anatomi sinus yang terkena, dapat dibagi menjadi sinusitis maksila, sinusitis etmoid, sinusitis frontal, dan sinusitis stenoid. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal, disebut pansinusitis. Yang paling sering ditemukan ialah sinusitis maksila, kemudian sinusitis etmoid, sinusitis frontal dan sinusitis sfenoid. Pada anak hanya sinus maksila dan sinus etmoid yang berkembang, sedangkan sinus frontal dan sinus sphenoid belum. Sinus maksila disebut juga antrum High more merupakan sinus yang sering tetinfeksi, karena: (1) merupakan sinus paranasal yang terbesar, (2) letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran sekret (drenase) dari sinus maksila hanya tergantung dan gerakan silia, (3) dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris), sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila ,(4) ostium sinus maksila terletak di meatus rnedius, di sekitar hiatus semilunaris yang sernpit, sehingga mudah tersumbat. Klasifikasi Menurut Adams (1978), sinusitis dibagi menjadi (1) sinusitis akut, bila infeksi beberapa han sampai beberapa minggu, (2) sinusitis subakut, bila infeksi beberapa minggu sarnpai beberapa bulan, (3) sinusitis knonis bila infeksi beberapa bulan sampai bebenapa tahun. Menurut Cauwenberge (1983) disebut sinusitis knonis, apabila sudah lebih dari 3 bulan Tetapi apabila dilihat dan gejalanya, maka snusitis dianggap sebagai sinusitis akut bila terdapat tanda-tanda radang akut. Dikatakan sinusitis subakut, bila tanda akut sudah reda dan perubahan histologik mukosa sinus masih reversibel dan disebut sinusitis kronik, bila perubahan histologik mukosa sinus sudah irevensibel, misalnya sudah benubah menjadi janingan granulasi atau polipoid. Sebenarnya klasifikasi yang tepat ialah berdasarkan pemeriksaan histopatologik, akan tetapi pemeniksaan inii tidak nutin dikerjakan. SINUSITIS AKUT Penyakit mi dimulai dengan penyumbatan daerah kompleks ostiomeatal oleh infeksi, obstruksi mekanis atau alergi. Selain itu juga dapat merupakan penyebanan dan infeksi gigi.

Etiologi Penyebab sinusitis akut ialah (1) Rinitis akut (2) infeksi faring, seperti faningitis, adenoiditis, tonsilitis akut (3) infeksi gigi molar M1, M2 M3 atas, serta premolar P1 dan P2 (dentogen) (4) berenang dan menyelam (5) trauma, dapat menyebabkan perdarahan mukosa sinus paranasal (6) barotrauma. Faktor predisposisi Obstruksi mekanik, seperti deviasi septum, benda asing di hidung, polip santa tumor di dalam rongga hidung merupakan faktor predisposisi terjadinya sinusitis. Selain itu rinitis knonis serta rinitis alengi juga menyebabkan obstruksi ostium sinus. Sebagai faktor predisposisi lain ialah lingkungan berpolusi, udara dingin serta kering yang dapat menyebabkan perubahan pads mukosa dan kerusakan silia. Gejala subyektif Gejala subjektif dibagi dalam gejala sistemik dan gejala lokal. Gejala sistemik ialah demam dan rasa lesu. Lokal pada hidung terdapat ingus kental yang kadang-kadang berbau dan dirasakan mengalir ke nasofaring. Dirasakan hidung tersumbat, rasa nyeri di daerah sinus yang terkena, serta kadang dirasakan juga di tempat lain karena nyeri alih (referred pain). Pada sinusitis maksila nyeri di bawah kelopak mata dan kadang menyebar ke alveolus, sehingga terasa nyari di gigi. Nyeri alih dirasakan di dahi dan di depan telinga. Rasa nyeri pada sinusitis etmoid di pangkal hidung dan kantus medius. Kadang-kadang dirasakan nyeri di bola mata atau di belakangnya, dan nyeri akan bertambah bila mata digerakkan. Nyeri alih dirasakan di pelipis (parietal). Pada sinusitis frontal rasa nyeri terlokalisasi di dahi atau dirasakan nyeri di seluruh kepala. Rasa nyeri pada sinusitis sfenoid di verteks, oksipital, di belakang bola mata dan di daerah mastoid. Gejala obyektif Pada pemeriksaan sinusitis akut akan tampak pembengkakan di daerah muka. Pembengkakan pada sinusitis maksila terlihat di pipi dan kelopak mata bawah, pada sinusitis frontal di dahi dan kelopak mata atas, pada sinusitis etmoid jarang timbul pembengkakan,. kecuali bila ada komplikasi. Pada rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan edema. Pada sinusitis maksila,

sinusitis frontal dan sinusitis etmoid anterior tampak mukopus atau nanah di meatus medius, sedangkan pada sinusitis etmoid posterior dan sinusitis sfenoid nanah tampak ke luar dan rneatus superior. Pada rinoskopi posterior tampak mukopus di nasofaring (post nasal drip). Pada pemeriksaan transilurninasi, sinus yang sakit akan menjadi suram atau gelap. Pemeriksaan transiluminasi bermakna bila salah satu sisi sinus yang sakit,sehingga tampak lebih suram dibandingkan dengan sisi yang normal. Pemeniksaan radiologik yang dibuat ialah posisi Waters, PA dan lateral. Akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa atau batas cairan-udara (air fluid level) pada sinus yang sakit. Pemeriksaan mikrobiologik Pada pemeriksaan mikrobiologik dari sekret di rongga hidung ditemukan bermacam macam bakteri yang merupakan flora normal di hidung atau kuman patogen, seperti Pneumococcus, Streptococcus, Staphylococcus dan Haemophilus influenzae. Selain itu mungkin ditemukan juga virus atau jamur. Terapi Diberikan terapi medikamentosa berupa antibiotika selama 10-14 han, meskipun gejala kliniik teiah hilang. Antibiotika yang diberikan ialah golongan penisilin. Diberikan juga obat dekongestan lokal berupa tetes hidung, untuk memperlancar drainase sinus. Boleh diberikan analgetika untuk menghilangkan rasa nyeri. Terapi pembedahan pada sinusitis akut jarang diperlukan, kecuali bila telah terjadi komplikasi ke orbita atau initrakranial atau bila ada nyeri yang hebat karena ada sekret tertahan oleh sumbatan.

Anda mungkin juga menyukai