NamaMahasiswa NIM
Sasaran komunikasi : Fase orientasi Lingkungan : Lingkungan dalam keadaan tenang, berada di ruang tengah/ ruang makan bangsal Srikandi RSJ Grhasia DI Yogyakarta, posisi duduk mahasiswa dan klien berdampingan Deskripsi klien Tujuan interaksi Tanggal dan waktu : Penampilan klien dalam keadaan rapi, sudah mandi, rambut disisir : Melatih klien untuk mengontrol halusinasi dengan menghardik : Sabtu, 27 Oktober 2012 09.00 WIB Keterangan : Klien dengan diagnosa medis : Axis I : F.25.1 (Gangguan skizoafektif tipe depresif) d.d F.32.3 (Episode depresif berat dengan gejala psikotik) Axis II : Cend. Schizoid Axis III : Axis IV : Axis V : 31 40
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Penglihatan
Komunikasi verbal
Analisis berpusat pada perawat Perawat berusaha untuk memulai komunikasi dengan klien, dengan sikap terbuka dan assertif
Rasional
Klien mau diajak komunikasi dengan perawat dan mungkin bertanya dalam hati
Salam terapeutik merupakan awal pembuka dalam tindakan membina hubungan saling percaya (Intansari,2000)
P : Mbak M masih ingat dengan saya ? K : iya, aduh saya lupa mbakeh mbak diah ya
Kepercayaan dari klien merupakan hal yang mutlak serta akan memudahkan dalam melakukan pendekatan dan tindakan keperawatan kepada klien.
P : Mbak M, masih ingat tidak dengan janji kita kemarin untuk ngobrol-ngobrol? Gimana perasaan mbak hari ini? Apa yang mbak rasain? K : iya masih mbak, hari ini perasaan saya biasa saja mbak, banyak muncul pikiran yang aneh-aneh. P : Iya, Sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini saya akan mengajarkan mbak M untuk mengontrol suara-suara atau bisikan yang mbak M sering dengarkan, tetapi tidak ada wujud orangnya, yaitu dengan cara menghardik atau melawan suarasuara itu. Kita ngobrolnya selama 20 menit mbak ya. Mbak M boleh menceritakan apa saja sama saya,
Perawat berusaha untuk mengetahui keadaan klien saat ini dan mengidentifikasi kebutuhan klien yang belum terpenuhi
Ungkapan dari klien menunjukkan apa yang dibutuhkan dan dirasakan oleh klien
K : Menatap ke arah P
Kepercayaan dari klien merupakan hal yang mutlak serta akan memudahkan dalam melakukan pendekatan dan tindakan keperawatan kepada klien
apa yang mbak pikirkan dan rasakan. Saya akan menjaga kerahasiaannya. Apa mbak M setuju ? K : iya mbak, saya setuju
Fase Kerja `Komunikasi verbal Komunikasi non verbal Analisis berpusat pada klien P : Sebelumnya ada yang ingin mbak M tanyakan ? K : Iya, kenapa ya mbak saya kok sering muncul pikiran yang aneh-aneh? Saya bingung mbak P : Pikiran yang aneh bagaimana P : Bicara santai dan mbak? contohnya seperti apa ? jelas, mempertahankan P : Kontak mata, tetap rileks dan tenang Klien mengungkapkan apa yang dirasakan dan menanyakan hal yang K : menatap perawat,ada kontak mata, menjadi pikirannya Analisis berpusat pada perawat Perawat berusaha untuk mengidentifikasi apa yang menjadi pikiran klien Ungkapan dari klien menunjukkan apa yang dibutuhkan dan dirasakan oleh klien Rasional
kontak mata K : Apa sa/ya ini bukan anak ibu K : Raut wajah tampak saya ya mbak? Eh mbak enggak mbak, saya yang salah mbak, saya yang salah. Enggak mbak, saya nggak ada mikir seperti itu, saya salah ngomong mbak. P : Ya sudah, tidak apa-apa kalo mbak M belum mau cerita banyak, kita lanjutkan obrolan nya lagi ya. Apakah suara-suara yang tidak ada wujudnya itu masih muncul mbak? K : Tidak, Tadi malam tidak ada, K : menatap ke arah P terakhir saya dengar itu 2 hari yang lalu. bingung, memegang kepalanya
Klien mengingat apakah mendengar suara-suara atau bisikan yang tidak ada wujud orangnya
Tingkah laku klien terkait halusinasinya menunjukkan isi, waktu, frekuensi serta situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi
P : tetap tersenyum,
Perawat mengajarkan kepada klien cara untuk mencegah halusinasi agar tidak muncul lagi
Cara yang baru, memberikan piliham baru yang adaptif bagi klien
mencegah suara-suara itu muncul, bicara jelas dan santai yang pertama dengan menghardik. Kedua dengan melakukan aktivitas yang terjadwal, ketiga bercakap-cakap dengan orang lain, keempat minum obat yang teratur. Sekarang kita belajar cara yang pertama dulu ya mbak, yaitu dengan menghardik. Caranya seperti ini, saat suara-suara itu muncul, mbak M katakan pergi saya tidak mau dengar,saya tidak mau dengar lagi. Kamu itu palsu, kamu itu tidak nyata. Begitu ya mbak, diulang terus sampai suaranya tidak tedengar lagi. Nah sekarang coba mbak M peragakan.
K : kamu itu suara palsu, kamu tidak nyata, pergi pergi P : iya seperti itu mbak, sudah bagus ya mbak M. mau dicoba lagi ? K : pergi..pergi..kamu itu tidak ada
Klien bersedia dan tidak menolak permintaan perawat untuk memperagakan kembali
Perawat berusaha memotivasi klien untuk terus berlatih cara yang telah diajarkan
Klien akan memiliki rasa percaya diri dan usaha untuk terus berlatih supaya berhasil
cara menghardik
P : Ya bagus sekali, mbak M sudah bisa memperagakannya. Nanti terus dilatih berulang-ulang ya mbak
Fase Terminasi `Komunikasi verbal Komunikasi non verbal Analisis berpusat pada klien P : Bagaimana perasaan P : Duduk Klien mengungkapkan perasaannya setelah mencoba melatih cara mencegah halusinasi dengan menghardik K : Ya saya senang mbak, sudah lebih baik P : Kalau nanti suaranya muncul lagi, mbak M bisa mencoba cara yang saya ajarkan tadi. Kalau seperti itu, besok kita ngobrol-ngobrol lagi ya mbak, nanti saya ajarkan cara keduanya, yaitu dengan melaksanakan kegiatan yang sudah terjadwal. Bagaimana mbak M?apakah mbak mau ? K : Tersenyum, ada kontak mata Analisis berpusat pada perawat Perawat mengevaluasi perasaan klien setelah berlatih Rasional
mbak M setelah tadi mencoba berdampingan, tetap memperagakan cara menghardik? tersenyum dan kontak mata
Klien berusaha untuk melaksanakan rencana tindak lanjut yang dianjurkan oleh perawat
P : Besok kita ngobrol jam 9 ya, tempatnya disini saja bagaimana mbak M? K : ya mbak saya setuju
Klien menyetujui kontrak waktu yang ditawarkan dan bersedia mengikuti pertemuan selanjutnya