Anda di halaman 1dari 28

ANATOMI & HISTOLOGI

TULANG ORBITA 7 tulang yang membentuk kavum orbita adalah : 1. Os. Maxillaris 2. Os. Zygomaticum 3. Os. Frontalis 4. Os. Ethmoidales 5. Os. Lacrimalis 6. Os. Sphenoidales 7. Os. Palatina Dinding superior cavum orbita : 1. Bag. Orbita os. Frontalis 2. Os. Sphenoidales Dinding medial cavum orbita : 1. Os. Maxillaris 2. Os. Lacrimalis 3. Os. Ethmoidales 4. Os. Sphenoidales Dasar cavum orbita : 1. Os. Maxillaris 2. Os. Zygomaticum 3. Os. Palatina Dinding lateral cavum orbita : 1. Os. Zygomaticum 2. Os. Sphenoidales lamina mayor BULBUS OKULI (sclera, kornea, koroid, COA, lensa, COP, retina) MATA ADNEKSA MATA (palpebra, aprts. Lakrimal, konjunctiva)

BULBUS OKULI Dindingnya terdiri dari 3 lapisan 1. Tunica Fibrosa : Kornea Sklera

2. Tunica Vasculosa :

3. Tunica Sensoris (Interna)

Choroid Corpus Ciliaris Iris Retina

SCLERA Lapisan purih yang dapat terlihat dari anterior Meliputi 5/6 bagian posterior Diselimuti conjunctiva di bagian anterior Ditembus oleh beberapa pembuluh darah dan saraf termasuk N. II di bagian posterior Tempat perlekatan tendo dari otot-otot ekstrinsik bola mata Permukaan luar dilapisi olehfascial shealth Permukaan dalamnya melekat pada choroid Avascular KORNEA Tempat masuk cahaya ke dalam bola mata Lanjutan dari sclera di anterior Transparant Menutupi 1/6 anterior permukaan bola mata

Avascular Terdiri dari 5 lapisan 1. Ep. Berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk lapisan yg bisa regenerasi 2. Membrane Bowman 3. Substansia Propia / Stroma lapisan paling tebal 4. Memb. Descement 5. Lap. Endotel kornea lapisan yg tidak bisa beregenrasi Limbus kornea : daerah peralihan kornea dgn sclera 1. Ep. Konjunctiva bulbi 2. Jar. Ikat kon. Bulbi 3. Stroma limbus : pemb darah + limfe 4. Kanal schlemm 5. Jar. Trabekular CHOROID Membentuk 2/3 lapisan posterior vasculosa Tipis Kaya pembuluh darah : P. darah kecil retina P. darah besar perifer Lapisan pigmentasi Bag luar melekat pada choroid, dalam dengan retina CORPUS CILLIARIS Perpanjangan tepi anterior choroid Struktur triangular shape: antara corpus dan iris M. Cilliaris Mengandung otot polos longitudinal, circular dan radial Dikontrol oleh parasimpatis N.III Kontraksi ukuran cincin corpus cilliaris mengeciltegangan lig. Suspensorium menurunlensa mencembungakomodasi lensa untuk melihat dekat Processus Cilliaris Proyeksi longitudinal dari permukaan dalam corpus silliaris Keluar serabut zonular yang melekatkan lensa ke bola mata (lig. Suspensorium lensa = zonula cilliaris zinii) IRIS Circular Perpanjangan corpus cilliaris Bag. Berwarna dr mata karena mengandung lapisan berpigmen

Yang membuka ditengahnya disebut pupil Terdapat 2 musculus : 1. M. Sfingter Pupilae 2. M. Dilatator Pupilae

RETINA Bagian fundus terdiri dari : 1. Macula Lutea : lateral dr blind spot 2. Fovea Centralis : cekungan kecil di posterior retina yang berisi hanya sel kerucut saja 3. Optic disc : tempat masuk N.II ke bola mata. Disebut blind spot karena tidak terdapatnya photoreceptor Lapisan pada retina, terdiri dari 10 lapissan: 1. Lap. Epitel pigmen retina 2. Lap. Batang dan kerucut 3. Memb. Limitan eksterna 4. Lap. Inti luar 5. Lap. Plexiform luar 6. Lap. Inti dalam 7. Lap. Plexiform dalam 8. Lap. Sel ganglion 9. Lap. Serat daraf 10. Memb. Limitan Interna LENSA Memisahkan 1/5 anterior bola mata dan posteriornya Transparent Dilekatkan sekelilingnya ke otot dinding bola mata (m. cilliaris) oleh zonula cilliaris zinii bisa berubah untuk refraksi mata (daya akomodasi) CAMERA OCULLI Terbagi menjadi 2 bagian : 1. Camera oculi anterior : area yang terletak tepat di posterior kornea dan anterior iris 2. Camera oculi posterior : area yang terletak tepat di posterior iris dan anterior lensa Kedua kamera berhubungan melalui pupil Diisi oleh Aqueous humor AQUEOUS HUMOR Diproduksi oleh permukaan dalam pros. Cilliaris Mensuplai nutrisi untuk kornea yang avaskuler, lensa, dan sebagian retina Mekatur tekanan intraokuler

Diabsorbsi oleh sinus venosus ( Canalis Schlemm)

VITREUOUS HUMOR Mengisi 4/5 posterior bola mata. Dari lensa ke retina Disebut juga corpus vitreous Diisi dengan substansi gelatinous, transparan Tidak dapat diganti

ADNEKSA MATA PALPEBRA Melindungi permukaan bola mata Lapisannya : - Kulit - Jar. Sub kutan - Otot volunteer - Septum orbita - Tarsal - Konjunctiva KONJUNCTIVA Selaput tipis yg menutup seluruh permukaan posterior palpebra superior dan inferior Fornix konjunctiva sup dan inf merupakan ekstensi dari sakus konjunctiva APARATUS LAKRIMALIS Menjaga permukaan dengan air mata Terdiri dari glandula(superolateral bolamata) dan duktus lakrimalis PERDARAHAN Arteri yang menyuplai stuktur dalam orbita A. Opthalmica (cab. A. Carotis Interna) Cabang A. Ophtalmica : - A. Lacrimalis - A. Centralis Retina : Berjalan dgn N. Opticus dan masuk ke lapisan coroid - A. Ciliaris Posterior Longus : Masuk ke sclera melalui bag. Medial dan lateral N. Opticus diteruskan ke anterior coroid untuk beranastomosis dg A. Ciliaris Anterior - A. Ciliaris Posterior Brevis : Cabang A. Opthalmica Menembus sclera, mengelilingi N. Opticus dan masuk ke lapisan coroid - A. Ciliaris Anterior : Menyuplai otot yg melekat pada sklera

- A. Muscularis - A. Supraorbitalis - A. Ethmoidalis Posterior - A. Ethmoidales Anterior - A. Palpebralis Medial - A. Nasalis Dorsalis - A. Supratrochlearis Vena Orbita, yg utama : - V. Ophtalmica Superior - V. Ophtalmica Inferior Venous drainage bola mata - Berhubungan dgn drainase koroid - Melibatkan 4 vena besar - Vena ini keluar dr sclera dr tiap kuadrant posterior bola mata dan masuk ke V. Ophtalmica Superior dan Inferior - Juga V. Centralis retina, yg berjalan bersama dgn A. Centralis Retina

PERSARAFAN Saraf dan pembuluh darah masuk melalui foramina dan fiscura - Foramina optikus * Tempat masuk N. Opticus dan A. Opthalmica - Fissura orbitalis superior * Tempat lewat cabang superior dan inferior N. III, N.IV, N.VI, cab. Lakrimalis, frontalis, nasolacrimalis N. V1 dan V. Opthalmica superior - Fisura orbitalis inferior * Tempat masuk N. V2 dan cab. Zygomaticum N. V2, A. Infraorbitalis dan V. Pterigeus - Foramen Infraorbitalis * Tempat masuk N. Infraorbitalis (cab N. V2) Persarafan yg sering dibahas pada mata : - N. III ( Oculomotorius) * M. Levator Palpebra : mengangkat palpebra * M. Rectus Superior * M. Rectus Inferior * M. Rectus Medialis * M. Obliquus Inferior * M. Sfingter Puppile * M. Ciliaris - N. IV (Throclearis) * M. Obliquus Superior

N. V1 (Trigeminus) * Sensoris Kornea nyeri N. VI (Abduscen) * M. Rectus Lateralis N. VII (Fascialis) * M. Orbicularis Oris * M. Dilatator pupile

OTOT MATA Dibagi menjadi 2 : 1. Otot Intrinsik mengontrol bentuk lensa dan ukura pupil M. Ciliaris parasimpatis N.III M. Sphincter pupile N.III M. Dilatator pupile simpatis N. VII 2. Otot Ekstrinsik Pergerakan bola mata atau membuka kelopak mata atas M. Rectus Superior M. Rectus Inferior M. Rectus Medialis M. Rectus Lateralis M. Obliquus Superior M. Obliquus Inferior Gerakan otot mata Abduksi (temporal)

Adduksi (medial)

Atas Bawah

: ;

M. Rectus Lateralis M. Obliquus Superior M. Obliquus Inferior M. Rectus Medialis M. Rectus Superior M. Rectus Inferior M. Rectus Superior M. Obliquus Inferior M. Rectus Inferior M. Obliquus Superior

FISIOLOGI
Sinar Masuk : Media Refraksi bekerja untuk meneruskan sinar agar dapat jatuh di retina(fovea centralis) Sinar Kornea Aqueous humor Lensa Vitreous humor Retina Akomodasi Penyesuaian daya bias mata terhadap jarak benda Objek dekat : - Kontraksi m. Cilliaris Zonula zinii relaksasi Lensa cembung - N. III, Parasimpatis Objek jauh : - Relaksasi m. Cilliaris Zonula zinii kontraksi Lensa memipih - Simpatis Triase akomodasi : miosis, lensa mencembung, konvergen Refleks Cahaya Langsung : Cahaya senter diarahkan pada satu mata miosis pupil Tidak Langsung : Cahaya diarahkan pd satu mata pupil mata sebelah ikut miosis Miosis Saraf parasimpatis kontraksi m. sfingter pupilae miosis Midriasis Saraf simpatis kontraksi m. dilatators pupilae midriasis Jaras Saraf Akson sel ganglion N. II Chiasma Opticum Traktus optikus Korpus Genikulatum latelaris traktus genikulocalcarina Lobus occipital area pengelihatan primer (broadman 17) & area penglihatan sekunder (broadman 18,19)

Keluhan Utama Pasien

PEMERIKSAAN MATA
PEMERIKSAAN VISUS Normal 6/6 Pembilang : jarak antara penderita dengan kartu snellen Penyebut : jarak yg tertera pd kartu snellen, yg menyatakan jarak yg seharusnya dapat dibaca 1. Kartu Snelen Pasien duduk jarak 5-6m dr kartu snellen, mata kanan ditutup terlebih dahulu Pasien menyebutkan angka, huruf, atau symbol Visus pasien adlh sesuai dgn angka yg tertera pd kartu snellen 2. Hitung Jari Periksa 1 mata dahulu dengan jarak 1 meter Jika pasien dapat melihat, mundurkan lagi 1 meter Bila pasien bisa menyebutkan angka pada jarak 1 meter visusnya adalah 1/60 3. Lambaian Tangan Dilakukan bila pasien tidak dapat menyebutkan dengan benar pada hitung jari Periksa salah satu mata dahulu dengan jarak 1 meter Pasien dapat menentukan arah lambaian visus 1/300 4. Lampu Senter Dilakukan bila pasien tidak dapat menentukan lambaian tangan Periksa salah satu mata Lampu sorot diarahkan ke mata, pada 4 kuadran Jika dapat melihat cahaya visus 1/~ Jika tidak dapat melihat visus 0 = buta UJI PINHOLE Dilakukan bila visus tidak mencapai 6/6 Untuk membedakan antara kelainan anatomis atau refraksi Pinhole diletakkan di depan mata pasien Jika ada perbaikan fisiologis, tidak ada perbaikan anatomis PEMERIKSAAN REFRAKSI Pemeriksaan dilakukan jika terdapat perbaikan pada uji pinhole Pinhole tetap atau visus 1/300 tidak dilakukan pemeriksaaan refraksi Pem. Dilakukan pada setiap mata Lensa sferis negative jika bertambah baik myopia lensa sferis negative yg dpt memberikan tajam penglihatan terbaik

Lensa sferis negative buram lensa positif pengelihatan membaik hipermetropia lensa sferis positif tebesar yg dpt memberikan tajam pernglihatan terbaik Lensa sferis positif dan negative visus tidak 6/6 astigmatisme Lihat kipas astigmat untuk melihat aksis (garis yg paling jelas)

KARTU JAEGER Umumnya : - 40thn + 1.00 - 45thn + 1.50 ,dst PUPIL DISTANCE Jarak sentral kedua pupil Cahaya diarahkan dari 30cm kea rah pangkal hidung, pasien melihat ke sumber sinar, lihat pantulan cahaya pada tengah pupil Hitung berapa jarak antara kedua pantulan untuk PD dekat PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG Pemeriksaan dilakukan pada seluruh kuadran Normal : 50o Superior 70o Inferior 60o Nasal 90o Temporal PEMERIKSAAN OBYEKTIF 1. Inspeksi Cilia Pertumbuhannya? Arah tumbuhnya? Palpebra Lihat apakah ada kelainan? Tanda radang 2. Pemeriksaan dengan flash light, binoculair loupe Conjunctiva palpebra superior & inferior Conjunctiva fornices Conjunctiva bulbi Sklera : normal putih Kornea : normal transparan, avaskular PEMERIKSAAN KORNEA 1. Fluorescein Test Pemeriksaan dengan cairan fluorescein 3% Mengetahui adanya : infiltrate, erosi, ulkus pada kornea

+ Fluorescein : epitel yg rusak akan menyerap warna hijau 2. Placido Test Memeriksa permukaan kornea Normal : bayangan lempeng terlihat pada kornea PEMERIKSAAN COA Normal : jernih, kedalaman cukup Abnormal : COA dangkal glaukoma COA dalam afakia COA keruh irridocyclitis PEMERIKSAAN IRIS Warna : coklat kehitaman (sesuai pigmen) Kriptae : pada oedema kripta menghilang Perdarahan : Rubeosis Iridis Perlekatan : Synekia Anterior ( dengan kornea) Synekia Posterior ( dengan lensa) PEMERIKSAAN PUPIL Diameter ka & ki : isokhor Refleks Cahaya : direk / indirek Lebar pupil : 2-3mm Lebar : glaucoma sudut tertutup setelah pemberian pilokarpin Sempit : iridosiklitis dengan sinekia posterior PEMERIKSAAN LENSA Kekernihan dan letaknya Normal : jenih, letak dibelakang iris PEMERIKSAAN FUNDUSCOPY Yang harus dinilai : 1. Papila N. Optici : warna, besar, bentuk, batas Normal (kemerahan, bundar, batas tegas) 2. Makula Lutea = Fovea Centralis :Kecemerlangan, Perbandingan A : V Normal ( A:V= 2:3) 3. Retina : ketebalan, pigmen, ada eksudat/perdarahan

PEMERIKSAAN KHUSUS UNTUK GLAUKOMA


PEMERIKSAAN TEKANAN BOLA MATA Dilakukan dengan 3 cara : 1. Digital (Palpasi) 2. Kontak : Tonometri Schiotz Tonometri Aplanasi 3. Non Kontak : Air puff Cara pemeriksaan : 1. Digital / Palpasi Pasien diminta untuk melirik ke bawah, dagunya tetap lurus Pemeriksa menggunakan kedua jari telunjuk menekan bola mata secara bergantian Bandingkan dengan tekanan bola mata pemeriksa Intepretasi N : Normal N+1 : Tinggi (penekanan teraba keras) N+2 : Sangat Tinggi N-1 : Rendah (penekanan teraba lunak) 2. Tonometri Schiotz Pasien diminta berbaring telentang tanpa bantal Diteteskan anestesi local pada matanya Pasien diminta memandang ke satu titik tepat diatasnya Pemeriksa membuka kelopak mata pasien Sebelum meletakan tonometri pada kornea, tonometri harus dibersihkan dengan alcohol Tonometri diletakan tegak lurus diatas kornea Membaca simpangan jarum tonometri Cocokan dengan hasil pada table Angkat tonometri dan bersihkan dengan alcohol Normal 5/5.5 7/7.5 10/10.5 15/15 =17,3 mmHg TIO tinggi : angka skala kecil 3. Aplanasi Goldman Diperlukan splitman, angka lebih akurat TIO normal : 15-20 mmHg TIO tinggi : 24,4 mmHg TIO high normal : 22 mmHg TIO siklus diurnal : pagi tinggi, siang rendah, malam tinggi

PEMERIKSAAN SUDUT COA GONIOSKOPI Pemeriksaan menggunakan slitlamp, gonioskopi ditempelkan pada kornea Fungsi : melihat sudut COA tertutup / terbuka / synekia Intepretasi normal 40o

FUNDUSCOPY Idem LAPANG PANDANG Idem TES KONFRONTASI dilakukan jika diagnosis glaucoma meragukan 1. Glaukoma Sudut Terbuka Tes minum air Minum 1L / 5 menit kenaikan TIO 8mmHg Glaukoma + Pressure Congestion Test Tensi di ketinggian 50-60mmHg selama 1 menit Kenaikan TIO 9mmHg Minum Air + Pressure Congestion Peningkatan 11mmHg Glaukoma + Steroid Dexamethasone tetes 2minggu peningkatan 8mmHg 2. Glaukoma Sudut Tertutup Tes kamar gelap Duduk 1 jam di kamar gelap pupil midriasis TIO naik 11mmHg Membaca huruf kecil Membaca huruf kecil 45mnt naik TIO 10-15mmHg Sujud Sujud selama 1 jam naik TIO 8-10mmHg

GLAUKOMA

Definisi

Keadaan dimana tekanan bola mata meninggi. Tekanan bola mata ditentukan oleh Humor Aquos Terjadi karena ketidak seimbangan antara kecepatan sekresi dgn kecepatan reabsorbsi TIO > 20 mmHg Penyebab kebutaan nomor 2 di Indonesia 2% dari orang yang berusia 40 tahun keatas

Epidemologi :

Faktor Predisposisi 1. Usia 40thn>> : degenerasi, sklerosis trabekular 2. Herediter : sudut COA sempit 3. Suku bangsa 4. Diabetes : neovaskularisasi di iris(rubeosis iridis)trabekular tertutup 5. Miopia : sudut COA lebih sempit krn lensa tebal, bola mata lbh besar, mudah midriasis, penebalan m. scilliaris 6. Tek. Darah : mempengaruhi peningkatan TIO 7. Penggunaan obat-obat an kortikosteroid : efek dr penggunaan steroid meningkatkat TIO ?

Anatomi Sudut Filtrasi Sudut filtrasi terletak di limbus cornea dengan batas : Schwalbe line Trabecula - Corneo- sclera - Uvea - Lig. Pectinatum rudimenter - Schwalbe line Canalis schlemm 0,75 mm ke posterior

Fisiologi Aqueous Humor Tekanan intraocular ditentukan oleh kecepatan pembentukan aqueous humor dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata.

Komposisi Aqueous Humor Aqueous humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan belakang. Volumnya sekitar 250 L dan kecepatan pembentukannya, yang memiliki variasi diurnal adalah 2,5 L/mnt. Tekanan osmotiknya sedikit lebih tinggi dibandingkan plasma. Komposisi aqueous Humor serupa dengan plasma, kandungannya berupa konsentrasi askorbat (vit.C), piruvat, dan laktat yang lebih tinggi, serta protein, glukosa, urea yg rendah Pembentukan dan Aliran Aqueous Humor Aqueous humor diproduksi oleh corpus ciliare. Ultrafiltrat plasma yang dihasilkan di stroma prosesus ciliares dimodifikasi oleh fungsi sawar dan prosesus skretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke bilik mata depan, aqueous humor mengalir melalui pupil ke bilik mata depan lalu ke trabekular di sudut bilik depan. Selama itu terjadi pertukaran diferensial komponen aqueous dengan darah di iris. Aliran Keluar Aqueous Humor Anyaman trabekular terdiri atas berkas jaringan kolagen dan elastic yang dibungkus oleh sel-sel trabekular, membentuk suatu saringan dengan ukuran pori-pori yg semakin mengecil sewaktu mendekati kanal Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui inersinya ke dalam anyaman trabekular memperbesar ukuran pori-pori di anyaman tersebut sehingga kecepatan aliran drainase aqueous humor juga meningkat. Aliran aqueous humor ke dalam kanal Schlemm bergantung pada pembentukan saluran2 transeluler siklik di lapisan endotel. Saluran eferen dari kanal Schlemm menyalurkan cairan ke dalam sistem vena. Sejumlah kecil aqueous humor keluar dari mata antara berkas otot siliaris ke ruang suprakoroid dank e dalam sistem vena corpus ciliare, koroid dan sclera. Corpus Ciliaris COP Pupil COA angulus iridocornealis canal Schlemm Trabeculum Sistem Vena

Triase Glaukoma Tekanan intraokuler meningkat Penggaungan dan atrofi N. II Defek campus visi Patofisiologi Glaukoma Patofisiologi peningkatan TIO (bersadarkan etiologi masing2) Patofisologi penurunan visus Mekanisme utama penurunan penglihatan adalah apoptosis sel ganglion retina yg menyebabkan penipisan sel saraf dan lapisan inti dalam retina serta berkurangnya akson di nervus optikus. Diskus optikus menjadi atrofik disertai pembesaran cawan optic. Patofisiologi lapang pandang menurun TIO meningkat optic disk tertekan N.II tertekan pada bag. Perifer penurunan lapang pandang di mulai dr bag, perifer Patofisiologi Pusing TIO meningkat penekanan terhadap bola mata otot mata ikut tegang menekan saraf disekitarnya penjalaran pusing

Patofisiologi Nyeri TIO meningkat penekanan ke arah kornea N. V1 (reseptor nyeri) nyeri Patofisiologi Mual TIO meningkat merangsang saraf nyeri N. V1 terjadi persilangan di medulla oblongata(??) dengan N. X bag faring reseptor muntah terangsang Patofifologi Melihat Halo TIO meningkat udema kornea karena pompa endotel tidak bekerja dengan baik pembiasan cahaya terganggu pasien melihat halo

Pembagian Glaukoma 1. Primer Glaukoma Sudut Terbuka - Glaukoma sudut terbuka primer - Glaukoma sudut terbuka tekanan normal Glaukoma Sudut Tertutup, yg dibagi menjadi beberapa stadium : 1. Fase Prodormal 2. Fase Akut Glaukoma Kongestif Kronik Glaukoma Absolut, yg dibagi menjadi bbrp fase : 1. Fase Prodorma (Nonkongestif) 2. Fase Glaukoma Akut (Kongestif) 2. Sekunder Kornea COA Pupil Lensa Corpus vitreum Retina Trauma Operasi 3. Kongenital

GLAUKOMA SUDUT TERBUKA 1. Penting : Diagnosa dini sukar Penyakit tenang Keluhan sedikit Terasa bila sudah lanjut dan campus sudah sempit 2. Etiologi : Sudut COA terbuka Penebalan dan sklerosis trabekula + canalis schlemm (degenerasi) Pleksus vena intrasclera (sklerosis) 3. Faktor Predisposisi : 40 tahun >> Herediter 4. Patofiologi : Sklerosis aliran keluar h. aqueous terhambat peningkatan TIO

5. Gejala : Keluhan : penglihatan kabur Mata tenang Tdk ada tanda kemerahan Penglihatan menurun 6. Pemeriksaan : Visus menurun tanpa bisa dikoreksi TIO ga gitu tinggi, peningkatan <30mmHg Injeksi Silier Kornea jernih COA dalam Pupil tampak normal Cupping papil N.II Tonometri tek. Naik Campimetri campus visual mengecil Funduscopy excavation glaucoma 7. DD Lihat tabel mata tenang visus turun 8. Terapi : Terapi seumur hidup : disiplin, terus-menerus, teratur, control Medikamentosa : 1. Terapi Lini Pertama Parasimpatomimetik miotikum meningkatkan outflow Ex : pilocarpin, esserin(alergi pilokarpin) KI : mual, muntah, 2. Simpatomimetik menurunkan produksi h. aqueous Ex : epinefrin 3. Beta bloker menurunkan produksi h. aqueous Ex : timolol maleat 0,25%, 0,5%, betasolol pd kelainan jantung paru KI : asma, hipotensi 4. Carbonic Anhidrase menurunkan produksi h. aqueous Ex : Acetazolamide 250mg Pengobatan : satu2, kombinasi Operasi yg sering digunakan : (lainnya jarang) 1. Iridenclesis Prinsip : membuat fistula utk keluar h. aqueous 2. Trabekulektomi filtrasi lancar Indikasi : TIO tetap > 22mmHg Campus menurun Visus menurun

Pengobatan tidak berhasil 9. Prognosis Bonam jika diatasi segera, dan pasien harus kooperatif untuk selalu mengkonsumsi obat karena penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Pengobatan disini bertujuan untuk mengontrol agar TIO tidak meningkat dan menjaga agar mata tetap vital.

GLAUKOMA LOW TENSION TIO tetap normal tetapi terdapat atrofi papil, dan penggaungan N.II

GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP 1. Faktor Predisposisi Anatomis : Bulbus oculi pendek (hipermetropi) Tumbuhnya lensa > COA Kornea kecil Tebalnya iris Sudut COA sempit aliran h. aqueous dari COP-COA terhambat blockade pupil 2. Faktor Predisposisi Fisiologis : COA sempit Akomodasi Iris maju Dilatasi pupil gelap Lensa letak lebih ke depan block pupil Kongesti badan siliar : Neurovaskular (nangis, jengkel) Penyakit trakto-respiritoir atas Operasi kepala Haid 3. Etiologi : Kenaikan mendadak dari tekanan intraokuler, yang disebabkan punutupan sudut COA yang mendadak oleh akar iris, sehingga menghalangi sama sekali keluarnya h. aqueous melalui trabekula, sehingga TIO meninggi menimbulkan gejala. 4. Fase Prodorma (Nonkongestif) Gejala : Penglihatan kabur Melihat halo (pelangi) Sakit kepala - 2 jam hilang Sakit/nyeri pada mata Kelemahan akomodasi Pemeriksaan :

Injeksi perikornea ringan karena penekanan pada uvea Kornea agak suram berkabut karena adanya edama COA dangkal Pupil sedikit melebar, RC lambat TIO meninggi 60-80mmHg Stadium ini diperhebat o/ adanya : insomnia, kongesti vena, gangguan emosi, banyak minum, penggunaan midriatika 5. Fase Glaukoma Akut (Kongestif) Gejala : lihat patof depan Sakit kepala hebat Ketajaman penglihatan menurun Muntah-muntah Sakit hebat dalam mata Halo Pemeriksaan : Palpebra : bengkak K. Bulbi : hyperemia kongestif, kemotis, injeksi silier, injeksi konjunctiva, injeksi episklera Kornea : keruh, insensitive krn tekanan pada saraf kornea COA : dangkal Iris : gbrn corak bergaris tidak nyata, krn edema, berwarna kelabu Pupil : melebar, lonjong, miring agak vertical, kadang midriasis total(krn penekanan pada N. II), kehijauan, RC laambat atau negative Pada stadium ini kornea sgt keruh krn adanya edema kornea sehingga pemeriksaan dalam mata sukar dilakukan. Pemeriksaan akan jelas bila fase ini sudah berlalu. Funduscopy : Penggaungan dan atrofi papil Tonometri : TIO Kongestif >> TIO Nonkongestif Tonografi : Outflow baik selama belum terdapat sinekia Gonioskopi : bergantung dgn TIO Komplikasi Staphyloma kornea Band keratopathy Bleb kornea ulkus phtysis bulbi 6. DD : Lihat tabel mata merah visus turun Acute Abdomen Gastritis 7. Terapi : Pada glaucoma sudut tertutup disarankan rawat inap

Pengobatan Lini Pertama : Beta bloker menurunkan produksi h. aqueous Ex : timolol maleat 0,25%, 0,5%, betasolol pd kelainan jantung paru KI : asma, hipotensi Fase Prodorma (Nonkongestif) Myoticum : pilokarpin 2-4% tiap 20-30mnt Acetazolamide 3 x 250 mg dieresis Operasi : iridektomi perifer Fase Glaukoma Akut (Kongestif) Myoliticum 2 x 24 jam Pilocarpin 2-4% tiap 5mnttiap jam Pilocarpin+eserin tiap 15mnt 6x tiapjam Acetazolamide IV jika muntah 500mg 4x250mg Obata hiperosmotik 1,5gr/kgBB Morphin 10-15 mg/IM Largactil 10-12,5mg/IM Infus manitol 1,5-3mg/kgBB Infus Ureum 30%/300cc Operasi Iridektomi Filtrasi Laser trabekuloplasty Laser gonioplasty Laser iridektomi 8. Komplikasi Sinekia Anterior Perifer Iris perifer melekat pada jalinan trabekel dan menghambat aliran humour akueus Katarak Lensa kadang-kadang membengkak, dan bisa terjadi katarak. Lensa yang membengkak mendorong iris lebih jauh ke depan yang akan menambah hambatan pupil dan pada gilirannya akan menambah derajat hambatan sudut. Atrofi Retina dan Saraf Optik Daya tahan unsur-unsur saraf mata terhadap tekanan intraokular yang tinggi adalah buruk. Terjadi gaung glaukoma pada papil optik dan atrofi retina, terutama pada lapisan sel-sel ganglion. Glaukoma Absolut Tahap akhir glaukoma sudut tertutup yang tidak terkendali adalah glaukoma absolut. Mata terasa seperti batu, buta dan sering terasa sangat sakit. Keadaan semacam ini memerlukan enukleasi atau suntikan alkohol retrobulbar.

Kebutaan GLAUKOMA KONGESTIF KRONIK 1. Definisi Uncontrolled atau Neglected Glaucoma Terjadi pada : 1. Glaukoma dgn pengobatan tidak adekuat 2. Glaukoma tanpa pengobatan 2. Gejala Penglihatan sudah buruk Pasien nampak tenang 3. Pemeriksaan Palpebra bengkak ringan Injeksi k. Bulbi + Perikornea tnp edema Kornea agak suram Pupil lebar sekali Sudut COA sempit TIO tinggi, namun lebih rendah drpd fase serangan akut. GLAUKOMA ABSOLUT 1. Definisi : Akhir dari glaucoma, dan berakhir dengan kebutaan Terjadi karena penanganan tidak adekuat pd stadium kronik 2. Gejala Buta total Mata seperti batu, krn TIO yg tinggi, buta dan terasa sakit sekali 3. Pemeriksaan Visus 0, mata batu Tanda kongesti Injeksi episklera dan Perikornea Kornea : jernih atau keruh oleh sel pigmen dr iris pd endotel, insensitive Pupil : lebar, warna hijau Iris : atrofi, tipis, kelabu COA : dangkal, injeksi + TIO meningkat Fundus : atrofi N.II 4. Terapi Alkohol retrobulber Cryotherapy Enucleasi Medikamentosa : idem

GLAUKOMA SEKUNDER I. Akibat Perubahan Lensa 1. Dislokasio lensa 2. Instumesensi lensa yg katarak (fakotopik) 3. Karena proses fakolitik dan fakotoksik pada katarak 4. Glaukoma kapsularis, krn terlepasnya kapsul lensa, maka jaringan kapsul lensa aini dpt menutupi trabekula, sehingga menghalani keluarnya h. aqueous dr bilik depan. 5. Katarak st. Imatur, pada katarak lensa menyembung sehingga maju ke depan dan terjadi blockade pupil shg sudut COA menyempit Akibat Perubahan Uvea 1. Uveitis Anterior Hiperemi Uveitis ante produksi h. aqueous TIO

II.

Sel radang&fibrin trabekula tertutup 2. Tumor yg cepat tumbuhnya (melanoma dr jar. Uvea) Penutupan sudut filtrasi atau penutupan v. vortikosa volume h. aqueous 3. Rubeosis Iridis Neovaskularisasi iris dr tronbosis v. sentralis retina, aeteriosklerosis, DM neovas menutupi trabekula III. Akibat Trauma 1. Hifema Perdarahan COA Menutupi jalan keluar h. aqueous 2. Kontusio Bulbi Perdarahn bag. Posterior mata TIO 3. Robeknya kornea atau limbus disertai prolaps iris Robekan menutup sudut bilik mata depan Akibat Operasi 1. Pertumbuhan epitel, yg masuk ke COA pada insis kornea atau sclera 2. Gagalnya pembentukan COA setelah operasi katarak. Jika hal ini dibiarkan akan tumbuh sinekhia anterior yg menetap 3. Setelak ekstraksi katarak dapat timbul uveitis menyebabkan perlengketan iris pd membrane hialoid timbul blockade pupil h. aqueous tdk dapat masuk ke COA iris terdorong ke depan menyebabkan gonosinekhia(sinekhia ante-poste) aliran cairan ke trabekula terhambat

IV.

V.

Neovaskularisasi 1. Diabetes Melitus, peningkatan gula darah menyebabkan rusaknya endotel sehingga memungkin terjadinya iskemi dan kebocoran. Pada kebocoran akan terbentuk infiltrasi Sedangkan pada iskemi kelamaan akan pecah dan terdapat bagian yg mengalami hipoksia, bagian yg mengalami hipoksia akan merangsang tumbuhnya neovaskularisasi. Neovaskularisasi pertama pada retina(PRD) lama kelamaan akan menjalar ke bagian iris. Sehingga neovaskularisasi dapat menutupi trabekular. Steroid Glaukoma Steroid TIO mudah meningkat Ischemia vascular outflow terhambat glaukoma TIO mudah meningkat terutama pd steroid tetes, shg pengobatan steroid tetes diperlukan pengawasan

VI.

Terapi pada glaucoma sekunder disesuaikan dengan causa nya GLAUKOMA KONGENITAL 1. Pembagian Glaukoma Kongential, menurut Schele : G. Infantum : dapat tampak pd waktu lahir atau pada umur 1-3 tahun dan menyebabkan pembesaran bola mata, karena dengan elatisitasnya bola mata membesar mengikuti peningkatan TIO G. Juvenile : didapatkan pd anak yg lebih besar 2. Keluhan : Fotofobia Lakrimasi Blefarospasme 3. Pemeriksaan : Diameter kornea besar 13-15mm Robekan membrane descement Pengeruhan difus pada kornea COA : dalam Iris : tremulans, menipis, atrofis Lensa : tertekan kebelakang Papil N. II : masih normal Peningkatan TIO 4. Patofisiologi : Hambatan outflow h. aqueous krn pada trabeculum dan membrane yg menutup sehingga filtrasi terhambat TIO meninggi

TIO tinggi sedangkan sclera masih tipis mudah meregang ke depan shg mata membesar dan kornea meregang(buftalmos) 5. Penting : Insidensinya jarang Glaukoma ini menyebabkan kornea membesar seperti mata sapi : buftalmos atau hidroftalmus 6. DD : Megalokornea Kekeruhan kornea akibat forcep, keratitis 7. Pengobatan : Medikamentosa : - Pilokarpin - Diamox Operasi : - Goniotomi - Gonioponcture

HIPERTENSI OKULI TIO tinggi tidak ada kelainan N.II + campus visi

Anda mungkin juga menyukai