Anda di halaman 1dari 6

2.

Seorang insinyur sebagai direktur teknik akan mengganti mesin lama dengan mesin baru
disebabkan kondisi mesin lama dari sisi ekonomis dan teknis kecil produktifitasnya.
Untuk mengganti mesin lama akan dibutuhkan dana investasi sebesar Rp. 85 juta. Mesin
baru mempunyai umur ekonomis selama 6 tahun dengan salvage value berdasarkan
pengalaman pada akhir tahun ke enam sebesar Rp. 25 juta. Berdasarkan pengalaman
pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp. 30 juta dengan biaya
modal 20% pertahun. Apakah penggantian mesin baru ini layak dilakukan berdasarkan
analisa metode:
a. Present Value (PV)
b. Net Present Value (NPV)
c. Internal Rate of Return (IRR)
d. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
e. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
f. Profitability Ratio (PR)
g. Pay Back Period
h. Break Even Point (BEP)

Jawab :
Diketahui:
CF = Rp. 30.000.000,00
Sv = Rp. 25.000.000,00
r = 20%
n

=6

m =6
a. Present Value (PV)

dimana: PV = Present Value

CF = Cash Flow
n

= periode waktu

= tingkat bunga

Sv = salvage value
Jawab:

Berdasarkan pada hasil perhitungan diatas, pembelian mesin baru dengan harga Rp.
85.000.000,00 ternyata feasible (mungkin) dilakukan karena PV lebih besar dari
original outlays(OO) atau original cost(harga beli).
b. Net Present Value (NPV)
NPV = PV OO
NPV = Rp.

- Rp. 85.000.000,00

NPV = Rp. 23.137.752,9


Berdasarkan perhitungan NPV diperoleh harga Rp. 23.137.752,9, maka pembelian
mesin baru pun feasible (mungkin) dilakukan.
c. Internal Rate of Return (IRR)
IRR merupakan tingkat bunga yang menyamakan antara harga beli asset (Original
Outlays) dengan present value. Jadi untuk mendapatkan nilai PV = OO harus dicari
dengan menggunakan dua tingkat bunga. Tingkat bunga 1 menghasilkan PV<OO dan
tingkat bunga II menghasilkan PV>OO.

PV I dengan DF 20% menghasilkan Rp.

da PV II dengan DF = 16%

adalah:
Diketahui:
= 25%,

Berdasarkan pada hasil perhitungan diatas, maka:

IRR = 21,21% lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku yaitu DF =20%, berarti
penggantian mesin layak dilakukan.

d. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)


Tahun
0
1
2
3
4
5
6

NB
-Rp. 45.000.000
-Rp. 40.000.000
Rp. 22.000.000
Rp. 28.400.000
Rp. 29.680.000
Rp. 29.936.000
Rp. 29.987.200

DF 20%
1,0
1,2
1,44
1,728
2,073
2,488
2,985

PV 20%
-Rp. 45.000.000
-Rp. 48.000.000
Rp. 31.680.000
Rp.49.075.200
Rp. 61.526.640
Rp. 74.480.768
Rp. 89.511.792

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Net B/C > 1, berarti proyek tersebut layak
untuk dikerjakan.
e. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Tahun
0
1
2
3
4
5
6

NB
-Rp. 45.000.000
-Rp. 40.000.000
Rp. 22.000.000
Rp. 28.400.000
Rp. 29.680.000
Rp. 29.936.000
Rp. 29.987.200

DF 20%
1,0
1,2
1,44
1,728
2,073
2,488
2,985

PV 20%
-Rp. 45.000.000
-Rp. 48.000.000
Rp. 31.680.000
Rp.49.075.200
Rp. 61.526.640
Rp. 74.480.768
Rp. 89.511.792

Gross B/C menunjukkan bahwa proyek layak dikerjakan.

45.000.000
48.000.000
43.200.000 11.520.000
51.840.000
2.764.800
62.190.000
663.360
74.640.000
159.232
89.550.000
38.208
321.420.000 108.145.600

f. Profitability Ratio (PR)


0
1
2
3
4
5
6

NB
-Rp. 45.000.000
-Rp. 40.000.000
Rp. 22.000.000
Rp. 28.400.000
Rp. 29.680.000
Rp. 29.936.000
Rp. 29.987.200

DF 20%
1,0
1,2
1,44
1,728
2,073
2,488
2,985

i
-Rp. 45.000.000
-Rp. 48.000.000
93.000.000

OM

43.200.000
51.840.000
62.190.000
74.640.000
89.550.000
321.420.000

11.520.000
2.764.800
663.360
159.232
38.208
15.145.600

Hasil perhitungan menunjukka bahwa PR>1, berarti proyek tersebut layak untuk
dikerjakan.

g. Pay Back Period

PBP = 2,96
PBP = 2 tahun 11 bulan 16 hari

h. Break Even Point (BEP)

BEP = 3,25
BEP = 3 tahun 3 bulan

Anda mungkin juga menyukai