Anda di halaman 1dari 2

Konflik Antara Manusia dengan Orang Hutan di Perkebunan Kelapa Sawit Permintaan global untuk minyak kelapa sawit

melonjak dari tahun ke tahun. UNEP (United Nations melaporkan sawit

Environment bahwa

Programme)

perkebunan

kelapa

merupakan faktor utama perusakan hutan tropis di Malaysia dan Indonesia. Pengalihan fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit berdampak pada penurunan drastis jumlah satwa penghuni hutan, termasuk orang utan, dalam

beberapa tahun terakhir. UNEP mengkategorikan orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus) berada dalam status bahaya (Jumlahnya saat ini sekitar 57.000 ekor), artinya resiko kepunahan bisa terjadi dalam waktu dekat. Sementara orang utan Sumatera (Pongo abelii) dikategorikan kritis (Jumlahnya saat ini sekitar 6.600 ekor), artinya resiko kepunahan sangat tinggi. Orang utan yang kehilangan habitat dan sumber makanan akibat konservasi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, kemudian mencari makan di kawasan perkebunan. Kehadiranya sering dianggap hama karena orang utan memakan buah sawit muda. Banyak penduduk yang dibayar perusahaan perkebunan untuk membunuh orang utan yang merusak lahanya. Menurut pusat perlindungan orang utan setidaknya 1.500 orang utan mati di tahun 2006 akibat serangan yang disengaja oleh pekerja perkebunan dan kehilangan habitat akibat perluasan perkebunan kelapa sawit.

DISKUSI Untuk Kelompok Pemerintah Apa solusi anda sebagai pihak pemerintah untuk mengatasi masalah di atas? Untuk Kelompok Penduduk Apa solusi anda sebagai pihak masyarakat yang tinggal di daerah tersebut, untuk mengatasi masalah di atas? Untuk Kelompok Perusahaan Kelapa Sawit Apa solusi anda sebagai perwakilan dari pihak perusahaan kelapa sawit, untuk mengatasi masalah di atas?

Anda mungkin juga menyukai