Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi hasil pertambangan yang
tinggi, mulai dari minyak, gas, batu bara, besi, nikel, breksi, dan lain-lain. Aktivitas
pertambangan tersebut sangat disadari sebagai salah satu penyumbang devisa negara terbesar.
Namun konsekuensi atas eksploitasi lahan dan hasil tambang kini mulai dirasakan umat
manusia, aktivitas pertambangan memberikan dampak buruk bagi lingkungan disekitarnya.
Oleh karena itu, untuk mengatasi semakin turunnya kualitas lingkungan di kawasan
pertambangan, banyak dirumuskan kebijakan alih fungsi lahan berdasarkan kajian
pengelolaan dan konservasi lingkungan.
Tebing breksi yang terletak di Dusun Groyokan, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta merupakan salah satu kawasan pertambangan
dengan hasil tambang yang berupa breksi. Breksi adalah jenis batuan apung yang dapat
digunakan untuk fondasi rumah, dinding rumah, sumur, dan lain-lain. Penambangan batu
breksi di Sambirejo diketahui telah dilakukan sejak tahun 1980-an, kemudian aktivitas
penambangan tersebut dihentikan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepala Desa Sambirejo
nomor 1 tahun 2015. Kebijakan tersebut berdasarkan pada temuan peneliti UPN bahwa
kawasan tebing breksi merupakan hasil endapan abu vulkanik letusan gunung api purba
Ngglanggeran di Gunung Kidul. Menindaklanjuti temuan tersebut, kawasan ini kemudian
dimasukkan menjadi salah satu situs geoheritage, yang artinya merupakan situs atau area
geologi yang memiliki nilai-nilai penting di bidang keilmuan, pendidikan, budaya, dan nilai
estetika. Akhirnya pada akhir bulan Mei 2015 Tebing Breksi diresmikan sebagai objek
wisata.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai rona lingkungan hidup awal kawasan
pertambangan breksi, proses perubahan kawasan pertambangan, rona lingkungan hidup akhir
(saat ini) kawasan bekas penambangan breksi yang kini telah menjadi area wisata tebing
breksi, dan dampaknya ditinjau dari berbagai aspek.
ISI
1. Pendahuluan
2. Isi
A. Tebing Breksi
- breksi adalah
- Kondisi Lingkungan
-Dampak ligkungan
3. Penutup
1. Geofisik
- Suhu
- Kualitas udara
2. Fisiografi
3. Hidrologi
- tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk kebutuhan sehari hari
- inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pda saat rencana usaha yang
-inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah rekreasi yang ada di
5. biologi
-flora fauna
6. sosial ekonomi
7. kesehatan masyarakat