Proses Geomorfologi adalah semua peristiwa baik secara alami maupun non alami yang berperanan dalam merubah bentang-alam yang sudah lebih dahulu terbentuk atau menghasilkan bentangalam baru. Terkandung dalam pengertian ini, tidak ada ketentuan mengenai waktu, baik kapan saat dan rentang waktu berlangsungnya peristiwa tersebut. Apabila mengacu kepada konsep dasar keseragaman (uniform itarianism concept) proses, maka proses geomorfologi dimulai sejak bumi ini padat (waktu geologi), sampai dengan sekarang, yang berbeda adalah kekuatan (intensitas) nya.
Berdasarkan asal sumber tenaga penyebab proses geomorfologi, Selby (1985) membagi proses yang berasal dari dalam bumi (endogenic process), dan dari luar bumi (exogenic process). Thornbury (1969), menambahkan pada proses asal luar bumi dengan proses yang berasal dari aktivitas organisme (termasuk manusia), dan proses ekstraterestrial
Bloom (1978) menyebutkan proses ini sebagai proses membangun (constructional process). Disebutkan seperti itu, dikarenakan hasil dari proses tersebut adalah bentang-alam baru yang sebelumnya tidak ada Tektonik Volkanisme
Orogenesa
Aktivitas Magmatis
Firdaus - Geomorfologi, 2012 6
Secara Global Amblesan tektonik (tectonic subsidence) dan Pengangkatan tektonik (tectonic uplift), Secara Regional/lokal Epirogenesa, dihasilkan pembentukan bentangalam struktural jenis pegunungan blok (blocked faulted mountain). Orogenesa, menghasilkan bentang-alam struktural jenis pegunungan lipatan (folded mountain).
Bloom (1978) menamakannya sebagai proses yang merusak (destructional process) Degradasi Agradasi
Proses eksogenik apabila terjadi normal, diawali dengan degradasi di suatu tempat, dan diakhiri dengan agradasi di tempat lain (setelah di transfortasi bahan hasil pelapukan & erosi maupun gerakan tanah). Degradasi pada morfologi dicirikan oleh penurunan elevasi akibat : pelapukan, erosi, gerakan tanah
Pelapukan (weathering) adalah proses hancurnya fisik batuan (disintegrasi) dan perubahan kimiawi (dekomposisi) batuan dan mineral pada atau di dekat permukaan bumi, atau disagregasi secara berangsur dari material penyusun kulit bumi (batuan). Dipengaruhi oleh kondisi iklim, temperatur dan komposisi kimia dari mineral penyusun batuan
10
Pelapukan melibatkan : proses mekanis (pelapukan mekanis), aktivitas kimiawi (pelapukan kimia), dan aktivitas organisme (termasuk manusia) yang dikenal dengan pelapukan organis.
11
Pelapukan mekanis terjadi bila gayagaya fisika memecahkan material batuan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dengan masih mempertahankan komposisi kimia batuan induknya. Proses pelapukan mekanis meliputi: Pembekuan es (frost action) Pelepasan tekanan (pressure release) Pemuaian dan penyusutan panas (thermal expansion and contraction) Pertumbuhan kristal garam (salt crystal growth)
12
Tidak ada perubahan dalam komposisi kimia - hanya disintegrasi menjadi potongan-potongan yang lebih kecil
13
Pelapukan akibat pembekuan es : terjadi ketika air meresap masuk kedalam bidang retakan dan mengembang ketika membeku. Pecahan-pecahan batuan akan terbentuk ketika proses tersebut terjadi berulangkali.
14
Air merembes kedalam bagian batuan yang lunak pada siang hari, pada malam hari air tersebut mengembang, dan dapat memecahkan bagian batu tersebut.
15
Kekar lembaran pada granit terbentuk : ketika erosi menghilangkan batuan penutup dan menghilangkan gaya tekan yang ada. Batuan kemudian mengembang dan retakan-retakan yang sejajar bidang permukaan terbentuk.
17
Batuan merupakan konduktor panas yang jelek, sehingga bila terkena panas permukaan batuan akan lebih memuai daripada bagian dalamnya, mengakibatkan permukaan batuan mengalami keretakan. Mineral berwarna gelap lebih menyerap panas dibandingkan dengan mineral berwarna cerah, menyebabkan heterogenitas tingkat pemuaian antar mineral dalam suatu batuan.
18
Air yang mengandung garam meresap kedalam kayu, dan ketika airnya menguap garam yang tertinggal mengembang dan memecahkan serat serat kayu.
19
Terurai/pecahnya batuan melalui mekanisme kimiawi, seperti karbonisasi, hidrasi, hidrolisis, oksidasi dan pertukaran ion-ion dalam larutan. Merubah komposisi mineral mineral dalam batuan menjadi mineral permukaan seperti mineral lempung.
20
Mineral yang tidak stabil yang terdapat dalam batuan mudah mengalami pelapukan apabila berada dipermukaan bumi, seperti basalt dan peridotit.
21
Pelapukan kimiwai : terjadi ketika material batuan mengalami perubahan komposisi (dekomposisi) oleh reaksi kimiawi. Umumnya ada 3 proses pelapukan kimiawi: Solusi (larutan) Ca+2 + 2HCO3 contoh: CaCO3 + H2O + CO2
Kalsit Air Oksidasi Karbon dioksida ion kalsium
ion bikarbonat
Hidrolisa
2Fe2O3
contoh: 2KAlSi3O8
Ortoklas
+ 2H+ +
ion hidrogen
2HCO3- + H2O +
ion bikarbonat air
Al2Si2O5(OH)4
Lempung (Kaolin)
+ 2K+
ion potassium
2HCO3- + 4SiO2
ion bikarbonat silika
22
Ketika pelarutan (solusi) terjadi, ion-ion suatu materi terpisah dalam suatu cairan, dan material padat menjadi larut. Air merupakan pelarut yang efektif karena bentuk molekulnya yang asimetris, mempunyai muatan listrik positif pada ujung atom hidrogen dan muatan listrik negatif pada ujung oksigen. Diagram dibawah menunjukkan proses pelarutan (disolusi) sodium khlorida (NaCl) di dalam air.
23
Air merupakan agen penting dalam terjadinya proses pelapukan kimia, seperti pengelupasan cangkang (speriodal weathering) pada batuan.
Pelapukan sferoidal yang disebabkan karena batuan mengalami retak-retak (biasanya karena kekar), kemudian retakan itu terisi air. Air ini menyebabkan hidrasi atau hidrolisis pada bagian-bagian batuan di sekitar retakan itu. Akibatnya terjadilah inti-inti batuan segar berbentuk membulat dikelilingi oleh tanah hasil pelapukannya
Firdaus - Geomorfologi, 2012 24
Hidrasi : molekul air terikat oleh senyawa tertentu sehingga mineral menjadi lunak dan meningkat daya larutnya Dehidrasi : hilangnya molekul air oleh senyawa tertentu shg terjadi perubahan volume sehingga mempercepat proses disintegrasi
25
Proses penetrasi akar tumbuhan kedalam batuan, dan aktivitas organisme dalam membuat lubang pada batuan (bioturbation), termasuk didalamnya aksi dari berbagai jenis asam yang ada dalam mineral melalui proses leaching
Pada hakekatnya pelapukan organis merupakan perpaduan antara proses pelapukan mekanis dan pelapukan kimiawi.
26
Akar pepohonan
Jamur
27
Bahan terangkut
Berasal dari pelapukan batuan setempat (insitu) tanah tidak mengandung bahan asing, dengan ciri bahannya tidak berlapilapis, susunan kimia ditentukan oleh bahan induk setempat Bahan hasil pelapukan dipindahkan dari tempat asalnya melalui gaya oleh air, angin, gravitasi dan es
28
1.
2.
3. 4.
Endapan puntuk pasir : terdapat di pantai dan kurang subur Endapan loess : kadar debu tinggi, diendapkan masa pleistocen
29
Pelapukan mekanis yang disebabkan oleh perubahan temperatur, panas , dingin, angin, hujan, es, pembekuan pada batuan menyebabkan batuan induk mengalami disintegrasi (perombakan) menjadi bagian yang lebih kecil. Pelapukan kimiawi yang disebabkan oleh larutan asam, kelembaban merubah mineral-mineral menjadi ion-ion, oksidasi besi dan alumina, mineral silika akan menghasilkan lapisan lempung Hasil akhir dari pelapukan batuan dikenal sebagai soil (tanah). Tanah merupakan hasil pelapukan batuan maka jenis tanah, seperti Andosol, Latosol atau Laterit tergantung pada jenis batuan asalnya
30
31
Erosi : proses penghancuran batuan (pelapukan) dan proses pengangkutan hasil penghancuran batuan. Proses erosi fisika : corration (erosi mekanis) Proses erosi kimia : corrosion. Agen dari proses erosi : gaya gravitasi, air, es, dan angin.
32
Jumlah massa tanah atau batuan yang tererosi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut 1. Macam batuan 2. Kemiringan lereng 3. Iklim (curah hujan) 4. Tingkat kelebatan tetumbuhan 5. Organisme 6. Waktu
33
Bentuk dan ukurannya, Erosi alur (Riil erosion) Erosi Berlembar (Sheet Erosion) Erosi drainase (ravine erosion) Erosi saluran (gully erosion) Erosi lembah (Valley erosion)
34
Proses pengikisan pada permukaan tanah (terain) yang disebabkan kerja air berbentuk alur-alur dengan ukuran milimeter hingga beberapa centimeter.
35
Pada dasarnya erosi alur merupakan tahap awal dari hasil erosi air yang mengikis permukaan tanah (terrain) membentuk alur-alur sebagai tempat mengalirnya air.
Proses pengikisan air yang terjadi pada permukaan tanah yang searah dengan bidang permukaan tanah, biasanya terjadi pada lereng bukit dengan vegetasi jarang atau gundul.
37
Proses pengikisan yang disebabkan oleh kerja air pada permukaan tanah (terrain) yang membentuk saluran dengan lembah salurannya berukuran antara beberapa centimeter hinggga satu meter
38
Erosi yang disebabkan oleh hasil kerja air pada permukaan tanah membentuk saluran dengan ukuran lebar lembahnya lebih besar 1 (satu) meter hingga beberapa meter
39
Proses dari kerja air pada permukaan tanah (terrain) yang berbentuk saluran dengan ukuran lebarnya diatas sepuluh meter
40
Sungai tidak saja hanya mengangkut air, tetapi juga sedimen. Air yang mengalir di saluran sungai, mampu memobilisasi sedimen dan baik yang berbentuk bed load (partikel berukura kasar), suspended load (partikel berukuran halus) atau dissolved load (partikel yang larut dalam air). Kecepatan pengangkutan sedimen tergantung ketersediaan sedimen itu sendiri serta material sedimen yang masuk kedalam sungai.
41
Proses Aeolian : proses yang disebakan oleh aktivitas angin khususnya kemampuan angin dalam merubah bentuk permukaan bumi. Angin dapat mengerosi, mentranport, dan mengendapkan material, terutama sangat efektif di daerah yang vegetasinya jarang Walaupun air lebih dominan dibandingkan angin, namun proses aeolian sangat penting terutama pada lingkungan arid seperti diwilayah gurun
42
Sedimentasi : proses pengendapan material yang ditranport oleh media air, angin, es/gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut sungai adalah hasil dari proses pengendapan material yang diangkut oleh air sungai Sand Dunes yang terdapat di gurun-gurun dan di tepi pantai adalah hasil dari pengendapan material yang diangkut oleh angin.
43
44
LOKASI SEDIMENTASI
Gunung
Glacier
Hamparan pasir
LOKASI SEDIMENTASI
Beach Coastal dunes
Lagoon
Reef
Mass wasting : gerakan batuan, regolith, dan tanah kearah kaki lereng sebagai akibat dari pengaruh gaya berat (gravity) melalui proses rayapan (creep), luncuran (slides), aliran (flows), rebah (topples), dan jatuhan (falls). Mass wasting umumnya terjadi di daratan maupun di lautan terutama di lereng benua. Longsoran merupakan satu contoh yang spektakuler dari mass wasting
47
48
Gerakan Massa Tanah/batuan: Perpindahan massa tanah (soil), atau batuan (rock), atau bahan rombakan (debris), dengan arah vertikal, miring, atau lateral Gerakan lateral: aliran Gerakan vertikal: amblesan Gerakan miring: terjadi pada lereng longsoran
49
Gerakan massa terjadi karena adanya gangguan keseimbangan pada gaya-gaya yang bekerja pada suatu lereng. Gaya yang bekerja pada suatu lereng: Gaya yang bersifat mendorong Gaya yang bersifat menahan Suatu lereng akan longsor: Bila gaya yang bersifat mendorong lebih besar dari gaya yang bersifat menahan
50
co G
s
C
ta n
sin
co
G: gaya berat massa : kemiringan bid gelincir : sudut gesek pd bid gelincir C: gaya kohesi pd bid gelincir
G
Firdaus - Geomorfologi, 2012 51
Gerakan massa ada beberapa macam yaitu : Creeping (rayapan tanah) : gerakan massa tanah sepanjang bidang batas dengan batuan induknya. Gerakannya sangat lambat, tidak dapat diikuti dengan pengamatan mata langsung. Baru diketahui setelah nampak adanya pohon atau tiang listrik/telpon yang miring.
M udflow (aliran lumpur) : gerakan massa yang relatif cair dan
52
Gerakan massa ada beberapa macam yaitu : Debris Flow (aliran bahan rombakan) : gerakan massa bahan rombakan yang kering dan bersifat lepas. Gerakannya relatif cepat
rombakan) : gerakan massa batuan atau bahan rombakan yang jatuh bebas karena adanya tebing terjal menggantung. Gerakannya cepat.
53
Gerakan massa ada beberapa macam yaitu : Debris slide dan R ock slide (Geseran bahan rombakan dan geseran batuan) :gerakan massa batuan atau bahan rombakan yang menggeser sepanjang bidang rata dan miring, misalnya di sepanjang permukaan bidang lapisan batuan. Slum p : geseran melalui bidang lengkung Subsidence (Amblesan) : gerakan massa tanah atau batuan yang relatif vertikal secara perlahan-lahan.
54
Gerakan massa dipengaruhi oleh faktor-faktor 1. Kekompakan tanah atau batuan 2. Vegetasi 3. Kemiringan lereng 4. Berat massa tanah atau batuan serta massa benda di atasnya 5. Kandungan air 6. Adanya bidang pelincir yang miring 7. Getaran bumi baik oleh gempa bumi maupun oleh sebab lain seperti lewatnya kendaraan berat.
55
56
Secara geografis, penyebaran proses glasial terjadi di tempat tempat tertentu dan sebarannya terbatas. Proses glasial diketahui sebagai agen yang sangat efekti dalam perubahan bentangalam. Pergerakan es yang bersifat berlahan ke arah suatu lembah dapat menyebabkan abrasi dan gerusan pada batuan yang dilewatinya
57
Bukit Dataran tinggi Sungai Dataran rendah Danau Delta Semenanjung Pulau Selat Peneplain
Lembah
58