Pedoman Europian Resuscitation Council untuk Resusitasi 2010 Bab 2. Dukungan bantuan hidup dasar pada dewasa dan penggunaan defibrilator eksternal otomatis
Rudolph W. Koster, Michael A. Baubin, Leo L. Bossaert, Antonio Caballero, Pascal Cassan, Maaret Castren, Cristina Granja, Anthony J. Handley, Koenraad G. Monsieurs, Gavin D. Perkins, Violetta Raffay, Claudio Sandroni.
DISUSUN OLEH: LOUIS. M. A. MAILUHU (2008-83-007) PEMBIMBING: DR. AHMAD KONSULEN DR. FRANSISCUS, SP. AN KIC DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ANESTESIOLOGI, TERAPI INTENSIF, DAN MANAJEMEN NYERI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
Pendahuluan
Henti jantung mendadak (SCA) adalah penyebab kematian terbesar di Eropa SCA menyerang 350.000 700.000 individu per tahun Dalam analisa ritme jantung pertama, sekitar 25 30% korban SCA mengalami fibrilasi ventrikel (VF) Rekomendasi penanganan untuk henti jantung VF adalah pengamat segera melakukan RJP (kombinasi kompresi dada dan bantuan pernapasan) dan defibrilasi elektrik awal
Rantai Penyelamatan
* atau nomor emergensi setempat Gambar 2.2. Algoritma dukungan bantuan hidup dasar untuk dewasa
Mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada korban & memberikan bantuan jika dibutuhkan
Mengevaluasi korban secara teratur
b) Jika korban tidak memberikan respon Berteriak minta bantuan (gambar 2.4)
4. Menjaga jalan napas tetap terbuka, lihat, dengar, dan rasakan adanya pernapasan normal (gambar 2.6)
b) Jika pasien bernapas tidak normal atau tidak bernapas Kirim seseorang untuk meminta bantuan, mencari dan membawa AED yang tersedia; atau jika kamu seorang diri, gunakan telepon genggam untuk menghubungi ambulans tinggalkan korban hanya ketika tidak ada pilihan lainnya Mulai melakukan kompresi dada
Gambar 2.11. Tiupkan udara ke dalam mulut korban sambil memperhatikan pengembangan dada korban
Gambar 2.12. Tarik mulut anda dari korban perhatikan dada korban mengempis sampil terdengar udara keluar dari mulut
b) RJP dengan kompresi dada saja dapat digunakan apabila : - Apabila anda tidak terlatih - Jika kompresi dada diberikan, sebaiknya secara berkelanjutan
Ventilasi
- tujuan mepertahankan oksigenasi yg adekuat dan mengeluarkan CO2 - Memberikan bantuan nafas sekitar 1 detik dgn vol yg cukupdada korban mengembang
Kompresi Dada
- Kompresi dada menghasilkan laju darahmeningkatkan tek. Intratorakal mengkompresi jantung - Laju kompresi 100x/menit, kedalaman 5 cm - Perhatikan posisi tangan
Dekompresi Dada
- Membiarkan dada kembali mengempis sempurna setelah lakukan kompresi
- Kelelahan penolong
- Resiko selama defibrilasi - Efek psikologis - Transmisi penyakit - Alat pembatas
Posisi pemulihan
Gambar 2.13. Meletakkan tangan terdekat di dekat anda dalam posisi siku bengkok dengan telapak tangan dibagian teratas
Gambar 2.14. Meletakkan tangan melewati dada, dan menahan punggung dengan menggunakan tangan yang melawan pipi korban yang terdekat dengan anda
Gambar 2.15. Dengan tangan satunya, raihtungkai yang jauh diatas lutut dan mendorong ke atas, menjaga kaki tetap di tanah
Gambar 2.16. Posisi pemulihan disempurnakan. Pertahankan kepala menengadah ke atas untuk memastikan jalan napas terbuka dan wajah ke arah bawah agar memugkinkan pengeluaran cairan dari mulut
Jika korban tetap dalam posisi pemulihan untuk waktu lebih dari 30 menit, putar korban ke sisi berlawanan untuk mengurangi tekanan pada lengan yang lebih rendah.
Tidak dapat bernapas / pernapasan mengik / diam hingga usaha bernapas / tidak sadar Tanda umum FBAO : serangan terjadi ketika makan; korban dapat mencengkram leher
Swap jari
- Tidak ada penelitian yang mengevaluasi secara rutin penggunaan swap jari untuk membersihkan jalan napas - Swap jari secara membabi buta sebaiknya dihindari dan material solid yang terlihat sebaiknya dikeluarkan secara manual jika terlihat.
2. Jika anda hanya seorang diri, gunakan telepon genggam untuk memanggil ambulans tinggalkan korban hanya jika tidak ada opsional lain 3. Mulai melakukan RJP berdasarkan urutan BLS dewasa. Jika anda seorang diri dan AED berada di dekat anda, mulai aplikasikan AED.
4. Secepat mungkin kedatangan AED Nyalakan AED dan tempelkan elektroda ke dada korban (gambar 2.19)
Gambar 2.19. Meletakkan bantalan elektroda. Meletakkan bantalan elektroda pertama di linea midaxilaris dibawah ketiak. Tempat kedua yaitu di bawah klavikula kanan
Jika terdapat lebih dari satu penolong, RJP tetap dilanjutkan ketika elektroda ditempelkan ke dada korban. Ikuti arah visual dengan cepat
Pastikan tidak ada orang lain yang memegang atau menyentuh korban ketika AED menganalisa ritme jantung korban (gambar 2.20)
Gambar 2.20. Ketika AED menganalisa ritme jantung, tidak seorang pun menyentuh korban
5. a) Jika diindikasikan syok Pastikan tidak ada yang menyentuh atau memegang korban (gambar 2.21)
Gambar 2.21. Ketika menekan tombol syok, pastikan tidak ada seorang pun yang menyentuh korban
Gambar 2.22. Setelah syok, AED akan meminta anda untuk melakukan RJP. Jangan menunggu untuk segera memulai RJP dengan alternatif 30 kali kompresi dan 2 kali napas bantuan
Lanjutkan mengikuti arah visual dengan cepat b) Jika tidak diindikasikan syok Lanjutkan RJP, menggunakan rasio 30 kompresi dan 2 bantuan napas Lanjutkan arah visual 6. Lanjutkan untuk mengikuti AED hingga: Profesional kesehatan datang dan mengambil alih Korban mulai sadar : bergerak, membuka mata dan bernapas normal Anda menjadi capek