Anda di halaman 1dari 67

SEORANG ANAK PEREMPUAN DENGAN APPENDICITIS PERFORASI

Theresia Karina Pembimbing: Dr. H.R. Setyadi , Sp.A

Identitas Pasien
Data Nama Umur Pasien An. N 12 tahun Ayah Tn. R 45 tahun Laki-laki Ibu Ny. T 42 tahun Perempuan

Jenis Kelamin Perempuan Alamat Agama

Jl. Nakula No. 6 RT 09 RW 06, Slerok Islam Islam Islam

Suku Bangsa
Pendidikan Pekerjaan

Jawa
Pelajar

Jawa
SMA Pegawai

Jawa
SMP Ibu rumah tangga

Penghasilan
Keterangan Asuransi

1.000.000

Hubungan orangtua dengan anak adalah anak kandung Jamkesmas

No. RM

653043

ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan dengan pasien dan ibu pasien pada tanggal 23 April 2013 di PICU pada pukul 14.00 WIB

Keluhan Utama

Nyeri perut bagian bawah

RPS
Pasien anak, perempuan, datang ke UGD RSU Kardinah bersama ibunya dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 2 hari SMRS. Nyeri perut dirasakan terus menerus dan tidak menjalar. Pasien mengeluh mual dan muntah setiap makan sejak 2 hari SMRS. Hari ini pasien sudah muntah 5x berisi makanan, tidak ada lendir. Pasien juga mengeluh demam sejak 2 hari SMRS, keluhan dirasakan terus terusan. pasien menyangkal adanya kejang dan riwayat kejang.

Pasien mengaku tidak bisa BAB dan kentut sejak 3 hari SMRS, perut terasa penuh dan kembung. Keluhan batu dan pilek disangkal oleh pasien.

RPD
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit Pasien tidak pernah dioperasi Tidak ada riwayat asma, alergi makanan maupun obat-obatan

RPK
Ibu pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang memiliki keluhan atau penyakit seperti pasien. Riwayat asma dan alergi dalam keluarga disangkal

Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap

Riwayat KB
Ibu pasien mengikuti program KB dengan IUD

Riwayat Makanan
Ibu mengaku memberikan ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 2 tahun Kesan : Kualitas dan kuantitas makanan cukup baik

Riwayat Kehamilan dan Pemeriksaan Prenatal

Anak kedua Kontrol 4 kali ke bidan Minum vitamin penambah darah Nutrisi selama hamil cukup Kesan : riwayat kelahiran dan kehamilan baik

Riwayat Persalinan

Ditolong bidan BBL 3000 gram PB 48 cm Langsung menangis Kesan : neonatus aterm, lahir spontan

Pemeliharaan post natal Riwayat Pemeliharaan dilakukan di Posyandu dan Postnatal anak dalam keadaan sehat

Riwayat pertumbuhan
BBL : 3000 g PB : 48 cm

Riwayat perkembangan
Tidak ada gangguan perkembangan dalam mental dan emosi

BB sekarang : 35 kg TB : 145 cm

Kesan : pertumbuhan anak tidak sesuai umur

Riwayat Sosial Ekonomi


Riwayat Lingkungan

Ayah bekerja sebagai buruh, penghasilan Rp. 1.000.000 per bulan Ibu hanya seorang ibu rumah tangga Tanggungan 2 orang anak Kesehatan ditanggung asuransi jamkesmas Kesan : keadaan sosial ekonomi kurang

1 rumah dihuni 3 orang 2 kamar tidur 1 kamar mandi di dalam rumah Sumber air : PAM SPAL : selokan depan rumah Pencahayaan dan ventilasi dibuka setiap pagi Kesan : kebersihan cukup

Silsilah Keluarga

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : tampak sesak, menangis lemah, gerak kurang aktif Kesadaran : Compos mentis, gelisah

Tanda Vital
Frekuensi Nadi Suhu Pernafasan Saturasi O2 : 68 x/menit : 36.7C per axilla : 20 x/menit : 99%

Status Generalis
Kepala : Normocephali
Mata Konjungtiva anemis (+/+), Sklera Ikterik (-/-) Leher KGB Tidak teraba membesar Thoraks Suara nafas bronkovesikuler diseluruh lapang paru, ronkhi (-/-), wheezing (-/-) Abdomen
Ekstremitas

datar, luka operasi (+), rembes (-), terpasang drain 2,96 cc/jam, cairan cuci, feses (-)

superior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik

PEMERIKSAAN KHUSUS
Data antropometri: Anak laki-laki usia : 1 bulan Berat badan : 3.2 kg Panjang badan : 54 cm Pemeriksaan Status Gizi BB/U = 35/42 x 100% = 83.33 % BB normal TB/U = 145/151 x 100% = 96.02 % TB normal BB/TB= 35/38 x 100% = 92.10 % Status Gizi baik Kesan: Berat badan normal, tinggi normal, dan status gizi baik

Resume
Pasien anak, perempuan, datang ke UGD RSU Kardinah bersama ibunya dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 2 hari SMRS. Nyeri perut dirasakan terus menerus dan tidak menjalar. Pasien mengeluh mual dan muntah setiap makan sejak 2 hari SMRS. Hari ini pasien sudah muntah 5x berisi makanan, tidak ada lendir. Pasien juga mengeluh demam sejak 2 hari SMRS, keluhan dirasakan terus terusan. Pasien mengaku tidak bisa BAB dan kentut sejak 3 hari SMRS, perut terasa penuh dan kembung. Pada pemeriksaan fisik abdomen terdapat luka operasi (+), rembes (-), terpasang drain 2,96 cc/jam, cairan cuci, feses (-). Pada pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis, trombositopenia, hipoproteinemia, dan gangguan fungsi hepar. Dari operasi yang dilakukan pada tanggal 20 April 2013 didapatkan diagnosis pasti appendicitis perforasi.

DIAGNOSA BANDING
Demam, mual, muntah, trombositopenia DHF Demam Typhoid Demam, nyeri perut bagian bawah, tidak bisa BAB dan kentut, mual, muntah, leukositosis Appendicitis Akut abdomen

DIAGNOSIS SEMENTARA

Post operasi Peritonitis e.c. Appendicitis perforasi

DHF grade II perbaikan

Penatalaksanaan
Medikamentosa
IVFD Futrolit + ketorolac 60 mg 20 tpm i.v. Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul i.v. Inj. Dexamethasone 3 x 1 ampul i.v. Inj. Kalnex 3 x 500 mg i.v. Inj. Alinamin F 3 x 1 ampul i.v. Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram i.v. Inj. Metronidazole 2 x 500 mg i.v. Albumin 20% 100 cc i.v. Dulcolax supp 2 x 1 Rencana pindah ruangan Aff O2

Non medikamentosa

Tirah baring Diet bubur sumsum Meminum obat yang diberikan secara teratur

Usulan pemeriksaan
Darah rutin Foto BNO 3 posisi USG

Prognosis
ad sanationam ad vitam ad fungsionam

Ad bonam

Perjalanan Penyakit 15 April 2013 jam 22.45


S demam (+) 2 hari, nyeri perut (+), BAB (-) 3 hari, flatus (-), muntah (+) 5 kali warna kuning O KU: compos mentis, tampak lemah, tampak pucat HR: 96 x/menit RR: 20 x/menit S: 37.2oC Mata: ca +/+ si -/Lidah kotor (+) Thoraks: sn. Vesikuler +/+ Rh -/- Wh -/-, S1>S2 reguler, m(-), g (-) Abdomen: datar, kurang supel, kembung (+), NT (+) diseluruh lapang abdomen Extremitas: akral hangat +/+/+/+ oedem -/-/-/A Observasi abdominal pain, DD/: meteorismus, susp. Appendicitis Dengue Fever P O2 2 liter/menit IVFD RL 40 tpm 500 cc lanjut 30 tpm 500 cc, lanjut 20 tpm Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram i.v. Inj. Vitamin C 1 x 100 mg Tab. Paracetamol 3 x 500 mg Diet lunak Hitung HR setiap infus habis Observasi DSS Observasi balance cairan DC 1 cc/kgBB/jam Periksa laboratorium widal, urinalisa Konsul Sp.A segera

Hasil laboratorium 15 April 2013


Pemeriksaan Hasil Satuan HEMATOLOGI Leukosit Eritrosit 7.1 5.6 10^3/uL 10^6/uL 4.8 10.8 4.2 5.4 Nilai Rujukan

Hemoglobin
Hematokrit MCV MCH MCHC Trombosit

15.2
43.6 78.6 27.4 34.9 142

g/dL
% U Pcg g/dL 10^3/uL KIMIA KLINIK

12.0 16.0
37 47 76 96 27 31 33.0 37.0 150 400

SGOT SGPT

49.4 17.0

U/L U/L

<32 <32

Ureum
Creatinine

69
0.97

Mg/dL
Mg/dL SERO IMUNOLOGI

10 50
0.6 1.2

Widal St-O St-H Negatif Pos 1/80 Negatif Negatif

Perjalanan Penyakit 16 April 2013


S demam (+), nyeri perut kanan bawah (+), BAB (-), flatus (-), muntah (-) O A P IVFD RL 20 tpm Inj. Cefotaxime 3 x 500 mg i.v. Inj. Vitamin C 1 x 100 mg i.v. Tab. Paracetamol 3 x 500 mg (k/p) Bila BAB (-), flatus (-), muntah (+) tunda diet, pasang NGT Tunda foto BNO 3 posisi USG Abdomen cito Ulang darah rutin cito Konsul Sp.A hasil konsul: D/: DHF Grade II, saran: foto thorax AP dan RLD KU: compos mentis, DHF grade II, susp. tampak lemah Appendicitis HR: 96 x/menit RR: 20 x/menit S: 37.2oC Mata: ca -/- si -/Thoraks: sn. Vesikuler +/+ Rh -/- Wh -/-, S1>S2 reguler, m(-), g (-) Abdomen: tegang, hepar, lien tidak teraba, NT (+) kuadran kanan bawah Extremitas: akral hangat +/+/+/+ oedem -/-/-/-

Hasil Laboratorium 16 April 2013 jam 12.45


Pemeriksaan Hasil Satuan HEMATOLOGI Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit MCV MCH MCHC Trombosit Diff Neutrofil Limfosit Monosit Eosinofil Basofil 86.3 7.0 6.7 0 0 % % % % % 50 70 25 40 28 24 01 7.2 4.6 12.7 36.9 79.7 27.4 34.4 98 10^3/uL 10^6/uL g/dL % U Pcg g/dL 10^3/uL 4.8 10.8 4.2 5.4 12.0 16.0 37 47 76 96 27 31 33.0 37.0 150 400 Nilai Rujukan

Hasil Foto Rontgen Thoraks 16 April 2013

Kesan: cor dan pulmo dalam batas normal

Hasil USG Abdomen 16 April 2013

Kesan: ileus paralitik, hepar, lien, kedua renal, dan vesica urinaria dalam batas normal

Hasil Laboratorium 16 April 2013 jam 23.08


Pemeriksaan Hasil Satuan HEMATOLOGI Leukosit Eritrosit 6.6 4.3 10^3/uL 10^6/uL g/dL 4.8 10.8 4.2 5.4 12.0 16.0 Nilai Rujukan

Hemoglobin 11.7

Hematokrit
MCV MCH

34.2
80.1 27.4

%
U Pcg

37 47
76 96 27 31

MCHC
Trombosit

34.2
101

g/dL
10^3/uL

33.0 37.0
150 400

Perjalanan Penyakit 17 April 2013


S demam (+), nyeri ulu hati (+), sesak (-), BAB (+), flatus (+), muntah (-), minum (+) O KU: compos mentis, tampak lemah HR: 102 x/menit RR: 20 x/menit S: 38.8oC Mata: ca -/- si -/Thoraks: sn. Vesikuler +/+ Rh -/- Wh -/-, S1>S2 reguler, m(-), g (-) Abdomen: tegang (+), hepar-lien tidak teraba, NT (+) seluruh lapang abdomen Extremitas: akral hangat +/+/+/+ oedem -/-/-/A DHF grade II P IVFD RL 20 tpm Inj. Cefotaxim 3 x 500 mg i.v. Inj. Vitamin C 1 x 100 mg i.v. Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul i.v. Tab. Paracetamol 3 x 500 mg Ulang darah rutin Diet lunak, banyak minum

Hasil Laboratorium 17 April 2013 jam 17.15


Pemeriksaan Hasil Satuan HEMATOLOGI Leukosit Eritrosit 7.0 4.2 10^3/uL 10^6/uL g/dL 4.8 10.8 4.2 5.4 12.0 16.0 Nilai Rujukan

Hemoglobin 11.6

Hematokrit
MCV MCH

33.5
79.0 27.4

%
U Pcg

37 47
76 96 27 31

MCHC
Trombosit

34.6
116

g/dL
10^3/uL

33.0 37.0
150 400

Perjalanan Penyakit 18 April 2013


S demam (+), nyeri ulu hati (+), sesak (-), BAB (+), muntah (-) O KU: compos mentis, tampak lemah HR: 96 x/menit RR: 20 x/menit S: oC Mata: ca -/- si -/Thoraks: sn. Vesikuler +/+ Rh -/- Wh -/-, S1>S2 reguler, m(-), g (-) Abdomen: tegang , hepar-lien tidak teraba, NT (+) seluruh lapang abdomen Extremitas: akral hangat +/+/+/+ oedem -/-/-/A DHF grade II P IVFD RL 20 tpm Inj. Cefotaxim 3 x 500 mg i.v. Inj. Vitamin C 1 x 100 mg i.v. Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul i.v. Tab. Paracetamol 3 x 500 mg Ulang darah rutin

Hasil Laboratorium 18 April 2013 jam 17.35


Pemeriksaan Hasil Satuan HEMATOLOGI Nilai Rujukan

Leukosit
Eritrosit

10.7
4.0

10^3/uL
10^6/uL g/dL

4.8 10.8
4.2 5.4 12.0 16.0

Hemoglobin 11.1

Hematokrit
MCV MCH

31.9
79.6 27.7

%
U Pcg

37 47
76 96 27 31

MCHC
Trombosit

34.8
110

g/dL
10^3/uL

33.0 37.0
150 400

Perjalanan Penyakit 19 April 2013 jam 07.15


S demam (+), muntah (), diare (+) , nafsu makan (+), nyeri perut (+) O KU: compos mentis, TSS, tampak lemah HR: 96 x/menit RR: 20 x/menit S: 38.1 oC Mata: ca -/- si -/Thoraks: sn. Vesikuler +/+ Rh -/- Wh -/-, S1>S2 reguler, m (-), g (-) Abdomen: tegang , BU (+), NT (+) Extremitas: akral hangat +/+/+/+ oedem -/-/-/A DHF grade II P IVFD RL 20 tpm Inj. Cefotaxim 3 x 500 mg i.v. Inj. Vitamin C 1 x 100 mg i.v. Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul i.v. Tab. Paracetamol 3 x 500 mg Diet lunak Ulang darah rutin, SGOT, SGPT, widal, urine rutin konsul ulang Sp.A jika hasil sudah ada

Hasil Laboratorium 19 April 2013 jam 12.06


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan HEMATOLOGI

Leukosit
Eritrosit

15.3
4.1

10^3/uL 4.8 10.8


10^6/uL 4.2 5.4 g/dL 12.0 16.0

Hemoglobin 11.3

Hematokrit
MCV MCH MCHC Trombosit

33.2
80.2 27.3 34 176

%
U Pcg g/dL

37 47
76 96 27 31 33.0 37.0

10^3/uL 150 400

URINE LENGKAP

Makroskopis
Warna Kekeruhan Kimia urin pH Protein Reduksi 8.0 Negatif Negatif 4.8 7.8 Negatif, +1/0.25, +2/0.75. +3/1.5, +4/5.0 Negatif Kuning Jernih Kuning Jernih

Mikroskopis
Eritrosit Leukosit Epitel Silinder Bakteri Kristal Jamur 7-8 0-1 Positif Negatif +1 Amorf Negatif Negatif Negatif +1/<4, +2/5-9, +3/10-29, +4/>30 /lpb +1/<4, +2/5-9, +3/10-29, +4/>30 +1/<4, +2/5-9, +3/10-29, +4/>30

Khusus

Berat jenis
Bilirubin

1010
Negatif

1003 1030
Negatif Negatif

Urobilinogen Negatif

Keton
Nitrit Eritrosit Leukosit

Negatif
Negatif Positif Positif /25

Negatif
Negatif Negatif Negatif

KIMIA KLINIK

SGOT
SGPT

51.6
34.1

U/L
U/L

<32
<32

SERO IMUNOLOGI

Widal
St-O St-H Pos 1/80 Negatif Negatif Negatif Negatif

S.pt-AH Pos 1/80

Perjalanan Penyakit 19 April 2013 jam 17.00


S demam (+) O A DHF grade II P Konsul dokter umum, advice: IVFD KAEN 3B 20-30 tpm Inj. Cefotaxim 3 x 500 mg i.v. Inj. Gentamycin 2 x 40 mg i.v. Inj. Farmadol 3 x 500 mg i.v. Pasang NGT, puasakan Konsul Sp.B cito

Perjalanan Penyakit 19 April 2013 jam 20.30


S O A DHF grade II P Hasil konsul Sp.B: Inj. Metronidazole 3 x 500 mg i.v. Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul Inj. Alinamin F 3 x 500 mg Drip Ketorolac 1 ampul Cek ureum creatinin cito Observasi bila kesakitan Persiapkan untuk operasi besok bila KU baik

19 April 2013 jam 23.15


Lapor dokter umum, advice: Persiapan PRC 250 cc dan WB 250 cc untuk operasi Terapi lanjutkan Inj. Farmadol 4 x 500 mg i.v. Puasakan pasien Observasi KU

Perjalanan Penyakit 20 April 2013


S: demam (+), BAB (+) kuning, BAK (+), muntah (-), nyeri perut O: KU: compos mentis, tampak lemah HR: 96 x/menit RR: 20 x/menit S: 38.1oC Mata: ca -/- si -/ Thoraks: sn. Vesikuler +/+ Rh -/- Wh /-, S1>S2 reguler, m(-), g (-) Abdomen: tegang , hepar, lien tidak teraba, NT (+) kuadran kanan bawah Extremitas: akral hangat +/+/+/+ oedem -/-/-/A: DHF grade II perbaikan, observasi acute abdomen DD/: Appendicitis akut
P: IVFD KAEN 3B 20-30 tpm Inj. Cefotaxim 3 x 500 mg i.v. Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul i.v. Inj. Gentamycin 2 x 40 mg i.v. Inj. Paracetamol 4 x 500 mg i.v. Puasakan pasien Konsul Sp.An untuk persiapan operasi hasil: Puasakan pasien IVFD RL ganti dengan Futrolit +ketorolac 60 mg Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul i.v. Inj. Dexamethasone 3 x 1 ampul i.v. Inj. Kalnex 3 x 500 mg i.v. Inj. Alinamin F 3 x 1 ampul i.v. Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram i.v. Inj. Metronidazole 2 x 500 mg i.v. Dulcolax supp 2 x 1 Periksa darah rutin, ureum, creatinin cito Post operasi rawat ICU Operasi jangan ditunda

20 April 2013 jam 11.05


Dilakukan operasi laparotomi dengan hasil appendicitis perforasi sehingga dapat ditegakkan diagnosis pasti sebagai peritonitis e.c. appendicitis perforasi

20 April 2013 jam 12.30


S: pasien post operasi O: KU: compos mentis, tampak lemah HR: 90 x/menit RR: 26 x/menit SpO2 : 100% NGT dialirkan warna kehijauan Terpasang drain dan DC A: peritonitis e.c. appendicitis perforasi P: Instruksi post operasi: Rawat ICU O2 rebreathing mask > 10 liter/menit IVFD Futrolit dan Fimahaes Inj. Farmadol 2 x 1 ampul i.v. Inj. Ketesse 3 x 1 ampul i.v. Inj. Omeprazole 2 x 1 ampul i.v. Cek AGD, elektrolit, albumin Balance cairan Teruskan terapi Sp.B

Hasil Laboratorium 20 April 2013 jam 18.44


Pemeriksaan Hasil Satuan HEMATOLOGI Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit MCV MCH MCHC 19.3 4.1 11.3 34.3 83.3 27.4 32.9 10^3/uL 10^6/uL g/dL % U Pcg g/dL 4.8 10.8 4.2 5.4 12.0 16.0 37 47 76 96 27 31 33.0 37.0 Nilai Rujukan

Trombosit

260

10^3/uL
KIMIA KLINIK

150 400
10 50 0.6 1.2 135 148 3.6 5.5 95 108 6.30 8.60 3.70 5.60

Ureum Creatinine Natrium Kalium Klorida Total Protein Albumin

23 0.43 133.5 4.28 102.1 5.91 2.54

Mg/dL Mg/dL Mmol/L Mmol/L Mmol/L g/dL g/dL

Globulin

3.37

g/dL

2.30 3.50

Perjalanan Penyakit 21 April 2013


S: demam (-), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), BAB (-), flatus (-) O: KU: compos mentis, TSS HR: 78 x/menit RR: 20 x/menit S: 36.9 oC SpO2 : 97% Mata ca -/- si -/ Thoraks sn. Vesikuler +/+ Rh -/Wh -/-, S1>S2 reguler, m (-), g (-) Abdomen: datar, supel, BU (+) lemah, nyeri luka operasi (+) Ekstremitas: akral hangat +/+/+/+ oedem -/-/-/A: appendicitis perforasi, peritonitis P: IVFD Futrolit + ketorolac 60 mg 20 tpm i.v. Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul i.v. Inj. Dexamethasone 3 x 1 ampul i.v. Inj. Kalnex 3 x 500 mg i.v. Inj. Alinamin F 3 x 1 ampul i.v. Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram i.v. Inj. Metronidazole 2 x 500 mg i.v. Albumin 20% 100 cc i.v. Dulcolax supp 2 x 1 Puasakan pasien sampai pasien flatus / BAB

Perjalanan Penyakit 22 April 2013


S: demam (-), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), BAB (-), flatus (+), BAK (+), batuk (-), pilek (-), makan (-) O: KU: compos mentis, TSS HR: 64 x/menit RR: 20 x/menit S: 36.9 oC Mata ca -/- si -/ Thoraks sn. Vesikuler +/+ Rh -/- Wh -/, S1>S2 reguler, m (-), g (-) Abdomen: datar, supel, BU (+), nyeri luka operasi (+) Ekstremitas: akral hangat +/+/+/+ oedem -/-/-/ Terpasang NGT, mengalir warna hijau Terpasang drain 10 cc/jam A: appendicitis perforasi, peritonitis P: IVFD Futrolit + ketorolac 60 mg 20 tpm i.v. Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul i.v. Inj. Dexamethasone 3 x 1 ampul i.v. Inj. Kalnex 3 x 500 mg i.v. Inj. Alinamin F 3 x 1 ampul i.v. Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram i.v. Inj. Metronidazole 2 x 500 mg i.v. Albumin 20% 100 cc i.v. Dulcolax supp 2 x 1 Aff NGT Diet cair

Hasil Laboratorium 22 April 2013 jam 10.58


Pemeriksaan Hasil Total Protein 5.67 Albumin Globulin 3.81 1.86 Satuan g/dL g/dL g/dL Nilai Rujukan 6.30 8.60 3.70 5.60 2.30 3.50

Perjalanan Penyakit 23 April 2013


S: demam (-), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), BAB (-), BAK (+), nyeri luka operasi (+), minum susu (+) O: KU: compos mentis, TSS HR: 68 x/menit RR 20 x/menit S: 36.7 oC SpO2 : 99% Mata ca +/+ si -/ Thoraks s. vesikuler +/+ Rh -/- Wh -/-, S1>S2 reguler, m (-), g (-) Abdomen: datar, supel, BU (+), luka operasi (+), rembes (-) Ekstremitas: hangat +/+/+/+ oedem -//-/ Terpasang drain 2,96 cc/jam cair, feses (-) A: appendicitis perforasi, peritonitis P: IVFD Futrolit + ketorolac 60 mg 20 tpm i.v. Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul i.v. Inj. Dexamethasone 3 x 1 ampul i.v. Inj. Kalnex 3 x 500 mg i.v. Inj. Alinamin F 3 x 1 ampul i.v. Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram i.v. Inj. Metronidazole 2 x 500 mg i.v. Albumin 20% 100 cc i.v. Dulcolax supp 2 x 1 Diet bubur sumsum Rencana pindah ruangan Aff O2

Perjalanan Penyakit 24 April 2013


S: demam (-), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), BAB (+) semalam, BAK (+), nyeri luka operasi (+) , minum (+), makan (+) O: KU: compos mentis, TSS HR: 75 x/menit RR 20 x/menit S: 37.1 oC SpO2 : 92% Mata ca +/+ si -/ Thoraks s. vesikuler +/+ Rh -/- Wh /-, S1>S2 reguler, m (-), g (-) Abdomen: datar, supel, BU (+), luka operasi (+), rembes (-) Ekstremitas: hangat +/+/+/+ oedem -/-/-/ A: appendicitis perforasi, peritonitis P: IVFD RL + ketorolac 30 mg 20 tpm i.v. Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul i.v. Inj. Buscopan 3 x 1 ampul i.v. Inj. Ceftriaxone 3 x 500 mg i.v. Inj. Metronidazole 2 x 500 mg i.v. Inj. Alinamin F 3 x 1 ampul i.v. Dulcolax supp 2 x 1 Diet bubur sumsum Besok pindah ruangan

ANALISA KASUS

Pada pasien ini didapatkan diagnosis appendicitis perforasi berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan hasil operasi laparotomi.

Dari anamnesis didapatkan keluhan nyeri perut bagian bawah terus menerus dan tidak menjalar, muntah 5x isi makanan, tidak ada lendir, demam terus menerus sejak 2 hari SMRS. Tidak bisa BAB dan kentut sejak 3 hari SMRS.

Dari pemeriksaan fisik pada abdomen terdapat luka operasi (+), rembes (-), terpasang drain 2,96 cc/jam, cairan cuci, feses (-).

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis, trombositopenia, hipoproteinemia, dan gangguan fungsi hepar.

Dari operasi yang dilakukan pada tanggal 20 April 2013 didapatkan diagnosis pasti appendicitis perforasi.

TINJAUAN PUSTAKA

APENDISITIS
Definisi Peradangan dari apendiks veriformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Epidemiologi Pria dibanding wanita yakni 1,3:1. Apendisitis dapat ditemukan pada semua usia. Insidensi tertinggi pada kelompok usia 20 hingga 30

Etiologi Apendisitis

Peranan Obstruksi (faktor dominan) Peranan lingkungan Peranan dari Flora Kolonik Normal

Patofisiologi

Manifestasi Klinis
Gejala
Bermula dari nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus (nyeri bersifat severe dan steady) beralih ke kuadran kanan bawah Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadangkadang terjadi diare, mual, dan muntah. Bertambah nyeri pada pergerakan, berjalan, atau batuk

Tanda-tanda
PE :
Tanda vital tidak terlalu berubah (bila berubah : tanda-tanda komplikasi) Demam ringan (37,5-38) Posisi tidur, berjalan Peristalsis normal atau sedikit menurun Nyeri yang menunjukan tanda rangsang peritoneum lokal di Mc.Burney
Nyeri tekan Nyeri lepas Defans muskuler

Tanda-tanda

Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung

Rovsing sign: Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri Blumberg sign: Nyeri kanan bawah bila tekanan kiri dilepaskan Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam, berjalan, batuk, mengedan

Pemeriksaan Fisik
Rovsings sign Obturator sign Psoas sign

Pemeriksaan Penunjang
Lab
Leukosit rata-rata 10.00018.000/mm3,>20.000/mm mungkin menunjukan perforasi Shift to the left, dominan PMN LED (infilrat)

Pencitraan :
Radiografi
Berguna untuk mencari gejala komplikasi Memperlihatkanbaya ngan batu radiopak didaerah tersebut

USG
Gambaran: dilatasi lumen, dinding tebal

ALVARADO SCORE
SYMPTOM : Migrate point pain ANOREXIA NAUSEA/VOMIT SIGN RLQ tenderness Rebound Temperature Lab Leukositosis Left shift :1 :1 :1 :2 :1 :1 :2 :1

Nilai 7: appendisitis akut yang perlu pembedahan dini Nilai 5-6: possible appendisitis tidak perlu pembedahan antibiotik Nilai 1-4: dipertimbangkan appendisitis akutobservasi

Penatalaksanaan

Terapi pilihan satu-satunya:pembedahan (apendektomi) Operasi tergantung waktu Apendisitis akutsegera, dilakukan persiapan operasi Apendisitis perforasi (cito) Local atau umum, segera lakukan laparotomi Perbaikan KU dengan infus, pemberian antibiotic untuk gram () dan (+) sertta kuman anaerob dan pemasangan NGT dilakukan sebelum operasi Apendisitis abses (cito) Dilakukan insisi dan drainage saja dengan cara lokal anastesi dan bila mungkin extra peritoneal. Apendektomi dilakukan setelah 6-8 minggu kemudian.

PROGNOSIS
Mortalitas: - 0,1% pada appendicitis akut - 3% bila ruptur - 15% bila ruptur pada geriatri. Penyebab kematian: sepsis tidak terkontrol, emboli paru, aspirasi. Komplikasi yang mungkin terjadi: Akut: infeksi luka operasi. Kronis: perlengketan, ileus obstruksi, hernia.

DaftarPustaka
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Lally KP, Cox CS, Andrassy RJ, Appendix. In: Sabiston Texbook of Surgery. 17th edition. Ed:Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Philadelphia: Elsevier Saunders. 2004: 1381-93 Jaffe BM, Berger DH. The Appendix. In: Schwartzs Principles of Surgery Volume 2. 8th edition. Ed: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE. New York: McGraw Hill Companies Inc. 2005:1119-34 Way LW. Appendix. In: Current Surgical Diagnosis & Treatment. 11 edition. Ed:Way LW. Doherty GM. Boston: McGraw Hill. 2003:668-72 Human Anatomy 205. Retrieved at October 20th 2011 From: http://www.talkorigins.org/faqs/vestiges/vermiform_Appendix.jpg http://www.med.unifi.it/didonline/annoV/clinchirI/Casiclinici/Caso10/Appendicitis1x.jpg Ellis H, Nathanson LK. Appendix and Appendectomy. In : Maingots Abdominal Operations Vol II. 10th edition. Ed: Zinner Mj, Schwartz SI, Ellis H, Ashley SW, McFadden DW. Singapore: McGraw Hill Co. 2001: 1191-222 Soybel DI. Appedix In: Surgery Basic Science and Clinical Evidence Vol 1. Ed: Norton JA, Bollinger RR, Chang AE, Lowry SF, Mulvihill SJ, Pass HI, Thompson RW. New York: Springer Verlag Inc. 2000: 647-62 Prinz RA, Madura JA. Appendicitis and Appendiceal Abscess. In: Mastery of Surgery Vol II. 4th edition. Ed: Baker RJ, Fiscer JE. Philadelphia. Lippincott Williams & Wilkins. 2001: 1466-78 Hardin DM. Acute Appendicitis: Review and Update. American Academy of Family Physician News and Publication. 1999;60: 2027-34. Retrieved at October 20th 2011. From: http://www.aafp.org/afp/991101ap/2027.html http://www.alkalizeforhealth.net/gifs/naturesplatform.gif Owen TD, Williams H, Stiff G, Jenkinson LR, Rees BI. Evaluation of the Alvarado score in acute Appendicitis. Retrieved at June 25th 2007. From: http://www.pubmedcentral.nih.gov/picrender.fcgi?artid=1294889&blobtype=pdf

9.
10. 11.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai