Identitas Pasien
Data Nama Umur Pasien An. N 12 tahun Ayah Tn. R 45 tahun Laki-laki Ibu Ny. T 42 tahun Perempuan
Suku Bangsa
Pendidikan Pekerjaan
Jawa
Pelajar
Jawa
SMA Pegawai
Jawa
SMP Ibu rumah tangga
Penghasilan
Keterangan Asuransi
1.000.000
No. RM
653043
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan dengan pasien dan ibu pasien pada tanggal 23 April 2013 di PICU pada pukul 14.00 WIB
Keluhan Utama
RPS
Pasien anak, perempuan, datang ke UGD RSU Kardinah bersama ibunya dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 2 hari SMRS. Nyeri perut dirasakan terus menerus dan tidak menjalar. Pasien mengeluh mual dan muntah setiap makan sejak 2 hari SMRS. Hari ini pasien sudah muntah 5x berisi makanan, tidak ada lendir. Pasien juga mengeluh demam sejak 2 hari SMRS, keluhan dirasakan terus terusan. pasien menyangkal adanya kejang dan riwayat kejang.
Pasien mengaku tidak bisa BAB dan kentut sejak 3 hari SMRS, perut terasa penuh dan kembung. Keluhan batu dan pilek disangkal oleh pasien.
RPD
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit Pasien tidak pernah dioperasi Tidak ada riwayat asma, alergi makanan maupun obat-obatan
RPK
Ibu pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang memiliki keluhan atau penyakit seperti pasien. Riwayat asma dan alergi dalam keluarga disangkal
Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap
Riwayat KB
Ibu pasien mengikuti program KB dengan IUD
Riwayat Makanan
Ibu mengaku memberikan ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 2 tahun Kesan : Kualitas dan kuantitas makanan cukup baik
Anak kedua Kontrol 4 kali ke bidan Minum vitamin penambah darah Nutrisi selama hamil cukup Kesan : riwayat kelahiran dan kehamilan baik
Riwayat Persalinan
Ditolong bidan BBL 3000 gram PB 48 cm Langsung menangis Kesan : neonatus aterm, lahir spontan
Pemeliharaan post natal Riwayat Pemeliharaan dilakukan di Posyandu dan Postnatal anak dalam keadaan sehat
Riwayat pertumbuhan
BBL : 3000 g PB : 48 cm
Riwayat perkembangan
Tidak ada gangguan perkembangan dalam mental dan emosi
BB sekarang : 35 kg TB : 145 cm
Ayah bekerja sebagai buruh, penghasilan Rp. 1.000.000 per bulan Ibu hanya seorang ibu rumah tangga Tanggungan 2 orang anak Kesehatan ditanggung asuransi jamkesmas Kesan : keadaan sosial ekonomi kurang
1 rumah dihuni 3 orang 2 kamar tidur 1 kamar mandi di dalam rumah Sumber air : PAM SPAL : selokan depan rumah Pencahayaan dan ventilasi dibuka setiap pagi Kesan : kebersihan cukup
Silsilah Keluarga
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : tampak sesak, menangis lemah, gerak kurang aktif Kesadaran : Compos mentis, gelisah
Tanda Vital
Frekuensi Nadi Suhu Pernafasan Saturasi O2 : 68 x/menit : 36.7C per axilla : 20 x/menit : 99%
Status Generalis
Kepala : Normocephali
Mata Konjungtiva anemis (+/+), Sklera Ikterik (-/-) Leher KGB Tidak teraba membesar Thoraks Suara nafas bronkovesikuler diseluruh lapang paru, ronkhi (-/-), wheezing (-/-) Abdomen
Ekstremitas
datar, luka operasi (+), rembes (-), terpasang drain 2,96 cc/jam, cairan cuci, feses (-)
superior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
PEMERIKSAAN KHUSUS
Data antropometri: Anak laki-laki usia : 1 bulan Berat badan : 3.2 kg Panjang badan : 54 cm Pemeriksaan Status Gizi BB/U = 35/42 x 100% = 83.33 % BB normal TB/U = 145/151 x 100% = 96.02 % TB normal BB/TB= 35/38 x 100% = 92.10 % Status Gizi baik Kesan: Berat badan normal, tinggi normal, dan status gizi baik
Resume
Pasien anak, perempuan, datang ke UGD RSU Kardinah bersama ibunya dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 2 hari SMRS. Nyeri perut dirasakan terus menerus dan tidak menjalar. Pasien mengeluh mual dan muntah setiap makan sejak 2 hari SMRS. Hari ini pasien sudah muntah 5x berisi makanan, tidak ada lendir. Pasien juga mengeluh demam sejak 2 hari SMRS, keluhan dirasakan terus terusan. Pasien mengaku tidak bisa BAB dan kentut sejak 3 hari SMRS, perut terasa penuh dan kembung. Pada pemeriksaan fisik abdomen terdapat luka operasi (+), rembes (-), terpasang drain 2,96 cc/jam, cairan cuci, feses (-). Pada pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis, trombositopenia, hipoproteinemia, dan gangguan fungsi hepar. Dari operasi yang dilakukan pada tanggal 20 April 2013 didapatkan diagnosis pasti appendicitis perforasi.
DIAGNOSA BANDING
Demam, mual, muntah, trombositopenia DHF Demam Typhoid Demam, nyeri perut bagian bawah, tidak bisa BAB dan kentut, mual, muntah, leukositosis Appendicitis Akut abdomen
DIAGNOSIS SEMENTARA
Penatalaksanaan
Medikamentosa
IVFD Futrolit + ketorolac 60 mg 20 tpm i.v. Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul i.v. Inj. Dexamethasone 3 x 1 ampul i.v. Inj. Kalnex 3 x 500 mg i.v. Inj. Alinamin F 3 x 1 ampul i.v. Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram i.v. Inj. Metronidazole 2 x 500 mg i.v. Albumin 20% 100 cc i.v. Dulcolax supp 2 x 1 Rencana pindah ruangan Aff O2
Non medikamentosa
Tirah baring Diet bubur sumsum Meminum obat yang diberikan secara teratur
Usulan pemeriksaan
Darah rutin Foto BNO 3 posisi USG
Prognosis
ad sanationam ad vitam ad fungsionam
Ad bonam
Hemoglobin
Hematokrit MCV MCH MCHC Trombosit
15.2
43.6 78.6 27.4 34.9 142
g/dL
% U Pcg g/dL 10^3/uL KIMIA KLINIK
12.0 16.0
37 47 76 96 27 31 33.0 37.0 150 400
SGOT SGPT
49.4 17.0
U/L U/L
<32 <32
Ureum
Creatinine
69
0.97
Mg/dL
Mg/dL SERO IMUNOLOGI
10 50
0.6 1.2
Kesan: ileus paralitik, hepar, lien, kedua renal, dan vesica urinaria dalam batas normal
Hemoglobin 11.7
Hematokrit
MCV MCH
34.2
80.1 27.4
%
U Pcg
37 47
76 96 27 31
MCHC
Trombosit
34.2
101
g/dL
10^3/uL
33.0 37.0
150 400
Hemoglobin 11.6
Hematokrit
MCV MCH
33.5
79.0 27.4
%
U Pcg
37 47
76 96 27 31
MCHC
Trombosit
34.6
116
g/dL
10^3/uL
33.0 37.0
150 400
Leukosit
Eritrosit
10.7
4.0
10^3/uL
10^6/uL g/dL
4.8 10.8
4.2 5.4 12.0 16.0
Hemoglobin 11.1
Hematokrit
MCV MCH
31.9
79.6 27.7
%
U Pcg
37 47
76 96 27 31
MCHC
Trombosit
34.8
110
g/dL
10^3/uL
33.0 37.0
150 400
Leukosit
Eritrosit
15.3
4.1
Hemoglobin 11.3
Hematokrit
MCV MCH MCHC Trombosit
33.2
80.2 27.3 34 176
%
U Pcg g/dL
37 47
76 96 27 31 33.0 37.0
URINE LENGKAP
Makroskopis
Warna Kekeruhan Kimia urin pH Protein Reduksi 8.0 Negatif Negatif 4.8 7.8 Negatif, +1/0.25, +2/0.75. +3/1.5, +4/5.0 Negatif Kuning Jernih Kuning Jernih
Mikroskopis
Eritrosit Leukosit Epitel Silinder Bakteri Kristal Jamur 7-8 0-1 Positif Negatif +1 Amorf Negatif Negatif Negatif +1/<4, +2/5-9, +3/10-29, +4/>30 /lpb +1/<4, +2/5-9, +3/10-29, +4/>30 +1/<4, +2/5-9, +3/10-29, +4/>30
Khusus
Berat jenis
Bilirubin
1010
Negatif
1003 1030
Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif
Keton
Nitrit Eritrosit Leukosit
Negatif
Negatif Positif Positif /25
Negatif
Negatif Negatif Negatif
KIMIA KLINIK
SGOT
SGPT
51.6
34.1
U/L
U/L
<32
<32
SERO IMUNOLOGI
Widal
St-O St-H Pos 1/80 Negatif Negatif Negatif Negatif
Trombosit
260
10^3/uL
KIMIA KLINIK
150 400
10 50 0.6 1.2 135 148 3.6 5.5 95 108 6.30 8.60 3.70 5.60
Globulin
3.37
g/dL
2.30 3.50
ANALISA KASUS
Pada pasien ini didapatkan diagnosis appendicitis perforasi berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan hasil operasi laparotomi.
Dari anamnesis didapatkan keluhan nyeri perut bagian bawah terus menerus dan tidak menjalar, muntah 5x isi makanan, tidak ada lendir, demam terus menerus sejak 2 hari SMRS. Tidak bisa BAB dan kentut sejak 3 hari SMRS.
Dari pemeriksaan fisik pada abdomen terdapat luka operasi (+), rembes (-), terpasang drain 2,96 cc/jam, cairan cuci, feses (-).
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis, trombositopenia, hipoproteinemia, dan gangguan fungsi hepar.
Dari operasi yang dilakukan pada tanggal 20 April 2013 didapatkan diagnosis pasti appendicitis perforasi.
TINJAUAN PUSTAKA
APENDISITIS
Definisi Peradangan dari apendiks veriformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Epidemiologi Pria dibanding wanita yakni 1,3:1. Apendisitis dapat ditemukan pada semua usia. Insidensi tertinggi pada kelompok usia 20 hingga 30
Etiologi Apendisitis
Peranan Obstruksi (faktor dominan) Peranan lingkungan Peranan dari Flora Kolonik Normal
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Gejala
Bermula dari nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus (nyeri bersifat severe dan steady) beralih ke kuadran kanan bawah Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadangkadang terjadi diare, mual, dan muntah. Bertambah nyeri pada pergerakan, berjalan, atau batuk
Tanda-tanda
PE :
Tanda vital tidak terlalu berubah (bila berubah : tanda-tanda komplikasi) Demam ringan (37,5-38) Posisi tidur, berjalan Peristalsis normal atau sedikit menurun Nyeri yang menunjukan tanda rangsang peritoneum lokal di Mc.Burney
Nyeri tekan Nyeri lepas Defans muskuler
Tanda-tanda
Rovsing sign: Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri Blumberg sign: Nyeri kanan bawah bila tekanan kiri dilepaskan Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam, berjalan, batuk, mengedan
Pemeriksaan Fisik
Rovsings sign Obturator sign Psoas sign
Pemeriksaan Penunjang
Lab
Leukosit rata-rata 10.00018.000/mm3,>20.000/mm mungkin menunjukan perforasi Shift to the left, dominan PMN LED (infilrat)
Pencitraan :
Radiografi
Berguna untuk mencari gejala komplikasi Memperlihatkanbaya ngan batu radiopak didaerah tersebut
USG
Gambaran: dilatasi lumen, dinding tebal
ALVARADO SCORE
SYMPTOM : Migrate point pain ANOREXIA NAUSEA/VOMIT SIGN RLQ tenderness Rebound Temperature Lab Leukositosis Left shift :1 :1 :1 :2 :1 :1 :2 :1
Nilai 7: appendisitis akut yang perlu pembedahan dini Nilai 5-6: possible appendisitis tidak perlu pembedahan antibiotik Nilai 1-4: dipertimbangkan appendisitis akutobservasi
Penatalaksanaan
Terapi pilihan satu-satunya:pembedahan (apendektomi) Operasi tergantung waktu Apendisitis akutsegera, dilakukan persiapan operasi Apendisitis perforasi (cito) Local atau umum, segera lakukan laparotomi Perbaikan KU dengan infus, pemberian antibiotic untuk gram () dan (+) sertta kuman anaerob dan pemasangan NGT dilakukan sebelum operasi Apendisitis abses (cito) Dilakukan insisi dan drainage saja dengan cara lokal anastesi dan bila mungkin extra peritoneal. Apendektomi dilakukan setelah 6-8 minggu kemudian.
PROGNOSIS
Mortalitas: - 0,1% pada appendicitis akut - 3% bila ruptur - 15% bila ruptur pada geriatri. Penyebab kematian: sepsis tidak terkontrol, emboli paru, aspirasi. Komplikasi yang mungkin terjadi: Akut: infeksi luka operasi. Kronis: perlengketan, ileus obstruksi, hernia.
DaftarPustaka
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Lally KP, Cox CS, Andrassy RJ, Appendix. In: Sabiston Texbook of Surgery. 17th edition. Ed:Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Philadelphia: Elsevier Saunders. 2004: 1381-93 Jaffe BM, Berger DH. The Appendix. In: Schwartzs Principles of Surgery Volume 2. 8th edition. Ed: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE. New York: McGraw Hill Companies Inc. 2005:1119-34 Way LW. Appendix. In: Current Surgical Diagnosis & Treatment. 11 edition. Ed:Way LW. Doherty GM. Boston: McGraw Hill. 2003:668-72 Human Anatomy 205. Retrieved at October 20th 2011 From: http://www.talkorigins.org/faqs/vestiges/vermiform_Appendix.jpg http://www.med.unifi.it/didonline/annoV/clinchirI/Casiclinici/Caso10/Appendicitis1x.jpg Ellis H, Nathanson LK. Appendix and Appendectomy. In : Maingots Abdominal Operations Vol II. 10th edition. Ed: Zinner Mj, Schwartz SI, Ellis H, Ashley SW, McFadden DW. Singapore: McGraw Hill Co. 2001: 1191-222 Soybel DI. Appedix In: Surgery Basic Science and Clinical Evidence Vol 1. Ed: Norton JA, Bollinger RR, Chang AE, Lowry SF, Mulvihill SJ, Pass HI, Thompson RW. New York: Springer Verlag Inc. 2000: 647-62 Prinz RA, Madura JA. Appendicitis and Appendiceal Abscess. In: Mastery of Surgery Vol II. 4th edition. Ed: Baker RJ, Fiscer JE. Philadelphia. Lippincott Williams & Wilkins. 2001: 1466-78 Hardin DM. Acute Appendicitis: Review and Update. American Academy of Family Physician News and Publication. 1999;60: 2027-34. Retrieved at October 20th 2011. From: http://www.aafp.org/afp/991101ap/2027.html http://www.alkalizeforhealth.net/gifs/naturesplatform.gif Owen TD, Williams H, Stiff G, Jenkinson LR, Rees BI. Evaluation of the Alvarado score in acute Appendicitis. Retrieved at June 25th 2007. From: http://www.pubmedcentral.nih.gov/picrender.fcgi?artid=1294889&blobtype=pdf
9.
10. 11.
TERIMA KASIH