1.1 Latar Belakang Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak selalu berkonotasi yuridis. Secara harfiah mal mempunyai arti salah sedangkan praktek mempunyai arti pelaksanaan atau tindakan, sehingga malpraktek berarti pelaksanaan atau tindakan yang salah. Meskipun arti harfiahnya demikian tetapi kebanyakan istilah tersebut dipergunakan untuk menyatakan adanya tindakan yang salah dalam rangka pelaksanaan suatu profesi. Sedangkan difinisi malpraktek profesi kesehatan adalah kelalaian dari seseorang dokter atau perawat untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama. (Kasimin, 2008). Sejak 2006 hingga 2012, tercatat ada 182 kasus kelalaian medik --atau bahasa awamnya malpraktek-- yang terbukti dilakukan dokter di seluruh Indonesia. Malpraktek ini terbukti dilakukan dokter setelah melalui sidang yang dilakukan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI). Dari 182 kasus malpraktek di seluruh Indonesia itu, sebanyak 60 kasus dilakukan dokter umum, 49 kasus dilakukan dokter bedah, 33 kasus dilakukan dokter kandungan, dan 16 kasus dilakukan dokter spesialis anak. (Wibisono, 2013). Dalam hal seorang dokter diduga melakukan pelanggaran etika kedokteran (tanpa melanggar norma hukum), maka ia akan dipanggil dan disidang oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI untuk dimintai pertanggungjawaban (etik dan disiplin profesi)nya. Persidangan MKEK bertujuan untuk mempertahankan akuntabilitas, profesionalisme dan keluhuran profesi. Saat ini
MKEK menjadi satu-satunya majelis profesi yang menyidangkan kasus dugaan pelanggaran etik dan/atau disiplin profesi di kalangan kedokteran.(Afif, 2012). Dengan semakin maraknya kasus malpraktek yang belakangan ini terjadi di masyarakat baik yang benar terjadi maupun tidak, profesi dokter tidak lagi dipandang sebagai suatu profesi yang mulia. Masyarakat cenderung selalu mencari kesalahan dokter dengan mengatasnamakan malpraktek. Oleh sebab itu MKEK sebagai majelis yang bertugas mempertahankan akuntabilitas, profesionalisme dan keluhuran profesi adalah badan yang berhak sekaligus bertanggung jawab untuk ikut serta menyelesaikandan mengatasi masalah yang mungkin terjadi antara dokter dengan pasien akibat kasus malpraktek berdasarkan hokum yang ada. Dalam makalah ini penulis akan membahas peranan MKEK dalam menangani kasus malpraktek. 1.2 Rumusan Masalah 1.Bagaimana peranan MKEK dalam menangani kasus malpraktek? 1.3 Tujuan 2. Mengetahui bagaimana peranan MKEK dalam menangani kasus malpraktek. 1.4 Manfaat 1.Memberikan informasi ilmiah mengenai peranan MKEK dalam menangani kasus malpraktek.
Afif. 2012. Etika Kedokteran Indonesia dan Penanganan Pelanggaran Etika di Indonesia Budi Sampurna. http://w-afifmufida-fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-68488-1%20Etika %20Kedokteran-Etika%20Kedokteran%20Indonesia%20dan %20Penanganan%20Pelanggaran%20Etika%20di%20Indonesia %20Budi%20Sampurna.html (21 april 2013)
Wibisono, 2013. Sampai Akhir 2012, Terjadi 182 Kasus Malpraktek. http://www.tempo.co/read/news/2013/03/25/058469172/Terjadi-182-KasusMalpraktek-di-Balikpapan