Anda di halaman 1dari 2

Penularan Demam Berdarah Dengue Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virusdengue, yaitu

manusia, virus, dan vektor perantara. Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegepti betina yang

sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan beberapa spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini, namun merupakan vektor yang kurang berperan. Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. Virus dalam tubuh nyamuk betina dapat ditularkan kepada telurnya (transovanan transmission), namun perannya dalam penularan virus tidak penting. Sekali virus dapat masuk dan berkembangbiak di dalam tubuh nyamuk, nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya (infektif). Di tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 46 hari (intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul. Nyamuk Aedes aegepti sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang (Kristina, Isminah, Wulandari, 2004). Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak anak yang berusia kurang dari 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab seta daerah kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musim/alam serta perilaku manusia (Kristina, Isminah, Wulandari, 2004).

Pencegahan Penceghan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu Aedes aegepti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu: 1. Lingkungan Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan

Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh: Menguras bak mandi/penampungan air sekurnag kurangnya sekali seminggu Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali Menutup dengan rapat tempat penampungan air Mengubur kaleng kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya

2. Biologis

Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikanadu/cupang) dan bakteri (Bt.H-14) 3. Kimiawi Cara pengendalian ini antara lain dengan: Pengasapan/fossing (dengan menggunakan malathion dna fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain lain Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang disebut 3M Pus yaitu, menutup, menguras dan menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala dan lain lain sesuai dengan kondisi setempat.

Referensi: Kristina; Isminah; dan Wulandari, Leny. 2004. Kajian Masalah Kesehatan Demam Berdarah Dengue. Diakses dari: http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/DEMAMBERDARAH1.pdf. Diakses tanggal 26 September 2010. (Kristina, Isminah, Wulandari, 2004) Depkes. Tata Laksaana Demam Berdarah Dengue. Diakses dari:

http://www.depkes.go.id/downloads/Tata%20Laksana%20DBD.pdf . Diakses tanggal 26 September 2010

Anda mungkin juga menyukai