Anda di halaman 1dari 26

REFERAT RADIOLOGI PNEUMONIA

DISUSUN OLEH : Anita Amanda Dewi Fitri Fiddini Hilyah Mursilah Ryan Tresna Putra Syamsul Arifin

107103001461 107103000612 107103000451 107103000149 107103002309

PEMBIMBING : dr. Refni Muslim, Sp. Rad

KEPANITERAAN RADIOLOGI RSUP FATMAWATI PERIODE 17 DESEMBER 28 DESEMBER 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

Radiologi - Pneumonia

2012

JAKARTA, 2012 M KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa, yang dengan pertolongan-Nya, raferat yang berjudul Pneumonia dapat selesai disusun. Referat ini disusun sebagai sarana diskusi dan pembelajaran, serta diajukan guna untuk memenuhi persyaratan penilaian di kepaniteraan klinik radiologi di RSUP Fatmawati Jakarta. Penghargaan dan rasa terima kasih disampaikan kepada dr. Refni Muslim ,Sp.Rad yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan referat ini. Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan raferat ini. Penyusun menyadari bahwa dalam raferat ini masih jauh dari sempurna, baik mengenai isi, susunan bahasa, maupun kadar ilmiahnya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dari penyusun dalam mengerjakan referat ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan referat ini. Semoga referat ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, 21 Desember 2012

Penyusun.

Radiologi - Pneumonia

2012

Daftar isi Kata pengantar Daftar isi Bab I Pendahuluan 2 .... 3 4

Bab II Tinjauan Pustaka ............................................................................................................7 Bab III Kesimpulan Daftar pustaka ................................................................................................................24 ...............................................................................................................25

Radiologi - Pneumonia

2012

BAB I PENDAHULUAN
Pada masa yang lalu pneumonia diklasifikasikan sebagai pneumoni tipikal yang disebabkan oleh S. pneumoni dan atipikal yang disebabkan oleh kuman atipik seperti M. pneumoniae. Kemudian ternyata manifestasi dari patogen lain seperti H. influenza, S. aureus dan bakteri gram negative memberikan sindrom klinik yang identik dengan pneumonia oleh S. pneumonia, dan bakteri lain dan virus dapat menimbulakn gambaran yang sama dengan pneumonia oleh M. pneumonia. Sebaliknya legionella spp. Dan virus dapat memberikan gambaran pneumonia yang bervariasi luas. Karena itu istilah tersebut tidak digunakan lagi. Dengan demikian pneumonia saat ini dikenal 2 kelompok utama yaitu pneumonia di rumah perawatan (PN) dan Pneumonia komunitas yang didapat di masyarakat. Di samping kedua bentuk ini terdapat pula pneumonia bentuk khusus yang masih sering dijumpai.4 Peradangan paru dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, protozoa, bahan kimia, lesi kanker, dan radiasi ion. Pada foto thoraks, semua pneumonia dapat memperlihatkan tanda-tanda radiologis yang positif. Tetapi karena meliputi banyak faktor penyebab maka hampir tidak mungkin mengambil kesimpulan penyebab yang tepat hanya karena berdasarkan tanda-tanda radiologis yang ditemukan. Contoh yang klasik adalah pneumonia yang disebabkan oleh pneumokokus yang ditandai dengan panas tinggi, leukositosis, batuk dan nyeri di dada. Pada foto thoraks tidak akan ditemukan kelainan radiologis dalam 24 jam pertama. Tapi pada keadaan pneumonia lobaris akan terlihat gambaran konsolidasi yang cepat dari segmen pulmonal.

Radiologi - Pneumonia

2012

Kelainan ini dapat meliputi seluruh lobus atau hanya melibatkan satu atau beberapa segmen saja. Umumnya pneumonia lobaris disebabkan oleh pneumokokus. Epidemiologi Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak hanya di negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanda dan Negara-negara Eropa. Di Indonesia sendiri pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit-penyakit kardiovaskular dan tuberculosis. Salah satu hal yang meningkatkan resiko yaitu rendahnya factor social - ekonomi.

Radiologi - Pneumonia

2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2. 1. Definisi Infeksi Saluran Nafas Bawah Akut (ISNBA) menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi serta kerugian produktivitas kerja. ISNBA dapat dijumpai dalam berbagai bentuk, tersering adalah dalam bentuk pneumonia.4 Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paruparu meradang. Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja. Gara - gara inilah, selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita pneumonia bisa meninggal. Sebenarnya pneumonia bukanlah penyakit tunggal. Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi, dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun partikel.7

Radiologi - Pneumonia

2012

Istilah pneumonia lazim dipakai bila peradangan terjadi oleh proses infeksi akut sedangkan istilah pneumonitis sering dipakai untuk proses non infeksi. Bila proses infeksi teratasi maka terjadi resolusi dan biasanya struktur paru kembali normal. Namun pada pneumonia nekrotikans yang disebabkan antara lain oleh staphylococcus atau kuman gram negative terbentuk jaringan parut atau fibrosis. Diagnosis Pneumonia harus di dasarkan kepada pengertian pathogenesis penyakit hingga diagnosis yang dibuat mencakup bentuk manifestasi, beratnya proses penyakit dan etiologi pneumonia.2 Istilah awam dari pneumonia adalah radang paru-paru. Pneumonia adalah penyakit umum yang terjadi di seluruh kelompok umur dan dapat terjadi pada orang normal tanpa kelaianan imnuitas yang jelas. Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih penyakit dasar yang mengganggu daya tahan tubuh.7 2.2. Insiden pneumonia

Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran napas yang terjadi di masyarakat (pneumonia komunitas / PK) atau di dalam rumah sakit (pneumonia

Radiologi - Pneumonia

2012

nosokomial/PN). Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15-20%. Di AS pneumonia mencapai 13% dari semua penyakit infeksi pada anak dibawah 2 tahun. Berdasarkan hasil penelitian insiden pada pneumonia didapat 4 kasus dari 100 anak prasekolah, 2 kasus dari 100 anak umur 5-9 tahun,dan 1 kasus ditemukan dari 100 anak umur 9-15 tahun. UNICEF memperkirakan bahwa 3 juta anak di dunia meninggal karena penyakit pneumonia setiap tahun. Meskipun penyakit ini lebih banyak ditemukan pada daerah berkembang akan tetapi di Negara majupun ditemukan kasus yang cukup signifikan. Berdasarkan umur, pneumonia dapat menyerang siapa saja. Meskipun lebih banyak ditemukan pada anak-anak. Pada berbagai usia penyebabnya cendrung berbeda-beda, dan dapat menjadi pedoman dalam memberikan terapi. 2.3. Epidemiologi pneumonia

Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran napas yang terbanyak di dapatkan dan sering merupakan penyebab kematian hampir di seluruh dunia. Di Inggris pneumonia menyebabkan kematian 10 kali lebih banyak dari pada penyakit infeksi lain, sedangkan di AS merupakan penyebab kematian urutan ke 15. Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan; prevalensi nasional ISPA: 25,5% (16 provinsi di atas angka nasional), angka kesakitan (morbiditas) pneumonia pada Bayi: 2.2 %, Balita: 3%, angka kematian (mortalitas) pada bayi 23,8%, dan Balita 15,5%. Pneumonia pada dapat terjadi pada orang tanpa kelainan imunitas yang jelas. Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih penyakit dasar yang mengganggu daya tahan tubuh. Frekuensi relative terhadap mikroorganisme petogen paru bervariasi menurut lingkungan ketika infeksi tersebut didapat. Misalnya lingkungan masyarakat, panti perawatan, ataupun rumah sakit. Selain itu factor iklim dan letak geografik mempengaruhi peningkatan frekuensi infeksi penyakit ini.

Radiologi - Pneumonia

2012

2. 4. Faktor Resiko Pneumonia semakin sering dijumpai pada golongan lanjut usia, pasien dengan panyakit menahun serta pada penderita PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik). Juga dapat terjadi pada pasien dengan penyakit lain seperti DM, payah jantung, penyakit arteri koroner, keganasan, insufisiensi renal, penyakit saraf kronik, dan penyakit hati kronik. Factor predisposisi lain antara lain berupa kebiasaan merokok, pasca infeksi virus, keadaan imunodefisiensi, kelemahan atau kelainan struktur organ dada dan penurunan kesadaran. Juga adanya tindakan invasive seperti infuse, intubasi, trakeostomi atau pemasangan ventilator.4 2. 5. Etiologi Etiologi pneumonia berbeda-beda pada berbagai tipe dari pneumonia dan hal ini berdampak kepada obat yang akan diberikan. Mikroorganisme penyebab tersering adalah bakteri yang jenisnya berbeda antar Negara, anatara satu daerah dengan daerah yang lain dalam satu Negara, karena itu perlu diketahui dengan baik pola kuman suatu tempat. Di Indonesia belum mempunyai data mengenai pola kuman penyebab secara umum.4 Tabel 1. Penyebab paling sering Pneumonia yang di dapat di masyarakat dan nosokomial.3 Lokasi Sumber Penyebab Masyarakat Strepcoccus pneumoniae Mycoplasma pneumoniae Haemophilus influenza Legionella pneumophila Chlamydia pneumoniae Anaerob oral (aspirasi)

Radiologi - Pneumonia

2012

Adenovirus Basil usus gram negative (missal Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae) Rumah Sakit Pseudomonas aeruginosa Staphylococcus aureus Anaerob oral (aspirasi)

Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi dalam perang dunia II. Mikoplasma adalah agen terkecil dialam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati. Pneumonia juga dapat disebabkan oleh protozoa parasit. Pneumocystis carinii adalah penyebab darp PCP (pneumonia p. carinii). PCP yang berulang menyerang lebih dari separuh penderita AIDS dan sering menjadi penyebab kematian kelompok ini. PCP merupakan infeksi opportunistic dan dapat juga terjadi pada pejamu dengan gangguan imunitas seperti pasien mendapat terapi imunosupresif untuk pengobatan kanker atau transplantasi organ. 2. 6. Klasifikasi Klasifikasi Pneumonia yang lazim digunakan adalah seperti terlihat pada tabel 1 yang didasarkan pada faktor inang dan lingkungan. Tabel 1. Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan Inang dan Lingkungan Pneumonia Komunitas Sporadis atau endemic; muda atau orang tua

10

Radiologi - Pneumonia

2012

Pneumonia Nosokomial Pneumonia Rekurens Pneumonia Aspirasi Pneumonia pada Gangguan Imun

Didahului perawatan di RS Terjadi berulang kali, berdasarkan penyakit paru kronik Alkoholik, usia tua Pada pasien transpalantasi, onkologi, AIDS

2. 7. Patogenesis Proses pathogenesis pneumonia terkati dengan 3 faktor keadaan imunitas inang, MO yang menyerang dan lingkunang yang berinteraksi satu sama lain. Cara terjadinya penularan sering disesuaikan dengan jenis kuman, misalnya infeksi melalui droplet sering disebabkan oleh strepcoccus pneumonia, melalui selang infuse oleh staphylococcus aureus sedangkan infeksi pada pemakaian ventilator oleh P. aeruginosa dan Escherichia.4 2.8. Patologi Anatomi Terdapat empat stadium anatomi dari pneumonia lobaris, yaitu: 1. Stadium kongesti, terdiri dari proliferasi cepat dari bakteri dengan peningkatan vaskularisasi dan eksudasi yang serius. Sehingga lobus yang terkena akan berat, merah penuh dengan cairan. Rongga alveolar mengandung cairan edema yang berprotein, neutrofil yang menyebar dan banyak bakteri. Susunan alveolar masih tampak. 2. Stadium hepatisasi merah terjadi oleh karena rongga udara di penuhi dengan eksudat fibrinosupuratif yang berakibat konsolidasi kongestif yang menyerupai hepar pada jaringan paru. Benang-benang fibrin dapat mengalir dari suatu alveolus melalui pori-pori yang berdekatan. 3. Stadium hepatisasi kelabu (konsulidasi) melibatkan desintegrasi progresif dari leukosit dan eritrosit bersamaan dengan penumpukan terus-menerus dari fibrin diantara alveoli. 4. Stadium akhir yaitu resolusi, mengikuti kasus-kasus tanpa komplikasi. Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk. Parenkim paru kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan normal.

11

Radiologi - Pneumonia

2012

2.9. Klasifikasi Pneumonia diklasifikasin dalam beberapa kelompok; menurut penyakit bawaan; menurut tempat asal terjadinya infeksi; menurut hasil rontgen, dan menurut gambaran klinis. 1. Menurut penyakit bawaan, yatu: Pneumonia primer, yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak mempunya faktor resiko tertentu. Kuman penyebab utama yaitu Staphylococcus pneumoniae ( pneumokokus), Hemophilus influenzae, juga Virus penyebab infeksi pernapasan( Influenza, Parainfluenza, RSV). Selain itu juga bakteri pneumonia yang tidak khas( atypical) yaitu mykoplasma, chlamydia, dan legionella. Pneumonia sekunder, yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi, selain penderita penyakit paru lainnnya seperti COPD, terutama juga bagi mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus, HIV, dan kanker,dll. 2. Menurut tempat asal terjadinya infeksi, yaitu:

Community acquired pneumonia (CAP; pneumonia yang terjadi di lingkungan rumah), juga termasuk Pneumonia yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam. Kuman penyebab sama seperti pada pneumonia primer( liat atas). Nosokomial pneumonia atau hospital acquired pneumonia (HAP, pneumonia yang terjadi di rumah sakit), infeksi terjadi setelah 48 jam berada di rumah sakit. Kuman penyebab sangat beragam, yang sering di temukan yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya seperti E.coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeroginosa, Proteus, dll. Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP.

3. Menurut gambaran klinis, yaitu:

Typical pneumonia, infeksi radang paru dengan gejala yang khas. Gejala yang khas (typical) dari pneumonia yaitu munculnya secara tiba-tiba di ikuti dengan batuk berdahak, demam dalam waktu singkat dan menggigil, dan sesak napas(dyspnea). Sekitar 30% hanya merasakan sakit dada yang hebat (pleura) sebagai gejala utama tanpa di ikuti

12

Radiologi - Pneumonia

2012

simptom khas pneumonia. Selain itu penderita cepat lelah, tidak nafsu makan, berkeringat dan rasa mual.

Atypical pneumonia sebagai kebalikannya

4. Menurut predileksi infeksi

Pneumonia lobaris. Pneumonia focal yang melibatkan satu / beberapa lobus paru. Bronkus besar umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran airbronchogram. Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema yang menyebar melalui pori-pori Kohn. Penyebab terbanyak pneumonia lobaris adalah Streptococcus pneumoniae. Jarang pada bayi dan orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen. Kemungkinan sekunder disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing, atau adanya proses keganasan. Bronkopneumonia. Ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru. Dapat disebabkan oleh bakteri maupun virus. Sering pada bayi dan orang tua. Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus. Pneumonia interstitial. Dapat dikatakan sebagai pneumonia fokal/difus, di mana terjadi infiltrasi edema dan sel-sel radang terhadap jaringan interstisial paru. Septum alveolus berisi infiltrat limfosit, histiosit, sel plasma dan neutrofil. Dapat timbul pleuritis apabila peradangan mengenai pleura viseral.

2. 10. Gambaran Klinis Beberapa manifestasi klinis pneumonia yakni demam dengan suhu tubuh kadang-kadang melebihi 400C, sesak nafas, sakit tenggorokan, nyeri otot, batuk produktif dengan sputum purulen, mialgia, menggigil. Demam yang tinggi kadang dapat membuat bibir menjadi kebiruan. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan berupa tanda-tanda konsolidasi paru seperti perkusi paru yang pekak, ronkhi nyaring, suara pernapasan bronchial.4

13

Radiologi - Pneumonia

2012

Pneumonia oleh virus kebanyakan menyerang saluran pernapasan bagian atas-terutama pada anak-anak- gangguan ini bisa memicu pneumonia. Untunglah, sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influensa, gangguan bisa berat dan kadang menyebabkan kematian, Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan. Pneumonia Mikoplasma berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering juga disebut pneumonia yang tidak tipikal ( Atypical Penumonia ). Gejala yang paling sering adalah batuk berat, namun dengan sedikit lendir. Demam dan menggigil hanya muncul di awal, dan pada beberapa pasien bisa mual dan muntah. Rasa lemah baru hilang dalam waktu lama. 2. 11. Terapi Terapi pneumonia dilandaskan pada diagnosis empiric berupa AB untuk mengeradikasi MO yang diduga sebagai kausalnya. Dalam pemakaian AB harus dengan diagnosis tepat, pilihan AB tepat, dan dosis yang tepat, dalam jangka waktu yang tepat dan pengertian patogenesis penderita secara tepat. AB yang bermanfaat untuk mengobati kuman intraseluler seperti halnya PA oleh kelompok M. pneumoniae adalah obat yang bias berakumulasi intraseluler di samping ekstra seluler, seperti halnya obat golongan makrolid.

14

Radiologi - Pneumonia

2012

GAMBARAN RADIOLOGIS
Suatu penilaian terhadap foto thoraks memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang anatomi normal thoraks. Dalam keadaan normal pun, setiap orang memiliki anatomi yang berbeda-beda, sedangkan batas antara orang normal dan sakit sedikti samar. Sehingga perlu dimiliki pengetahuan dasar tentang apa yang masih termasuk abtas-batas normal.1 Kebanyakan proses patologis yang melibatkan paru akan menyebabkan peningkatan densitas paru dan tampak berwarna putih atau tampak sebagai bayangan opak fokal.2 Pola Pneumonia Pneumonia adalah konsolidasi rongga udara akibat rongga udara alveolar terisi dengan eksudat inflamatorik yang disebabkan infeksi. Pneumonia dapat diklasifikasikan baik secara anatomis maupun etiologi. Klasifikasi pneumonia secara anatomis bermanfaat karena pola tertentu memiliki penyebab yang spesifik, misalnya pneumonia lobaris seringkalo disebabkan oleh pneumonia streptokokus. Usia juga penting dipertimbangkan karena pneumonia pada anak mempunyai gambaran yang khas dan disebabkan oleh infeksi dari orang dewasa. Di banyak Negara berkembang, pola penyakit ini dipersulit dengan adanya imunosupresi akibat infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Untuk mempelajari konsolidasi paru, baik menyangkut perluasan dan lokasi kelainan dibuat foto thoraks proyeksi lateral, oblique dan frontal.2 Pneumonia Lobaris

15

Radiologi - Pneumonia

2012

Pneumonia adalah bayangan opak rongga udara pada suatu lobus paru. Rongga udara alveolar terisi dengan eksudat inflamatorik sementara bronkus dan bronkolus tetap terbuka. Seringkali disebabkan oleh Strepcoccus pneumonia. Pola yang harus dikenali adalah bayangan opak lobus paru dengan adanya air bronchogram yang tampak seperti cabang pohon yang tidak berdaun. Air bronchogram adalah udara yang terdapat pada percabangan bronkus yang dikelilingi oleh bayangan opak rongga udara. Ketika terlihat adanya bronchogram, hal ini bersifat diagnostic untuk pneumonia lobaris. Diagnosis banding yang penting adalah atelektasis lobaris; pada kasus ini, tidak terlihat adanya air bronchogram karena bronkus biasanya menglamai obstruksi dan udara di bagian distal bronkus di reabsorbsi.2 Gambaran yang paling umum ditemukan adalah konsolidasi di lobus atau di segmen pulmonal. Contohnya ialah infeksi oleh bakteri klebsiella pneumonia, abses dan kavitas dapat terjadi dalam dua sampai tiga hari Untuk melokalisasi suatu pneumonia lobaris secara anatomis dapat digunakan tanda hilangnya siluet. Pneumonia lobus tengah paru kanan akan menyebabkan batas jantung kanan menghilang dan pneumonia lingual lobus atas paru kiri akan menyebabkan menghilangnya batas jantung kiri. Pada pneumonia lobus bawah, hemidiafragma tidak akan terlihat.2

16

Radiologi - Pneumonia

2012

CONSOLIDATION(LOBAR P.)

RIGHT UPPER LOBE

Pneumonia Nekrotikans Pola pneumonia nekrotikans terjadi bila terdapat nekrosis jaringan paru yang luas. Terbentuk kavitas yang mungkin memperlihatkan multiple fluid level (batas cairan). Penyebab yang sering adalah infeksi bakteri klebsiella, bacteroides, dan pseudomonas. Petunjuk untuk pola ini adalah adanya kavitas pada pneumonia. Diagnosis banding pneumonia nekrotikans yaitu kanker yang membentuk kavitas (biasanya skuamosa primer atau sekunder) dan tuberculosis.2

17

Radiologi - Pneumonia

2012

Necrotizing Pneumonia

Pneumonia Nosokomial Infeksi nosokomial pada paru kebanyakan disebabkan oleh bakteri gram negative. Gambaran radiologis pneumonia gram negative ini identik dengan pneumonia oleh bakteri lainnya. Komplikasi yang sering terjadi pada peradangan ini adalah emfiema dan kerusakan jaringan parenkim.

Bronkopenumonia Gambaran pneumonia pada foto thoraks sama seperti gambaran konsolidasi radang. Jika udara dalam alveoli digantikan oleh eksudat radang, maka bagian paru tersebut akan tampak putih pada foto Roentgen. Kelainan ini dapat melibatkan sebagian atau seluruh lobus

(pneumonia lobaris) atau berupa bercak yang mengikutsertakan alveoli secara tersebar (bronkopneumonia).1 Pada pola ini terdapat bayangan opak peribronkial multifocal bilateral.

18

Radiologi - Pneumonia

2012

Pola ini sering ditemukan pada infeksi masa kanak-kanak. Penyebab infeksi yang sering adalah virus atau infeksi mikoplasma.

Bronchopneumonia

Atypikal pneumonia / Pneumonia interstitial

19

Radiologi - Pneumonia

2012

Tempat terjadinya infeksi terutama di intertitium, karena itu disebut interstitial pneumonia. Infiltrasi sel dan edema yang terjadi menyebabkan semakin jauhnya jarak alveoli dengan pembuluh darah kapiler paru sehingga pertukaran udara atau oksigen terhambat, akibatnya pasien merasa sesak nafas. Didalam alveoli hampir tidak berisi cairan, karena itu pasien tidak batuk berdahak. Kuman penyebab terutama yang hidup didalam sel seperti virus; Chlamydia pneumonia, mikoplasma pneumoniae; serta coxiella burnetti & chlamidia trachomatis ( jarang). Gejala klinis utama adalah sesak nafas dan batuk tidak berdahak. Juga tidak terjadi demam, kenikan suhu badan hanya minimal.

20

Radiologi - Pneumonia

2012

Pneumonia interstitial ditandai dengan pola linear atau retikuler pada parenkim paru. Pada tahap akhir, dijumpai penebalan jaringan interstitial sebagai densitas noduler yang kecil. Infiltrat interstitial, ditandai dengan peningkatan corakan bronkovaskuler, peribronchial cuffing, dan hiperaerasi

Pneumonia Ground Glass Pola ini sering sulit diketahui secara dini, namun petunjuknya adalah pembuluh darah paru yang tampak tidak berbatas tegas atau kabur dan paru tampak sedikit opak. Pola ini bermula di sekitar hilus dan menyebar ke arah luar. Tidak ditemukan adanya air bronchogram. Pola ini ditemukan pada infeksi pneumonia Pneumocystis Carinii diderita oleh pasien dengan imunosupresi terutama akibat AIDS, infeksi mikoplasma dan infeksi virus. PCP biasanya menjadi tanda awal serangan penyakit pada pengidap HIV/AIDS. PCP bisa diobati pada banyak kasus. Bisa saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan kemudian, namun pengobatan yang baik akan mencegah atau menundah kekambuhan.2

21

Radiologi - Pneumonia

2012

Pneumocystis Carinii Pneumonia (PCP). Chest radiograph shows symmetric bilateral hazy increased opacity (ground-glass opacity). The patient was a 42-year-old woman with newly diagnosed acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) and PCP. 6

Computer tomography scan of patient showing ground glass lesions in both lungs and bilateral lung nodules. A cystic lesion was present in the left lower lobe

Round Pneumonia

22

Radiologi - Pneumonia

2012

Pneumonia ini sering terlihat pada infeksi di masa kanak-kanak dan dapat menyerupai suatu massa dalam paru. Petunjuk untuk pola ini adalah adanya air bronchogram di dalam bayangan opak. Round Pneumonia terjadi karena infeksi mudah menyebar melalui foramen interalveolar.

Anteroposterior radiograph of a child with a round pneumonia. 5

Pneumonia Stafilokokus Pneumonia ini merupakan pneumonia yang cukup serius pada masa kanak-kanak. Terdapat gambaran bronkopneumonia dengan kista atau kavitas multiple. Pola ini penting untuk dikenali karena bila tidak diobati atau diterapi dengan antibiotic yang tidak tepat akan menyebabkan komplikasi yang sangat serius seperti pneumothoraks dan emfiema.

23

Radiologi - Pneumonia

2012

Chest radiograph in an 8-year-old girl who presented with staphylococcal pneumonia.5

24

Radiologi - Pneumonia

2012

BAB III KESIMPULAN

Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja. Istilah awam dari pneumonia adalah radang paru-paru. Pneumonia adalah penyakit umum yang terjadi di seluruh kelompok umur dan dapat terjadi pada orang normal tanpa kelaianan imnuitas yang jelas. Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih penyakit dasar yang mengganggu daya tahan tubuh. Pneumonia sering dijumpai pada golongan lanjut usia, pasien dengan panyakit menahun serta pada penderita PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik). Juga dapat terjadi pada pasien dengan penyakit lain seperti DM, payah jantung, penyakit arteri koroner, keganasan, insufisiensi renal, penyakit saraf kronik, dan penyakit hati kronik, kebiasaan merokok, pasca infeksi virus, keadaan imunodefisiensi, kelemahan atau kelainan struktur organ dada dan penurunan kesadaran. Juga adanya tindakan invasive seperti infuse, intubasi, trakeostomi atau pemasangan ventilator. Etiologi pneumonia berbeda-beda pada berbagai tipe dari pneumonia dan hal ini berdampak kepada obat yang akan diberikan. Mikroorganisme penyebab tersering adalah bakteri S. Pneumoniae. Gambaran radiologi pneumonia dapat berupa konsolidasi maupun infiltrat.

25

Radiologi - Pneumonia

2012

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2005. 2. Corr, Peter. Mengenali Pola Foto-Foto Diagnostik (Pattern Recognition in Diagnostic Imaging). Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta. 2011 3. Price, Sylvia A., Wilso, Loraine M. Patofisiologi, Konsep klinis Proses-Proses Penyakit, buku II, edisi keempat. Penerbit Buku Kedokteran, EGC. 1995. 4. Persatuan ahli Penyakit Dalam Indonesia. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II, Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2001.
5. http://emedicine.medscape.com/article/393120-overview 6. http://imaging.consult.com/image/topic/dx/ 7. http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=48

26

Anda mungkin juga menyukai