Anda di halaman 1dari 17

ISSN 0215 - 8250

68

PERAN GANDA WANITA DALAM BIMBINGAN KELUARGA (Suatu Penelitian Bagi Para Guru Wanita Yang Berstatus Mahasiswa Dalam Jurusan Bimbingan Konseling Dan Jurusan Tekonologi Pendidikan FIP IKIP Negeri Singaraja Tahun 2003/2004). oleh Mudjijono Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Negeri Singaraja. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ganda wanita dalam Bimbingan Keluarga. Sebanyak 27 mahasiswa wanita dari Jurusan Bimbingan Konseling dan Jurusan Teknologi Pendidikan FIP IKIP Singaraja dilibatkan dalam penelitian yang dimaksudkan. Untuk menjaring data digunakan metode kuesioner, selanjutnya sejalan dengan data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan temuan penelitian tersebut, sangat memungkinkan bisa memberikan sumbangan yang berharga bagi pihak terkait karena peran ganda wanita ternyata termasuk dalam kategori baik untuk membantu memecahkan keluarga yang bermasalah. Kata kunci : peran ganda, bimbingan keluarga. ABSTRACT The present study aims at to know the woman double roles in the family guidance. This study is conducted at The Departement of Guidance and Counselling and Educational Technology FIP IKIP Singaraja. The total sample consist of 27 students. The data were collected by questionaires method, and analyzed based on the descriptive statistics. The result of analisis shows that: the
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

69

women double roles is fair classification. Based on the finding , the study could make good contribution to create an improvement of the woman double roles since it could help to solve the problem in family. Key words : the double roles, the family guidance.

1. Pendahuluan. Dewasa ini pembangunan yang dilakukan oleh pihak pembuat kebijaksanaan, pembuat program, dan pihak yang terkait di negara kita tidak selamanya tepat, sehingga dapat menimbulkan berbagai pergeseran, seperti nilai, persepsi, pandangan, peran, dan fungsi bagi warga masyarakat. Berbagai perubahan itu tidak saja amat cepat, tetapi komplek, karena mencakup berbagai bidang kehidupan (Atmadja, 2000). Kemudian perubahan tersebut telah merambat di bidang pendidikan dengan kondisi menyamping yang menukik cukup tajam. Seperti hasil penelitian yang menyimpulkan, ternyata sekolah gagal melaksanakan fungsinya karena pihak guru tidak mampu memberikan pendidikan budi pekerti melalui teladan ataupun mentransfer nilai- nilai kehidupan bagi para siswanya (Koster, 2000). Dari hasil penelitian itu memberikan gambaran bahwa peran guru dalam mengajar lebih menekankan sasarannya pada komponen kognitif, sedangkan pada kondisi lainnya terjadi garapan yang kurang merata dalam bidang afektif dan psikomotor. Kegagalan para guru untuk mencapai tujuan pendidikan, juga berpengaruh terhadap peran orangtua dalam Bimbingan Keluarga, secara khusus telah munculnya mengenai peran ganda wanita yang tidak dapat ditawar- tawar lagi. Karena peran ganda bagi wanita merupakan salah satu tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat penting , berharga, dan bermanfaat di lingkungan masyarakat dan menguntungkan dalam berbagai suasana kehidupan. Melalui pengalaman bertahun-tahun banyak wanita
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

70

mengetahui bahwa mereka harus belajar mendahulukan hal- hal yang terpenting , sehingga tetap bisa mengendalikan kehidupan mereka ( Wolfman 1994: 111). Karena perempuan dan lelaki memiliki kesamaan derajat dan martabat. Adanya kesamaan derajat dan martabat ini, melalui aktivitas pendidikan dan bimbingan akan mampu merubah perbedaan peran orangtua secara perlahan-lahan, sekalipun masih ada realitas yang menunjukkan bahwa terdapat proses penanaman nilai nilai yang tidak adil dalam gender, sehingga lebih merugikan perempuan ( Tim Penelitian LSPPA, 1999). Karena hal itu merupakan salah satu upaya untuk meringankan beban pekerjaan dalam memenuhi kebutuhan keluarga, maka kaum perempuan mengharuskan melakukan peran ganda tersebut. Terjadinya peran ganda bagi orangtua bahkan menunjukkan bukti yang sangat kuat pada bangsa Indonesia, yaitu pentingnya kerja sama, dan gotong royong antara kedua pihak guna mencapai tujuan bersama dan hidup bersama dalam keluarga. Seiring dengan terjadinya peran ganda bagi kaum wanita dalam keluarga para mahasiswa di lingkungan FIP IKIP Negeri Singaraja tersebut, selanjutnya perlu diadakan penelitian sehingga mendapatkan alternatif- alternatif sebagai jalan pemecahannya. Penelitian ini berupaya untuk megetahui (a) seberapa besar perannya kaum ibu sebagai kepala keluarga?; (b) seberapa besar peran ibu sebagai pencari nafkah?; dan (c) seberapa besar peran kaum ibu menanamkan kewibawaan dalam keluarga?. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi pendidikan, dengan bidang garapannya Bimbingan Keluarga bagi para ibu guru di lingkungan kerjanya dan berstatus sebagai mahasiswa di FIP IKIP Negeri Singaraja.. Dengan demikian, tugas Bimbingan Keluarga dapat lebih berfungsi secara efektif dan efisien, sebagai pembantu atau pelengkap dalam bidang pendidikan, sehingga
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

71

dapat tertuntaskan adanya hambatan dan gangguan untuk mencapai tujuan itu (Badawi ,1976). Kemudian peran ganda wanita dalam keluarga pada penelitian ini ialah para mahasiswa wanita di lingkungan Jurusan Bimbingan Konseling dan Jurusan Teknologi Pendidikan FIP IKIP Negeri Singaraja. Untuk itu penelitian tersebut, terbatas pada (a) peran kepala keluarga, (b) peran mencari nafkah, dan (c) peran menanamkan wibawa kepada anggota keluarga. Selanjutnya butir- butir itu dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut. A. Peran Kepala Keluarga Secara umum yang berperan sebagai kepala keluarga adalah pihak ayah. Hal itu tidak jauh berbeda dengan pendapat Sukarlan (1976) bahwa ia sebagai individu yang dikagumi dan dihormati oleh anggota keluarganya, memiliki kekuatan jasmani, keberanian, bertanggungjawab, kelebihan pengalaman, pengetahuan, melindungi, memelihara bagi anggotanya, dan pendapat yang matang. Peran ayah melindungi keluarga terhadap pengaruh dari luar dan bertanggungjawab terhadap keputusan yang diambilnya. Ayah memiliki kekuatan sebagai seorang laki- laki dan memperlihatkan sikap kematangannya. Itulah yang menyebabkan anak- anak mengagumi dan menghormati. Kekuatan ayah dapat membangkitkan kekuatan pada mereka, keberanian ayah membuat mereka mandiri. Seorang ayah juga memperlihatkan sikap kebapaannya. . Seperti yang dikemukakan oleh Verkuyl ( 1973) bahwa sikap kebapaan itu semakin jelas tampak ke depan , apabila anak- anak disiapkan di sekolah untuk menunaikan tugas- tugasnya kelak di masyarakat. Aktivitas ayah berada pada kegiatan antara keluarga dan masyarakat, antara dalam dan luar. Dialah yang membimbing anak- anak mengenai dunia luar. Ia mengenal penghalang dan daya- daya penahan yang terjadi di sekelilingnya. Ia tahu susah- payah dalam menguasai tugas untuk
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

72

mendapatkan pemeliharaan kepercayaan, keberanian, dan pengertian yang lebih perlu, guna menunaikan tugasnya di masyarakat itu. Ayah sebagai pribadi yang matang. Ayah sebagai kepala keluarga, sedangkan ibu di tengah- tengah keluarga. Jadi, peran sang ayah sebagai kepala keluarga , meliputi seperti berikut. a. Memberikan pendidikan dan bimbingan kepada putra dan putrinya, membantu mereka untuk memecahkan masalah yang terjadi guna mencapai kedewasaannya. b. Memberikan percontohan atau tauladan agar putra dan putrinya mampu hidup mandiri, dan mengenalkan pengalaman- pengalaman tentang objek yang ada di lingkungan sekitar, sebagai bagian dari proses belajarnya. c. Memberikan perlindungan bagi anggota keluarga terhadap gangguan dan ancaman yang berasal dari luar. d. Bertanggungjawab pada tugas-tugas dan berani mengambil keputusan sejalan dengan kebutuhan yang diinginkan oleh keluarganya. e. Memperlihatkan sikap kebapaan dan tokoh yang berpribadi matang, dan dapat memelihara kepercayaannya. B. Peran Mencari Nafkah Seiring dengan abad kesejagadan ini, nampaknya kondisi tersebut sangat mungkin memberikan pengaruh yang sedemikian kompleks dan lebih dinamis terhadap perubahan di segala bidang , sehingga harus menggeser sebagaian peran orangtua, yaitu dengan mengalihkan peran dari kaum lelaki kepada kaum wanita dalam keluarganya, sekalipun pada zaman sebelumnya kondisi itu cukup menjadi perbedaan pendapat di antara kedua orangtua terkait. Terjadinya peristiwa yang dimaksud nampaknya lebih berkaitan dengan pentingnya tuntutan pemenuhan kebutuhan ekonomi, menguntungkan, berharga, dan berguna dalam menjaga martabatnya. Secara finansial , kondisi sedemikian jelas menguntungkan
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

73

dan tidak perlu dipersoalkan . Adapun yang menjadi persoalan jikalau pihak ayah tidak bekerja ( Wahab dan Solehuddin, 1999). Peran mencari nafkah tidak saja untuk memenuhi kebutuhan bersama dalam rumahtangganya, tetapi juga lebih memiliki harga diri serta hidup yang bermanfaat ( Wolfman,1994). Mereka hidup sama- sama sibuk. Pada zaman dahulu biasanya ayah berperan sebagai pencari nafkah tunggal dan ibu sebagai pengelola utama kehidupan di rumah, namun sekarang banyak diantara keluarga terutama di kota- kota yang tidak lagi seperti itu. Dalam memperoleh nafkah dilakukan antara lain: berdagang, buruh bangunan, membatik, pelaku pegawai negeri atau swasta (Depdikbud, 1995). Lebih lanjut tentang peran wanita dalam mencari nafkah sejalan dengan perubahan yang terjadi melalui upaya pendidikan, Wolfman (1994: 105) menyatakan bahwa bekerja untuk mencari nafkah merupakan kebutuhan bagi kaum wanita pada zaman sekarang dan akan mendominasi serta memuaskan mereka, bahkan jika mereka harus menyisihkan waktu untuk membesarkan anakanaknya. Dengan kata lain, dewasa ini, para kaum wanita sudah sewajarnya dapat menggantikan dan menerima peran yang dilakukan oleh kaum lelaki dalam Bimbingan Keluarga khususnya dan pendidikan pada umumnya, karena peran teresebut merupakan salah satu kebutuhan yang harus mendapatkan pemenuhan dan juga bukan sebagai peran yang tunggal. Ada beberapa nilai tambah bagi para ibu yang berperan sebagai pencari nafkah sejalan dengan pekerjaan yang ditekuninya. Shaevitz (1993) dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa (1) cukup banyak bukti yang menerangkan bahwa anak- anak yang ibunya bekerja tidak lebih menderita atau lebih bahagia dibandingkan mereka yang ibunya di rumah; (2) wanita bekerja ternyata cenderung memberikan waktunya untuk berdua dengan anaknya, sama banyaknya dengan wanita yang di rumah saja; (3) anak- anak yang ibunya bekerja cenderung punya cita- cita pendidikan yang lebih tinggi; Berdasarkan uraian tersebut, dalam
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

74

penelitian ini peran mencari nafkah para wanita terkait sebagai pelaku pegawai negeri, karena mereka menjadi guru pada S.D. dan Sekolah Lanjutan di lingkungan Kota Singaraja. C. Peran menanamkan wibawa orangtua kepada anggota keluarganya Seperti diketahui bahwa salah satu kompetensi bagi seorang guru harus mampu memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada individu yang bermasalah sehingga pada diri yang bersangkutan dapat memahami, mengarahkan, dan meyesuaikan secara tepat dengan lingkungannya. Sedangkan para guru yang dimaksudkan adalah mereka sebagai sasaran dalam penelitian ini, yang juga harus berkompeten untuk memberikan bantuan bimbingan dan konseling kepada individu individu di lingkungan keluarganya. Orangtua selain sebagai pendidik dan pembimbing anggota keluarganya, juga memiliki kuasa , antara lain untuk memerintah, melindungi, dan membimbingnya sebagaimana komponen yang dipersyaratkan dalam kewibawaan. Karena kewibawaan sang ayah maka sangat memungkinkan bagi anak- anak akan dapat meniru, mencontoh, serta mengadaptasikan perilaku yang positif dan normatif, seperti proses dalam peristiwa belajar untuk mendapatkan pengalamannya. Demikian halnya mereka perlu melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya masing- masing. Dengan kata lain, istilah kewibawaan itu berkaitan erat dengan sikap tanggungjawab. Pembimbing keluarga dengan kewibawaannya berkuasa untuk memerintah berdasarkan peraturan yang ada. Kewibawaan seorang salah satunya tercermin melalui pembicaraannya, yang cenderung otoritas, dan aspek itu harus dimiliki oleh orangtua sebagai kepala keluarga. Hal itu tidak jauh berbeda dengan Perquin ( tanpa tahun : 70) yang menyatakan bahwa, barang siapa perkataannya memiliki kekuatan yang mengikat terhadap orang lain, berarti ia mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang lain tersebut. Gezag atau zeggen yang
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

75

artinya adalah kata. Gezag dalam mendidik, memiliki kekuatan pengikat dan gezag itu ada pada orang dewasa. Ia harus dimiliki oleh pendidik sekolah dan pendidik keluarga, untuk itu kewibawaan mengandung unsur kekuasaan ( Verkuyl , 1973). Kemudian, pendapat lainnya menyatakan bahwa bagi guru yang mendidik dan mengajar anak , ia harus sanggup menunjukkan kewibawaan atau otoritasnya, artinya ia harus mampu mengendalikan, mengatur, dan mengontrol kelakuan anak. Jika perlu menggunakan kekuasaannya memaksa anak untuk belajar, melakukan tugasnya, atau mematuhi peraturan. Dengan kewibawaan, ia dapat menegakkan disiplin demi kelancaran dan ketertiban proses belajar, sehingga bagi pendidikan kewibawaan merupakan persyaratan yang mutlak (Nasution, 1983). Berdasarkan pendapat tersebut, secara singkat dapat dikemukakan bahwa menanamkan kewibawaan dalam bimbingan keluarga bagi orangtua kepada anggota keluarganya sangat penting karena berkaitan dengan sikap tanggungjawab. Ia mutlak diperlukan yang sebagai salah satu persyaratan membimbing dan mendidik kepada anaknya dalam menegakan disiplin keluarga. Karena itu bagi para mahasiswa yang bertugas sebagai pendidik di Sekolah harus mampu mentransfer nilai- nilai kewibawaan ke dalam bimbingan keluarga sangat mungkin mudah dilakukannya. Dari beberapa uraian di atas sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga bersentuhan dalam bidang pendidikan, maka sangat mungkin terjadinya pergeseran peran, yaitu munculnya peran ganda bagi kaum wanita di lingkungan keluarga. Kondisi itu tidak bisa dihindari karena perlunya hidup yang menguntungkan, bermanfaat, menjaga martabat dan harga diri serta sebagai pemenuhan kebutuhan bersama. Karena mereka dapat melakukan peran yang sama guna menggantikan peran, seperti yang dilakukan oleh kaum lelaki. Kondisi itu pulalah nampaknya sangat berkaitan erat dengan pandangan Bimbingan dan Konseling, bahwa setiap individu memiliki potensi untuk tumbuh
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

76

dan berkembang sepanjang lingkungan mendukungnya, dan dapat mencari titik temu sekalipun diantara mereka terjadi perbedaan individu terutama dalam menyampaikan pendapatnya. Untuk itu perbedaan pendapat tidaklah seharusnya menimbulkan permusuhan, namun harus disikapi sebagai kondisi alamiah yang wajar- wajar saja. 2. Metode Penelitian Pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak menggunakan rancangan penelitian secara mendetail, tetapi didasari pertimbangan yang sederhana namun lebih efektif. Untuk itu pengambilan sampelnya dipergunakan tabel dari Krecjie, R.V. dan Morgan, D.W. (1970), yaitu dengan cara mengetahui besaran s ( sampel) serta besaran n ( jumlah sampel) pada garis yang sejajar. Dalam tabel itu dapat diketahui, jika N = 25, maka S= 24, dan apabila N= 30, maka S= 28. Karena jumlah mahasiswa wanita yang berstatus sebagai guru pada Jurusan Bimbingan Konseling dan Jurusan Teknologi Pendidikan tidaklah terlalu besar, yang keseluruhannya berjumlah 27 orang. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini besaran N = 27. Karena itu sudah jelas bahwa angka dalam tabel yang dekat dengan N adalah 25. Bilamana N = 25, maka S= 24. Jadi, besaran sampel dalam penelitian ini dapat ditentukan sejumlah 24 orang mahasiswa wanita yang berstatus sebagai guru pada FIP IKIP Negeri Singaraja. Berikutnya metode kuesioner dipergunakan sebagai cara pengumpulan data yang diperlukan, di dalamnya memuat pertanyaan- pertanyaan tentang beberapa peran ganda yang dapat dilakukan oleh kaum ibu . Pertanyaan yang diajukan itu memuat tiga peran ganda, dan keseluruhan pertanyaan berjumlah 45 item. Selanjutnya sejumlah 15 pertanyaan tentang ibu yang berperan sebagai kepala keluarga, 15 pertanyaan pada ibu yang berperan mencari nafkah, dan 15 pertanyaan bagi ibu yang berperan menanamkan kewibawaaan dalam keluarga.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

77

Untuk menjawab pertanyaan tersedia empat alternatif yang disusun menurut pola Likert., yaitu SS ( Sangat Sesuai ) dengan nilai 4, S ( Sesuai) diberikan nilai 3, N ( Netral) dengan nilai 2, dan TS ( Tidak Sesuai) dengan nilai 1. Bobotan nilai bisa sebaliknya jika pertanyaannnya bersifat negatif. Untuk menentukan kualitas peran ganda wanita dalam bimbingan keluarga, digunakan analisis deskriptif serta dengan teknik PAP sebagai acuan untuk penilaiannya. Karena nilai tertinggi dalam penelitian adalah 60 pada setiap peran ( 15 pertanyaan dikalikan 4), sedangkan nilai terendah adalah 15 ( 15 pertanyaan dikalikan 1). Demikian halnya tidak ada perbedaan perlakuan mengenai peran orangtua , baik ibu mapun ayah dalam keluarga. Selanjutnya untuk pengkategorian penilaian digunakan pedoman dalam bentuk PAP sebagai berikut. 85 % 71% 55 % 45 % 0 % Skor 100 % 84 % 70 % 54 % 44 % Klasifikasi Amat baik Baik Cukup baik Kurang baik Amat kurang baik

Pengkategorian PAP tersebut, kemudian dapat digunakan untuk mengkaji ketiga peran ganda wanita dalam keluarga.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

78

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan. 3.1 Hasil Penelitian. A. Peran Wanita ( ibu) sebagai Kepala Keluarga. Untuk mendapatkan hasil penelitian sejalan dengan tujuan yang dirumuskan dalam penelitian ini, maka mengenai Peran Wanita sebagai Kepala dilakukan perhitungan sebagai berikut. Diketahui bahwa: SMi Tot = 4 x 15 x 27 = 1620. S Aktual = 69+53+82+64+95+95+101+101+91+53+104+98+78+96+106 = 1286 P = 1286/1620 x 100 % = 79,38 %. Sesuai dengan hasil perhitungan dalam penelitian ini, diperoleh skor P sebesar 79,38 %, jika dilihat dalam acuan PAP sebagai pengkategorian pada bagian terdahulu, maka ia berada antara skor 71% dan 84 % , yang tergolong baik. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa Para Mahasiswa wanita yang berperan ganda sebagai Kepala Keluarga, kenyataannya tergolong baik . B. Peran Wanita ( ibu) sebagai Pencari Nafkah Untuk mendapatkan besaran nilai dalam Peran Wanita sebagai Pencari Nafkah, maka dapat dilakuakn analisis sebagai berikut. Diketahui bahwa: SMi Tot = 4 x 15 x 27 = 1620. S Aktual = 73+78+103+104+101+98+89+89+101+92+66+55+78+95+96 = 1318.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250 P = 1318/ 1620 x 100 % = 81,36 %.

79

Sesuai dengan hasil perhitungan dalam penelitian ini, maka diperoleh skor P sebesar 81,36 %, jika dilihat dalam PAP sebagai pengkategorian pada bagaian terdahulu, maka ia berada antara skor 71% dan 84 %, yang tergolong baik. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa Para Mahasiswa wanita yang berperan ganda sebagai Pencari Nafkah , kenyataannya tergolong baik . C. Peran Menanamkan Kewibawaan Kepada keluarga Untuk mengetahui tentang peran ibu dalam Menanamkan Kewibawaan pada keluarga, maka dapat dilakukan analisis sebagai berikut. Diketahui bahwa: SMi Tot = 4 x 15 x 27 = 1620. Saktual = 102+71+86+91+95+92+91+71+107+51+96+100+103+101+106 = 1363 P = 1363/1620 x 100 % = 84,41 %. Sesuai dengan hasil perhitungan dalam penelitian ini, diperoleh skor P sebesar 84,41 %, jika dilihat dalam acuan PAP sebagai pengkategorian pada bagian terdahulu, maka ia berada antara skor 71% dan 84 % , yang tergolong baik. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa Para Mahasiswa wanita yang berperan ganda dalam Menanamkan Kewibawaan pada Keluarga, kenyataannya tergolong baik . 3.2 Pembahasan Hasil penelitian dengan sasaran sejumlah 27 orang mahasiswa wanita yang bekerja sebagai guru, menunjukkan bahwa peran ganda wanita sebagai
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

80

kepala keluarga memperoleh nilai 79,38 % tergolong baik . Sumbangan peran bagi kaum wanita sebesar itu sangat berkaitan dengan upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui kegiatan pendidikan dan bimbingan, sejalan dengan cara cara pemecahan masalah yang terjadi di dalamnya. Pada bagian lainnya para guru juga telah dilengkapi berbagai kompetensi yang dipersyaratkan selama mengajar bagi siswa- siswanya. Salah satu kompetensi itu adalah bahwa setiap guru harus mampu membimbing dan dapat memberikan cara untuk memecahkan para siswanya yang bermasalah. Berbagai pengalaman yang diperoleh para guru selama bertugas di sekolah dan belajar di lingkungan perguruan tinggi tentunya hasil tersebut juga digunakan untuk mengatasi masalah yang terjadi di dalam lingkungan keluarganya. Bagi para guru yang pendidikannya relatif tinggi lebih menonjol sikap kerjasama dan tanggungjawabnya untuk melaksanakan fungsi dan memenuhi kebutuhan di dalam keluarganya Apalagi para guru dengan sifat ketimurannya lebih bertoleren dalam mekakukan perannya. Dengan demikian melalui upaya pendidikan tinggi, para mahasiswa wanita memiliki peluang yang sama sebagaimana peran yang dilakukan oleh sang suami. Hasil penelitian ini juga telah terpenuhinya persamaan hak dan kewajiban sebagaimana tuntutan dalam emansipasi para wanita. Pada bagian yang lain hasil penelitian ini berkaitan erat dengan salah satu prinsip bimbingan dan konseling, bahwa pada dasarnya setiap individu memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang sepanjang lingkungan mendukungnya. Dengan demikian, setiap indvidu tanpa membedakan jenis kelamin, termasuk para mahasiswa wanita dalam kegiatan tertentu berpeluang untuk melakukan peran yang sama dengan kaum lelaki, terutama pemenuhan kebutuhan yang diperlukan bagi putra dan putrinya, seperti beberapa aktivitas tentang pertolongan, pendidikan, pengasuhan, percontohan, perhatian, bimbingan, pemeliharaan, pencegahan, perbaikan, dan kesehatan.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

81

Berikutnya mengenai peran wanita dalam mencari nafkah memperoleh nilai 81,36 % tergolong baik. Hasil penelitian ini sangat berkaitan dengan salah satu kebutuhan dalam merealisasi kesejahteraan bersama di lingkungan keluarga. Sepanjang yang dapat dipersepsi bahwa masyarakat Indonesia dari golongan menengah dan golongan bawah untuk mewujudkan keluarga sejahtera dengan hanya mengandalkan pihak lelaki saja untuk mencari nafkah, sampai saat ini masih berada pada kondisi yang sulit. Karena itu sudah menjadi tugas dan kewajiban bersama dengan kaum wanita sebagai istrinya mencari nafkah. Kaum wanita mencari nafkah , selain bisa mempertahankan hidupnya juga dapat memenuhi kebutuhan dalam batas- batas tertentu sehingga menimbulkan kepuasan baginya, sekaligus menjalankan fungsinya sesuai kondisi yang ada. Para wanita dapat belajar menjalani kehidupan secara luas, mengembangkan kemampuan serta strategi yang dimiliki sehingga memberikan makna dalam hidupnya. Peran ganda yang terjadi pada para guru wanita, sekaligus sebagai mahasiswa menjadikan peluang yang berharga dan menguntungkan bagi mereka guna mencapai hidup yang sejahtera di lingkungan keluarga. Lebih lanjut peran wanita dalam menanamkan kewibawaan keluarga memperoleh nilai 84,41% tergolong baik. Temuan yang sangat berarti dalam penelitian bagi para wanita, selain mereka bertugas sebagai guru juga dapat memanfaatkan waktunya untuk meningkatkan pengalaman dan kewibawaannya dengan cara mengikuti pendidikan di perguruan tinggi. Peluang yang sangat berharga itu dapat membantu para wanita dalam mendidik para siswanya yang kemudian dimanfaatkan mendidik putra dan putrinya di rumah menjadi pendidik yang berwibawa. Sebagaimana diketahui untuk mendidik anak yang taat pada aturan, menegakkan disiplin guna mewujudkan kelancaran dan kondisi yang tertib, para wanita telah terbentuk otoritasnya. Ia berkuasa untuk memerintah anak, mampu mengendalikan, mengatur, dan mengontrol perilaku bagi para anggotanya
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

82

di rumah. Peran tersebut tentunya sejalan dengan tugas dan kewajiban seperti yang telah terpola pada sikap dan tanggungjawabnya Kemudian berbagai pengalaman yang telah diperoleh selama mendidik di sekolah dapat dialihkan untuk mendidik putra dan putrinya guna menegakkan disiplin di lingkungan keluarganya . Karena itu peran menanamkan kewibawaan bagi para wanita yang berstatus sebagai guru dan sekaligus merangkap mahasiswa, sangat memungkinkan kwalitas kewibawaannya lebih tinggi sehingga dapat memelihara kedisiplinan ataupun peraturan yang berlaku dalam membentuk sikap positif bagi putra dan putri mereka. 4. Penutup Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, secara umum dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa wanita yang berperan ganda tergolong baik. Peran ganda itu berkaitan dengan peran sebagai kepala keluarga, mencari nafkah, dan menanamkan kewibawaan keluarga. Terjadinya peran tambahan dan termasuk pula adanya pergeseran nilai di lingkungan wanita itu lebih berkaitan erat dengan pendapat yang menyatakan bahwa peran ganda adalah sebagai kesempatan yang berharga dan menguntungkan dalam berbagai suasana kehidupan, karena lebih mudah dan fleksibel ( Wolfman, 1994 ). Dari hasil penelitian tersebut, disarankan bahwa telah terbukti adanya peran ganda wanita dalam Bimbingan Keluarga, untuk itu seyogyanya pihak pakar pakar pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal, serta pihak yang berkompeten perlu mengadakan penelitian yang lebih luas bagi para wanita yang tidak saja bekerja sebagai guru dan berstatus mahasiswa, namun mencakup pegawai yang lainnya guna mencapai sasaran pendidikan yang diinginkan. Seyogyanya perlu menambah variabel peran ganda wanita sebagai
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

83

penelitian, sehingga meningkatkan peran dan mudah digeneralisasikan secara tepat dan lebih bermanfaat dalam Bimbingan Keluarga.

DAFTAR PUSTAKA Atmadja, N.B. 2000. Sasaran dan Azas Pendidikan Budi Pekerti Dalam Perspektif Budaya. STKIP Singaraja: Aneka Widya. Badawi, Ahmad. 1976. Pengantar Bimbingan Penyuluhan. IKIP Yogyakarta. Depdikbud. 1995. Perubahan Nilai Hubungan Anak dan Orangtua Pada Masyarakat Peralihan dari Kebudayaan Agraris Kepada Kebudayaan Industri. Jakarta: VV. Eka Putra. Jurnal Ilmu Pendidikan. 1994. Lembaga Penelitian IKIP Jakarta. Koster, Wayan. 2000. Pentingnya Pendidikan Budi Pekerti Mengembangkan Kualitas SDM. STKIP Singaraja: Aneka Widya. Dalam

Krejcie, R.V., Morgan, D.W. 1970. Determining Sample Size for Research Activities, Educational Measurement. Berkeley : University of California. Nasution.S.1983. Sosiologi Pendidikan. Bandung: Jemmars. Perquin, dkk. tanpa tahun. Pendidikan Keluarga dan Masalah Kewibawaan. Bandung: Jemmars. Shaevitz, Marjorie Hansen. 1993. Wanita Super. Yogyakarta: Kanisius. Sukarlan, Endang. 1976. Bimbingan Keluarga. FIP IKIP Yogyakarta. Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

84

Tim Penelitian LSPPA. 1999. Menjadi Perempuan. Yogyakarta. Percetaan Pustaka Pelajar Offset. Verkuyl, J.1973. Etika Kristen Seksuil. Jakarta: BPK. Gunung Mulia. Wahab, Rochmat dan Solehuddin. 1999. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud. Wolfman, R.Brunetta.1994. Peran Kaum Wanita. Yogyakarta: Kanisius.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

Anda mungkin juga menyukai