Anda di halaman 1dari 43

REFERAT INFANTICIDE

PEMBIMBING: DR. NAOMI YOSIATI BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA RUMAH SAKIT IMANUEL DAN RUMAH SAKIT HASAN SADIKIIN BANDUNG 2013

DEFINISI INFANTICIDE
pembunuhan

yang dilakukan oleh seorang

ibu atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena takut

ketahuan telah melahirkan anak.

DASAR HUKUM
KUHP,

bab kejahatan terhadap nyawa orang

Pasal 341 sengaja, tanpa rencana pidana penjara paling lama 7 tahun.

Pasal 342 dengan rencana pidana penjara paling lama 9 tahun.

Pasal 343 orang lain yang turut serta

diartikan sebagai pembunuhan atau pembunuhan


berencana

Berdasarkan UU tersebut terdapat 3 faktor penting:

Ibu (ibu kandung), orang lain yang melakukan/turut membunuh dihukum karena pembunuhan / pembunuhan

berencana 15 tahun penjara (pasal 338 pembunuhan


tanpa rencana), atau 20 tahun, seumur hidup/hukuman mati (pasal 339 & 340, pembunuhan dengan rencana).

Waktu pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian , saat belum timbul rasa kasih sayang seorang ibu

terhadap anaknya

Psikis ketakutan diketahui orang lain

Bila

ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak

semestinya tempat sampah, got, sungai

bayi tersebut mungkin korban pembunuhan anak sendiri (pasal 341, 342)

pembunuhan (pasal 338, 339, 340, 343),

lahir mati kemudian dibuang (pasal 181) atau


bayi yang ditelantarkan sampai mati (pasal 308)

PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK


untuk mengetahui apakah:

1. lahir hidup/lahir mati,


2. tanda-tanda perawatan,

3. luka yang dikaitkan dg penyebab kematian,


4. anak yang dilahirkan prematur/mature

5. kelainan bawaan yang mempengaruhi


kelangsungan hidup anak (viabilitas)

1. LAHIR HIDUP ATAU LAHIR MATI


Lahir

hidup (live birth) keluar atau

dikeluarkannya hasil konsepsi yang lengkap, yang setelah pemisahan, bernapas / menunjukkan tanda kehidupan lain tanpa mempersoalkan usia gestasi, sudah atau belumnya tali pusat dipotong dan uri dilahirkan.

Tanda

bayi lahir hidup:

Pernapasan

Paru mengembang

Udara dalam lambung atau usus

Menangis Pergerakan Sirkulasi Isi

otot

darah, denyut jantung, & perubahan Hb

usus & lambung benda asing, udara tali pusat denyut, pengeringan, letak, sifat

Keadaan

ikatan, bagaimana putusnya (tajam/tumpul)

PERNAPASAN
Uji

Apung Paru dilakukan dengan no touch technique uji apung paru (-) pada: Lahir mati penekanan dinding alveoli yang membusuk lanjut akan pecah dan udara residu keluar lahir hidup kemudian berhenti napas tetapi jantung masih berdenyut jelas membusuk uji apung kurang dapat dipercaya

Mikroskopik

paru-paru

Tanda khas paru belum bernapas tonjolan berbentuk seperti bantal yang bertambah tinggi dg dasar menipis, tampak seperti gada (club like)

Paru belum bernapas yang sudah membusuk


tampak serabut retikulin pada permukaan

dinding alveoli berkelok-kelok seperti rambut


keriting

perbedaan pemeriksaan paru

Paru belum bernapas


Volume kecil, kolaps, menempel pada

Paru sudah bernapas


Volume 4-6x lebih besar,

vertebra, konsistensi padat, tidak ada sebagian menutupi jantung,


krepitasi konsistensi seperti karet busa (ada krepitasi) Tepi paru tajam Warna homogen, merah kebiruan/ungu Tepi paru tumpul Warna merah muda

Kalau diperas di bawah permukaan air


tidak keluar gelembung gas /bila sudah membusuk gelembung besar dan tidak rata.

Gelembung gas yang


keluar halus dan rata ukurannya.

Paru belum bernapas


Tidak tampak alveoli yang berkembang pada permukaan Bila diperas hanya keluar darah sedikit dan tidak berbuih (kec. bila sudah membusuk)

Paru belum bernapas


Tampak alveoli, kadang terpisah sendiri Bila diperas keluar >> darah berbuih walaupun belum membusuk (volume darah 2x volume sebelum napas)

Berat paru 1/70 BB

Berat paru 1/35 BB

Seluruh bagian paru tenggelam


dalam air

Bagian paru yang


mengembang terapung dalam air.

Lahir

mati (still birth) kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan oleh ibunya, tanpa mempersoalkan usia kehamilan

Bukti kematian dalam kandungan: Ante partum rigor mortis Maceration (perlunakan janin dalam air ketuban) Keadaan yang tidak memungkinkan terjadinya kehidupaan trauma persalinan hebat, perdarahan otak hebat robekan tentorium serebeli, pneumonia intrauterin, kelainan kongenitasl fatal

Ciri maserasi: Warna merah kecoklatan (pembusukan warna hijau) Kutikula putih, sering membentuk bula berisi cairan kemerahan Tulang lentur & lepas dari jaringan lunak Tidak ada gas, bau khas Terjadi bila bayi sudah mati 8-10 hari dalam kandungan

2. TANDA PERAWATAN
Tali

pusat telah terikat, diputuskan dengan

gunting/pisau 5 cm dari pusat bayi dan diberi

obat antiseptik.
Verniks

kaseosa (lemak bayi) & bekas darah telah

dibersihkan
Pakaian/penutup

tubuh bayi

Tali Pusat Belum Terpotong dan Masih Terhubung dengan Ari-Ari.

3. LUKA YANG DIKAITKAN DG PENYEBAB KEMATIAN


Cara

tersering mati lemas (asfiksia) seperti

penjeratan, pencekikan dan pembekapan serta membenamkan ke dalam air


Cara

lain: menusuk/memotong, kekerasan dg

benda tumpul jarang ditemukan

perhatikan:
Tanda

mati lemas mulut dan sekitarnya

keadaan tanda

terendam di daerah leher dan sekitarnya

keadaan

Tampak Luka terbuka pada Kepala dan Luka lecet Berbentuk Bulan Sabit pada Leher

4. CUKUP BULAN DALAM KANDUNGAN


Pengukuran

lingkar kepala, lingkar dada, tinggi

badan, BB
Ujung-ujung Keadaan

jari

genitalia eksterna penulangan distal os femur,

Pusat-pusat

pada umur kehamilan 36 minggu

5. VIABILITAS
apakah

terdapat kelainan bawaan yang

mempengaruhi kelangsungan hidup bayi seperti jantung (ASD, VSD), otak (anensefalus atau mikrosefalus) dan saluran pencernaan (stenosis esophagus)

PEMERIKSAAN KASUS INFANTICIDE

1. Pemeriksaan Terhadap Ibu 1. Tanda telah melahirkan anak Robekan baru pada alat kelamin ostium uteri dapat dilewati ujung jari keluar darah dari rahim ukuran rahim saat post partum setinggi pusat,
6-7 hari post partum setinggi tulang kemaluan
payudara

mengeluarkan air susu hiperpigmentasi aerola mamma striae gravidarum dari merah menjadi putih

2. Berapa lama telah melahirkan ukuran rahim kembali ke ukuran semula 2-3 minggu getah nifas: 1-3 hari post partum berwarna merah 4-9 hari post partum berwarna putih 10-14 hari post partum getah nifas habis robekan alat kelamin sembuh dalam 8-10 hari

3. Mencari tanda partus precipitatus robekan alat kelamin inversio uteri/rahim terbalik robekan tali pusat anak pada tempat lekat tali pusat harus tumpul luka pada kepala bayi 4. Pem. golongan darah 5. Pem. histopatologi sisa plasenta dalam darah dari rahim

2. Pemeriksaan Terhadap Korban Pemeriksaan luar, perhatikan: cukup bulan, prematur, / non-viable Kulit sudah dibersihkan/belum, verniks kaseosa, warna, keriput Mulut benda asing Tali pusat sudah putus/melekat, terpotong rata/tidak, sudah terikat & diberi antiseptik, tanda kekerasan, hematom/Whartons Jelly Kepala kaput suksedaneum, molase Tanda kekerasan

Pada

pembedahan jenazah perhatikan pada:


penekanan, resapan darah, benda asing benda asing, robekan pd palatum mole dada pem. Histopatologik & uji apung

Leher Mulut

Rongga Tanda

asfiksia Tardieus spots

Tulang

belakang kelainan kongenital &

kekerasan
Pusat

penulangan kulit kepala, perdarahan, keadaan falks

Kepala

serebri dan tentorium serebeli

1. VIABILITAS
Viable

adalah keadaan bayi/janin yang dapat hidup di luar kandungan lepas dari ibunya. Syaratnya: Umur kehamilan 28 minggu dalam kandungan Panjang badan (kepala-tumit) 35 cm, panjang badan (kepala-tungging) lebih dari 23 cm BB 2500 gram/ BB >1000 gram, Tidak ada cacat bawaan yang fatal Lingkaran frontoocipital 32 cm

2. PENENTUAN UMUR BAYI INTRA DAN EKSTRAUTERINE

berdasarkan panjang badan (rumus Haase)


5 bulan pertama, panjang kepala-tumit (cm) = kuadrat umur gestasi (bulan) selanjutnya = umur gestasi (bulan) x 5.

Umur 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 5 bulan 6 bulan Panjang Badan (kepala-tumit) 1 x 1= 1 (cm) 2 x 2 = 4 (cm) 3 x 3 = 9 (cm) 4 x 4 = 16 (cm) 5 x 5 = 25 (cm) 6 x 5 = 30 (cm)

7 bulan
8 bulan 9 bulan

7 x 5 = 35 (cm)
8 x 5 = 40 (cm) 9 x 5 = 45 (cm)

berdasarkan ciri-ciri pertumbuhan berdasarkan inti penulangan

Pusat Penulangan pada: Klavicula Tulang panjang (diafisis)

Umur (bulan) 1,5 2

Ischium
Pubis Kalkaneus Manubrium sterni Talus Sternum bawah Distal femur Proksimal tibia Kuboid

3
4 56 6 Akhir 7 Akhir 8 Akhir 9 / setelah lahir ( 8-9 bulan) Akhir 9 / setelah lahir ( 9-10 bulan) Akhir 9 / setelah lahir, bayi wanita lebih cepat

Bayi

cukup bulan (matur): umur kehamilan > 36 minggu panjang badan kepala-tumit >48 cm, panjang badan kepala-tungging 30 33 cm, BB 2500 3000 gram, lingkar kepala 33 cm terdapat pusat penulangan pada distal femur wanita timbul lebih cepat lanugo sedikit pembentukan tulang rawan telinga telah sempurna

diameter

tonjolan susu 7 mm kuku jari telah melewati ujung jari garis-garis telapak kaki > 2/3 bagian depan kaki; testis sudah turun ke skrotum; labia minora sudah tertutup labia mayora yang telah berkembang sempurna; kulit berwarna merah muda (pada kulit putih) atau merah kebiru-biruan (pada kulit berwarna) lemak bawah kulit cukup merata kulit tidak berkeriput

Penentuan

umur bayi ekstrauterin didasarkan perubahan setelah bayi dilahirkan: Udara dalam saluran cerna: lambung/duo hidup beberapa saat, usus halus telah hidup 1-2 jam, usus besar hidup 5-6 jam, rectum hidup 12 jam. Mekonium dalam kolon keluar semua 24 jam setelah lahir. Perubahan tali pusat pada tempat lekat terbentuk lingkaran merah setelah bayi hidup 36 jam, mengering dalam waktu 6 8 hari, penyembuhan sempurna bila tidak infeksi dalam waktu 15 hari

Eritrosit
Ginjal

berinti hilang dalam 24 jam

hari ke 24 terdapat deposit asam urat

warna jingga berbentuk kipas (fan-shaped) menghilang setelah hari ke 4


Perubahan

sirkulasi darah setelah bayi lahir,

obliterasi A.V. umbilikalis dalam waktu 3-4 hari, Duktus venosus tertutup setelah 3-4 minggu; foramen ovale & duktus arteriosus tertutup setelah 3 minggu 1 bulan

4. Berapa lama bayi hidup


Lamanya

bayi hidup (bila hidup >24 jam)

dapat dilihat pada: perubahan tali pusat, perubahan pada pembuluh darah.
Kalau

bayi hidup <24 jam, hal ini tidak dapat

ditentukan dengan pasti

5. Sebab kematian a. Kelalaian Inhalasi cairan ketuban/darah/terbenam dalam WC asfiksia Terjerat tali pusat asfiksia Perdarahan tali pusat, karena tidak diikat dengan baik Suffocation, misalnya terjadi kelahiran dibawah selimut Lalai membuat hangat/tidak memberi ASI kematian secara pasif

b. Kekerasan
Kekerasan

dalam uterus Dinding perut tertumbuk

(jatuh/ditendang), pemasukkan alat ke vagina


Kekerasan

selama proses kelahiran trauma lahir wajar,

retak tulang tengkorak karena trauma lahir, kekerasan

kepala disengaja menimbulkan retak, luka


lecet,kontusio/laserasi cerebri
Kekerasan

setelah kelahiran lengkap kekerasan benda

tumpul, suffocation & gagging, jeratan/cekikan, luka iris/luka tusuk, tenggelam

Tanda

kekerasan pada trauma lahir:


suksedaneum makin lama persalinan, timbul

Kaput

kaput suksedaneum makin hebat


Sefalhematom

akibat molase hebat, umumnya pada

tulang parietal dan skuama tulang oksipital.


Fraktur

tulang tengkorak jarang, biasanya berupa

cekungan pada tulang ubun-ubun (celluloid ball fracture). Penggunaan forceps dapat mengakibatkan fraktur tengkorak dengan robekan otak

Perdarahan

intrakranial sering terjadi

perdarahan subdural, karena molase kepala hebat/kompresi kepala yang cepat dan mendadak
Perdarahan

subaraknoid/interventrikuler jarang

terjadi umumnya bayi prematur akibat belum sempurna berkembangnya jaringan otak
Perdarahan

epidural sangat jarang

6. Periksa golongan darah 7. Tanda-tanda perawatan

BAB III KESIMPULAN


Pembunuhan

anak sendiri (infanticide) yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena takut ketahuan telah melahirkan anak. Dasar Hukum Menyangkut Pembunuhan Anak Sendiri tertera dalam KUHP pasal 341, 342,343.

Pemeriksaan kedokteran forensik pada kasus pembunuhan anak atau yang diduga kasus pembunuhan anak ditujukan untuk memperoleh kejelasan dalam hal apakah anak

tersebut dilahirkan hidup atau lahir mati, apakah terdapat


tanda-tanda perawatan, apakah ada luka-luka yang dapat dikaitkan dengan penyebab kematian, apakah anak yang dilahirkan itu cukup bulan dalam kandungan, dan apakah pada anak tersebut didapatkan kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup anak tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi et al. 2008. Pembunuhan Anak Sendiri (PAS) Dengan Kekerasan Multipel. Majalah Kedokteran Indonesia, September 2008, Vol 58 Nomor 9. Anonim. 2008. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)http://www.asiatour.com/lawarchives/indonesia/kuhp/a siamaya_kuhp_penal_code_kejahatan.htm, 3 September 2011 Apuranto, H. dan Hoediyanto. 2007. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Surabaya: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Budiyanto A., Wibisana W., Siswandi S., T. Winardi, Abdul M., Sidhi, et al. 1997. Pembunuhan Anak Sendiri. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p. 165 76 Idries, A.M. 1997. Pedoman Ilmu kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa Aksara.

Anda mungkin juga menyukai