Anda di halaman 1dari 7

Pap tes dianjurkan bagi semua wanita setiap dua tahun, mulai dari umur 18 atau dua tahun

sesudah pertama kalinya seksual aktif. Menjalani Pap tes secara berkala lebih banyak
mengurangi risiko mendapatkan kanker leher rahim.
Ada lebih dari seratus virus yang dikenal sebagai virus papiloma manusia (human papilloma
virus/HPV). Virus tersebut lazim ditemukan. Satu penelitian menemukan HPV pada 77%
perempuan HIV-positif. HPV menular dengan mudah melalui hubungan seks. Diperkirakan 50%
orang yang aktif secara seksual yang berusia 15-49 tahun di AS mengalami sedikitnya satu jenis
infeksi HPV. Statistik untuk Indonesia belum diketahui.
Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil, umumnya pada tangan atau kaki. Infeksi pada tangan
dan kaki biasanya tidak menular melalui hubungan seks. Beberapa jenis HPV dapat
menyebabkan kutil kelamin pada penis, vagina dan dubur. Odha dapat mengalami luka yang
lebih buruk di dubur dan daerah leher rahim. HPV juga dapat mengakibatkan masalah pada
mulut atau pada lidah dan bibir. Jenis HPV lain dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak
normal yang disebut displasia. Displasia dapat berkembang menjadi kanker dubur pada laki-laki
dan perempuan, dan kanker leher rahim (cervical cancer), atau kanker penis.
Displasia di sekitar dubur disebut neoplasia intraepitelial anal (anal intraepithelial
neoplasia/AIN). AIN adalah perkembangan sel baru yang tidak normal pada lapisan dubur.
Displasia pada daerah leher rahim disebut neoplasia intraepitelial serviks (cervical intraepithelial
neoplasia/CIN). Tampaknya AIN dan CIN lebih umum pada Odha dibanding orang HIV-negatif.
Banyak orang mempunyai infeksi HPV tanpa diketahui. Infeksi HPV dapat hilang tanpa
menyebabkan masalah. Untuk menemukan HPV, dokter mencari displasia atau kutil kelamin.
Tes Pap (Pap smear) dipakai untuk memeriksa leher rahim perempuan. Tes ini juga dapat
dipakai untuk memeriksa dubur laki-laki dan perempuan. Kain penyeka diusap pada daerah yang
ingin diperiksa, untuk memungut beberapa sel. Sel ini dilumuri pada kaca dan diperiksa dengan
mikroskop. Sel diperiksa untuk kelainan yang mungkin menunjukkan perubahan abnormal pada
sel, misalnya displasia atau kanker leher rahim.
Pada 2009, FDA AS menyetujui dua tes yang memakai contoh yang diambil oleh tes Pap. Tes ini
mencari tipe HPV yang dikaitkan dengan masalah kesehatan.
Displasia dapat dideteksi dengan tes Pap.
Beberapa peneliti menganggap bahwa tes Pap pada dubur dan leher rahim sebaiknya dilakukan
setiap tahun untuk orang yang berisiko lebih tinggi:
Orang yang menerima seks anal (penis masuk pada duburnya)
Perempuan yang pernah mengalami CIN
Siapa pun dengan jumlah CD4 di bawah 500
Namun peneliti lain menganggap pemeriksaan fisik dengan teliti dapat menemukan semua kasus
kanker dubur yang ditemukan melalui tes Pap pada dubur.
Kutil kelamin dapat muncul antara beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah seorang
terinfeksi HPV. Kutil dapat kelihatan seperti benjolan kecil. Kadang kala, kutil ini dapat menjadi
lebih penuh dengan daging dan kelihatan seperti kembang kol. Semakin lama, kutil dapat
menjadi semakin besar.
Umumnya, dokter dapat menentukan apakah kita mempunyai kutil kelamin dengan melihatnya.
Kadang kala alat yang disebut anoskop dipakai untuk memeriksa daerah dubur. Jika perlu,
contoh kutil dipotong dan diperiksa dengan mikroskop. Ini disebut biopsi.
Jenis HPV yang menyebabkan kutil kelamin tidak sama dengan jenis virus yang menyebabkan
kanker. Tetapi jika kita mempunyai kutil, kita mungkin juga terinfeksi jenis HPV lain yang dapat
menyebabkan kanker.
Tidak ada cara yang mudah untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HPV. Orang yang
tidak menunjukkan tanda atau gejala infeksi HPV tetap dapat menularkan infeksinya.
Laki-laki dan perempuan dengan HIV yang aktif secara seksual mungkin sebaiknya melakukan
tes Pap secara berkala pada vagina dan/atau dubur untuk mencari sel yang abnormal atau tanda
awal kutil. Hasil positif dapat ditindaklanjuti untuk mengetahui apakah pengobatan dibutuhkan.
Dua vaksin disetujui di AS untuk laki-laki dan perempuan berusia 9-26 tahun. Vaksin ini diberi
dengan serangkaian tiga suntikan selama enam bulan. Vaksin ini paling efektif pada orang yang
belum aktif secara seksual. Vaksin ini belum diuji coba pada orang yang terlanjur terinfeksi
HPV, dan tidak disetujui untuk dipakai oleh orang tersebut.
Belum ada pengobatan langsung untuk infeksi HPV. Sistem kekebalan tubuh dapat
memberantas (alias menyembuhkan) infeksi HPV. Namun orang tersebut dapat tertular lagi.
Displasia dan kutil dapat dicabut. Ada beberapa cara untuk melakukan ini:
Membakarnya dengan jarum listrik (kauterisasi listrik) atau laser.
Membekukannya dengan nitrogen cair.
Memotongnya secara bedah.
Mengobatinya dengan zat kimia. Asam triklorasetik (TCA) efektif untuk beberapa orang.
Pengobatan lain yang kurang lazim untuk kutil termasuk obat 5-FU (5-fluorourasil) dan
interferon alfa. 5-FU berbentuk krim. Suatu obat baru, yaitu imikuimod, disetujui di AS untuk
mengobati kutil kelamin. Sidofovir, yang aslinya dikembangkan untuk mengobati virus
sitomegalo (CMV) mungkin juga dapat membantu memerangi HPV.
Infeksi HPV dapat bertahan lama, terutama pada orang terinfeksi HIV. Displasia dan kutil dapat
kambuh. Penyakit ini sebaiknya diobati sesegera mungkin untuk mengurangi kemungkinan
penyebaran atau kambuh.
Sebuah penelitian di AS menemukan bahwa peningkatan dalam kanker dubur sebagian besar
ditemukan pada Odha laki-laki.
Virus papiloma manusia (HPV) adalah virus yang cukup lazim. Jenis HPV yang berbeda
menyebabkan kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) dalam atau di sekitar
leher rahim atau dubur. Pertumbuhan sel tidak normal ini dapat menyebabkan kanker leher rahim
atau dubur. Infeksi HPV pada alat kelamin disebarkan melalui hubungan seks.
Infeksi HPV dapat bertahan lama, terutama pada Odha.
Tes Pap dapat menemukan pertumbuhan sel yang tidak normal pada leher rahim. Tes ini juga
dapat dipakai untuk memeriksa dubur laki-laki dan perempuan. Walaupun tes Pap tampaknya
cara terbaik untuk menemukan kanker leher rahim secara dini, pemeriksaan fisik dengan hati-
hati mungkin adalah cara terbaik untuk menemukan kanker dubur.
Tanda infeksi HPV kutil atau displasia sebaiknya diobati sesegera mungkin setelah dideteksi.
Kalau tidak, masalah dapat menjadi lebih besar dan lebih mungkin kambuh setelah diobati.
Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh
human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.
[1]
Kanker ini dapat hadir dengan
pendarahan vagina, tetapi gejala kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih
jauh, yang membuat kanker leher rahim fokus pengamatan menggunakan Pap smear. Di negara
berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim mengurangi insiden kanker
leher rahim yang invasif sebesar 50% atau lebih. Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi
human papillomavirus (HPV) bertanggung jawab untuk semua kasus kanker leher rahim.
[2][3]
Perawatan
termasuk operasi pada stadium awal, dan kemoterapi dan/atau radioterapi pada stadium akhir
penyakit.
Human papilloma virus (HPV) 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70% kasus kanker
serviks di dunia. Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks memakan waktu
yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20 tahun. Namun proses penginfeksian ini seringkali
tidak disadari oleh para penderita, karena proses HPV kemudian menjadi pra-kanker sebagian
besar berlangsung tanpa gejala. Karena itu, Vaksinasi Kanker Serviks sangat dianjurkan.
[1]

Kanker leher rahim pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang khas, bahkan bisa tanpa
gejala. Pada stadium lanjut, gejala kanker serviks, antara lain: perdarahan post coitus, keputihan
abnormal, perdarahan sesudah mati haid (menopause) serta keluar cairan abnormal (kekuning-
kuningan, berbau dan bercampur darah).
[4]

Faktor Resiko
Faktor alamiah adalah faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang kita
tidak berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker serviks
adalah usia diatas 40 tahun. Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi risikonya terkena
kanker serviks.Tetapi hal ini tidak hanya sekedar orang yg sudah berumur saja,yang berusia
muda pun bisa terkena kanker serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses penuaan.
Akan tetapi kita bisa melakukan upaya-upaya lainnya untuk mencegah meningkatnya risiko
kanker serviks. Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik tidak terlalu berperan dalam
terjadinya kanker serviks. Ini tidak berarti Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks
dapat merasa aman dari ancaman kanker serviks. Anda dianjurkan tetap melindungi diri Anda
terhadap kanker serviks.
Faktor Kebersihan
Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam keputihan, yaitu
yang normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila lendir berwarna bening, tidak
berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi
berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal. Segeralah berkonsultasi dengan dokter
Anda bila Anda mengalami keputihan yang tidak normal.
Penyakit Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual. PMS yang cukup sering dijumpai antara lain sifilis, gonore,
herpes simpleks, HIV-AIDS, kutil kelamin, dan virus HPV.
Pemakaian pembalut yang mengandung bahan dioksin. Dioksin merupakan bahan
pemutih yang digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas,
misalnya krayon, kardus, dan lain-lain.
Membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet-toilet umum yang
tidak terawat. Air yang tidak bersih banyak dihuni oleh kuman-kuman.
Faktor Pilihan
Faktor ketiga adalah faktor pilihan, mencakup hal-hal yang bisa Anda tentukan sendiri,
diantaranya berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda. Berganti-ganti partner seks.
Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk
virus HPV. Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat dilahirkan, janin akan melewati
serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. Bila Anda memutuskan untuk memiliki banyak
anak, makin sering pula terjadi trauma pada serviks. Tidak melakukan Pap Smear secara rutin.
Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada serviks.
Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat diketahui sehingga
memberikan hasil pengobatan semakin baik.
Pencegahan
Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian
vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat adanya program
deteksi dini melalui pap smear. Vaksin HPV akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55
tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari
penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja
putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun.penyakit ini bisa
anda untuk mencuci pakaian yang sudah kotor karena pada pakaian tersebut mengandung virus
dari orang lain jika yang sudah mengalami penyakit kanker serviks


Klasifikasi HPV sangat beragam. Menurut Androphy EJ (2007),

HPV dibagi menjadi banyak tipe berdasarkan penyakit yang berkaitan.
HPV tipe 1 4 dapat menyebabkan penyakit kutil (cutaneous warts/verruca
vulgaris).HPV tipe 6,11,16,18, 31, dan 35 dapat menimbulkan penyakit kutil
kelamin (genital warts/condyloma acuminata).
Lebih dari 90% kanker leher rahimdisebabkan oleh HPV tipe16,18, 31, 35,
39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 66, 68, dan 70 (AndrophyEJ, 2007).
Karateristik HPV
HPVtidak mempunyai envelope sehingga lebih tahan terhadap kondisi
lingkungan. HPV merupakan virus DNA yang bersifat nonlitik dan
melakukan replikasi di sel-sel epitel skuamosa.
Jaringan target meliputi kulit dan membrana mukosa. Bagian tubuhyang
diserang adalah tangan, kaki, dan daerah genital. Infeksi kronis HPV tipe
tertentu dapat menyebabkan keganasan (Androphy EJ, 2007).
Penularan HPV
Penularan dapat melalui beberapa cara, yaitu secara seksual, kontak
langsung kulit ke kulit, dan melalui kontak dengan benda mati yang
terkontaminasi HPV (Androphy EJ, 2007).
Yang terpenting pada pencegahan kutil adalah menjaga kebersihan kulit
daerah predileksi dan mengenal lebih dini tanda-tanda awal terjadinya kutil.
Daerah predileksi kutil adalah punggung tangan, jari tangan, punggung
kaki, jari kaki, dan telapak kaki.
Kutil lebih banyak ditemukan pada anak-anak (Sularsito SA dkk., 1986).
Penularan kutil melalui kontak kulit ataupun otoinokulasi (Handoko RP,
1999).
Vaksin untuk mencegah HPV tipe tertentu yang dapat menimbulkan kutil
belum tersedia.
Cara Pencegahan Penyakit Kutil Kelamin
Nama lain untuk penyakit kutil kelamin adalah penyakit jengger ayam dan
Genital warts. Penyakit ini dapat digolongkan ke dalam Infeksi Menular
Seksual. Salah satu rantai penularan yang harus dipotong adalah
penularan melalui hubungan seksual (Anonim1, 2009 ;Zubier F, 2009).
Selain dengan regulasihubungan seksual, vaksin untuk mencegah
HPV tipe tertentu yang dapat menyebabkan kutil kelamin sudah ada
Misalnya Gardasil.
Cara Pencegahan Kanker Leher Rahim
Ada beberapa cara pencegahan kanker leher rahim. Beberapa cara
tersebut adalah menghindari kawin muda, tidak berganti-ganti pasangan,
paritas lebih kecil atau sama dengan tiga,dan vaksinasi HPV (Harahap RE,
1985 ;.Rengganis I & Kurniawati L, 2009).
Paritas lebih kecil atau sama dengan tiga berarti mempunyai anak
maksimal tiga..Selain itu, yang perlu diwaspadai adalah faktor risiko kanker
leher rahim. Menurut Emilia O dkk. (2010), faktor risiko kanker leher rahim
adalah hubungan seksual pertama usia muda, mempunyai banyak
pasangan, berhubungan dengan pria yang menderita penile warts, infeksi
virus herpes simpleks, merokok, kadar karoten beta serum rendah, kadar
vitamin A rendah, dan pemakaian kontrasepsi oral.


Menurut Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia
tahun 2002 , kanker serviks menduduki urutan pertama dari sepuluh kanker terbanyak pada
perempuan dengan jumlah 2254 kasus atau 15,61% . Berdasarkan data Globocan tahun 2002,
kanker serviks Indonesia tercatat menempati urutan kedua tertinggi di dunia setelah Cina.
Hasil studi internasional (Suardi, 2011) kepada 1050 perempuan penderita kanker
serviks dari 22 negara ditemukan lebih dari 90 % perempuan di Asia Selatan dan di dalamnya
termasuk India, Indonesia, Filipina, dan Thailand terinfeksi oleh Human Papilloma Virus (HPV)
tipe 16 dan 18.
Risiko kanker serviks uteri meningkat pada pasien dengan penyakit menular seksual, hubungan
seksual pertama kali pada usia muda, berganti-ganti pasangan seks, sosial ekonomi rendah dan
merokok (Takakuwa, 2006). Berdasarkan penelitian dan bukti ginekologi tersebut, infeksi
Human Papiloma Virus merupakan penyebab utama dari sebagian besar kasus kanker serviks
uteri.
Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil pada tangan atau kaki. Infeksi pada tangan dan kaki
biasanya tidak menular melalui hubungan seks. Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kutil
kelamin pada penis, vagina dan dubur. HPV juga dapat mengakibatkan masalah pada mulut atau
pada lidah dan bibir. Jenis HPV lain dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal
yang disebut displasia. Displasia dapat berkembang menjadi kanker dubur pada laki-laki dan
perempuan, dan kanker leher rahim (cervical cancer), atau kanker penis. Displasia dapat
dideteksi dengan tes Pap (Pap smear). Tes ini biasanya dipakai untuk memeriksakan leher rahim
perempuan. Tes ini juga dapat dipakai untuk memeriksa dubur laki-laki dan perempuan.
Tidak ada cara yang mudah untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HPV. Orang yang
tidak menunjukkan tanda atau gejala infeksi HPV tetap dapat menularkan infeksinya.







Topik:
1. HUMAN PAPILLOMA VIRUS INFECTION WITH THE CHANGE
OF CERVICAL CYTOLOGY AMONG PREGNANT WOMEN
2. INFEKSI HUMAN PAPILLOMAVIRUS DAN CARA PENCEGAHANNYA
3. Penyakit kanker Mulut Akibat Oral seks
4. Hubungan kanker anus dan vaksin HPV
5. PAP SMEAR

Anda mungkin juga menyukai