Anda di halaman 1dari 47

PBL SKENARIO 1 Blok Panca Indra Mata Merah

Kelompok A.5
Ketua Sekertaris Anggota : Eliyah (1102007099) : Alif Gilang Perkasa (1102007021) :Fatimah Azzahra (1102007114) Ahmad Irzy Nazybullah (1102007013) Annisa Ramadhani (1102007036) Dwinita Amanda (1102007093) Amelia Fitrianti (1102007025) Erha Masja (1102007101) Irma N.N (1102007149)

MATA MERAH Amir 26 th mengelu mata kiri merah dan pandangan kabur. Gejala ini dirasakan sejak 1 minggu yang lalu setelah membantu orang tuanya panen padi. Semula mata hanya tampak merah dan terasa lengket saat bangun pagi, semakin lama bertambah berat dengan munculnya bercak putih di media refrakta bagian kornea disertai fotofobi, foreign body sensation dan lakrimasi.Pada permeriksaan ophthalmology : Mata kanan : VOD 6/6, lain-lain dalam batas normal Mata Kiri : tampak kotor dan banyak sekret, VOS 6/40 pinhole tak maju Palpebra : spasme Konjungtiva : Hyperemia, terdapat konjungtiva injeksi dan prekonjungtiva injeksi/injeksi siliar. Kornea : tampak lesi putih keabu-abuan, permukaan kasar, batas tidak tegas, bentuksatelit. COA tidak ada kelainan, pupil/iris tidak ada kelainan, lensa tidak ada kelainan.

Langkah I Menentukan Sasaran Belajar


1. Memahami dan menjelaskan media refrakta dan bagian media refrakta. 1.1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopik dan mikroskopik bola mata. 1.2. Memahami dan menjelaskan Media refrakta dan bagiannya. 1.3. Memahami dan menjelaskan fisiologi media refraksi. 2. Memahami dan menjelaskan bagian aksesoris mata. 3. Memahami dan menjelaskan diagnosa banding mata merah visus mata tidak turun dan

Langkah I Menentukan Sasaran Belajar


4. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan Visus. 5. Memahami dan menjelaskan penyakit infeksi kornea (keratitis) dan berbagai penyebabnya. 6. Memahami dan menjelaskan mengenai menjaga mata dan penglihatan berdasarkan ajaran Agama Islam.

Langkah II Belajar Mandiri

Langkah III Penyajian Materi


1. Memahami dan menjelaskan media refrakta dan bagian media refrakta. 1.1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopik dan mikroskopik bola mata.

ANATOMI BOLA MATA Mata tertanam di dalam corpus adiposum orbitae. Bola mata terdiri atas 3 lapisan dari luar ke dalam adalah : 1. Tunica Fibrosa, terdiri dari kornea, sklera, dan limbus 2. Tunica Vasculosa, teridir dari Choroid, Corpus/processus cilliaris, dan iris 3. Tunica Nervosa, terdiri dari epitelium berpigmen dan neural retina

OTOT PENGGERAK BOLA MATA Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda untuk pergerakkan mata tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot. Otot penggerak bola mata terdiri atas 6 otot, yaitu:
1.
2.

3. 4. 5. 6.

Otot oblik inferior, menggerakkan mata keatas, abduksi dan eksiklotorsi. Otot oblik superior, menggerakkan bola mata untuk depresi (primer) terutama bila mata melihat ke nasal, abduksi dan insiklotorsi. Otot rektus inferior, menggerakkan bola mata untuk depresi, eksoklotorsi dan aduksi. Otot rektus lateral, Bekerja saat mata abduksi. Otot rektus medius, Bekerja saat mata aduksi. Otot rektus superior, menggerakkan mata elevasi

HISTOLOGI BOLA MATA

Bola mata dikelilingi oleh 3 lapisan konsentri utama : jaringan ikat fibrosa kuat di luar, terdiri atas sklera dan kornea; lapisan tengah / uvea, terdiri atas koroid berpigmen yang sangat vaskular, korpus cilliaris dan iris; lapisan terdalam terdiri atas jaringan saraf fotosensitif yaitu retina. Kornea terdiri dari 5 lapisan : Epithel kornea Membrana bowman Substansia propria Membrana descement Endothel kornea

Lapisan kornea

Sklera. Lapisan jaringan ikat kuat, opak, putih, terdiri atas anyaman padat serat kolagen. Batas antara sklera dan kornea disebut limbus kornea. Koroid. Koroid dan kospus cilliaris terletak bersebelahan dengan sklera. Pada potongan sagital bola mata, korpus cilliaris tampak berbentuk segitiga. Iris. Menutupi sebagian lensa dan merupakan bagian berwarna mata. Penyebaran serat otot polos secara melingkar dan radial iris membentuk sebuah lubang disebut pupil.

Lapisan retina

1.2. Memahami dan menjelaskan Media refrakta dan bagiannya. 1. KORNEA


Selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya. Kornea adalah perpanjangan anterior yang transparan pada sklera di bagian depan mata, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan. Kornea bertanggung jawab untuk sekitar 70% daya refraktif. Mentransmisi cahaya dan memfokuskan cahaya.

2. AQUEOUS HUMOR
Merupakan cairan yang disekresi oleh epitel ciliar (sebagian) dan oleh difusi dari kapiler dalam processus ciliar. Mengandung materi yang dapat berdifusi dari plasma darah tetapi mengandung kadar protein yang rendah (0,02%) dibandingkan dengan serum (7%). Bila derajat sekresi sama dengan derajat penyaluran keluar,

LENSA Bentuk biconvex (cembung ), transparan, avaskuler, dan elastis. Lensa terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk cakram yang dapat menebal dan menipis. Elastisitas dapat menurun seiring meningkatnya usia dan mengerasnya lensa. BADAN VITREUS Bentuk sferoid/bundar dengan lekukan pada bagian anterior untuk menyesuaikan dengan lensa. Terdiri atas air (99%), sedikit kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam hialuronat.

1.3. Memahami dan menjelaskan fisiologi media refraksi. Refraksi pembelokan suatu berkas cahaya terjadi ketika berkas berpindah dari satu medium ke medium satu dengan kepadatan (densitas) tertentu ke medium dengan kepadatan berbeda. Dua faktor : densitas komparatif antara dua media sudut jatuhnya berkas cahaya di medium ke dua. Suatu lensa dengan permukaan konveks (cembung) menyebabkan konvergensi, atau penyatuan, berkasberkas cahaya, yaitu persyaratan untuk membawa suatu bayangan ke titik fokus. Dengan demikian

Dua struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif mata adalah kornea dan lensa.

Struktur-struktur refraksi pada mata harus membawa bayangan cahaya terfokus di retina agar penglihatan jelas. Apabila suatu bayangan sudah terfokus sebelum mencapai retina atau belum terfokus sewaktu mencapai retina, bayangan tersebut tampak kabur.

2. Memahami dan menjelaskan bagian aksesoris mata.


ORBITA
Adalah lekukan tulang yang berisi bola mata. Hanya seperlima rongga orbita yang terisi bola mata; sisa rongga berisi jaringan ikat dan adiposa, serta otot mata ekstrinsik, yang berasal dari orbita dan menginsersi bola mata. KONJUNGTIVA Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang. Konjungtiva terdiri atas 3 bagian, yaitu : Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus. Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera bawahnya. Konjungtiva fornisses atau forniks

APARATUS LAKRIMAL

Sistem sekresi bola mata terletak di daerah temporal bola mata. Sistem lakrimal terdiri atas dua bagian : Sistem produksi atau glandula lakrimal, glandula lakrimal terletak di temporo antero superior rongga orbita. Sistem ekresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak di bagian depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior.

KELOPAK MATA Pada kelopak mata terdapat bagian-bagian : Kelenjar : kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat, kelenjar zeiss pada pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus. Otot : M. Orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak mata atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. M. Orbikularis berfungsi menutup bola mata yang di persarafi oleh N. fasialis. Pembuluh darah yang mendarahinya adalah a. Pelpebra.

Kelopak mata

3. Memahami dan menjelaskan diagnosa banding mata merah visus mata tidak turun dan mata merah visus mata turun. Mata merah merupakan keluhan penderita yang sering di dengar. Keluhan ini terjadi akibat perubahan warna bola mata yang sebelumnya putih menjadi merah.
Mata merah yang disebabkan ijeksi siliar dan konjungtival dapat memberikan gejala bersama-sama dengan keluhan dan gejala tambahan yaitu : 1. penglihatan menurun 2. terdapat atau tidak terdapatnya sekret 3. terdapatnya peningkatan tekanan bola mata pada keadaan mata merah tertentu.

Diagnosis banding mata merah


Konjungtivitis Kornea Penglihatan Sekret Fler Jernih N (+) Keratitis/ Tukak Kornea Fluoresein +++/<N (-) -/+ Iritis akut Presipitat <N (-) ++ Glaukoma akut Edema <N (-) -/+

Pupil
Tekanan Vaskularisasi Injeksi Pengobatan Uji

N
N a.konjungtiva posterior Konjungtival Antibiotic Bakteri

<N
N Siliar Siliar

<N
<N> Pleksus Siliar Siliar

>N
N+++ Episkleral Episkleral Miotika diamox + Tonometri

Antibiotika sikloplegik Steroid sikloplegik bedah Sensibilitas Infeksi local

tabel Diagnosis banding mata merah


Gejala subyektif Visus Rasa nyeri Fotofobia Halo Eksudat Gatal demam Glaucoma akut +++ ++/+++ + ++ Uveitis akut keratitis Konjungtivitis bakteri +++ Konjungtivitis virus ++ -/++ Konjungtivitis virus + ++ -

+/++ ++ +++ -

+++ ++ +++ --/+++ -

Diagnosis banding mata merah dengan visus turun atau tidak turun.
Kondisi
Konjungtivitis

Sakit Ringan/sedang Sedang Tak ada sampai hebat Rasa benda asing Sedang

Fotofobia Tak ada ringan Tak ada Bervariasi Sedang

Visus

Injeksi

Suram ringan karena Kelopak dan mata kotoran Normal Biasanya menurun sering mencolok Menurun ringan Menurun Pembuluh2 dalam sclera sering lokal Difus Ringan-sedang

Episkleritis

a.

Ulkus kornea karena bakteri atau jamur b. Ulku kornea karena virus Luka bakar kornea non akali (ultraviolet atau lain-lain) Uveitis

Hebat

Sedang

Ringan sampai sedang Hebat atau ringan Tak ada hebat hebat Ringan/sedang

Ringan sampai sedang Hebat atau ringan Tak ada hebat Sedang- mencolok Tak ada ringan

Normal atau menurun sedang Menurun karena edema kornea Normal atau menurun Sedang- mencolok

Dekat limbus Difus Difus dengan kemosis Hebat

Glaukoma (akut)

Selulitis orbita

Endoftalmitis

Konjungtivitis

Suram ringan karena Kelopak dan mata kotoran

4. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan Visus. PEMERIKSAAN VISUS SATU MATA


Dengan kartu snellen dapat ditentukan tajam penglihatan atau kemampuan melihat seseorang, seperti : Bila tajam penglihatan 6/6 maka ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter. Bila tajam penglihatan adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak 6 meter yang pada orang normal dapat dilihat pada jarak 60 meter. Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu snellen maka dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter.

Bila pasien hanya dapat melihat jari pada jarak 3 meter,

maka dinyatakan tajam penglihatan adalah 3/60. Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai 1/60, yaitu menghitung jari pada jarak 1 meter.
Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam

penglihatan pasien lebih buruk dari 1/60. orang normal dapat melihat lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila pasien hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatan 1/300.
Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal sinar maka

penglihatan adalah 0 (buta total).

Snellen chart

Uji Lubang Kecil (pinhole)


Untuk mengetahui apakah tajam penglihatan yang kurang terjadi akibat kelainan refraksi atau kelainan organik media penglihatan. Bila dengan pinhole penglihatan lebih baik, maka berarti ada kelainan refraksi yang masih dapat dikoreksi dengan kacamata. Bila penglihatan berkurang dengan diletakkan nya pinhole di depan mata berarti ada kelainan organik atau kekeruhan media penglihatan yang mengakibatkan penglihatan menurun.
Uji Pengkabutan (fogging test) Uji pemeriksaan astigmatisme dengan memakai prinsip mengistirahatkan akomodasi dengan memakai lensa positif. Dengan mata istirahat pasien disuruh melihat astigmatisme dial (juring astigmat).

Uji Celah Stenopik Celah selebar 1mm lurus yang terdapat pada lempeng dan dipergunakan untuk. 1. Mengatahui adanya astigmat 2. Melihat sumbu koreksi astigmat 3. Untuk mengetahui besarnya astigmat 4. Menentukan rencana pembedahan iridektomi optik

Uji Silinder Silang Dua lensa silinder yang sama akan tetapi dengan kekuatan berlawanan dan diletakkan dengan sumbu saling tegak lurus (silinder silang Jackson). Lensa ini dipergunakan untuk:
1. Melihat koreksi silinder yang telah dilakukan pada

kelainan astigmat pasien sudah cukup atau telah penuh. 2. Untuk melihat apakan sumbu lensa silinder pada koreksi yang telah diberikan sudah sesuai.

Uji Crowding Phenomena (Untuk Mengetahui Adanya Ambliopia)


Penderita diminta membaca huruf kartu snellen sampai huruf terkecil yang dibuka satu-persatu atau yang diisolasi, kemudian isolasi huruf dibuka dan pasien disuruh melihat sebaris huruf yang sama. Bila terjadi penurunan tajam penglihatan dari huruf isolasi ke huruf dalam baris maka ini disebut crowding phenomena pada mata tersebut menderita ambliopia.

5.

Memahami dan menjelaskan penyakit infeksi kornea (keratitis) dan berbagai penyebabnya.

Keratitis Radang Kornea biasanya di klasifikasi dalam lapis kornea yang terkena, sperti kratitis superfisial atau profunda. Keratitis dapat disebabakan oleh berbagai hal seperti kurangnya air mata, keracunan obat, reaksi alergi tehadap yang diberi topikal, dan reaksi terhadap konjungtivitis menahun. Keratitis akan memberikan gejala mata merah, rasa silau, dan merasa kelilipan. Pengobatan dapa diberikan antibiotika, air mata buatan dan silopegik.

Keratitis Pungtata Keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman, dengan infiltrat berbentuk bercakbercak halus.
Keratitis Pungtata Superfisial

Keratitis pungtata superfisial memberikan gambaran seperti infiltrat halus bertitik-titik pada permukaan kornea. Keratitis Pungtata Subepitel Keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman. Pada keratitis ini biasanya terdapat bilateral dan berjalan kronis tanpa terlihatnya gejala kelainan konjungtiva, ataupun tanda akut, yang biasanya terjadi pada dewasa muda.

Keratitis Marginal
Keratitis marginal merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus. Bila tidak diobati dengan baik maka akan mengakibatkan tukak kornea. Penderita akan mengeluh sakit, seperti kelilipan, lakrimasi dan disertai fotofobia berat. Keratitis Interstisial Keratitis yang ditemukan pada jaringan kornea yang lebih dalam. Biasanya akan memberikan keluhan fotofobia, lakrimasi, dan menurunya visus. Keratitis Bakterial Setiap bakteri seperti atphylocccus, pseudomonas, dan enterobactericeae dapat mengakibatkan keratitis bakterial.

Keratitis Virus Keratitis Herpetik Keratitis herpetik disebabkan oleh herpes simpleks den herpes zooster. Yang disebabkan oleh herpes simpleks di bagi dalam 2 bentuk yaitu epitelial dan stromal. Keratitis Dendritik Merupakan keratitis superfisial yang membentuk garis infiltrat pada permukaan kornea yang kemudian membentuk cabang. Keratitis disiformis Keratitis membentuk keruhan infiltrat yang bulat atau lonjong di dalam jaringan kornea.

Keratokonjungtivitis Epidemi Keratitis yang terbentuk pada keratokonjungtivitis epidemi adalah akibat reaksi peradngan kornea dan konjungtiva yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap adenovirus tipe 8. Keratitis Dimmer atau Keratitis Numularis Keratitis numularis bentuk keratitis dengan ditemukanya infiltrat yang bundar berkelompok dan tepinya berbatas tegas sehingga memberikan gambaran halo.

Keratitis Filamentosa
Keratitis yang disertai adanya filamen mukoid dan deskuamasi sel epitel pada permukaan kornea. Dapat disertai penyakit lain seperti keratokonjungtivitis sika, sarkoidosis, trakoma, pemfigod okular, pemakaian lensa kontak, edema kornea, keratokounjungtivitis limbik superior, diabetes mellitus, trauma dasar otak, keratitis neurotrofik dan pemakaian antihistamin.

Keratitis Alergi
Keratokonjungtivitis Flikten. Merupakan radang kornea dan

konjungtiva yang merupakan reaksi imun yang mungkin sel mediated pada jaringan yang sudah sensitif terhadap antigen.
Keratitis fasikularis. Keratitis dengan pembentukan pita

pembuluh darah yang menjalar dari arah limbus ke arah kornea

Keratitis Lagoftalmos
Keratitis yang terjadi akibat adanya lagoftalmos dimana kelopak mata tidak dapat menutup dengan sempurna sehingga terdapat kekringan kornea.

Keratitis Neuroparalitik Merupakan keratitis akibat kelaianan saraf trigeminus, sehingga terdapat kekruhan kornea yang tidak sensitif disertai kekeringan kornea.pada kornea ini akan mudah terjadi infeksi sehingga akan mengakibatkan terbentuknya tukak kornea. Keratokunjungtivitis Sika Keratokonjungtivitis sika adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva. Pasien dengan keratokonjungtivitis sika akan mengeluh mata gatal, mata seperti berpasir, silau, dapat penglihatan kabur.

Farmakoterapi Penyakit Mata Anti Bakteri Anti bakteri merupakan antibiotika yang dipakai sesuai dengan etiologi yang ditetapkan dengan pemeriksaan pulasan, biakan, dan uji resistensi.
Aminoglikosida, efektif terhadap pseudomonas,

streptokokus, dan stafilokokus. Basitrasin, efektif untuk kokus gram positif, neiseria, hemofilus, dan basil gram (+). Cetazolin, staphylococus gram (+). Eritromisin, efektif untuk bakteri gram positif, neiseria, spiroketa, dan hemofilus. Gentamisina, efektif untuk kokus ram positif, gram negatif basil, dan pseudomonas.

Antijamur Obat antijamur yang sering digunakan nistatin, dan amfoterisin. Dikenal berbagai obat anti jamur seperti : Nantamisin (pimafulin), efektif untuk kandidia dan fusarium aspergilus, penicilium, cephalosporium. Nistatin, (mycostatin), efektif untuk kandida. Amfoterisina (fungicid) efektif untuk aspergilus, histoplasma, blastomyces, coccidiodes.

Antivirus Obat yang sering dipakai adalah Iodouksiridon (IDU), vidarabin, adenosin arabinosa (ARA A), trifluorotimidin (TFT) dan asiklovir. Asiklovir bersifat selektif terhadap sintesis DNA virus. Dalam bentuk salep 3% yang diberikan tiap 4 jam. Sama efektif dengan antivirus lain akan tetapi dengan efek samping yang krurang.

Sikloplegia Obat sikloplegia bekerja melumpuhkan otot sfingter iris sehingga terjadi dilatasi pupil, selain juga mengakibatkan paralisis otot siliar sehingga melumpuhkan akomodasi. Dikenal obat sikloplegia atropin, homatropin dan tropikamida.

6. Memahami dan menjelaskan mengenai menjaga mata dan penglihatan berdasarkan ajaran Agama Islam. Perintah menjaga pandangan katakanlah kepada orang- orang beriman ( lakilaki) hendaknya menjaga pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka, karena yang demikian itu membersihkan jiwa mereka dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan apa yang mereka lakukan. Dan katakanlah kepada wanita hendaknya mereka menjaga pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka (Qs. An-Nur (24): 30-31)

Firman Allah tentang mata Bukanakah kami telah memberikan kepadanya dua buah mata (Qs. Al-Balad (90): 8)

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai