Anda di halaman 1dari 6

Nama Nim Rombel

: Husnita Rahmani : 1402408258 : 04

MID SEMESTER PENELITIAN PENDIDIKAN SD 1 1. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan ini bermaksud bahwa terdapat suatu harapan yang ingin dicapai untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik akan tetapi pada kenyataannya harapan tersebut belum sesuai dengan harapan yang diinginkan.

2. Permasalahan yang berkaitan dengan proses pembelajaran Permasalahan ditemukan dalam proses pembelajaran pada kelas IV di SD Negeri Jatilor Kabupaten Grobogan. Adapun permasalahan yang ditemukan diantaranya : Kurang aktifnya siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar siswa yang rendah pada mata pelajaran IPS. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil belajar siswa yang rendah pada mata pelajaran IPA. Tidak adanya alat peraga yang mendukung ketika proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran masih menggunakan metode yang konvensional yaitu metode ceramah. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru bukan berpusat pada siswa.

Identifikasi masalah :

Berdasarkan permasalahan yang ditunjukkan diatas serta adanya perefleksian terhadap proses pembelajaran maka peneliti melakukan identifikasi masalah terhadap mata pelajaran IPA. Permasalahan pada mata pelajaran IPA ini terletak pada hasil belajar siswa yang rendah. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang rendah ini ditunjukkan pada salah satu nilai ulangan harian yaitu 58% siswa kelas IV yang mendapatkan nilai diatas 70 dari 40 siswa. Berarti terdapat 42% siswa kelas IV yang mendapatkan nilai dibawah 70. Walaupun nilai hasil belajar pada nilai ulangan harian ini tidak terdapat siswa yang mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM), akan tetapi masih terdapat 48% siswa kelas IV yang mendapatkan nilai mendekati KKM yaitu nilai 67,68,69. Hasil belajar siswa yang seperti ini dipengaruhi oleh: Guru masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah sehingga siswa mudah bosan karena hanya mendengarkan penjelasan dari guru sehingga tidak mendapatkan pengalaman belajar ketika proses pembelajaran berlangsung. Tidak adanya alat peraga yang mendukung ketika penyampaian materi. Dalam proses pembelajaran belum menerapkan siswa center akan tetapi proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Kurang adanya kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran terlihat monoton dan pasif yang menyebabkan tidak terjadinya diskusi didalam proses pembelajaran.

3. Permasalahan didapatkan melalui observasi dan wawancara langsung dengan guru kelas IV. Dengan yang menggunakan benar-benar teknik ada observasi bertujuan Dengan mendapatkan permasalahan dilapangan. mendapatkannya

permasalahan melalui observasi agar hasil yang didapatkan semakin akurat maka dilengkapi dengan menggunakan teknik wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri Jatilor Kabupaten Grobogan.

4. Dari identifkasi masalah yang sudah diuraikan diatas, maka identifikasi harus dibatasi yang bertujuan agar permasalahan yang diamati tidak meluas. Pembatasan masalah pada penelitian eksperimen ini adalah : Agar penelitian tidak mengembang ke mana-mana maka permasalahan dibatasi pada penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD Negeri Jatilor Kabupaten Grobogan. Peneliti ingin mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran IPA didalam kelas IV SD Negeri Jatilor Kabupaten Grobogan. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran akan terlihat pertisipasi siswa dan kemampuan guru dalam penggunaan metode pembelajaran Numbered Head Together yang turut mempengaruhi hasil belajar siswa. 5. Berdasarkan dari uraian identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka permasalahan yang akan diungkap oleh peneliti sebagai rumusan masalah adalah : a. Apakah model pembelajaran Numbered Head Together berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Jatilor Kabupaten Grobogan? b. Apakah model pembelajaran Numbered Head Together mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Jatilor Kabupaten Grobogan ? c. Apakah hasil belajar siswa kelas IV dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together lebih baik daripada metode ceramah pada pembelajaran IPA ?

6. Dari rumusan masalah yang sudah diungkapkan diatas, maka dapat terlihat bahwa terdapat variabel-varibel yang mempengaruhi. Adapun variabel-variabel tersebut adalah :

Variabel bebas Variabel terikat Variabel ekstran

: : :

Metode pembelajaran Numbered Head Together Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Jatilor. Waktu pelaksanaan proses pembelajaran, kompetensi yang dimiliki oleh guru, kondisi kelas saat proses pembelajaran berlangsung, kemampuan berpikir masingmasing siswa, adanya siswa yang mendapatkan pembelajaran tambahan selain pembelajaran di sekolah (mengikuti les privat).

7. Untuk penelitian eksperimen ini terdapat hipotesis berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat. Adapun hipotesisnya : a. Hipotesis alternatif (Ha) Penerapan model pembelajaran Numbered Head Together mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV di SD Negeri Jatilor Kabupaten Grobogan. Model pembelajaran Numbered Head Together berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Jatilor Kabupaten Grobogan. Hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together lebih baik daripada metode ceramah.

b. Hipotesis Nihil (H0) Penerapan model pembelajaran Numbered Head Together tidak mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Jatilor Kabupaten Grobogan.

Model pembelajaran Numbered Head Together tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Jatilor Kabupaten Grobogan.

Hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together tidak lebih baik bahkan sama daripada metode ceramah.

8. -

Populasi : Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri Jatilor Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 40 siswa.

Sampel dan teknik sampling


Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik stratified random sampling, yaitu sebelum diambil sampel populasi dibagi-bagi menjadi sub-sub populasi yang lebih kecil. Akan tetapi hal ini harus dilakukan pengelompokan sub populasi yang heterogen sehingga dengan mengelompokkan menjadi beberapa strata, diharapkan tiap strata menjadi relatif homogen. Yang perlu mendapat perhatian ialah berapa banyaknya unsur-unsur yang ada didalam masing-masing strata karena hal ini kan mempengaruhi derajat ketepatannya.

Maka : Dalam populasi kelas IV SD Negeri Jatilor terdapat strata kemampuan sebagai berikut : I II III I II III 25 % berkemampuan tinggi 50 % berkemampuan sedang 25 % berkemampuan rendah sebanyak 25 % x 40 siswa = 10 siswa sebanyak 50 % x 40 siswa = 20 siswa sebanyak 25 % x 40 siswa = 10 siswa

Jika sampel yang akan menjadi 40 siswa, maka pembagiannya untuk strata :

9. Judul penelitiannya :

KEEFEKTIFAN HASIL BELAJAR

PENERAPAN SISWA KELAS

MODEL IV SD

PEMBELAJARAN NEGERI JATILOR

KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II TAHUN AJARAN 2010/2011

Anda mungkin juga menyukai