Anda di halaman 1dari 3

PATOGENESIS E.

hystolitica Invasif ke lumen usus Dinding kista terurai oleh tripsin Melepaskan tropozoit Invasi lapisan mukosa usus Produksi enzim cysteine protease Melisiskan jaringan dan eritrosit Menyebar ke seluruh tubuh secara hematogen

Masuk ke vena porta


Abses hati Fokus akumulasi neutrophil periportat Nekrosis

(Gandahusada, 2006).

MANIFESTASI KLINIS Manifestasi klinis pada amebiasis hepar dapat bermacam-macam. Gejala dapat timbul mendadak atau perlahan-lahan. Pada stadium akut gejalanya lebih nyata dan biasanya timbul dalam 2 minggu infeksi atau tertunda selama beberapa bulan. Mulainya dengan sedikit demi sedikit nyeri kolik perut dengan gerakan usus yang sering (6-8 gerakan/24 jam). Diare disertai dengan tenesmus dan tinja bercampur dengan darah dan cukup banyak mengandung lendir

dengan sedikit leukosit. Demam hanya dikeluhkan oleh sebagian penderita dan berkeringat di malam hari. Rasa nyeri bagian perut kanan atas terasa seperti tertusuk dan panas. Selain itu pasien juga merasakan anoreksia, mual dan muntah, perasaan lemah dan penurunan berat badan (Sylvia, 2006). Dapat juga timbul rasa nyeri pada bagian dada kanan bawah akibat iritasi pada pleura diagfragma dan akhirnya dapat timbul tanda-tanda pleuritis. Rasa nyeri tersebut menjalar ke punggung atau scapula kanan. Selain itu juga dapat disertai batuk saat nyeri perut (Djaenudin, 2009).

TERAPI (semua pake dapus yg Aru) Medikamentosa Derivat dari nitromidazole dapat membunuh tropozoid maupun kista dalam usus. Obat ini diberikan secara oral maupun intravena. Secara singkat pengobatan amoebiasis hepar sebagai berikut (Aru, 2009) : 1. Metronidazole : 3x 750 mg selama 5-10 hari ditambah dengan 2. Kloroquin fosfat: 1 gr/hari selama 2 hari dan diikuti 500/hari selama 20 hari ditambah dengan 3. Dehydroemetine: 1-1,5 mg/kgBB/hari intramuskular (maksimal 99 mg/hari) selama 10 hari. Tindakan aspirasi terapeutik Indikasi : 1. Respon terhadap medikamentosa setelah 5 hari tidak ada 2. Abses di lobus kiri karena abses mudah pecah ke rongga perikardium atau peritoneum 3. Tindakan pembedahan

Dapus:

Aru W. Sudoyo, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.

Sylvia and Price. Gangguan System Gastro Intestinal. Patofisiologi. Edisi 6. Jakarta: EGC. Gandahusada, Srisasi. 2006. Parasitologi Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Djaenudin Natadisastra. 2009. Parasitologi Kedokteran: Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai