Anda di halaman 1dari 26

AIR Molekul air

Molekul air

Sifat-sifat air
1. Konsentrasi molar sangat tinggi 2. Konstanta dielektrik besar 3. Konstanta dissosiasi kecil Dari tiga sifat tersebut maka air menjadi penting dalam sistem biologi-kimia Konsentrasi air 1 liter = 55,5 mol (sangat tinggi) sehingga merupakan sumber ion H yang tidak pernah habis

Sebagai perbandingan dalam CES Na+ =0,14 M dan K+ = 0,15 M hanya 1/400 X dari hidrogen Konstanta dielektrik besar artinya molekulmolekul ionik berdissosiasi dengan air. Artinya air sbg pelarut Ion-ion garam di ikat oleh ion hidrogen dan ikatan hidrogen inilah yang disebut besaran konstanta dilektrik

Konstata dielektrik dapat dihitung dengan Rumus Sbb:


Hukum Coulomb 2

F = (k.q .q ) / D.r 1 2

F = Daya antara dua muatan listrik q dan q jarak r 1 2 D = konstante dielektrik

Proses larutnya NaCl dg Air

Proton jumping
Na>> dari Cl maka OH>> dominan basa Cl >> dari Na maka dominan asam

Meg/L

Inttraselular (CIS)

Ekstraselular (CES)
Plasma drh Intertisiel

Kation Na 15 142 144

K
Ca Mg Anion

150
2 27

4
5 3

4
2,5 1,5

Cl
HCO3 HPO4 SO4 As Organik Protein

1
10 100 20 63 16

103
27 2 1 5 6

114
30 2 1 5

Ion Na CES > Na CIS Ion K CIS > K CES Konsentrasi ini akan dipertahankan oleh pompa Na K ATPase sbb

3 ion Na ditukar dengan 2 ion K

Kadar ion Na CES > Na CIS

Kadar ion Na darah diatur ADH (antidiuretik hormon) dan ANP(atrial natriuretik peptida) Aldosteron meningkatkan reabsorpsi ion Na di ductus koligentes. Bila ion Na turun < 135 mEq/L maka ADH berhenti banyak air urin , shg kadar Na CES pulih kembali. ANP memacu ekskresi ion Na bila kadar ion Na plasma diatas normal (hipernatremia)

Anion Klorida
Kadar CES 95 105 mEq/L (anion terbanyak) Chlor shift adalah yang terjadi dalam plasma dan sel eritrosit saat kadar CO2 darah meningkat atau menurun, pertukaran antiporter Cl dan HCO3 Ion Cl juga bagian HCl yang dikeluarkan di lambung ADH membantu mengatur ion Cl cairan tubuh dengan mengatur jumlah kehilangan air dalam urin Proses yang meningkatkan atau menurunkan reabsorpsi Na juga mempengaruhi reabsorpsi Cl

Kalium
Ion K CIS 140 mEq/l Kadar K darah 3,5 5 mEq/l =2% k TUBUH ( 50 mEq/l) Fungsi K memelihara potensial membran pada action potensial pada neuron dan serabut otot

Depolarisasi sel

2.1. Kandungan air tubuh Pria "standar" dengan berat 70 kg mengandung 42 liter air atau 60% dari Berat badan. Wanita dewasa mengandung lebih sedikit air (55% BB), karena kandungan lemak wanita lebih besar. Variasi dalam Kandungan air Variasi karena usia: Neonatus mengandung lebih banyak air (7080%) dibandingkan dewasa. ketika lahir, jumlah cairan interstisial secara proporsional tiga kali lebih besar dibandingkan dewasa. Menjelang usia 12 bulan, kandungan air sudah bekurang menjadi 60% yang merupakan nilai untuk dewasa. Air tubuh seagai persentase berat badan meurun secara progresif dengan bertambahnya umur. Menjelang usia 60 tahun, persentase air tubuh menjadi 50% BB karena bertambahnya proporsi jaringan lemak. Variasi antar jaringan: Kebanyakan jaringan mengandung air. Pengecualian adalah lemak dan tulang. Plasma: 93% air Lemak: 10-15% air Tulang: 20% air.

2.2. Kompartemen Air tubuh dikandung dalam berbagai organ dan jaringan tubuh. Air ini bisa dikelompokkan dalam kompartemen. Pembagian utama adalah cairan intraselular (CIS: kira-kira 40% berat badan) dan Cairan Ekstraselular (CES: kira-kira 20% dari berat badan). Cairan intraselular (CIS) Lokasi: Perbedaan antara CIS dan CES jelas dan mudah dipahami, keduanya dipisahkan oleh membran sel. Komposisi: CIS kaya akan ion kalium dan magnesium dan rendah natrium. Sifat: Cairan intraselular berperilaku serupa terhadap perubahan tonisitas di CES. Cairan ekstraselular (CES) CES dibagi lagi menjadi beberapa kompartemen yang lebih kecil (yakni plasma, cairan interstisial, cairan tulang dan jaringan ikat padat, serta cairan transelular) Cairan interstisial(ISF =interstitial fluid)

Cairan interstisial(ISF =interstitial fluid) Terletak di celah-celah jaringan tubuh. Cairan interstisial membasahi semua sel tubuh dan menjadi penghubung antara CIS dan kompartemen intravaskular. Oksigen, zat makanan dan chemical messenger semuanya melewati ISF. Karakteristik ISF hampir menyerupai CES, dengan pengecualian kandungan proteinnya lebih rendah. Cairan getah bening dianggap sebagai bagian ISF. Sistem limfatik mengembalikan protein dan kelebihan ISF ke dalam sirkulasi. Plasma adalah kompartemen cairan yang betul-betul sebagai kumpulan cairan dalam satu lokasi. Perbedaannya dari ISF adalah kandungan protein lebih tinggi dan memiliki fungsi transpor. Cairan tulang dan jaringan ikat padat bermakna karena mengandung kira-kira 15% dari air total tubuh. Cairan ini dimobilisasi sangat lambat sehingga tidak penting dalam penilaian efek pemberian cairan secara akut. Cairan transelular merupakan kompartemen kecil yang mewakili semua cairan tubuh yang terbentuk dari aktivitas transpor sel. Cairan transelular dikandung dalam ruang yang dilapisi epitel. Yang termasuk cairan transelular adalah: cairan serebrospinal, cairan saluran cerna, urin dalam kandung kemih, aqueous humor dan cairan sendi. Cairan transelular penting karena memiliki fungsi khusus. Aliran cairan yang terkait dengan cairan saluran cerna sangat penting. Komposisi elektrolit dari berbagai cairan transelular tidak sama (lihat tabel):Konsentrasi elektrolit pada Cairan transelular

Konsentrasi elektrolit pada Cairan transelular (dalam mmol/L) [Na+] [K+] [Cl-] [HCO3-]
Saliva
Getah lambung Getah pankreas

20-80
20-100 120

10-20
5-10 5-10

20-40
120-160 10-60

20-60
0 80-120

Empedu Cairan ileum Cairan kolon Keringat CSF (serebrospinal)

150 140 140 65 147

5-10 5 5 8 3

40-80 105 85 39 113

20-40 40 60 16 25

Bab 2. Kompartemen2.3. Osmolalitas dan TonisitasOsmolalitas adalah jumlah osmol zat terlarut (solute) per kg pelarut (solvent). Tonisitas adalah osmolalitas efektif atau effective osmolality yakni jumlah konsentrasi zat terlarut (solute) yang memiliki kekuatan menarik zat atau daya osmotik melalui membran. Untuk membedakan keduanya, mari kita bandingkan sebagai berikut:Osmolalitas plasma = 2 x [Na+] + Glukosa (mg/dl) : 18 + Ureum (mg/dl): 2.8Kisaran normal Osmolalitas plasma adalah 280 - 290 mOsm/kg.Karena Ureum tidak memiliki daya osmotik,maka:

Tonisitas(osmolalitas efektif) = 2 x [Na+] + Glukosa (mg/dl) : 18 Satuan yang digunakan untuk menyatakan osmolalitas adalah mOsm/kg. Osmolaritas adalah jumlah osmol zat terlarut per liter pelarut. Satuannya mOsm/L. Cara menghitung mmol, mEq dan mOsm: mmol = massa (mg) zat terlarut dalam 1 liter larutan : Berat Molekul solute Contoh: Berapa mmol jumlah natrium dan klor dalam 1 liter NaCl 0.9% ? Jawab: Berat Atom Na 23; Cl 35.5. NaCl 0.9% = 0.9 g/dL = 9 g/L mmol = massa NaCl (mg) dalam 1 L larutan : BM = 9000 : (23 + 35.5) = 154 mmol. Jadi Kandungan Na+ 154 mmol/L dan Cl- 154 mmol/L

mEq = mmol x valensi Contoh : 154 mmol Na+ = 154 mEq Na+ (valensi Na = 1); 1.75 mmol Ca++= 3.5 mEq Ca++ mOsm = Jumlah osmol zat-zat dalam larutan. Biasanya dihitung sebagai mmol x jumlah partikel. NaCl jumlah partikel dua karena terionisasi menjadi Na dan Cl. CaCl2 jumlah partikel 3. Sebaliknya Glukosa dan ureum karena tidak berdisosiasi, maka jumlah partikel satu. Contoh: berapa osmolaritas NaCl 0.9%? Osmolaritas NaCl 0.9% = 154 + 154 = 308 mOsm/L

Studi kasus
Tn L dengan riwayat diabetes melitus tipe I , BB 70 kg tidak memakai insulin selama beberapa hari karena keluhan dispepsia membuat napsu makannya hilang. Pemeriksaan Fisik: KU kurang. Tampak letih. Turgor jelek. Somnolen TD 90/70 N 110 x/menit; RR 40 x/menit. Lab

pH7.22pCO225 mmHgHCO3-10 mmol/LAG27 mEq/LNa+ 140 mEq/L Cl-103 mEq/LAlbumin 40 g/L Glukosa450 mg/dlK+6 mEq/LNH4+ urin 200 mmol/hariApa tindakan anda yang pertama?(pilih) Apakah jenis kelainan asam basa pasien ini ? Apakah asam (H+)bertambah ? Apakah sudah ada mekanisme kompensasi (apakah H+ sudah didapar?) Jika ya berapa banyak? Apakah paru dan ginjal merespon sesuai?

Anda mungkin juga menyukai