Anda di halaman 1dari 16

PENYAKIT UVEA

Terdiri dari ; 1. Uvkitis anterior (iridosiklitis) 2. Uveitis posterior (koroiditis) 3. Aniridia 4. Anisokoria 5. Korioretinitis yuksta papil (jensen) 6. Oftalmia simpatika 7. Sindrom vogt koyanagi haraoa 8. Tonic pupil (adieis tonic pupil) 9. Uveitis fakogen 10. Tksoplasmosis.

Ad:/ 1. UVEITIS ANTERIOR Uveitis anterior merupakan peradangan iris dan bagian depan badan silier (pars plicata), kadang -kadang menyertai peradangan bagian belakang bola mata kornea dan sklera. Patogenesa uveitis anterior beragam meliputi : Proses imunologik, Komponen genetik, Penyakit infeksi mikroba, Reaksi komplek imun, Reaksi toksik oleh tumbuhan, obat-obatan dan infeksi fokal. Terakhir ini disebabkan karena operasi intra okuler. Klasifikasi : Klasifikasl morfologik : Purulen. Non purulen. Klasifikasi patologi anatomi : Granulomatosa. Nongranulomatosa. Klasifikasi klinik :

Menurut cara timbul dan lama perjalanan pen y a kit : 1. Akut Mulai mendadak Perjalanan Penyakit 2. Eksogen Trauma, bedah mata atau penyebab lain dari luar. 3. Endogen Mikroba atau penyebab lain dari tubuh penderita seperti : Infeksi : Sifilis. Tuberkulosis "Reuma", "Arthritis Urica", Infeksi lokal : Gigi THT Kulit Tractus Digestifus Traktus Urogenital Skunder terhadap penyakit sistemik. Idiopatik.

Gejala Uveitis Anterior.

Gjala Subjktif : Nyeri Fotofobta dan lakrimasi Kabur. Gejala objektif : 1. Injeksi silier 2. Perubahan iris : Perubahan warna iris muddy Apperannce Perubahan corak iris iris pattern Synekia posterior Iris bombe Miosis Seklusi pupil Oklusi pupil 3. Glaukoma skunder 4. Eksudasi kedalam bilik mata depan terlihat : Aquous flare Keratik precipitates (mutton fat) KP Hipopion Terafi : Terapi umum : Istirahat (Ditempat tidur, di kamar yang terlindung cahaya, tidak membaca,

tidak menulis). Terapi lokal pada mata : 1. Sulfas atropin 0 , 5 % - 1 % tetes mata Untuk mencegah seklusi dan oklusi p u p i l dan mengistirahatkan bad an siliar. 2. Kortikosteroid : tetes mata atau salep. 3. Injeksi subkonyungtiva dan subtenon anterior. Triamcinolone acetonid 40 mg atau methyl prednisolone asetat 20 mg. Untuk uvetis anterior berat dapat dibrikan dexametazon 2-4 mg 4. Sistemik kortikosteroid 5. Imunosupresant. 6. A . Siklostatik seperti klorambusil 0,1 - 0,2 mg / kgBB/hari. B. Siklosporin a. 2. UVEITIS POSTERIOR ( KOROIDITIS ). Koroiditis adalah peradangan lapis koroid bola mata.

Ada dua macam : 1. Non purulen 2. Purulen

= eksudatif. = supuratif.

Koroiditis Eksudatif Non Supuratif . Menurut lokausasi eksudatnya : 1. Koroiditis difusa atau disseminata Bercak peradangan koroid tersebar di seluruh fundus okuli. Contoh : koroiditis sifilis 2. Koroiditis sirkuskripta. Contoh : koroiditis toksoplasma. Gejala subjektif koroiditis eksudatif : metamorfobsia Mikropsia : benda terlitiat lebih kecil dari sebenarnya Makropsia : benda terlihat lebih besar dari sebenarnya. Skotoma Fotopsia Penglihatan jadi kabur Gejala objektif koroiditis eksudatif : Daerah agak kekuning-kuningan

dengan batas yang tidak tegas dengan pembuluh darah retina diatasnya. Apabila retina terkena disebut (Korioretinitis). Terapi koroiditis : Sistemik dan spesifik terhadap kausa. Sistemik : kortikosteroid . 3. ANIRIDIA Adalah kelainan kongknital dimana iris tidak terbentuk sempurna. Kelainan i n i biasanya bersifat herediter dominan yang disebabkan kgagalan mesoblast untuk berkembang keluar kedepan lensa. Hal i n i terjadi pada kehamilan bulan keempat. Biasanya bilateral walau ada yang unilateral tapi sangat jarang. 4. KORIORETINITIS YUKSTA PAPIL. Definisi : Adalah suatu koroiditis eksudatif yang berbatas tegas, terletak didekat papil saraf oftik dan memberikan gambaran edema papil serta kelainan

kampus yang berbentuk sektor, umumnya mengenai orang muda. Penyebabnya : Belum diketahui, pernah dikemukakan tuberkulosa atau toksoplasmosis berperan terjadinya penyakit ini. Secara histopatologik terdapat pelepasan retina dari koroid disertai edema retina dan koroid. Terdapat bercak-bercak necrosis pada koroid, serabut saraf sel ganglion . Perdarahan atau jaringan granulasi ditemukan pada lapisan kerucut dan batang serta lapisan retina luar. Gejala subjektif : Skotoma dan penglihatan. penurunan tajam

Gejala objektif : Ditemukan eksudat yang menutupi pembuluh darah dekat papil dan edema papil saraf optik. Dapat ditemukan pula kekeruhan badan kaca dan keratik presipitat.

Pemeriksaan kampus ditemukan defek lapangan pandangan berbentuk sektor berasal dari bintik buta yang menyebar seperti kipas kearah perifer.

5. OFTALMIA SIMPATIKA. Definisi : Adalah suatu peradangan granulomatosa yang khas dari pada jaringan uvea yang bersifat bilateral dan didahului oleh suatu trauma tembus mata pada salah satu mata, yang biasanya mengenai daerah badan silier bagian uvea lainnya, atau akibat terdapatnya benda asing dalam mata. Oftalmia simpatika dimulai dengan peradangan pada mata pencetus (exciting eye) biasanya setelah 4-8 minggu sesudah trauma tembus, Therapi dapat juga terjadi setelah 20 tahun keudian Uveitis pada mata yang bersimpati (shimphatizing eye) dapat timbul pada saat bersamaan atau berupa saat setelah peradangan pada mata pencetus.

Gejala 1. 2. 3.

subjektif : Mata merah Silau ( fotofobta ) Penglihatan berkurang dan nyeri pada mata.

Gejala Objektif : Ditemukan keratik presipitat yang hebat berbentuk mutton fat. Cairan bilik mata depan keruh, mengandung banyak sel dan fibrin kadang-kadang mmbentuk hipopion Sering terdapat sinekia posterior Katarak komplikata dan keratopati Bila media masih jernih funduskopi dapat dilihat adanya fokus (infiltrasi) koroiditis srta edema retina dan edema papil saraf oftik. Pengobatan : Sterod dosis tinggi Imunosupresif seperti metrotreksat, siklofosfamid Tindakan enuklasi dapat mencegah timbulnya oftalmia

simpatika namun tidak mempunyai mamfaat bila oftalmiasimpatika telah terjadi 6. SINDROM HARADA VOGT KOYANAGI

Definisi : Adalah suatu sindrom yang terdiri atas uveitis granulomatosa bilateral disertai depigmentasi kulit ( vitiligo ) dan rambut rontok (alopesia ) dengan tandatanda iritasi meningen sehingga sering disebut sebagai uveomeningitis. Penyakit ini umumnya menyerang dewasa muda sering dimulai dengan : Serangan panas serta sakit kepala Gangguan pendengaran, dan Vertigo diikuti uveitis anterior bilateral. Penyakit ini berhubungan erta dengan oftalmia simpatika. Gejala Subjektif Fotofobia Kabur jauh dan dekat dengan kesukaran berakomodasi. Gejala objektif : Anisokor

Pupil tidak bereaksi terhadap cahaya langsung dan konsensual Sesudah penyinaran lama pupil akan mengecil dan bereaksi lebih kuat

Pengobatan : Steriod 7. UVEITIS FAKOGEN. (Uveitis Yang Dibangkitkan Lensa ) Definis : Adalah peradangan steril iris dan badan silier akibat massa lensa yang memasuki bilik mata depan melalui kapsul lensa yang pecah, atau bocor (seperti pada katarak hipermatur). Terjadinya peradangan ini akibat reaksi terhadap protein lensa yang merupakan antigen sebagai fakoanafilaksis atau anti genik. Dapat pula akibat reaksi terhadap lensa (katarak hipermatur) disebut fakotoksik-fakolitik. Uveitis fako antigenik terjadi 1 14 hari setelah trauma atau operasi. Gejala subjektif : tajam penglihatan

menurun dan silau. Gejala objektif : Epipora Blefarospasme Injeksi konyungtiva dan silier Presipitat kornea berbentuk mutton fat Efek tyndall yang positif Miosis Synekia posterior Cyclitic membrane. Koroiditis dapat terjadi sekunder terhadap uveitis ini. Pengobatan: Kortikosteroid. Pengeluaran lensa. 8. TOKOSOPALSMOSIS Definisi : Adalah suatu infeksi parasit seistemik, disebabkan oleh tokoplasma gondi yang sering menyebabkan korioretinitis. Terdapat dua bentuk :

Bentuk kongenital Parasit mencapai fetus melalui plasenta. 2. Bentuk dewasa Parasit ini ditemukan pada : Darah Liur Urine Kontak binatang penjamu atau host. Manusisa bisa terkontaminasi dengan bahan yang mengandung parasit ini melalui : Jalan nafas Makanan yang kotor dan mentah. Walaupun penularan mudah terjadi tetapi ternyata hanya 1% populasi yang terinfeksi yang menunjukan tanda-tanda korioretinitis. Secara histopatologik : ditemukan pada mata berupa reaksi garanulomatosa setempat dengan penimbunan sel fagosit mono nuklear besar, sel epiteloid, sel datia yang dikelilingi sel radang menahun. Penybukan pada retina dan koroid menyebabkan nekrosis jaringan yang jelas disertai eksudasi kedalam badan kaca.

1.

Gejala subjektif : Penglihatan kabur Gejala objektif : Kekeruhan badan kaca Terdapat satu fokus atau lebih diretina yang sering mengenai makula. Bila proses menyembuh terjadi atropi koroid tepi lensa menjadi tegas, terbnetuk jaringn bersama-sama dengan terjadinya proses sikatrik. Lesi ini dikelilingi oleh pigmentasi yang tebal. Pengobatan : Sulfadiazin atau Trisulfat Pirimetamin Trimetroprim sulfametoksazol bactrim Klindamisin Spiramisin Minosiklin Fotokoagulasi dengan laser apaila tidak ada respon terapi medikamentosa.

Anda mungkin juga menyukai