Anda di halaman 1dari 74

41

BAB 3 ANALISIS SISTEM BASIS DATA YANG BERJALAN

3.1

Gambaran Umum Perusahaan

3.1.1 Riwayat Perusahaan Kondur Petroleum SA didirikan pada tanggal 17 Desember 1967. Kondur Petroleum SA telah terdaftar dibawah badan hukum Republic Panama. Hubungan kerja dengan pemerintah Republik Indonesia dimulai pada tanggal 5 agustus 1970 ketika Pertamina, sebagai wakil dari pemerintah Indonesia, dan Kondur petroleum SA menandatangani kontrak produksi bersama (Production Sharing Contract) di wilayah Selat Malaka. Di pertengahan 1995, Far Eastern Hydrocarbon Ltd, suatu perusahaan yang bernaung dibawah kepemilikan Indonesia, mengakuisisi Resource Holding Incorporation (RHI). RHI merupakan induk perusahaan dari Kondur Petroleum SA. Pengambilan kepemilikan oleh pemegang saham dari PT. Energi Mega Persada (EMP) adalah suatu dasar yang menjadi terbentuknya EMP Tbk hingga saat ini. Alamat dan penghubung kantor Kondur Petroleum SA : Wisma Mulia, 30Th floor, JL. Jendral Gatot Subroto No.42, Jakarta 12710, Indonesia, P.O.Box 3415 JKT. Telp (62-21) 5290 6100, 5290 6200

42

3.1.2

Visi dan Misi Perusahaan

3.1.2.1 Visi Kondur Petroleum SA menjadi perusahaan yang terkenal kemajuannya, handal, efisien, sangat menguntungkan, dan mandiri dengan konsentrasi khusus pada eksplorasi dan produksi minyak dan gas.

3.1.2.2 Misi Kondur Petroleum SA sebagai mitra dari negara tuan rumah akan melakukan segala kegiatan yang diperlukan dalam eksplorasi, produksi, dan pengembangan minyak dan gas dengan aman, efisien dan handal, dan akan mengoptimalkan nilai asset dan memaksimalkan keuntungan sebsar-besarnya bagi seluruh pihak yang berkepentingan.

43

3.1.3 Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kondur Petroleum SA

44

3.1.4 Tugas dan Wewenang President Bertanggung jawab atas keseluruhan kinerja perusahaan. Memberikan keputusan. Sebagai penentu visi dan misi. Menentukan kebijakan bisnis yang akan ditetapkan dalam perusahaan. Memimpin jalannya rapat umum dan tahunan. Bertanggung jawab atas laporan keuangan yang harus dipertanggung jawabkan dalam rapat pemegang saham.

Vice President and General Manager Mengatur semua proyek yang sedang dan belum dilaksanakan. Merintis dan merencanakan proyek yang akan dikerjakan. Memberikan persetujuan pengeluaran yang menyangkut semua kegiatan didalam perusahaan. Membuat perencanaan dan strategi kerja yang efektif. Mengawasi jalannya proses kerja. Melakukan koordinasi internal guna mengeliminir terjadinya resiko kesalahan. Berfungsi sebagai pengendali dan pengawas atas pengaturan waktu pengerjaan yang telah disepakati.

45

Senior Manager Operations Memimpin tindakan-tindakan yang berkenaan dengan operations. Mengkoordinasi tindakan operations sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan. Menyusun program dan rencana kerja bagian operations. Memberikan saran dan rekomendasi kepada direksi mengenai keadaan operasional perusahaan. Melakukan koordinasi dengan bagian lain, agar terciptanya keselarasan dan kerja sama yang baik guna terciptanya efisiensi dan produktivitas. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target yang telah ditetapkan perusahaan.

Health Safety Environment (HSE) Coordinator Bertanggung jawab terhadap kesehatan dan keselamatan pegawai.

Drilling Superintendent Mengkoordinasi pelaksanaan pengeboran. Menyusun program dan rencana kerja pengeboran. Memberikan saran dan rekomendasi kepada operations manajer mengenai pengeboran. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pengeboran.

46

Production Superintendent Mengkoordinasi persiapan produksi minyak dari hasil pengeboran. Menyusun program dan rencana kerja pengeboran. Memberikan saran dan rekomendasi kepada operations manajer mengenai produksi minyak yang dihasilkan. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi.

Senior Manager Exploration Memimpin tindakan-tindakan yang berkenaan dengan eksplorasi. Mengkoordiansi tindakan eksplorasi sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan oleh direksi. Menyusun program dan rencana kerja bagian eksplorasi. Memberikan saran dan rekomendasi kepada direksi mengenai keadaan lapangan, khususnya yang menyangkut bidang geologi dan geofisik. Melakukan koordinasi dengan bagian lain, agar terciptanya keselarasan dan kerja sama yang baik guna terciptanya efisiensi dan produktivitas. Memantau segala kegiatan eksplorasi. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Chief Exploration Mengkoordinasi pelaksanaan eksplorasi. Menyusun program dan rencana kerja kegiatan eksplorasi.

47

Mengajukan prospek. Memberikan saran atau rekomendasi kepada exploration manajer mengenai kegiatan eksplorasi perusahaan.

Mengajukan sumur untuk dibor. Memberikan appraisal. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target eksplorasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Chief Development Memberikan saran atau rekomendasi kepada exploration manajer mengenai pengembangan sumur. Mengevaluasi lapangan. Bertanggung jawab tehadap pencapaian target pengembanga sumur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Chief Operation Memantau kegiatan seperti : drilling, well site, transport, accommodation, operaton seismic. Membuat report dailiy drilling

Senior Manager Finance and Administration Memimpin tindakan-tindakan yang berkenaan dengan keuangan dan administrasi.

48

Mengkoordinasi tindakan keuangan sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan oleh direksi.

Menyusun program dan rencana kerja bagian keuangan. Memberikan saran dan rekomendasi kepada direksi mengenai keadaan ekonomi, khususnya menyangkut bidang keuangan.

Melakukan koordinasi dengan bagian lain agar terciptanya keselarasan dan kerjasam yang baik guna tercapainya efisiensi dan produktivitas.

Bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan.

Senior Accountant and Accountant Mencatat seluruh kegiatan penerimaan dan pengeluaran uang ataupun pendapatan lainnya dengan bukti kas, dan menyusun laporan aliran kas harian (cash flow). Bertindak atas nama direksi melaksanakan fungsi-fungsi financial

management, dan accounting yang meliputi budgeting, neraca, dan pertanggungjawabannya. Membantu direksi dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah digariskan, terutama dalam bidang : o Penyusunan dan pelaporan budget. o Hubungan dengan bank. o Penyusunan neraca dan daftar laba-rugi. o Penyusunan hutang piutang dan perjanjiannya.

49

Melaksanakan pengawasan terhadap ketentuan-ketentuan yang menyangkut fungsinya, serta mengambil tindakan-tindakan yang dianggap perlu bila mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan.

Menyusun pertanggungjawaban keuangan bulanan.

Senior Manager Human Resources (HR) and Relations. Memimpin tindakan-tindakan yang berkenaan dengan sumber daya manusia dan hubungan luar. Mengkoordinasi tindakan kepegawaian sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan direksi. Menyusun program dan rencana kerja bagian kepegawaian. Memberikan saran dan rekomendasi kepada direksi mengenai pengembangan dan pelatihan pegawai. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target dan mengupayakan

terciptanya keselarasan dan kerjasama yang baik guna terciptanya efisiensi dan produktivitas.

Head of HR and Services Menangani masalah penggajian karyawan. Bertanggung jawab dan menangani masalah pengambilan dan pemberhentian karyawan.

50

Government Relations Menjaga dan memelihara hubungan usaha dengan pemerintah. Mencatat dan menampung saran serta memberi solusi dari pemerintah, baik yang berkaitan dengan perusahaan, maupun kebijakan pemerintah.

Senior Manager Engineering and Planning Memimpin tindakan-tindakan yang berkenaan dengan engineering and planning. Mengkoordinasi tindakan engineering and planning sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan direksi. Menyusun program dan rencana kerja engineering and planning. Memberikan saran dan rekomendasi kepada direksi mengenai engineering and planning. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target dan mengupayakan

terciptanya keselarasan dan kerjasama yang baik guna terciptanya efisiensi dan produktivitas.

Production / Reservoir Engineer Bertanggung jawab dan menangani masalah yang berhubungan dengan produksi dan reservoir.

51

Civil Engineer Bertanggung jawab dan menangani masalah yang berhubungan dengan proyek pengeboran.

Drilling Specialist Bertanggung jawab dan menangani masalah yang berhubungan dengan pengeboran minyak dilapangan.

3.2

Analisis Sistem Basis Data Berjalan

Gambar 3.2 Rich Picture Sistem Eksplorasi Kondur Petroleum SA

52

3.2.1 Perencanaan Eksplorasi Sebagai suatu Economic Venture, maka suatu eksplorasi untuk minyak dan gas bumi haruslah direncanakan sebaik-baiknya dengan memperhitungkan untungrugi dan juga efisiensi dan ekonomi daripada eksplorasi tersebut. Kita harus memberikan suatu desain mengenai jalinan berbagai jenis operasi yang akan dilakukan dan suatu jadwal waktu harus pula diberikan. Dewasa ini sering dilakukan perencanaan jaringan (Network Planning), yang menggambarkan garis-garis operasi dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya beserta jadwal waktunya, yang keseluruhannya merupakan jaringan. Hal ini perlu untuk saling mencek efisiensi dan kelancaran kerja (Lihat Gambar 3.2). Perencanaan eksplorasi meliputi beberapa hal sebagai berikut :

3.2.1.1 Pemilihan Daerah Eksplorasi Pemilihan daerah eksplorasi juga berhubungan dengan permintaan daerah kuasa pertambangan, yang berlaku terutama untuk perusahaan minyak asing. Namun perusahaan Negarapun harus mengajukan permintaan daerah yang akan dieksplorasi. Secara umum, pemilihan daerah eksplorasi untuk perusahaan bersifat internasional ataupun multinasional tergantung dari Negara atau benua tempat dilakukannya eksplorasi, dan apakah daerah eksplorasi dilakukan di daerah lepas pantai ataukah didarat, dan sebagainya. Hal ini selain menyangkut keadaan geologinya sendiri yang memungkinkan terdapatnya minyak bumi, menyangkut pula kestabilan politik, dan daerah pemasaran. Untuk Indonesia misalnya, berbagai hal nongeologi pun harus banyak diperhatikan, karena hal ini seringkali menentukan berhasil tidaknya rencana yang telah dibuat. Beberapa dasar pemilihan daerah eksplorasi adalah keadaan geologi, ekonomi, dan keadaan social politik.

53

3.2.1.1.1

Keadaan Geologi Dewasa ini hanyalah sedikit daerah yamg benar-benar belum pernah

dieksplorasi, sehingga seringkali keadaan geologi yang hanya dutujukan oleh adanya lapisan sedimen yang tebal saja sudah cukup merupakan alasan untuk eksplorasi. Di lain pihak, tentu juga diinginkan daerah yang paling memungkinkan untuk berhasilnya eksplorasi. Untuk itu perlu pula dipelajari penyebaran ketebalan sediment, keadaan bentuk dasar cekungan sedimen, geologi sejarah dan juga beberapa hal yang akan dibahas dalam suatu studi pendahuluan mengenai keadaan ini. Untuk pemilihan daerah di seluruh dunia, misalnya oleh suatu perusahaan multinasional, penting sekali untuk diperhatikan mengenai tektonik regional.

3.2.1.1.2

Keadaan Ekonomi Keadaan ekonomi kadang-kadang dapat lebih jauh menentukan pemilihan

suatu daerah. Keadaan ekonomi ini menyangkut juga misalnya, kesampaian daerah (Accesibility), yaitu apakah daerah terletak jauh sekali dari lalu lintas dunia, apakah perlu dibuat infrastruktur baru ataukah infrastruktur yang sudah ada memadai. Untuk logistic diperlukan adanya jaringan jalan, pelabuhan dan landasan udara. Perlu pula diperhatikan keadaan buruh setempat, yaitu apakah mudah mencari buruh atau tidak. Juga mengenai fasilitas produksi, misalnya adanya halangan dalam pembuatan jaringan pipa, kemungkinan penyaluran minyak tanah, dan telah adanya kilang minyak. Beberapa hal lainnya yang harus dipertimbangkan adalah mengenai perpajakan, syarat kontrak dengan pemerintah, pembagian keuntungan dan sebagainya. Hal ini menyangkut besar kecilnya investasi untuk eksplorasi tersebut.

54

3.2.1.1.3

Studi Politik Keadaan social politik suatu daerah seringkali juga menentukan apakah

daerah itu dipilih untuk eksplorasi atau tidak. Harus pula diperhitungkan sikap pemerintah setempat, penduduk setempat, dan apakah penduduk setempat itu tradisinya terlalu kuat dalam keagaamaan dan kebudayaanya. Sebab masuknya suatu perusahaan minyak dan gas bumi juga membawa serta berbagai persoalan social pada penduduk setempat. Eksplorasi minyak bumi akan memasukan orang dari berbagai bangsa atau berbagai kebudayaan. Terutama mereka yang berkebudayaan keras dan kasar, seperti misalnya para tukang bor (Driller) dan orang lapangan yang kaku, dapat menimbulkan gesekan dengan penduduk setempat. Misalnya para bujangan perlu memerlukan hiburan setempat ataupun hiburan dalam negeri, yang mau tidak mau akan menimbulkan suatu keadaan ketegangan antara penduduk setempat dengan orang lapangan macam demikian. Jika hal seperti ini tidak terlalu diperhatikan, maka ini dapat menghambat eksplorasi dan dapat pula menggagalkan rencana operasi. Ketiga factor tersebut diatas juga menentukan apakah suatu perusahaan memilih daerah lepas pantai ataupun juga daerah daratan. Pemilihan daerah lepas pantai dan daratan pun menyangkut ekonomi perusahaan. Daerah lepas pantai pada umumnya dapat disurvey dengan cepat dan tidak banyak hambatan penduduk setempat ataupun keadaan birokrasi pemerintah setempat. Suatu survey akan lebih mudah dilikukan di daerah laut, karena suatu kapal survey dapat memenuhhi kebutuhannya sendiri dan dapat berlayar secara ekonomis menjelajahi lautan terbuka kea rah mana saja dengan sangat cepat. Juga perbekalan tidak menjadi masalah, karena kapal survey tersebut dapat dilayani oleh kapal penyuplai. Tetapi pada umumnya hal ini tidak seberapa sulit ditanggulangi jika dibandingkan dengan survey di daratan, yang tentunya memerlukan pembuatan rintis, pembuatan landasan udara

55

helikopter. Selain itu perlu pula dipertimbangkan keadaan buruh setempat, jalannya kerjaan yang sulit karena keadaan cuaca dan geografi atau landasan daerah dan sebagainya. Juga geografi keadaan setempat dapat sangat menghambat jalannya survey. Survey di daratan juga dapat menyangkut persoalan ganti rugi penduduk, apabila garisgaris rintis melalui kebun dan ladang penduduk disana. Dilain pihak suatu pemboran di daratan akan jauh lebih murah daripada pemboran dilautan. Dilautan biaya pemboran kadang-kadang dapat menelan biaya sebanyak 2 juta dolar Amerika, sedangkan di daratan pada umumnya kurang dari 1 juta. Jadi, boleh dikatakan sampai kepada tingkat pemboran eksplorasi, pada umunya daerah di lepas pantai jauh lebih murah dan jauh lebih ekonomis untuk dilakukan survey daripada di daerah daratan. Tetapi pada taraf pemboran,eksplorasi didaerah daratan akan lebih murah daripada di lautan, dan tergantung pada daerahnya. Misalnya didaerah pulau Jawa biaya ini tidak akan terlalu tinggi karena sudah terdapat prasarana yang bisa dilalui oleh alat besar yang mengangkut alat pemboran, walaupun sebaliknya dapat menyangkut biaya ganti rugi tanah. Tetapi di Irian Jaya misalnya, biaya pemboran didaratan itu bisa sama mahalnya dengan dilautan karena ada kemungkinan alat pemboran harus diangkut dengan helicopter. Penggunaan lokasi bisa juga memakan ongkos jauh lebih banyak karena keadaan hutan belantara, kecuali kalau lokasi didapatkan ditepi suatu sungai besar, sehingga segala peralatan dapat dingkut melalui sungai. Dari tinjauan diatas dapatlah dilihat bahwa dalam pemilihan daerah pun harus dipertimbangkan beberapa factor nongeologi, karena ini akan menyangkut besar kecilnya investasi yang akan dibuang didalam operasi tersebut. Boleh dikatakan bahwa dari pengetahuan geologi pun kita masih belum bisa yakin mengenai cara didapatkannya

56

minyak bumi. Biaya eksplorasi sangatlah besar, dan walaupun kita membuang uang begitu banyak (sampai puluhan juta dolar), namun hasilnya masuh tetap bisa merupakan tanda tanya besar.

3.2.1.2 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan menyangkut geologi regional, yang menyangkut studi komparatif atau perbandingan dengan daerah geologi lainnya yang telah terbukti produktif. Studi ini mempertimbangkan formasi yang bisa dijadikan sasaran eksplorasi, struktur yang dapat bertindak sebagai perangkap dan seterusnya, serta juga memperhatikan feasibikity studies, yaitu studi mengenai kemungkinan tercapainya sasaran eksplorasi tersebut. Selain itu studi pendahuluan juga meliputi pembuatan rencana eksplorasi. Studi geologi regional meliputi : ketebalan dan penyebaran sedimen, stratigrafi regional, dan tektonik.

3.2.1.2.1

Ketebalan dan Penyebaran Sedimen Pada umumnya lebih tebal lapisan sediment didapatkan, kemungkinan

ditemukannya minyak bumi akan lebih besar. Hal ini disebabkan karana pada umunya lebih tebal lapisan sediment itu, tentu lebih banyak lagi formasi yang dapat bertindak sebagai batuan reservoir maupun sebagai batuan induk. Juga, lebih luasnya batuan sedimen tersebar, akan lebih memungkinkan atau lebih leluasa kita untuk mencari perangkap minyak dan gas bumi.

57

3.2.1.2.2

Stratigrafi Regional Dalam penelitian stratigrafi regional perlu diperhatikan kemungkinan

adanya batuan reservoir, posisi stratigrafinya dan kemungkinan terdapatnya batuan induk. Juga bagi tiap formasi harus dipelajari penyebarannya, keadaan fasiesnya, umurnya, urur-urutan kejadian, ada tidaknya ketidakselarasan dan sebagainya.

3.2.1.2.3

Tektonik dan Sejarah Geologi Dalam studi mengenai tektonik terutama dipelajari berbagai fasa waktu

terjadinya orogenesa dan hasil daripada orogenesa tersebut, misalnya kapan terjadi suatu pelipatan, zaman apa yang memungkinkan terjadinya perangkap, dan juga zaman apa terjadi suatu orogenesa yang memungkinkan terdapatnya klastik yang dapat bertindak sebagai batuan reservoir. Selain itu juga ada tidaknya ketidakselarasan dengan kemungkinan adanya perangkap struktur ataupun perangkap stratigrafi dibawahnya. Karena ketiga hal tersebut diatas semua ditujukan untuk mencari kemungkinan ditemukannya minyak dan gas bumi, jelaslah bahwa studi regional ini meliputi suatu pendahuluan daripada studi cekungan. Kita perlu mengetahui apakah daerah yang kita pilih itu merupakan suatu cekungan sedimen, dan apakah jenisnya. Kemudian kita mencoba memasukan kedalam klasifikasi yang ada mengenai cekungan. Kita harus mendapatkan suatu model cekungan, lengkap dengan urutan kejadiannya dan perkembangan dan perkembangan cekungan itu, yang mencakup arah sedimentasi batuan sumber, perubahan fasies minyak yang terjadi, perkembangan cekungan itu sendiri, serta gejala sedimentasi yang terjadi dalam suatu periode geologi dimana cekungan itu berevolusi.

58

Studi yang demikian harus dilakukan berdasarkan semua data yang ada. Semua laporan geologi dari daerah tersebut, yang dipublikasikan ataupun tidak harus dipelajari. Peta geologi yang ada dan semua foto udara bekas perang dunia II harus dipelajari kembali. Juga semua sintesa regional dalam berbagai majalah yang ditulis oleh beberapa ahli yang melakukan studi mengenai daerah tersebut akan sangat bermanfaat, walaupun studi itu bersifat sintesa. Sebaiknya, dipelajari pula geologi regional daerah sekitarnya, untuk memberikan kepada kita pengertian yang lebih baik mengenai cekungan sedimen yang kita pelajari. Berbagai data geofisik seperti gravitasi, magnetic maupun seismic dan semua sumur pemboran eksplorasi yang ada, harus segera didapatkan dan segera dipelajari. Juga ada baiknya melakukan pembicaraan dengan para ahli geologi terkemuka di daerah tersebut mengenai berbagai pendapatnya. Universitas di sekitar daerah tersebut mungkin telah banyak melakukan penyelidikan di daerah itu. Thesis mahasiswa sangat berguna untuk dipelajari, untuk kemudian dikumpulkan datanya. Kadang-kadang ada baiknya untuk menyerahkan pelaksanaan studi

pendahuluan ini pada seorang konsultan yang telah lama bergerak di daerah tersebut, karena seorang konsultan akan jauh lebih mengetahui mengenai keadaan daerah itu dan data sudah terkumpul olehnya sehingga biayanya mungkin bisa ditekan. Jika studi pendahuluan ini akan dilakukan sendiri, maka semua data harus dicari ke berbagai museum, perpustakaan, universitas, dan lembaga ilmiah setempat. Data sering pula didapatkan secara tidak konvensional melalui seoarang scout yamg pekerjaannya mengikuti pemboran sumur, atau dengan tukar menukar data dengan perusahaan yang bergerak di daerah tersebut. Sering kali kita harus melakukan suatu perjalanan lapangan atau survey sepintas lalu (reconnaissance) dengan mempergunakan helicopter ataupun pesawat terbang agar dengan cepat didapatkan kesan umum mengenai keadaan geologi

59

dan keadaan medan pada umumnya. Semua data tersebut dikumpulkan dan dianalisa serta di saring, dan sebagai hasil dari studi yang demikian ditulislah suatu laporan yang dilampiri peta, penampang dan kesimpulan yang menyangkut studi cekungan. Laporan tersebut harus memberikan jawaban pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah di daerah tersebut ada satuan stratigrafi yang bisa bertindak sebagai batuan reservoir, serta lapisan pernutupnya ? 2. Apakah ada batuan induk di daerah tersebut ? 3. Apakah tektonik setempat telah menghasilkan perangkap struktur, serta apakah stratigrafinya memungkinkan perangkap stratigrafi ? 4. Apakah daerah tersebut telah menghasilkan minyak bumi atau tidak ? Selain semua data diatas, juga adanya laporan mengenai rembasan minyak pada permulaan ataupun tanda-tanda minyak dari pemboran harus diteliti. Sebab sebagaimana telah diutarakan Olh Link (1952), rembasan minyak merupakan petunjuk terpenting mengenai telah mampu tidaknya saerah tersebut menghasilkan atau membentuk minyak bumi dalam sejarah geologinya. Berdasarkan laporan mengenai studi pendahuluan ini, maka sasaran eksplorasi harus sudah ditentukan, misalnya formasi manakah yang diperkirakan bisa memberikan lapisan reservoir, di bagian daerah manakah yang kita harapkan prospektif, serta jenis perangkap apakah yang bisa diharapkan dari eksplorasi ini. Dari studi tersebut, suatu rencana eksplorasi harus dibuat. Rencana eksplorasi ini harus terperinci, terutama mengenai jumlah biayanya, berapa jumlah tenaga ahli yang dibutuhkan, jadwal operasi eksplorasi, dan waktu dapat

dilaksanakannya pemboran. Rencana pembiayaan harus terperinci. Berapakah seluruh biaya yang harus dikeluarkan dan juga harus dipersoalkan penaksiran uang yang akan

60

dikembalikan. Misalnya, berapa lama uang itu akan mati hanya untuk pembiayaan saja, dan pada tahun dapat diharapkan berproduksi jika eksplorasi ini merupakan suatu kesuksesan, berapa pengembalian uang yang bisa dihasilkan, dan apakah resiko kegagalan sebanding dengan dengan pengembalian yang dapat diperkirakan dari hasilnya. Jika minyak telah ditemukan, berapakah investasi lagi yang harus ditanamkan sehingga dapat diproduksi dan dengan demikian dapat dilihat keuntungan yang bisa diambil dari seluruh eksplorasi ini. Juga rencana eksplorasi itu harus memberikan secara terperinci jenis operasi yang akan dilakukan. Apakah operasi akan dilakukan oleh personalia sendiri, ataukah dibiringkan kepada perusahaan jasa teknik sebagaimana sekarang banyak sekali dilakukan. Rencana ini sering harus ditinjau kembali setiap tahun, setiap suatu jenis operasi diselesaikan.

3.2.2

Operasi Eksplorasi

Operasi eksplorasi meliputi selain metode, dan teknik penyelidikan geologi juga meliputi beberapa hal lain. Tahapan operasi eksplorasi dapat dibagi sebagai berikut : 1. Reconnaissance (Penyelidikan sepintas lalu). 2. Survey Detil. 3. Penilaian dan Prognosis (rencana pemboran secara terperinci) prospek. 4. Pemboran Eksplorasi.

3.2.2.1 Penyelidikan Sepintas Lalu Suatu survey sepintas lalu dimaksudkan supaya dalam wktu yang singkat didapatkan gambaran keadaan geologi yang luas sehingga dapat dipilih beberapa daerah

61

prospek untuk dilakukan penelitian secara lebih mendetil. Dalam survey sepintas lalu ini, sering kali perusahaan dikejar oleh waktu, sebab sering kali daerah harus diserahkan kembali (relingish) dalam waktu tertentu, sekian persen (misalnya : 50 %) dalam waktu dua tahun. Dengan demikian, tentu dalam jangka waktu yang pendek itu perusahaan harus bisa menentukan daerah mana yang akan dikembalikan dan daerah mana yang akan dipertahankan. Untuk ini operasi harus dilakukan secepat mungkin dengan menggunakan fasilitas modern, seperti pesawat terbang, helicopter, kapal air dan juga berbagai studi yang meluas. Operasi yang dilakukan pada taraf peninjauan sepintas-lalu itu antara lain ialah pemotretan udara, pemetaan geologi permukaan, dan penyelidikan geofisika.

3.2.2.1.1

Pemotretan dari Udara Survey ini dapat memberikan foto udara dari keadaan seluruh daerah.

Foto udara ini dapat dipergunakan untuk membuat peta dasar seluruh daerah operasi, terutam jika belum ada peta untuk daerah operasi tersebut. Meskipun telah ada peta dasar, foto udara itu masih sangat berguna. Misalnya saja untuk mengadakan interpretasi geologi geologi dari foto udara yang dapat dilakukan secara cepat untuk daerah yang sangat luas. Dewasa ini pemotretan udara dilakukan dengan berbagai macam metoda, yaitu metoda penginderaan jauh (remote sensing) seperti dengan survey radar, sinar infra merah, sinar ultra violet, dan sebagainya. Sering pula foto udara digunakan, gambaran radar ataupun gambaran sinar gelombang lainnya dari satelit. Beberapa metoda ini sebetulnya sangat mahal, akan tetapi dapat menghasilkan berbagai data serta pandangan seluruh daerah dalam waktu yang sangat singkat, dan dihitung dengan waktu ini, maka biaya untuk pemotretan dari udara ini relative kecil.

62

3.2.2.1.2

Pemetaan Geologi Permukaan Pemetaan geologi permukaan sering dilakukan dalam fasa penyelidikan

tinjauan sepintas lalu. Yang dimaksudkan disini terutama adalah untuk mendapatkan gambaran umum mengenai keadaan geologi seluruh cekungan atau seluruh daerah yang sedang diselidiki. Namun lebih dipentingkan lagi dalam tahap ini adalah antara lain, pengukuran penampang stratigrafi dan pemetaan struktur. Pengukuran Penampang Stratigrafi. Survey ini banyak dilakukan terutama di pinggiran cekungan dengan tujuan mendapatkan gambaran mengenai stratigrafi di daerah yang sedang di selidiki. Pada umumnya daerah cekungan merupakan daerah terbaik, karena disini diharapkan formasi yang mungkin mengandung minyak tersingkap. Pengukuran penampang dilakukan sepanjang sungai ataupun melalui bukit-bukit pegunungan dengan rintis-rintis (terutama untuk daerah batuan gamping), dan bertujuan mengadakan korelasi antara satu penampang dengan penampang lainnya, serta meneliti berbagai perubahan fasies yang terjadi dari satu daerah ke daerah lain. Mengerti mengenai perubahan fasies sepanjang pinggiran cekungan, sangat penting untuk menafsirkan penampang seismic di dalam cekungannya itu sendiri. Jadi tujuan pengukuran penampang stratigrafi ini adalah mempelajari ketebalan formasi, fasies serta litologi berbagai macam satuan stratigrafi, perubahan fasies yang terjadi secara regional dan kemungkinan adanya batuan reservoir sehingga dapat dipelajari sifat-sifatnya. Untuk mempelajari stratigrafi regional ini, apabila perlu dilakukan pemboran stratigrafi yang sudah termasuk suatu survey detil. Pengukuran penampang stratigrafi ditunjang langsung oleh penelitian paleontology daripada fosil yang dikumpulkan di lapangan, sehingga korelasi dan

63

penentuan lingkungan pengendapan juga akan lebih sempurna. Selain itu dapat juga ditunjang oleh penelitian petrografi, terutama petrografi sediment. Pemetaan Struktur. Operasi ini pada umumnya dilakukan untuk pengecekan pada beberapa tempat terhadap interpretasi foto udara. Pada fase ini pemetaan secara langsung di lapangan untuk seluruh daerah akan memerlukan waktu yang sangat banyak. Yang penting adalah melakukan lintasan pada beberapa daerah yang cukup kritis, kemudian melakukan verifikasi terhadap interpretasi foto udara. Juga pada pemetaan struktur ini operasi dillakukan sepanjang rintis atau sungai dengan menggunakan peta dasar yang didapatkan dari foto udara.

3.2.2.1.3

Penyelidikan Geofisika Penyelidikan geofisika pada taraf sepintas lalu, juga dimaksudkan untuk

mendapatkan gambaran keadaan bawah permukaan, keadaan bentuk cekungan seluruh seluruh daerah dan terutama untuk mendapatkan gambaran bagaimana bentuk dasar cekungan ini. Survey demikian yang dapat dilakukan secara cepat antara lain adalah Survey Aeromagnetic, Survey Magnetic Daratan dan Survey Gravitasi. Dalam tahap ini juga sering dilakukan Survey Seismic yang bersifat tinjauan sepintas lalu

(Reconnaissance Seismic). Semua survey ini dilakukan dalam waktu yang sesingkatsingkatnya untuk mendapatkan gambaran umum daerah yang diselidiki. Survey Aeromagnetik. Survey ini dimaksudkan terutama untuk

mempelajari keadaan serta kedalaman batuan dasar cekungan. Dari keadaan serta kedalaman batuan dasar, maka ketebalan sediment di beberapa bagian daerah yang diselidiki dapatlah diketahui. Bentuk batuan dasar juga akan memberikan gambaran

64

umum mengenai kemungkinan penyebaran fasies dalam cekungan, yang ditunjang oleh penelitian geologi permukaan daerah tepi cekungan. Survey Magnetik Daratan. Survey ini biasanya kurang begitu cepat tetapi jauh lebih murah, jika dilakukan di daratan. Mengingat sifatnya yang cepat dapat dilakukan secara regional dan transport dapat dilakukan dengan menggunakn perahu ataupun jalan kaki, walaupun survey ini jarang, pada waktu ini dilakukan dengan rintisan. Namun dewasa ini dengan begitu majunya survey aeromagnetic yang dilakukan dengan pesawat udara, maka survey ini pun sekarang sudah jarang dilakukan, kecuali untuk memperlajari yang detil. Survey Gravitasi. Survey gravitasi juga dilakukan terutama untuk mempelajari basement (batuan dasar) serta ketebalan sediment dan bentuk cekungan. Survey aeromagnetic yang dilakukan dari udara kadang-kadang masih juga tidak memenuhi syarat, karena batuan dasar tidak selalu bersifat magnetic dan dalam hal ini survey gravitasi dapat mengisinya. Juga dewasa ini survey gravitasi masih belum bisa dilakukan dengan menggunakan poesawat terbang sehingga masih selalu dilakukan di daratan. Dengan menggunakan transport perahu ataupun jalan kaki pengukuran gaya berat dilakukan pada stasiun gravitasi yang tersebar secara meluas dalam jaringan yang cukup berjarak. Survey gravitasi kadang-kadang juga digunakan untuk menyelidiki kemungkinan ditemukannya struktur lipatan, terutama di daerah yang tidak ada singkapan. Survey gravitasi relatif cepat dan murah. Tapi sampai kini masih belum dapat dilakukan dari pesawat udara, walaupun di lautan survey gravitasi ini sudah dapat dilakukan.

65

Survey Seismik Tinjauan Sepintas Lalu (Reconnaissance Seismic). Survey seismic tinjauan sepintas lalu terutama dilakukan untuk mengetahui struktur dan ketebalan sediment. Pada umumnya survey dilakukan dengan kisi yang jarang-jarang sekali, misalnya dilaut, digubakan kisi dengan jarak 10-20 kilometer antara satu garis terhadap garis yang lain. Maksud dari survey adalah untuk mendapatkan arah struktur utama dengan kemungkinan didapatkannya tutupan yang besar. Dari survey seismik (Reconnaissance) tidak diharapkan didapatkannya prospek yang langsung dapat dibor. Hasil survey tinjauan sepintas lalu ini haruslah diintegrasikan satu dengan yang lain, sehingga dapat dibuat peta regional yang memperlihatkan stratigrafi, perubahan fasies dan juga struktur regional. Kompilasi dan studi ini harus dilakukan dengan mempelajari akan kemungkinan adanya minyak, terutama dari segi kemungkinan terdapatnya lapisan reservoir, adanya perangkap dan juga mengenai lingkungan pengendapan atau fasies batuan induk, serta kemungkinannya dapat bermigrasi ke dalam lapisan reservoir. Bentuk cekungan pada taraf ini sudah seharusnya dapat diketahui berdasarkan bukan saja data permukaan, tetapi juga data gravitasi, dari seismic, dan dari aeromagnetic. Juga peta ketabalan lapisan dan peta mengenai penyebaran serta bentuk batuan dasar (basemet) sudah dapat dibuat, sehingga dapat dilakukan suatu evaluasi regional. Hasil pengintegrasian berbaagai macam data ini haruslah dapat menetapkan daerah yang prospektif untuk dilakukan penyelidikan lebih mendetil. Untuk ini biasanya yang dicari dan dipilih adalah struktur untuk perangkap yang juga dilihat dari segi posisinya terhadap batuan induk, batuan reservoir, fasies dan sebagainya. Dari hasil tinjauan yang menyeluruh ini mungkin juga beberapa daerah yang dianggap kurang prospektif harus sudah dikembalikan lagi (Relinguish) kepada pemerintah dan dengan demikian tidak lagi

66

dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Juga dari hasil penyelidikan ini dapat direkonstruksikan sejarah geologi daerah tersebut secara regional. Misalnya, pada zaman apakah batuan klastik ataupun batuan karbonat diharapkan terendapkan, bagaimanakah terjadinya batuan induk untuk minyak bumi, dalam fasa orogenesa manakah diharapkan perangkap terjadi, serta kapankah migrasi terjadi untuk menempati minyak didalam perangkap tersebut diatas. Survey tinjauan sepintas lalu juga dilakukan dalam eksplorasi lepas pantai. Disini, bahkan survey itu relative lebih murah dan lebih cepat daripada didaratan karena penyelidikan terutama dilakukan dengan menggunakan kapal, sehingga dapat berjalan secara cepat dan lancar. Hal ini terutama disebabkan karena sekaligus dapat dilakukan beberapa jenis survey, seperti seismic ataupun metode geofisika lainnya.

3.2.2.2 Survey Detil Segera setelah beberapa daerah prospektif dipilih dari hasil penyelidikan survey sepintas lalu, maka disemua daerah pilihan tersebut segera dilakukan survey secara mendetil. Survey ini dilakukan pada skala besar, kadang-kadang sampai 1:10000 atau 1:5000, tetapi pada umumnya adalah 1:50000 atau sampai 1:25000. Survey ini dilakukan dengan berbagai metode. Tujuan survey detil adalah untuk menentukan adanya tutupan (Closure), besar kecilnya tutupan secara areal ataupun secara vertical serta bentuk perangkap itu secara lebih teliti, sehingga langsung dapat ditentukan titik lokasi pemboran pemboran eksplorasi. Dari survey detil ini dapat dilakukan perkiraan volume minyak yang bisa diharapkan secara maksimal dan juga kedalaman objektif ataupun lapisan reservoir yang diharapkan akan

67

menghasilkan minyak. Metode yang sampai sekarang dipergunakan adalah Survey Geologi Permukaan, Survey Seismik, Survey Gravitasi Detil, dan Pemboran Stratigrafi.

3.2.2.2.1

Survey Geologi Permukaan Pemetaan geologi pada permukaan secara detil dapat dilakukan jika

memang terdapat sinkapan. Pemetaan dilakukan pada rintis dan juga sepamjang sungai. Pemetaan dilakukan dengan menggunakan alat ukur, sehingga ketelitiannya dapat terjamin dan biasanya juga diikatkan kepada rintis-rintis pengukuran seismic. Walaupun metode seismic sudah lebih teliti dewasa ini, aka tetapi pemetaan geologi secara detilpun masih selalu harus dilakukan, terutama untuk membantu interpretasi seismik jika seandainya terdapat patahan ataupun berbagai keadaan yang kurang meyakinkan. Jika singkapan tidak ada, misalnya didaerah yang tertutup endapan alluvial, penyelidikan sering dilakukan dengan pemboran dangkal (dengan menggunakan alat Counterflush). Dengan demikian diharapkan diketahuinya urutan litologi serta adanya lapisan penunjuk yang dapat dikorelasikan dan dikontur. Selain itu sering pula sumur uji (test pit) dipergunakan untuk mendapatkan singkapan. Metode pemetaan dan pemboran dangkal atau sumuran uji, dewasa ini agak ketinggalna zaman, tetapi kadang-kadang masih merupakan metode yang lebih murah dibandingkan dengan metode seismic.

3.2.2.2.2

Survey Seismik Untuk survey detil, metode seismic merupakan metode yang paling teliti

dan dewasa ini telah melampaui kemampuan geologi permukaan. Metode yang digunakan adalah khusus metode refleksi. Supaya mendapatkan hasil yang teliti, sering dilakukan penembakan secara bertumpuk. Untuk setiap titik mencapai sampai 600

68

persen dan dimungkinkan mencapai 1200 persen atau disebut six fold atau twlve fold (6 kali atau 12 kali). Mengingat biaya seismic ini sangat mahal, maka cara ini hanya dilakukan jika ada alasan yang sangat kuat bahwa memang di daerah tersebut terdapat suatu tutupan. Juga walaupun pemetaan geologi detil terhadap tutupan telah dilakukan, pengecekan seismic selalu harus dilaksanakan, untuk penentuan kedalaman objektif pemboran serta batuan dasar dan juga lapisan yang akan menghasilkan minyak harus bisa dihitung dan ditentukan pada waktu pemboran dimulai. Dari hasil seismic mendetil ini dibuat peta struktur berkontur untuk penentuan tutupan. Dan peta struktur peta berkontur itu harus dilakukan pada refleksi yang paling mendekati objektif sehingga tidak terjadi pergeseran tutupan.

3.2.2.2.3

Survey Gravitasi Detil Survey gravitasi detil kadang-kadang juga digunakan untuk mendetilkan

adanya suatu tutupan, terutama jika yang diharapkan adalah suatu intrusi garam (kubah garam) atau suatu terumbu, darinya diharapkan terdapatnya suatu kontras dalam gravitasi antara lapisan penutup, dengan batuan reservoir atau batuan garam. Namun dewasa ini metode ini pun sudah agak jarang dilakukan karena metode telah maju dengan pesat.

3.2.2.2.4

Pemboran Stratigrafi Dalam survey detil ini kadang-kadang dilkakuan pemboran stratigrafi.

Pemboran stratigrafi ini seringkali mencapai kedalaman sampai beberapa ribu meter dan maksudnya bukan untuk mencek suatu tutupan akan tetapi semata-mata mencek keadaan stratigrafi di daerah-daerah tertentu yang kita harapkan mengalami perubahan fasies.

69

Pemboran stratigtafi yang khusus untuk mendapatkan urutan formasi yang lengkap dilakukan diatas suatu sinklin. Kadang-kadang pemboran stratigrafi tidak dilakukan pada suatu sinklin, namun pada suatu prospek yang masih belum kuat alasannya untuk dibor akan tetapi akan memberikan data stratigrafi yang baik. Dengan demikian maksud utama mendapatkan urutan stratigrafi setempat terpenuhi, dan lagi tidak lepas dari kemungkinan ditemukannya minyak bumi. Dalam pelaksanaan operasi eksplorasi ini, kecepatan serta ketelitian data yang ditemukan sangat penting. Data lapangan langsung diberikan lewat radio ke pangkalan kerja tempat data tersebut diplot dan digambarkan menjadi peta penampang dan sebagainya. Jadi dalam operasi suatu eksplorasi tidaklah ada waktu bagi seorang geologi menyusun laporannya. Yang dipentingkan disini adalah peta penampang serta hasil rekaman dari penembakan seismic. Pada taraf operasi ini survey lapangan selalu didukung oleh pusat pemrosesan data dan laboratorium. Sebagai contoh misalnya laboratorium umur

mikropaleontologi,

laboratorium

sedimentografi,

laboratorium

penentuan

radiometris, pusat pemrosesan data untuk seismic dan sebagainya. Seringkali laboratorium dan pusat pemrosesan ini berada di luar negeri. Semua contoh batuan dari lapangan dikirimkan dengan mengginakan helicopter dan pesawat terbang, supaya dengan cepat dapat sampai di laboratorium dan langsung dianalisa sehingga hasilnya segera didapatkan. Dengan demikian para ahli geologi yang sedang bekerja dilapangan dapat segera mengetahui umur batuan, jenis batuan, dan juga dengan demikian dapat segera mengetahui masalah yang dihadapinya dan karenanya dapat segera dilakukan pengecekan kembali di lapangan. Sebagai contoh misalnya, data paleontology menunjukan adanya ketidakselarasan, maka seorang ahli geologi langsung dapat mencek

70

tempat ketidakselarasan itu diperkirakan ada. Dengan demikian segera setelah pekerjaan lapangan selesai, dapatlah diketahui keadaan geologi daerah yang diselidikinya. Demikian pula pada survey seismic, pita rekaman magnetic segera dikirimkan dengan helicopter dan pesawat terbang ke pusat pemrosesan dan computer. Tentu dalam hal ini dijaga supaya rekaman magnetic itu tidak terhapus dalam perjalanan. Dengan demikian seorang ahli geofisika lapangan dapat segera mendapatkan penampang hasil penembakannya, sehingga dia dapat mengadakan interpretasi serta melihat masalah yang dihadapinya. Kadang kala hasil penembakan itu tidak baik, sehingga diperlukan suatu metode khusus untuk mendapatkan refleksi yang lebih baik. Penggunaan pesawat terbang, helicopter dan laboratorium serta pusat pemrosesan data, akan sangat menghemat biaya dan waktu dan semua masalah dapat diselesaikan sewaktu survey masih berlangsung.

3.2.3

Penilaian dan Prognosis Prospek

3.2.3.1 Penilaian Hasil survey mendetil dikerjakan dan disusun menjadi suatu laporan dan sebaiknya menghasilkan prospek pula, untuk dilakukan pemboran eksplorasi. Semua prospek dikemukakan oleh seorang ahli geofisika kepala dan juga oleh ahli geologi kepala, yang kemudian dinilai bersama dengan manajer eksplorasi. Penilaian dilakukan dari berbagai segi, antara lain : Segi Geologi, Segi Ekonomi, Segi Logistik dan Kesampaian daerah.

3.2.3.1.1

Segi Geologi

Kemungkinan sukses akan ditemukannya minyak dalam prospek tersebut.

71

3.2.3.1.2

Segi Ekonomi Misalnya saja biaya pemboran, perlu tidaknya dibuat jalan tersendiri dan

bagaimana menyalurkan minyaknya jika pemboran berhasil. Selain itu juga perlu tidaknya dibuat suatu saluran pipa yang sangat panjang, dan apakah tempat pemboran terletak dekat sungai, dan sebagainya.

3.2.3.1.3

Segi Logistik dan Kesampaian Daerah Untuk ini perlu dipikirkan apakah harus dibuat jalan untuk sampai ke

daerah tersebut, ataukah pengangkutan dapat melewati sungai. Begitu pula apakah pemboran harus dilaksanakan dengan menggunakan helicopter sebagai alat pengangkut. Semua hal ini menentukan penilaian baik tidaknya prospek dan mungkin tidaknya prospek ini dibor. Semua penilaian prospek dilakukan dengan suatu sistem angka yang bersifat ranking, yaitu menentukan prospek mana yang paling baik dan mana yang kurang baik. Sambil berlangsungnya acara pemboran eksplorasi, sistem penilaian ini pun harus terus menerus direvisi berdasarkan hasil dari setiap pemboran tersebut sdampai kepada penilaian yang sempurna.

3.2.3.2

Prognosis atau Rencana Pemboran Secara Terperinci Semua prospek yang telah dipilih serta dinilai dalam suatu sistem

penilaianl, kemudian dipilih untuk dilakukan pemboran eksplorasi terhadapnya. Maka semua prospek ini haruslah diberi prognosis. Yang dimaksud dengan prognosis adalah rencana pemboran secara terperinci serta ramalan mengenai apa yang akan ditemui waktu pemboran dan pada kedalaman berapa.

72

Prognosis ini meliputi : Lokasi yang tepat, Kedalaman terakhir, Latar belakang geologi, Objektif atau Lapisan Reservoir yang diharapkan, Kedalaman puncak formasi yang akan ditembus, dan Jenis survey lubang bor yang akan dilaksanakan.

3.2.3.2.1

Lokasi yang Tepat Lokasi ini biasanya harus diberikan dalam koordinat. Untuk mencegah

tejadinya kesalahan dalam lokasi titik terhadap tutupan struktur, sebaiknya semua koordinat lokasi tersebut penentuannya dilakukan dari pengukuran seismic, terutama jika tutupan ditentukan oleh metode seismic. Jika hal ini terjadi di laut misalnya, maka pengukuran harus dilakukan dari pelampung (buoy) yang sengaja ditinggalkan dilaut pada waktu pengukuran seismic, atau juga dari titik pengukuran radar didarat. Setidaktidaknya pengukuran lokasi itu harus teliti sekali sebab kemelesetan beberapa ratus meter dapat menyebabkan objektif tidak ditemukan.

3.2.3.2.2

Kedalaman Terakhir (TD) Kedalaman akhir pemboran eksplorasi biasanya merupakan batuan dasar

cekungan sampai mana pemboran itu pada umumnya direncanakan. Penentuan kedalaman akhir ini sangat penting karena dengan demikian kita dapat memperkirakan berapa lama pemboran itu akan berlangsung dan dalam hal ini juga untuk berapa lama alat bor itu kita sewa. Penentuan kedalaman akhir ini didasarkan atas data seismic, setelah dilakukan korelasi dengan semua sumur yang ada dan juga dari kecepatan rambat reflektor yang ditentukan sebagai batuan dasar.

73

3.2.3.2.3

Latar Belakang Geologi Alasan untuk pemboran didasarkan atas latar belakang geologi. Maka

harus disebutkan keadaan geologi daerah tersebut, formasi yang diharapkan terdapat disini, alasan pemboran eksplorasi dilakukan didaerah tersebut, jenis tutupan prospek ini dan juga struktur yang diharapkan dari prospek tersebut.

3.2.3.2.4

Objektif atau Lapisan Reservoir yang Diharapkan Ini biasanya sudah ditentukan dari stratigrafi regional dan juga diikat

dengan refleksi yang didapatkan dari seismic. Objektif lapisan reservoir ini harus ditentukan pada tingginya kedalaman yang diharapkan akan dicapai oleh pemboran, hal mana diperoleh dari perhitungan kecepatan rambat seismic.

3.2.3.2.5

Kedalaman puncak formasi yang akan ditembus Juga dalam prognosis ini harus kita tentukan formasi-formasi mana yang

akan dilalui bor, maka kedalaman puncak (batas) formasi ini harus ditentukan dari data seismic.

3.2.3.2.6

Jenis Survey Lubang Bor yang akan Dilaksanakan Pada setiap pemboran eksplorasi selalu dilakukan survey lubang bor.

Survey ini meliputi misalnya penglogan Lumpur, penglogan keratin sumur, penglogan listrik, penglogan radioaktif dan sebagainya. Untuk pemboran eksplorasi sebaiknya dilakukan penglogan yang lengkap, misalnya saja log induksi baku (standard), log sonic, log densitas, dipmeter, dan sebagainya. Selain itu juga harus direncanakan apakah akan dilakukan pengambilan inti atau tidak.

74

Dalam pembuatan prognosis ini juga para ahli geologi harus bekerja sama dengan bagian eksploitasi dan bagian pemboran. Dengan mereka dibuatlah suatu rencana mengenai berbagai hal seperti misalnya, alat bor yang akan dipakai, kapasitas kedalaman rencana pemboran, yaitu apakah akan dibor langsung sampai kedalam akhir, ataukah akan dibor dengan menggunakan sistem teleskop, yaitu berhenti pada kedalaman tertentu, kemudian dilakukan penyelubungan (casing) dan dibor kembali dengan diameter yang lebih kecil, dan sebagainya. Hal ini menyangkut ukuran pahat yang akan dipakai, penempatan selubung lubang bor (casing), juga mengenai jenis struktur yang akan dipakai. Juga perlu dibuat rencana mengenai apakah dilakukan penggantian jenis Lumpur dengan berbagai macam berat jenis, mengingat berbagai macam tekanan formasi yang kita hadapi didalam pemboran ini, pada selang-selang mana sekiranya akan dilakukan pengujian batang pemboran dan selang-selang mana akan diambil inti-inti pemboran. Dalam hal ini para ahli geologi juga harus dapat meramalkan antara lain : 1. Kedalaman terdapatnya kehilangan sirkulasi 2. Kedalaman terdapatnya gas tekanan tinggi 3. Kedalaman terdapatnya pemasukan air yang besar Bersama-sama dengan para insinyur pemboran dan eksploitasi, maka dihitung biaya pemboran, berbagai alat yang diperlukan, perusahaan jasa teknik yang harus siap ditempat, acara penyelidikan laboratorium serta berbagai survey penyelidikan sumur, dan yang terakhir adalah jumlah biaya serta personalia dan buruh yang akan dilibatkan dalam operasi ini. Penilaian terakhir dan ketentuan akan dibor atau tidaknya prospek itu haruslah mendapatkan persetujuan dari dewan direksi atau dewan pemegang saham,

75

antara lain direktur eksplorasi di kantor pusat. Dalam hal perusahaan multinasional, tentu dari kantir pusatnya dikuar negeri. Dalam evaluasi dibor atau tidaknya suatu prospek tentu juga tergantung dari anggaran belanja, dari besar kecilnya perusahaan, dan terutama dasar filsafat eksplorasi tersebut. Misalnya saja, apakah akan dilakukan suatu acara pemboran kosong (Dry hole program) ataukah kebijaksanaan dikonsentrasikan kepada beberapa prospek saja yang diharapkan mengahsilkan minyak dalam waktu singkat.

3.2.3.3

Acara Pemboran Lubang Kosong Acara pemboran lubang kosong (dry hole program) adalah suatu program

yang menitik beratkan pemboran khusus untuk mendapatkan data geologi secara luas, tetapi dengan harapan bahwa salah satu daripada pemboran akanmenghasilkan minyak. Jadi tujuan utamanya adalah mendapatkan data geologi. Dengan demikian juga pemilihan lokasi pemboran itu disebar seluas mungkin sehingga kita bisa mendapatkan data geologi dari seluruh cekungan sediment yang kita selidiki. Dari hasil suatu rencana lubang kosong dapat dilakukan suatu studi mengenai kemungkinan terdapatnya minyak tersebut secara lebih teliti dan kemudian dari pengetahuan ini acara dapat diarahkan kepada daerah-daerah begitu saja. Suatu acara pemboran kosong biasanya dilakukan oleh suatu perusahaan minyak, jika mereka harus mengembalikan sebagian besar daerah kuasa pertambangan minyaknya kepada pemerintah. Untuk meyakinkan bahwa tidak ada prospek yang terlewat, maka acara pemboran lubang kosong ini dilaksanakan. Dengan demikian mereka yakin bahwa semua daerah yang diberikan kembali kepada pemerintah itu benar-benar tidak mempunyai harapan untuk dapat mengahasilkan minyak bumi.

76

Tentu saja suatu acara pemboran lubang kosong memerlukan investasi yang sangat besar dan sebetulnya merupakan bagian suatu rencana jangka panjang.

3.2.4

Pemboran Eksplorasi

Pemboran eksplorasi juga sering disebut sebagai suatu wildcat. Istilah ini mungkin dahulu dipergunakan untuk pemboran yang dilakukan secara serampangan dan dilaksanakan didaerah terpencil yang masih banyak didapatkan macan liar. Pemboran eksplorasi merupakan puncak seluruh kegiatan eksplorasi dan pekerjaan ini bisasanya dilakukan dengan kerja sama antara bagian eksplorasi dengan bagian pemboran dan dikoordinasikan oleh manajer eksplorasi. Pemboran eksplorasi ini tetap merupakan pekerjaan geologi dan selama pemboran berlangsung, seorang ahli geologi harus menjaga atau menungguinya (well site geologists). Tugas seorang ahli geologis disini antara lain adalah : 1. Memeriksa karatan sumur serta memplotnya dalam suatu log litologi. 2. Menentukan apakah batas formasi telah dicapai pada waktu pemboran berlangsung. 3. Menentukan dan memberitakan tercapainya jalur-jalur yang menarik perhatian atau memperlihatkan adanya tanda-tanda minyak. 4. Menentukan apakah pemboran harus dihentikan ataukah harus dilakukan pengambilan inti, dan sebagainya. 5. Menyaksikan dilaksanakannya penglogan listrik oleh perusahaan jasa teknik. 6. Mengadakan analisa terhadap log listrik, log litologi untuk penentuan zona-zona yang diharapkan menghasilkan minyak.

77

7. Penentuan selang-selang yang harus dilakukan perforasi dan pengujian akan adanya minyak dan gas bumi. Semua hasil pemboran sumur ini setiap hari harus dilaporkan ke manajer eksplorasi yang memberikan keputusan dilaksanakannya atau tidaknya saran dari ahli geologi ini. Misalnya saja, keputusan mengenai apakah diambil inti pemboran ataukah inti dinding sampingan, dan sebagainya, sebelum dilaksanakan penyelubungan (casing), dan sebagainya. Dalam hal ini pertimbangan untuk keputusan itu didasarkan pada segi anggaran.

3.2.4.1

Hasil Suatu Pemboran Eksplorasi

Sebagaimana telah dijelaskan, kita tidak dapat mengharapkanseratus persen sukses dalam pemboran eksplorasi, karena eksplorasi itu merupakan suatu perjudian. Sebagai contoh misalnya : di Amerika Serikat, sebelum perang dunia ke II perbandingan sukses adalah 1 sumur berhasil lawan 10 sumur kering,sedangkan dewasa ini, perbandinga sukses tersebut telah melonjak menjadi 1 sumur berhasil terhadap 50 sumur kosong unutk kemudian menurun kembali menjadi 1 banding 5 (2000). Di Indonesia perbandingan sukses ini masih tergantung pada daerah eksplorasi, misalnya saja, di daerah Sumatra Tengah perbandingan sukses adalah 1:5, sedangakan didaerah Laut Jawa 1:10. Hasil suatu pemboran eksplorasi itu dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Penemuan baru (Discovery), Penemuan suatu sumur minyak baru dapat berbagai macam, antara lain : a. Sumur yang memproduksi minyak secara menguntungkan (Producing oil well).

78

b. Sumur yang menghasilkan minyak secara tidak menguntungkan (Non commercial oil well). c. Sumur gas (gas well), yang juga bisa merupakan sumur gas yang komersil. 2. Lubang kosong atau Lubang kering (Dry Hole). Suatu lubang kosong dapat juga berupa lubang pemboran yan bersifat : a. Lubang sumur yang memepelihatkan tanda-tanda adanya gas dan minyak (gas and oil shows). b. Sumur yang kering sama sekali (No shows). c. Kegagalan mekanik (objektif tidak sampai).

3.2.4.1.1

Penemuan

Sumur Minyak yang berproduksi secara ekonomis dan yang tidak ekonomis. Suatu sumur dapat dinyatakan berproduksi sacara ekonomis atau tidak ekonomis, tergantung kepada letak geografi daerah tempat sumur itu dibor. Dewasa ini di Amerika Serikat, produksi 500 barrel satu hari mungkin masih bisa disebut ekonomis. Di Timur Tengah suatu sumur, baru dinyatakan ekonomis jika menghasilkan 10.000 barrel per hari. Di lepas pantai Indonesia 5.000 barrel satu hari pada umumnya dinyatakan ekonomis, sedangkan didarat 2.000 barrel satu hari sudah baik. Tentu ekonomis atau tidaknya suatu sumur sangat tergantung selain daripada letak geografi juga tergantung daripada harga minyak. Dengan meningkatnya harga minyak, tentu sumur yang tadinya dinyatakan sebagai non komersil, dapat direhabiliter kembali untuk diproduksikan dan dinyatakan sebagai sumur minyak yang berproduksi.

79

Untuk mengetahui besar kecilnya produksi yang didaptkan dari suatu sumur dilakukan suatu pengujian produksi (production test) yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama. Jika kita mendapatkan suatu sumur minyak yang tidak komersil, dapat berarti bahwa setidak-tidaknya suatu formasi tertentu telah terbukti mengandung minyak. Tidak komersilnya suatu sumur dapat disebabkan oleh berbagai factor, seperti tipisnya reservoir, kurangnya permeabilitas ataupun juga lokasinya yang kurang tepat. Oleh karena itu, dengan mempelajari geologi serta berbagai factor penyebab minyak bumi, suatu prospek yang baru dapat diharapkan untuk mendapatkan minyak yang bersifat produktif.

3.2.4.1.2

Sumur Kosong

Suatu sumur kosong tidaklah diartikan suatu kegagalan, terutama jika memang pemboran tersebut merupakan rencana acara pemboran sumur kosong. Kita harus menilainya dari semua data geologi yang harus didapatkan dari permboran tersebut. Sering pula suatu lubang kosong memperlihatkan terdapatnya tanda-tanda minyak dan gas. Hal ini sangat memberi dorongan untuk meneruskan eksplorasi. Suatu lubang kosong harus ada sebabnya, atau setidak-tidaknya harus dijelaskan mengapa lubang tersebut tidak menghasilkan minyak. Suatu lubang kosong belum tentu menunjukan tidak adanya minyak dala perangkap. Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah sebagai berikut : a. Gagal untuk mengenal adanya zona-zona minyak dan gas didalam sumur tersebut. Hal ini sering dilakukan jika kita kurang teliti, Karen pada pemboran kita menggunakan Lumpur yang berat jenisnya sering kali sangat tinggi, sehingga dapat mendesak minyak ke dalam formasi. Atau seringkali kita gagal

80

mengenalnya karena tidak ditemukannya tanda-tanda minyak, ataupun juga karena log listrik yang tidak memberikan hasil yang baik. b. Posisi perangkap telah bergeser atau jalannya pemboran telah menggeser.

Bahwa biasanya perangkap dapat bergerak ke bawah telah dibahas dalam penilaian perangkap struktur lipatan. Juga jalannya pemboran dapat bergeser karena hal-hal tertentu, maka dalam hal ini studi dari pada survey dipmeter, akan sangat membantu apakah memang hal ini akan terjadi atau tidak. Adanya tandatanda minyak dalam sumur yang demikian dapat merupakan pinggiran suatu telaga minyak. Maka studi reevaluasi dapat memperbaiki posisi lubang bor, dan untuk menemukan lapangan minyak yang sebenarnya. c. Tidak adanya minyak dan gas dalam perangkap. Hal ini dapat terjadi karena : a. Memang minyak dan gas bumi tidak terbentuk, karena fasies disini tidak menguntungkan untuk pembentukan minyak dan gas bumi. b. Pembentukan perangkap terlambat, sehingga minyak bumi yang tebentuk di daerah tersebut telah bermigrasi ke perangkap lain. c. Minyak bumi memang telah terjebak dalam perangkap, akan tetapi oleh gradient hidrodinamik kemudian terusir kembali sehingga tidak

didapatkan minyak dan gas bumi. Maka dalam hal ini studi mengenai adanya gradient hidrodinamik sangat penting dalam menilai ada tidaknya minyak bumi dalam suatu perangkap. d. Tidak ada perangkap reservoir. Dapat saja kita meleset dalam meramalkan penyebaran batuan reservoir. Hilangnya perangkap reservoir pada tempat pemboran itu bisa disebabkan karena :

81

a. Perubahan fasies batuan reservoir menjadi batuan non reservoir. Lubang bor masuk ke dalam suatu gap patahan, sehingga lapisan reservoir tidak tertembus, dan sebagainya. b. Tidak ada perangkap pada lokasi pemboran. Hal ini memang bisa terjadi karena : i. ii. Kecerobohan dalam pemetaan dan penentuan lokasi. Adanya sesar naik, sehingga perangkap tersebut hanya bersifat pada permukaan saja. iii. Salah penentuan lokasi, misalkan pengukuran yang tidak cermat.

3.2.4.1.3

Kegagalan Mekanik

Seringkali pemboran eksplorasi tidak dapat mencapai objektifnya, disebabkan karena kegagalan mekanik. Kegagalan itu dapat disebabkan oleh beberapa factor misalnya : a. Serpih yang terus menerus mengembang. b. Peledakan lubang sumur (blow out) c. Bor terus menerus terjepit dan patah sehingga pemboran tidak bisa dilaksanakan seterusnya. Gagalnya suatu eksplorasi karena kesulitan mekanik tidaklah berarti bahwa tidak ada minyak di daerah tersebut. Sebetulnya harapan ditemukannya minyak di daerah tersebut adalah sangat besar. Akan tetapi kita harus meninjau kembali mengenai teknologi pemboran untuk daerah yang sulit itu. Dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa tidak dihasilkannya minyak dari suatu pemboran untuk daerah operasi, belum berarti tidak ada minyak di daerah yang dieksplorasi. Studi

82

harus terus-menerus dilakukan dan kemudian dilakukan suatu pertimbangan, apakah eksplorasi dilanjutkan atau tidak, apakah daerah kuasa pertambangan dijual dan sebagainya.

3.2.4.2

Laporan Pemboran

Seorang ahli geologi juga bertanggung jawab atas penyelesaian suatu laporan pemboran. Laporan ini berupa hasil geologi yang dicapai oleh pemboran dan juga berita acara pemboranoleh ahli teknik pemboran. Laporan bagian geologi tersebut menyangkut antara lain : a. Nama sumur dan alasan untuk melakukan pemboran pada lokasi ini. b. Letak geologi regional serta geologi local sumur tersebut. c. Stratigrafi yang didapatkan berdasarkan pemboran (biasanya dilampirkan suatu log majemuk dari pemboran.) d. Interpretasi struktur sebagaimana didapatkan dari pemboran tersebut. e. Data laboratorium serta hasil analisa dari semua jasa teknik. f. Deskripsi lengkap dari sumur pemboran dan berbagai contoh Lumpur. Seorang ahli geologi harus membuat suatu log majemuk yang merupakan integrasi log contoh batuan, log listrik, pemerian inti, pemerian inti dinding sampingan dan juga hasil analisa paleontology, petrografi, dan sebagainya. Yang sangat penting adalah juga menyimpulkan mengenai penyebab terdapat atau tidak terdapatnya minyak dalam formasi yang diharapkan itu, tebalnya lapisan minyak, kolom minyak, jenis minyak yang ditemukan, dan sebagainya, ataupun jika tidak ditemukan minyak dalam pemboran ini, menyimpulkan penyebab tidak ditemukannya minyak dalam daerah tersebut.

83

3.2.5

Pengembangan dan Reevaluasi

Jika suatu lapangan minyak ditemukan, maka haruslah direncanakan pengembangannya untuk di eksploitasi. Sebelum penemuan lapangan baru ini diserahkan pada bagian eksploitasi, maka bagian eksplorasi masih harus menentukan batas lapangan, dengan suatu rencana pemboran semi eksplorasi (step out wells or outpost wells). Acara ini adalah melakukan pemboran jauh ke arah sayap pemboran atau yang disebut downstep atau downflank.

3.2.5.1

Geologi Produksi

Penyelidikan geologi tidak berhenti pada penemuan suatu lapangan baru. Tetapi penyelidikan tersebut dilakukan terus menerus selama lapangan di eksploitasi. Maka timbullah istilah geologi produksi (Production Geology). Tugas seorang ahli geologi produksi pada umumnya adalah : a. Menentukan bentuk geometri dan kelangsungan lapisan reservoir yang produktif dan mengandung minyak. Hal ini dilakukandengan pemetaan bawah permukaan secara mendetil, membuat peta struktur detil, peta isopact dan setiap lapisan yang proaktif, memetakana patahan, penyebaran porsositas dengan mempergunakan log listrik secara detil dan melakukan korelasi mendetil, dan sebagainya. b. Bersama-sama dengan ahli teknik reservoir membantu menentukan besar cadangan atau jenis cadangan yang didapatkan pada lapangan itu. Dia bertugas membuat batas reservoir minyak itu secara lebih teliti dan juga penyebaran lapisan minyak secara lebih terperinci. c. Membantu menentukan lokasi pemboran pengembangan (development wells) dan selangnya (spacing), untuk melakukan produksi secara efisien.

84

d. Mencari akumulasi baru secara ekstensif atau penerusan dari lapangan yang sedang di eksploitasikan seebagai akibat penentuan bentuk geometri lapisan reservoir, dengan memproyeksikannya keluar daerah yang diketahui. Maka disini tugas ahli geologi sudah lebih menjurus ke teknik reservoir, namun disini tetap diperlukan adanya suatu pandangan geologi untuk dapat membayangkan bentuk lapisan reservoir di bawah permukaan.

3.2.5.2

Reevaluasi Daerah

Hasil suatu acara pemboran eksplorasi (drilling campaign) memberikan tambahan data yang berharga, dan jelas harus dipelajari serta ditambahkan pada data yang telah ada untuk mengadakan reevaluasi. Penampang geologi baru dapat dibuat, begitupun peta fasies dan peta lainnya perlu direvisi, dan pengertian yang lebih baik didapatkan untuk mereevaluasi daerah secara lebih mendalam akan berbagai kemungkinan akumulasi minyak dan gas bumi. Beberapa daerah tertentu dapat menarik minat orang kembali dan suatu rencana eksplorasi dengan penyelidikan geologi yang lebih mendetil dapt disusun. Selain itu juga penyelidikan seismic yang lebih mendetil dan untuk suatu formasi tertentu perlu diadakan penelitian ataupun studi khusus mengenai lingkungan pengendapan bentuk tubuh pasirnya atau penyebaran batuan karbonat dan

sebagainya.Dengan demikian suatu rencana pemboran baru dapat dibuat dan dilaksanakan. Mungkin pula daerah suatu eksplorasi atau sebagian dari padanya dikesampingkan, karena tak ada harapan ditemukannya minyak dan gas bumi. Kalau pun suatu lapangan ditemukan, maka ini memberikan harapan untuk ditemukannya lapangan minyak baru lainnya dalam cekungan ini yang sekarang telah terbukti dinyatakan sebagai propinsi minyak. Jadi, kegiatan eksplorasi sudah merupakan kegiatan rutin.

85

Berbagai studi dilakukan terus-menerus, sementara pemboran

eksplorasi pun

dilaksanakan secara rutin. Dengan bertambahnya data pemboran, penyelidikan geologi bawah permukaan menjadi lebih penting, pengertian serta teknik korelasi lebih baik, dan interpretasi geologi daerah menjadi lebih halus. Hasil research juga memberikan pengertian yang lebih baik mengenai beberapa sifat formasi yang merupakan batuan reservoir atau batuan induk. Pencaharian perangkap stratigrafi mulai dapat dilakukan berdasarkan subsurface geologic method . Hasil studi dan research dapat diintegrasikan menjadi suatu basin study. Dengan demikian hasil suatu usaha eksplorasi selain menghasilkan minyak bumi yang penting bagi perkembangan ekonomi, juga menghasilkan sumbangan besar terhdap ilmu pengetahuan geologi.

3.3 Entity Relational Diagram (ERD)

W ORKSTATION

INVENTORY

EXPLORATION DATABASE

WAREHOUSE

LIBRARY

PROJECT

Gambar 3.3 ERD Basis Data Eksplorasi

86

WELL

WELL_AS

WHC_SCALE

WHC_TYPE

WHC_DATE

INVENTORY_LIB_WELL_COMPLETION_LOG

CONTRACTOR

CLIENT

RUN_NO

WHC_ORIGN

WHC_INTERVAL

Gambar 3.4 ERD LIB Well Completion LOG

W F_ID

W F_CATEGORY

WELL

DB

LIBRARY_ENGINEERING_W ELL_FILES

FILEEXT

WF_TITLE

W F_DATE

DEPT

PROJ_START

Gambar 3.5 ERD Library Engineering Well Files

DIV

DB

DEPT

WD_ID

WD_CODE

WD_CATEGORY

WD_TOPIC

WD_TITLE

LIBRARY_ENGINEERING_WELL_ECONOMIC

WELLFIELD

STARTDATE_BEFORE_WOR

WELL

FILEEXT

STARTDATE_AFTER_WOR

Gambar 3.6 ERD Library Engineering Well Economic

87

REP_CATEGORY WELL

RPT_ID

CTG_CODE

RIGNAME

WELL_AS

LIBRARY_ENGINEERING_WELL_PARTNER

WELLFIELD

DEPT WR_TITLE REP_NO

FILEEXT REP_DATE

Gambar 3.7 ERD Library Engineering Well Partner

AUTHOR

PRESSID

EVENT

DEPTNAME

LIBRARY_ENGINEERING_PRESENTATION

PRES_SIZE

DB

PRESTHEME

MODIFIED_DATE

Gambar 3.8 ERD Library Engineering Presentation

REP_ID

REP_CODE

REP_CATEGORY

REP_TOPIC

REP_TITLE

LIBRARY_ENGINEERING_PRODUCTION

REP_DATE

PREPARED_BY

DB

DIV

DEPT

FILEEXT

Gambar 3.9 ERD Library Engineering Production

88

REP_ID

REP_CODE

REP_CATEGORY

REP_TOPIC

REP_TITLE

LIBRARY_ENGINEERING_REPORT

PREPARED_BY

REP_DATE DB DIV DEPT

FILEEXT

Gambar 3.10 ERD Library Engineering Report

W R_CATEGORY

W ELL

W R_ID

RIGNAME

W ELLFIELD

W R_TITLE

LIBRARY_W ELL_DRL_MUD

REP_NO

ACTIVITY_NAME

DIV

DEPT

SPUD_DATE FILEEXT

DB

W D_DATE

Gambar 3.11 ERD Library Well DRL MUD

89

DB

WF_ID

WF_CATEGORY

FILEEXT

WELL

LIBRARY_WELL_PROGRAM_REV

WELLFIELD

WF_TITLE

PREPARED_BY

DEPT

WF_DATE

Gambar 3.12 ERD Library Well Program Rev

W R_LOCATION

W R_ID

W ELL

W ELL_AS

W ELLFIELD

W R_CODE

LIBRARY_W ELL_REPORT

W R_CATEGORY

WR_DATE

AUTHOR

W R_TITLE

W R_COPY

FILEEXT

Gambar 3.13 ERD Library Well Report

90

WF_CATEGORY

WELL

WF_ID

DB

WELLFIELD

WO_FINISH_DATE

LIBRARY_WELL_WOR

WO_START_DATE

WF_TITLE

DEPT

DATE_PREPARED

FILEEXT

PREPARED_BY

Gambar 3.14 ERD Library Well WOR

FILENO

PROCESS

CNDID

LSP

SEIS_LINE

FSP

FSR

LSR

W AREHOUSE_SEIS2D_FT_DLT

CHN

AUX

RECLNGTH

DATESHOT

SMPRATE

DLTNO

AREA

Gambar 3.15 ERD Warehouse SEIS2D FT DLT

91

AREA

FTEXA_PROCESS

FTEXAID

LSP

SEIS_LINE

FSP

FSR

LSR

W AREHOUSE_SEIS2D_FT_EXA

CHN

AUX

RECLNGTH

EXANO

SMPRATE

FILENO

FTEXA_DATESHOT

Gambar 3.16 ERD Warehouse SEIS2D FT EXA

FTEXAID

LSP

FSR

W AREHOUSE_SEIS2D_FT_REEL

LSR

CHN

SEIS_LINE

AUX

Gambar 3.17 ERD Warehouse SEIS2D FT Reel

92

HTDLT_ID

LSP

SEIS_LINE SP_CDP

FSP FCDP

AREA

WAREHOUSE_SEIS2D_HT_DLT

DLTNO

LCDP HTDLT_DATE EXANO

HTDLT_PROCESS

HTDLT_CLASS

REELNO

FILENO

Gambar 3.18 ERD Warehouse SEIS2D HT DLT

HTEXA2D_ID

LSP

SEIS_LINE

FSP

SP_CDP

FCDP

WAREHOUSE_SEIS2D_HT_EXA

LCDP

FILENO

AREA

EXA_NO

HTEXA_2DCLASS HTEXA2D_PROCESS HTEXA2D_DATE

Gambar 3.19 ERD Warehouse SEIS2D HT EXA

93

HID

PROCESS

SEIS_LINE

SHOTPOINT

FORMAT

PROCESS_DATE

WAREHOUSE_SEIS2D_HT_REEL

REEL_NO

FILES

RACK

AREA

TAPE_SIZE

QTTY

Gambar 3.20 ERD Warehouse SEIS2D HT Reel

NAVID

RACK

SEIS_LINE

REELNO

FILETYPE

WAREHOUSE_SEIS2D_NAVITAPE

FILE_FORMAT

NAV_DATE

REMARKS

NAV_QUANTITY

FILESIZE

Gambar 3.21 ERD Warehouse SEIS2D Navitape

OBS_ID

SEIS_LINE

WAREHOUSE_SEIS2D_OBS

FILESIZE

FILEEXT

Gambar 3.22 ERD Warehouse SEIS2D OBS

94

ID

SEIS_LINE

OBS_PATHFILE

OBS_FILENAME

BOX

WAREHOUSE_SEIS2D_OBSM

UPH_PATHFILE

UPH_FILENAME

TOP_FILENAME

TOP_PATHFILE

Gambar 3.23 ERD Warehouse SEIS2D OBSM

SEIS_LINE

WAREHOUSE_SEIS2D_TOPO

TP2D_ID

Gambar 3.24 ERD Warehouse SEIS2D TOPO

SEIS_LINE

WAREHOUSE_SEIS2D_UPH

UPH_ID

Gambar 3.25 ERD Warehouse SEIS2D UPH

95

VACC

FA_FILT

RADAR

BEAMVOLTS

REC

FLIGHT_LINE

GPS_ELEV

RDOP

WORK STATION GM DATA

GRND_SPEED

RAW_MAG

DIU_MAG

TERRAIN SEQ

TOT_MAG FTIME

SP_TEN

EOTVOS

FA_ROW

BEAN_DIFF

Gambar 3.26 ERD Warehouse Well Log Tape

FLIGHT

AFTER

FDAY

WORK STATION GM BASEREADING

FLIGHT_STATUS

BEFORE

Gambar 3.27 ERD Work Station GM Basereading

96

R_FREEAIR

F_FREEAIR

RADAR

TERRAIN

ID FLINE

FID

WTIME

WORK STATION GM FIELD

GPS_ELEV

RDOP

GRND_SPEED

D_MAG R_MAG

T_MAG VERTACCELL

BEAMVOLT

BEAMDIFF

SPTEN

EOTVOS

Gambar 3.28 ERD Work Station GM Field

97

FLINE F_BG1 F_BG2

FID

GR_ID

JULIAN

FTIME X F_FA

LATITUDE

FLONG

RGPS

WORK STATION GM GDATA

FGPS

AGPS

RADAR

RVACC TERR_ELEV

RBEAMDIFF ADJ_SP_CR

FA_CORR

F_EOTVOS_COR R

THEORY_GRAV

F_TERR_CORR1

F_TERR_CORR2

R_EOTVOS_COR R

Gambar 3.29 ERD Work Station GM GData

98

GRAVPOINT

LOCATION

GRAV_NO

NO_OF_GRAVITY_LINE

LINE

LENGTH

WORK STATION GM GPATH

FLIGHT

FLIGHT_LINE

DIR

REFLIGHT

GRAVLENGTH

Gambar 3.30 ERD Work Station GM GPath

GM_LINE INTERSECTION

Y R_LINE

WORK STATION GM INTERSECTION

SEQR TLINE SEQT

Gambar 3.31 ERD Work Station GM Intersection

99

TERR_ELEV

FID

JULIAN

F_MAG_INT

FLINE MAG_ID STIME

WORK STATION GM MDATA

LATITUDE DIURNAL_MAGG

SLONG

IGRF

GPS_ELEV

RADAR

OBS_MAG

Gambar 3.32 ERD Work Station GM MData

GRID_BASEMENT_2D GM_LINE X

WORK STATION GM MODELING

GRID_PETANI_2D

GRID_RESIDUAL

SORT

GRID_SIHAPAS_2D

SEQ

Gambar 3.33 ERD Work Station GM Modeling

100

MAGPOINT

LOCATION

NO_OF_MAGNETIC_LINE MAGNO LENGTH

LINE

WORK STATION GM MPATH

FLIGHT_LINE

DIR

FLIGHT

REFLIGHT

MAGLENGTH

Gambar 3.34 ERD Work Station GM MPath

ID

AFTER

FLIGHT_LINE

WORK STATION GM RADAR

RADAR

FTIME

SEQ

Gambar 3.35 ERD Work Station GM Radar

101

SEIS_LINE

NOTHING

ID

SEIS_BS

TIK

WORK STATION SEIS2D BS

SP

LATITUDE

LONGITUDE

EASTING

Gambar 3.36 ERD Work Station SEIS2D BS

BSNO

SEIS_LINE

WORK STATION SEIS2D BS10

SEIS_BS

FSIZE_B

Gambar 3.37 ERD Work Station SEIS2D BS10

ID

EASTING

SEIS_LINE

WORK STATION SEIS2D BSALL

SEIS_BS

NORTHING

SP

Gambar 3.38 ERD Work Station SEIS2D BS ALL

102

LOAD2D_ID

FSP

PRO_TITLE

SEIS_LINE

FCDP

WORK STATION SEIS2D LOAD

LCDP

BS_LINE

LOAD2D_SURVEY

LOAD2D_CLASS

LSP

SEIS_LOAD2D_REMARK

Gambar 3.39 ERD Work Station SEIS2D LOAD

ASCIILOG_ID

WELL_AS

WELL

WORK STATION W ELL ASCIILOG

ASCIILOG_DATE

FILE_SIZE

FILEEXT

Gambar 3.40 ERD Work Station Well ASCII Log

ASCIINUTECH_ID

WELL_AS

WELL

WORK STATION W ELL ASCII NUTECH

ASCIINUTECH_DATE

FILE_SIZE

FILEEXT

Gambar 3.41 ERD Work Station Well ASCII Nutech

103

WCOORD_ID

WELL

WELL_AS

LATITUDE

WORK STATION W ELL COORDINATE

LONGITUDE

EASTING

NORTHING

Gambar 3.42 ERD Work Station Well Coordinate

DEV_ID

WELL

WELL_AS

DEV_TYPE

WORK STATION W ELL DEVIATION

DEV_DATE

FILE_SIZE

FILEEXT

Gambar 3.43 ERD Work Station Well Deviation

GASRATIO_ID

WELL

WELL_AS

WORK STATION WELL GAS RATIO

DEPTH_MEASURE

CREATE_DATE

FILEEXT

Gambar 3.44 ERD Work Station Well Gas Ratio

104

GM_ID

WELL

WORK STATION WELL GM

ALIAS

GM_LINE

Gambar 3.45 ERD Work Station Well GM

WLOG_ID

WORK STATION WELL LOG

WELL_NAME

Gambar 3.46 ERD Work Station Well Log

MUDLOG_ID

WELL

WELL_AS

WORK STATION WELL MUD LOG

MUDLOG_DATE

FILE_SIZE

FILEEXT

Gambar 3.47 ERD Work Station Well Mud Log

105

WNUTECH_ID

WELL_AS

WELL

WELLFIELD

WNUTECH_DATE

WORK STATION W ELL NUTECH

CONTRACTOR

FILEEXT

CLIENT

RUN_NO

WNUTECH_INTERVAL

WNUTECH_SCALE

Gambar 3.48 ERD Work Station Well Nutech

106

RFT_ID WELL WELL_AS

WELLFIELD

TITLE

SAND_NAME

RUN_NO TEST_NO DEPTH_FT_BRT

DEPTH_FT_SS

PRESS_HYDRO_ BEFORE_PSIG

PRESS_FROM_PSIG

PRESS_HYDRO_ AFTER_PSIG

WORK STATION WELL RFT

TEMPERATURE_ FAHRENHEIT

PRESS_HYDRO_ BEFORE_PSIA

PRESS_FROM_PSIA

FLOWING_AVERA GE_PSIA PRESS_HYDRO_ AFTER_PSIA

EQFMMW_PPG EQFMBH_PPG

PDD_PSIA

PFU_PSIA

TDD_SEC

TFU_SEC

TSTOP_SEC

PERMEABILITY_ COMMENT

Gambar 3.49 ERD Work Station Well RFT

107

REMARKS

WELL

WELL_AS

BULLET_NO

SWC_ID

WELLFIELD

TITLE

CONTRACTOR

AUTHOR

WORK STATION WELL SWC

RUN_NO

GUN_NO SWC_DATE

SWC_LOG_DEPTH

SWC_LENGTH_IN

HIDROCARBON_ FLUOR

HIDROCARBON_ CUT

SWC_LENGTH_CM

HIDROCARBON_ STAIN

DESCRIPTION

Gambar 3.50 ERD Work Station Well SWC

WTXT_ID

TEXTURE_NAME

TEXTURE_DATE

WORK STATION WELL TEXTURE

FILE_SIZE

FILEEXT

Gambar 3.51 ERD Work Station Well Texture

108

3.4

Analisis Entitas Berikut ini merupakan entitas-entitas yang ada dalam basis data Kondur

Petroleum SA. Nama Entitas Lib Well Completion LOG Keterangan Digunakan oleh bagian geologi untuk menyimpan data completion log (penyelesaian log). Lib Engineering Well Files Lib Engineering Well Economic Data yang digumakan oleh bagian perminyakan. Digunakan oleh bagian perminyakan untuk

menyimpan data pengeluaran suatu sumur. Lib Engineering Well Partner Digunakan oleh bagian perminyakan.untuk

menyimpan data rekaman kerja yang ahli dalam bidang mesin. Lib Engineering Presentation Digunakan oleh bagian perminyakan untuk

menyimpan data mesin yang akan disajikan. Lib Engineering Production Digunakan oleh bagian perminyakan untuk

menyimpan data mesin yang digunakan dalam produksi. Lib Engineering Report Digunakan oleh bagian perminyakan untuk

menyimpan data laporan mengenai mesin. Well DRL Mud Digunalan oleh bagian drilling untuk menyimpan data Lumpur pemboran. Lib Well Program Rev Digunakan oleh bagian geologi untuk menyimpan data program revisi.

109

Lib Well Report

Digunakan oleh bagian geologi untuk menyimpan semua laporan mengenai well.

Lib Well WOR

Digunakan

oleh

bagian

perminyakan

untuk

menyimpan data mengenai water oil ratio. Ware Seis2D FT DLT Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data survey seismic dalam media DLT. Ware Seis2D FT Exa Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data survey seismic dalam media Exabite tapes. Ware Seis2D FT Reel Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data survey seismic dalam media tape reels. Ware Seis2D HT DLT Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data proses seismic dalam media DLT. Ware Seis2D HT Exa Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data proses seismic dalam media Exabite tapes. Ware Seis2D HT Reel Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data proses seismic dalam media tape reels. Ware Seis2D Navitape Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data navigasi seismic dalam media tape.

110

Ware Seis2D OBS

Digunakan

oleh

bagian

geophysical

untuk

menyimpan data observasi seismic. Ware Seis2D OBSM Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data observasi seismic. Ware Seis2D TOPO Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpa data topogravi. Ware Seis2D Uph Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data seismic up hole survey. Ware Well LOG Tape Digunakan oleh bagian geologi untuk menyimpan data log dalam media tape. WSTA Grav Mag Base Reading Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data dasar gravity dan magnetic dari suatu daerah. WSTA Grav Mag Field Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data gravity dan magnetic dari lapangan yang belum diolah. WSTA Grav Mag GData Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data gravity. WSTA Grav Mag GPath Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data lintasan gravity. WSTA Grav Mag Intersection Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data gravity dan magnetic pada lintasan titik potong / pertemuan.

111

WSTA Grav Mag MData

Digunakan

oleh

bagian

geophysical

untuk

menyimpan data magnetic. WSTA Grav Mag Modeling Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data model gravity dan magnetic. WSTA Grav Mag MPath Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data lintasan magnetic. WSTA Grav Mag Radar Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data gravity dan magnetic dari suatu radar. WSTA Seis2D BS Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data navigasi seismic. WSTA Seis2D BS 10 Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data navigasi seismic. WSTA Seis2D BS All Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data navigasi seismic. WSTA Seis2D Load Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data survey seismic. WSTA Well ASCII LOG Digunakan oleh bagian drilling untuk menyimpan data drilling dalam format ASCII. WSTA Well ASCII Nutech Digunakan oleh bagian drilling untuk menyimpan data drilling dalam format ASCII yang dilakukan dengan software Nutech. WSTA Well Coordinate Digunakan oleh bagian drilling untuk menyimpan

112

data mengenai titik koordianat pemboran sumur. WSTA Well Deviation Digunakan oleh bagian perminyakan untuk

menyimpan data mengenai data deviasi sumur. WSTA Well Gas Ratio Digunakan oleh bagian perminyakan untuk

menyimpan data mengenai gas ratio. WSTA Well Grav Mag Digunakan oleh bagian geophysical untuk

menyimpan data gravitasi dan magnetic. WSTA Well LOG Digunakan oleh bagian geologi untuk menyimpan data well log. WSTA Well Mud LOG Digunakan oleh bagian drilling untuk menyimpan data mengenai log lumpur pada sumur. WSTA Well Nutech Digunakan untuk menyimpan data sumur pada software Nutech. WSTA Well RFT WSTA Well SWC WSTA Well Texture Data yang digunakan oleh bagian geology. Data yang digunakan oleh bagian geology. Digunakan oleh bagian geology untuk menyimpan data tekstur sumur.

Tabel 3 Analisis Entitas

113

3.5

Permasalahan yang Dihadapi

Adapun permasalahan yang dihadapi oleh Kondur Petroleum SA adalah : 1. Kesulitan dalam mendapatkan atau menyimpan data ataupun informasi, karena tidak adanya sistem basis data di departemen eksplorasi yang dapat mengorganisasi data secara mudah, cepat, teratur, dan akurat. 2. Kesulitan dalam mengawasi penggunaan data karena tidak adanya sistem pengamanan basis data, yang dapat menghindari penyimpangan atau

penyalahgunaan data, oleh pegawai yang tidak bertanggung jawab. 3. Tidak adanya penyajian atau penggunaan data berdasarkan proyek yang akan dijalankan, oleh karena itu perusahaan akan mengalami kesulitan untuk mengawasi proyek dan siapa-siapa saja yang terlibat di dalam pembuatan proyek tersebut.

3.6

Usulan Pemecahan Masalah Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, maka akan dibuat suatu

basis data berbasis objek untuk kegiatan eksplorasi pada Kondur Petroleum SA, yang dapat mendukung kegiatan manajemen proyek dan sistem informasi geografi. Sistem basis data ini dirancang sedemikian rupa agar penyimpanan data atau informasi mengenai kegiatan eksplorasi lebih mudah, cepat, teratur, dan akurat. Secara garis besar cara kerja dari sistem basis data ini yaitu, sistem akan menyimpan semua data dan informasi yang terjadi pada Kondur Petroleum SA. Dimulai pada saat perusahaan akan melakukan suatu proyek tertentu, seperti proyek seismik 2D, gravitasi dan magnetic (gravmag), dan well. Di dalam sistem ini proyek dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

114

Untuk proyek yang sifatnya berupa studi, seperti studi seismic atau gravmag, dibuat oleh kepala bagian eksplorasi dan pengembangan, proyek ini akan menghasilkan data atau informasi baru, yang akan langsung disimpan ke dalam sistem basis data. Sedangkan untuk proyek pengeboran minyak, pembuat proyek yaitu kepala bagian eksplorasi dan pengembangan, dibantu oleh timnya untuk menentukan data-data apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan proyek tersebut. Pemilihan data ini sangat penting dikedepankan mengingat sangat rahasianya dan berharganya data-data yang ada pada bagian eksplorasi ini. Setelah proyek pengeboran minyak disetujui, maka akan langsung disimpan kedalam sistem basis data. Dengan adanya sistem basis data ini perusahaan khususnya manajer eksplorasi akan dengan mudah mendapatkan informasi-informasi penting, mengawasi seluruh proyek yang sedang berjalan dan dapat mengukur kemajuan proyek-proyek yang ada.

Anda mungkin juga menyukai