Pemeriksaan Lab AIDS
Pemeriksaan Lab AIDS
AIDS
( Acquired Imune Deficiency Syndrome ) Sindrom dengan karakteristik def. imun berat, manifestasi stadium akhir infeksi HIV Pertama kali ditemukan pada tahun 1981 pd homoseks di Kalifornia dan New York
Menyebabkan
AIDS Pertama ditemukan tahun 1983 oleh Jean Claude Chermann, disebut ALV (Lymphadenophaty Associated Virus) Tahun 1984, Robert Gallo menemukan HTLV-III Ternyata kedua virus sama 1986 : HIV
Human
Immune Deficiency Virus Menyerang manusia HIV-1 dan HIV-2 Retrovirus, RNA Virus Diameter 100-150 nm Spheric Selubung tdd lipid Internal : genom dan kapsid
HIV-1
penyebarannya lebih
luas Mempunyai enzim reverse transcriptase pada inti HIV yang akan mengubah RNA virus menjadi DNA.
Target
utama : limfosit T4 yg punya reseptor CD4 Sel yg memiliki reseptor CD4 : monosit, makrofag, sel folikular dendritik, sel retina, sel leher rahim dan sel langerhans Ikatan HIV gp 120 dengan reseptor CD4 RNA DNA oleh enzim Rtase (DNA provirus) replikasi
Short,
Masa
Lasts
for an average of ten years This stage is free from symptoms There may be swollen glands The level of HIV in the blood drops to very low levels HIV antibodies are detectable in the blood
The
The
emergence
Hubungan
seksual dengan penderita (oral, anal atau vaginal) Kontak langsung dengan darah/produk darah/jarum suntik : a. transfusi darah (90%) b. pemakaian jarum suntik tidak steril (0.5-1%) c. kecelakaan (<0,5%)
Secara
Vertikal : wanita hamil pengidap HIV kepada bayinya baik selama hamil, melahirkan atau setelah melahirkan Risiko 25 40%
Jumlah
virus banyak terdapat pada ; darah, sperma, cairan vagina dan serviks, cairan otak Sedikit pada saliva, air mata, urin, keringat dan ASI
Pembuktian
adanya Ab atau Ag HIV Pemriksaan Status Imunitas Pemeriksaan Infeksi Oportunistik dan Keganasan
Test
Ab : ELISA, Western Blot, RIPA dan IFA Test Ag : Pembiakan virus, Agp24 dan PCR Paling umum : ELISA Konfirmasi : Western Blot
Hb,
leukosit, trombosit, jumlah limfosit dan sediaan darah tepi atau sumsum tulang Pada AIDS : anemia, leukopenia, displasia sumsum tulang normo atau hiperseluler Jumlah limfosit T dan B, limfosit CD4 dan CD 8 Test kulit DTH (Delayed Type Hypersensitivity)
Sesuai
metode penyakit masing-masing Lab penunjang : lab rutin, serologis, radiologis, USG, CT-Scan, bronkoskopi, pembiakan, histopatologi, dsb.
Evaluasi
susp HIV infeksi serta menilai pasien dengan riwayat risiko yang besar untuk terpapar dengan pasien yg terinfeksi HIV baik via aktivitas seksual ataupun parenteral Skreening para donor darah dan donor plasma
Serum
5 ml yang diambil via venapuncture Hindari hemokonsentrasi dan hemolisis sample Pencegahan hematoma, nyeri, kerusakan vena, infeksi Paling sering di antecubiti fossa
Test
HIV non reaktif dapat terjadi selama masa akut, dimana virus sudah ada tetapi Ab yg dibentuk belum cukup untuk dapat dideteksi Virus bisa ada samapi >6bulan sebelum Ab dapat dideteksi Konfirmasi : test Ag HIV Reaksi nonspesifik dapat terjadi pada wanita hamil atau transfusi darah
Pre
Persiapan
Pengumpulan
Kenyamanan
spesimen
Analgesik
Sedatif
Kontrol
dokter monitoring
Follow