Anda di halaman 1dari 28

Dr.

SUSILAWATI Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

AIDS

( Acquired Imune Deficiency Syndrome ) Sindrom dengan karakteristik def. imun berat, manifestasi stadium akhir infeksi HIV Pertama kali ditemukan pada tahun 1981 pd homoseks di Kalifornia dan New York

Menyebabkan

AIDS Pertama ditemukan tahun 1983 oleh Jean Claude Chermann, disebut ALV (Lymphadenophaty Associated Virus) Tahun 1984, Robert Gallo menemukan HTLV-III Ternyata kedua virus sama 1986 : HIV

Human

Immune Deficiency Virus Menyerang manusia HIV-1 dan HIV-2 Retrovirus, RNA Virus Diameter 100-150 nm Spheric Selubung tdd lipid Internal : genom dan kapsid

HIV-1

penyebarannya lebih

luas Mempunyai enzim reverse transcriptase pada inti HIV yang akan mengubah RNA virus menjadi DNA.

Target

utama : limfosit T4 yg punya reseptor CD4 Sel yg memiliki reseptor CD4 : monosit, makrofag, sel folikular dendritik, sel retina, sel leher rahim dan sel langerhans Ikatan HIV gp 120 dengan reseptor CD4 RNA DNA oleh enzim Rtase (DNA provirus) replikasi

Short,

flu-like illness - occurs one to six weeks after infection


no symptoms at all

Infected person can infect other people


inkubasi 5 10 tahun

Masa

Lasts

for an average of ten years This stage is free from symptoms There may be swollen glands The level of HIV in the blood drops to very low levels HIV antibodies are detectable in the blood

The
The

symptoms are mild


immune system deteriorates

emergence

of opportunistic infections and cancers

The immune system weakens


The illnesses become more severe leading to an AIDS diagnosis

Hubungan

seksual dengan penderita (oral, anal atau vaginal) Kontak langsung dengan darah/produk darah/jarum suntik : a. transfusi darah (90%) b. pemakaian jarum suntik tidak steril (0.5-1%) c. kecelakaan (<0,5%)

Secara

Vertikal : wanita hamil pengidap HIV kepada bayinya baik selama hamil, melahirkan atau setelah melahirkan Risiko 25 40%

Jumlah

virus banyak terdapat pada ; darah, sperma, cairan vagina dan serviks, cairan otak Sedikit pada saliva, air mata, urin, keringat dan ASI

Pembuktian

adanya Ab atau Ag HIV Pemriksaan Status Imunitas Pemeriksaan Infeksi Oportunistik dan Keganasan

Test

Ab : ELISA, Western Blot, RIPA dan IFA Test Ag : Pembiakan virus, Agp24 dan PCR Paling umum : ELISA Konfirmasi : Western Blot

Hb,

leukosit, trombosit, jumlah limfosit dan sediaan darah tepi atau sumsum tulang Pada AIDS : anemia, leukopenia, displasia sumsum tulang normo atau hiperseluler Jumlah limfosit T dan B, limfosit CD4 dan CD 8 Test kulit DTH (Delayed Type Hypersensitivity)

Sesuai

metode penyakit masing-masing Lab penunjang : lab rutin, serologis, radiologis, USG, CT-Scan, bronkoskopi, pembiakan, histopatologi, dsb.

Evaluasi

susp HIV infeksi serta menilai pasien dengan riwayat risiko yang besar untuk terpapar dengan pasien yg terinfeksi HIV baik via aktivitas seksual ataupun parenteral Skreening para donor darah dan donor plasma

Serum

5 ml yang diambil via venapuncture Hindari hemokonsentrasi dan hemolisis sample Pencegahan hematoma, nyeri, kerusakan vena, infeksi Paling sering di antecubiti fossa

Test

HIV non reaktif dapat terjadi selama masa akut, dimana virus sudah ada tetapi Ab yg dibentuk belum cukup untuk dapat dideteksi Virus bisa ada samapi >6bulan sebelum Ab dapat dideteksi Konfirmasi : test Ag HIV Reaksi nonspesifik dapat terjadi pada wanita hamil atau transfusi darah

Pre

test Intra test Post test

Persiapan

pasien Tingkat pendidikan pasien

Pengumpulan
Kenyamanan

spesimen

Analgesik
Sedatif

Kontrol

dokter monitoring

Follow

up Observasi komplikasi Action

Anda mungkin juga menyukai