Anda di halaman 1dari 8

Pengembangan Teknologi Farmasi

Terapi Kanker
3/19/2013

Kelompok 1

MAKASSAR 2013

Kanker adalah penyakit yang diakibatkan dari pertumbuhan abnormal dan diferensiasi jaringan. Kanker adalah penyebab kematian kedua yang paling sering terjadi di Amerika Serikat. Bagian yang paling sering diserang oleh kanker adalah prostat, payudara, paru-paru, dan kolon. Walaupun kanker dapat terjadi pada semua usia, insiden kanker meningkat secara proporsional dengan peningkatan usia. Kanker atau karsinoma adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne). Suatu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri secara pesat dan terus-menerus ( proliferasi). Akibatnya adalah pembengkakan atau benjolan yang disebut tumor atau neoplasma. Sel-sel kanker ini menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan memusnahkannya. Tumor primer setempat itu sering kali menyebarkan sel-selnya melalui saluran darah dan limfe ke tempat lain di tubuh (metastase), untuk selanjutnya berkembang menjadi tumor sekunder. Pengobatan kanker beragam, termasuk dengan operasi pengangkatan tumor, dan juga kemoterapi dan/atau terapi radiasi untuk membunuh atau menahan pertumbuhan sel tumor yang cepat. Sejumlah perawatan berbasis sistem imun saat ini sedah diselidiki sebagai alternative dari kemoterapi dan terapi radiasi yang memiliki efek toksik. Pengobatan dengan hormone yang spesifik juga telah menunjukkan efek menghambat pertumbuhan dari beberapa tipe kanker. Operasi pengangkatan tumor dilakukan jika tumor tersebut dapat diakses. Pengobatan ini sering dilakukan bersamaan dengan kemoterapi atau terapi radiasi untuk membunuh sel kanker yang tak terangkat atau telah bermetastasi. Kemoterapi adalah obat-obat yang digunakan untuk menangani kanker. Obat-obatan tersebut dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu agen alkilasi dan nitrourea (cth: siklofosfamida, carmustine), antimetabolit (cth: methotrexate, fluorouracil), alkaloid tumbuhan (cth: vinblastine, vincristine), dan antibiotik (cth: doxorubicin, bleomycin). Hormone seks secara rutin digunakan untuk menghambat pertumbuhan tumor di payudara, prostat, dan saluran kemih. Inhibitor tamoksifen juga telah menunjukkan efektivitas pada pengobatan kanker payudara dan mungkin dapat digunakan sebagai agen profilaksi pada wanita yang berisiko tinggi terkena kanker payudara. Inhibitor androgen flutamide juga telah diterima sebagai pengobatan terhadap kanker prostat.

Terapi radiasi memanfaatkan ionisasi atau sinar radiasi partikel untuk menghacurkan sel-sel kanker yang bermitosis dengan cepat dan paling rentan terhadap efek letal dari radiasi. Terapi radiasi dapat menimbulkan sejumlah efek samping local dan sistemik, termasuk alopecia. diare, iritasi jaringan, dan inflamasi organ. Terapi berbasis system imun menggunakan "pengubah respon biologis" seperti interferon, imunomodulator, tumor antigen dan limfokin / sitokin yang sedang diselidiki sebagai cara meningkatkan respon sistem kekebalan tubuh individu terhadap kanker. Antibodi monoklonal juga telah dipelajari sebagai sarana yang sangat spesifik memberikan obat-obat kemoterapi langsung ke dan hanya pada selsel kanker. Selain pengobatan di atas, telah dilakukan juga pengembangan terhadap pengobatan kanker yang berbasis nanoteknologi. Teknologi nano adalah teknologi yang berukuran nano atau dimana ukuran nanometer yaitu 10 -9 meter, jadi ukurannya sudah mencapai tahap skala molekular atau atom. Salah satu pengobatan melibatkan kemoterapi tertarget yang mengantarkan sebuah agen pembunuh tumor yang disebut tumor necrosis factor alpha (TNF-) pada sel-sel tumor. TNF dipasangkan pada nanopartikel emas bersama dengan thiol-derivatized polyethylene glycol (PEG-THIOL), yang menyembunyikan TNF dan nanopartikel dari system imun. Hal ini membuat nanopartikel dapat mengalir melalui aliran darah tanpa diserang. Perusahaan yang mengembangkan metode kemoterapi bertarget untuk mengantarkan TNF dan obat kemoterapi lainnya pada sel-sel tumor disebut CytImmune. Teknologi nano merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berkembang begitu pesat terutama dalam 10 tahun terakhir ini. Dalam konteks produk farmasi dan obat, ukuran partikel nano akan meningkatkan sifat kelarutan obat, transportasi dan pelepasan senyawa aktif yang terkontrol serta memperbaiki stabilitas obat yang bersangkutan. Dalam beberapa dekade terakhir, riset penggunaan teknologi nano dalam diagnosis dan terapi kanker terus dikembangkan. Dengan teknologi ini, gen penghambat sel kanker dalam liposomal partikel nano dimasukkan langsung ke

dalam sistem sirkulasi darah manusia. Hal itu bertujuan agar sel kanker serta tumor dengan segala bentuk dan ukuran bisa langsung dihancurkan. Perkembangan industri farmasi yang menggunakan teknologi nano saat ini sudah tumbuh demikian pesat. Di dunia farmasi, teknologi nano bisa berperan dalam meningkatkan kualitas produksi dan keamanan (safety performance). Produk berteknologi nano akan lebih cepat diserap dibandingkan produk yang tidak menggunakan teknologi tersebut. Teknologi nano dapat digunakan dalam dunia farmasi karena akan membantu kelarutan, stabilitas, dan kemapuan penyerapan. Di Indonesia, teknologi nano sendiri baru berkembang sekitar lima tahun terakhir. Pada gilirannya, pemanfatan teknologi nano dalam produk farmasi dapat menekan biaya dan efek toksik suatu obat pada dosis terapinya. Pihak industri juga berkeinginan adanya informasi dan data base tentang hasil riset dan produkproduk teknologi nano dari institusi riset dalam negeri yang bisa diaplikasikan secara cepat. Penggunaan teknologi nano ini bisa meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalisasi efek samping karena hanya menghancurkan jaringan tubuh yang terkena kanker dan tidak merusak jaringan sehat. Sejauh ini uji klinik penggunaan partikel nano dalam terapi kanker masih dilakukan untuk meneliti dosis yang tepat. Sejauh ini penggunaan teknologi nano untuk pengobatan umum masih terbatas, tetapi banyak riset telah dilakukan. Pengembangan riset ini diperlukan untuk mengetahui tingkat keamanan dan efikasi pengobatan kanker dengan teknologi nano. Teknologi nano ini perlu segera dikembangkan karena, pada sebagian pasien, sel-sel kanker resisten terhadap radiasi dan kemoterapi Penderita kanker umumnya menjalani pengobatan standar, yaitu terapi radiasi dan kemoterapi. Obat kemoterapi tak hanya menyerang sel kanker, tetapi juga sel sehat yang kemudian tumbuh cepat. Saat ini banyak negara di dunia tengah mengembangkan teknologi ini, di antaranya Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan beberapa negara di Eropa. Teknik lain mengantarkan obat kemoterapi pada sel-sel kanker dan juga untuk memberikan panas pada sel. Baru-baru ini peneliti Profesor Teri W. Odom bersama dengan tim peneliti dari universitas Northwestern menemukan sebuah partikel nano yang bernama Gold Nanostars, dimana partikel tersebut dapat membawa obat anti kanker langsung kepada inti sel kanker. Dalam teknologi Gold Nanostars ini, partikel tersebut dapat mengenali sel kanker dalam tubuh penderita,

karena tiap jenis sel kanker memiliki tanda yang spesifik berupa protein tertentu pada permukaan selnya. Partikel gold nanostar yang terbuat dari emas ini akan tertarik pada protein tersebut kemudian menempel pada permukaan selnya dan dengan bantuan protein tadi, masuk ke dalam sel sehingga mencapai inti sel kanker. Setelah mencapai inti sel kanker, maka partikel ini akan melepaskan obat ke dalam inti sel kanker sehingga sel kanker rusak kemudian mati. Dengan teknologi nano, pengobatan kanker menjadi lebih spesifik pada sel kanker sehinga tidak merusak sel tubuh yang sehat lainnya. Para peneliti menggunakan nanorod emas yang telah dipasangkan benang DNA. Benang DNA tersebut digunakan untuk menahan agar nanorod dan obat kemoterapi tersebut tetap bersama. Saat sinar infra merah menyinari tumor, nanorod emas menyerap sinar infra merah, mengubahnya menjadi panas. Panas tersbut melepaskan obat kemoterapi dan membantu menghancurkan sel-sel kanker. Teknik kemoterapi bertarget lainnya menggunakan polimer nanopartikel untuk membawa obat kemoterapi yang disebut docetaxel. Nanopartikel dipasangkan pada sebuah protein yang ada pada banyak tipe dari kanker, menghasilkan pengantaran obat kemoterapi yang tinggi ke tumor. Teknik ini dikembangkan oleh perusahaan BIND Biosciences. Para peneliti dari Northwestern Medicine telah mendemonstrasikan sebuah nanopartikel yang membunuh sel-sel kanker limfoma. Mereka menggunakan nanopartikel yang terlihat mirip seperti HDL kolesterol yang merupakan nutrisi esensial bagi sel kanker limfoma, tetapi dengan sebuah nanopartikel emas pada tengahnya. Saat nanopartikel ini terpasang pada sebuah sel limfoma, partikel tersebut akan menghalangi sel kanker tersebut dari HDL kolesterol yang asli, sehingga sel tersebut akan kelaparan hingga mati. Sebuah studi baru oleh C. Shad Thaxton, M.D., and Leo I. Gordon, M.D. menunjukkan bahwa nanopartikel HDL kolesterol sintetis membunuh sel-B limfoma, bentuk yang paling umum dari penyakit tersebut, pada kultur sel-sel manusia dan menghambat pertumbuhan tumor sel-B limfoma pada tikus. Dengan menggunakan laser dan nanopartikel, peneliti di Universitas Rice menemukan sebuah teknik untuk mengisolasi secara individual sel-sel yang sakit dan menghancurkannya dengan ledakan kecil. Peneliti menggunakan laser untuk membuat gelembung-nano dengan kejutan listrik nanopartikel emas di dalam sel. Pada tes dengan sel kanker, ditemukan bahwa laser dapat diatur untuk membuat

gelembung yang kecil terang yang terlihat tetapi tak berbahaya atau gelembung besar yang dapat memecahkan sel. Gelembung nano dibuat saar nanopartikel emas ditabrak dengan getaran laser pendek. Gelembuk berumur pendek sangat cerah dan dapat dibuat lebih kecil atau lebih besar dengan memvariasikan kekuatan laser. Karena terlihat di bawah mikroskop, gelembung-nano dapat digunakan untuk mendiagnosa sel-sel yang sakit atau melacak ledakan yang menghancurkan sel-sel tersebut. Teknik-teknik terapi radiasi tradisional juga telah ditingkatkan dengan adanya perkembangan pada nanoteknologi. Peneliti telah mendemostrasikan sebuah metode untuk menghasilkan gelombang suara yang kuat, tetapi juga sangat terfokus, yang kemungkinan dapat digunakan untuk operasi non-invasif. Digunakan lensa berlapis nanotube karbon untuk mengubah cahaya dari laser menjadi gelombang suara terfokus. Tujuannya adalah untuk mengembangkan metode untuk meledakkan tumor atau area penyakit lainnya tanpa meerusak jaringan yang sehat. Selain itu dilakukan penyelidikan untuk menggunakan nanopartikel bismuth untuk menggantikan nanopartikel emas untuk mengkonsentrasikan radiasi yang digunakan dalam terapi radiasi untuk mengobati kanker. Hasil awal menunjukkan bahwa nanopartikel bismuth dapat meningkat dosis radiasi pada tumor hingga 90%. Peneliti merencanakan riset lebih lanjut tentang hal ini, untuk melihat apakah dapat digunakan dalam pengobatan kanker. Dengan keberadaan teknologi tersebut maka pengobatan kanker lebih menjanjikan bagi para penderitanya. Dimana obat anti kanker hanya akan membunuh sel kanker dan tidak merusak sel yang sehat. Sehingga penderita kanker tidak perlu merasakan efek samping kemoterapi yang menyakitkan. Selain itu teknologi ini juga dapat dipakai untuk membersihkan sisa jaringan atau sel yang tersisa paska operasi pengangkatan kanker. Sehingga meningkatkan keberhasilan terapi dan penderita benar-benar bersih dari sel kanker.

DAFTAR PUSTAKA

1. Zdanowicz, MM. Essentials of Pathophysiology for Pharmacy. Florida. CRC Press. 2003. Hal 13, 18-20 2. Anonim. Chemotherapy: Nano Medical Cures Coming Closer. Diunduh dari http://www.understandingnano.com/nanoparticle-chemotherapy.html. 19/03/2013
3. Anonim. The Future of Cancer Treatment: First-of-its-kind Self-Assembled

Nanoparticle for Targeted and Triggered Thermo-Chemotherapy. Diunduh dari http://www.understandingnano.com/nanorod-thermo-chemotherapy.html. 19/03/2013 4. Anonim. New Way to Kill Lymphoma Without Chemotherapy. Diunduh dari http://www.understandingnano.com/gold-nanoparticle-starves-cancer-cell.html. 19/03/2013
5. Anonim.

Rice Physicists Kill Cancer With 'Nanobubbles' . Diunduh dari

http://www.understandingnano.com/nanomedicine-nanobubbles-cancercells.html. 19/03/2013 6. Anonim. Metal Nanoparticles May Improve Cancer Treatment . Diunduh dari http://www.understandingnano.com/bismuth-nanoparticles-radiation-therapy.html. 19/03/2013 7. Tjay TH, dan Kirana R. OBAT-OBAT PENTING : Khasiat, Penggunaan dan Efekefek Sampingnya, Edisi Kelima. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. 2002. hal. 197 8. Shianghao Pao, Departemen radiologi RS Fukuda: Majalah Tempo edisi 19-25 Maret 2012[file internet] [diakses 19 maret 2013]. Available from : http://id.shvoong.com/medicine-and-health/radiology/2276495-membunuh-selkanker-dengan-teknologi/ 9. Penyakit.infogue.com [diakses 19 maret 2013]. Available from : http://penyakit.infogue.com/pengobatan_kanker_dari_sirkulasi_darah
10. [diakses 19 maret 2013]. Available from :

http://www.tanyadok.com/berita/teknologi-nano-cara-baru-obati-kanker

11. Ptfm.bppt.go.id [diakses 19 maret 2013]. Available from : http://www.propolisnano.org/2012/03/teknologi-nano-dalam-dunia-farmasi.html

Anda mungkin juga menyukai