Anda di halaman 1dari 6

3.

Laporan Dana Kampanye Partai Politik Peserta Pemilu Laporan dana kampanye dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban peserta pemilu dalam hal pengelolaan dana kampanye yang meliputi sumber-sumber perolehan dan penggunaannya. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 mengatur pelaporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye, waktu penyerahan saldo awal rekening dana kampanye serta saldo akhir. Partai politik peserta Pemilu 2009 wajib melaporkan dana kampanye yang masuk dan yang digunakan selama kampanye Pemilu. Namun tidak semua Parpol menyerahkan laporan saldo awal dan rekening dana kampanye. KPU baru menerima rincian laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye (cash-flow) dari lima parpol. Padahal, seharusnya 44 parpol melaporkan rincian pengeluaran dan pemasukan pada tenggat waktu 9 Maret 2009 mengingat masa kampanye berjalan sejak September 2008. Komisi Pemilihan Umum meminta 10 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tergabung dalam Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) untuk membuat audit dana kampanye Parpol peserta Pemilu dan calon anggota DPD. Berdasarkan pasal 139 UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilu menyebutkan Parpol peserta Pemilu dilarang menerima sumbangan dari pihak asing yang tidak jelas identitasnya, pemerintah daerah, BUMN dan BUMD. Laporan audit dana kampanye Parpol peserta Pemilu paling lambat tanggal 25 April 2009 yaitu dua minggu setelah berakhirnya Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD 9 April 2009, dan KAP akan memeriksa laporan tersebut selama 30 hari. Batas akhir penyampaian laporan awal dan rekening khusus dana kampanye itu adalah tujuh hari sebelum pelaksanaan kampanye rapat umum pada 9 Maret 2009. KPU telah meminta Partai Politik peserta Pemilu agar melaporkan penerimaan dan pemanfaatan dana kampanye, karena kalau tidak melaporkan penggunaaan dana kampanye Parpol tersebut dapat dibatalkan sebagai peserta Pemilu di wilayah provinsi. Jumlah parpol yang dibatalkan sebagai peserta pemilu di tingkat provinsi sebanyak 27 partai yang tersebar di 11 provinsi. Pembatalan sebagai peserta pemilu juga diberlakukan kepada partai di semua tingkatan. Namun, penetapan sanksi pembatalannya untuk partai diserahkan kepada setiap tingkatan KPU karena sanksinya juga berlaku lokal hanya pada wilayah KPU yang bersangkutan.

J.

Pengadaan Distribusi Logistik Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD

Pasal 143 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD menjelaskan bahwa KPU menetapkan peraturan tentang format surat suara setelah berkonsultasi dengan pemerintah dan DPR. KPU pada hari Kamis 11 September 2008 mengkonsultasikan desain/format surat suara dengan Komisi II DPR. Desain surat suara yang dikonsultasikan terdiri dari tiga desain surat suara. Dalam pembicaraan awal tersebut belum diputuskan desain surat suara yang mana yang akan digunakan dalam Pemilu 2009, namun para anggota Komisi II DPR mengarah pada desain surat suara yang kedua. dengan ukuran 55 x 80 cm, format horizontal yang memuat tanda
KO

MI

SI
UMUM

IHA

2009
PEMILIHAN UMUM

Buku Saku Pemilu 2009

33

PEM

IL

gambar dan nomor urut parpol, nomor urut dan nama calon tetap Parpol untuk setiap daerah pemilihan. Sedangkan untuk calon anggota DPD berisi pas foto diri terbaru dan nama calon anggota DPD untuk setiap daerah pemilihan/Provinsi. Setelah menetapkan desain surat suara, kemudian KPU melakukan tender pencetakan surat suara. Pengadaan logistik Pemilu 2009 sesuai dengan Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Payung hukum berupa Keppres diberlakukan untuk pengadaan barang/jasa, terutama dalam pengadaan barang/ jasa Pemilu 2009. KPU mendesain film surat suara dan validasi nama-nama calon anggota DPR, DPD dan DPRD, pencetakan surat suara, kelengkapan administrasi, logistik alat-alat kelengkapan administrasi dan pengadaan konsultan, pengadaan/pencetakan surat suara beserta kelengkapan administrasi surat suara dan pencetakan yang dilakukan Februari 2009. Surat suara sampai di KPU Kabupaten/Kota dari target semula tanggal 9 maret 2009 menjadi menjadi 16 Maret 2009, untuk sebagian kecil kabupaten/kota, selain karena adanya proses validasi surat suara juga dimaksudkan agar perusahaan percetakan memiliki waktu untuk memperbaiki kerusakan dan kecacatan surat suara, distribusi di daerah-daerah sulit, serta tambahan produksi surat suara akibat perubahan daftar pemilih, Tenggat waktu 16 Maret 2009 masih jauh dari ketentuan yang diamanatkan Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2009 yang menyebutkan surat suara dan logistik harus tiba di KPU kabupaten/kota 21 hari sebelum hari-H. Pihak percetakan berhasil mendistribusikan surat suara ke hampir semua provinsi yang letaknya jauh termasuk daerah-daerah yang sulit dijangkau seperti Kalimantan, Papua, Papua Barat dan Maluku Utara. Berikut adalah data spesifikasi serta volume surat suara, tinta Pemilu, dan segel. Surat Suara Jumlah pengadaan dan distribusi surat suara Pemilu 2009 sebagai berikut: a. Surat suara DPR (77 Dapil) sebanyak 174.802.288 lembar b. Surat suara DPD (33 Dapil) sebanyak 173.221.199 lembar c. Surat suara DPRD Provinsi (217 Dapil) sebanyak 182.916.018 lembar, diantaranya terdapat 6 dapil yang menggunakan surat suara 2 lembar. d. Surat suara DPRD Kabupaten/Kota (1.851 Dapil) sebanyak 168.451.859 lembar, diantaranya terdapat 4 dapil yang menggunakan surat suara 2 lembar. Tinta Pemilu Pengadaan tinta sidik jari dipedomani Keputusan KPU Nomor 02/Kpts/KPU/tahun 2009 yang mengatur jumlah TPS sebanyak 528.217 TPS (termasuk TPSLN) sehingga total pengadaan tinta Pemilu sebanyak TPS x 2 = 1.056.434 botol. Sedangkan pada Keputusan KPU

34

KOMISI

LI

HAN

UMU

Buku Saku Pemilu 2009

PEM

KO

MI

SI
UMUM

IHA

2009
PEMILIHAN UMUM

Buku Saku Pemilu 2009

35

PEM

IL

Nomor 164/Kpts/KPU/Tahun 2009 disebutkan jumlah TPS sebanyak 519.920 TPS (termasuk TPSLN), sehingga berdasarkan keputusan ini kebutuhan tinta pemilu sebanyak 519.920 TPS x 2 botol = 1.039.840 botol. Berdasarkan realisasi pengadaan kebutuhan tinta pemilu tahun 2009, terdapat kelebihan tinta pemilu sebanyak 16.694 botol. Kelebihan tersebut digunakan sebagai persediaan apabila dalam proses pendistribusian terdapat kerusakan atau tumpah, dan digunakan untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Segel Dasar pengadaan segel dipedomani adalah Keputusan KPU No. 02/Kpts/KPU/tahun 2009, yang didalamnya mengatur indeks kebutuhan segel setiap badan pelaksana, dengan total pengadaan segel sebanyak 20.094.503 keping. Alat Bantu Tuna Netra (Template) Pengadaan alat Bantu Tuna Netra (Template) untuk Pemilu Anggota DPD mempedomani Keputusan KPU No. 164/Kpts/KPU/Tahun 2009, jumlah TPS sebanyak 519.920 TPS (termasuk TPSLN), sehingga berdasarkan keputusan ini kebutuhan alat bantu tuna netra sebanyak 519.920 buah. Formulir Seri C dan D DPR dan DPD. a. Pengadaan formulir seri C, C1, dan Lampiran C1 sebanyak 21.656.897 set. b. Pengadaan formulir seri C2 sebanyak 528.217 set. c. Pengadaan formulir seri D sebanyak 77.048 set. d. Pengadaan formulir seri DA, DAA, DA1, Lampiran DAl dan DA3 sebanyak 264.819 set. e. Pengadaan formulir seri DA2 sebanyak 6.459 set. f. Pengadaan formulir seri DB, DB1, Lampiran DB1, DB4 sebanyak 17.097 set. g. Pengadaan formulir seri DB2 sebanyak 471 set. h. Pengadaan formulir seri DC1 & DC2 sebanyak 33 set. i. Pengadaan formulir seri DD sebanyak 39 set. Daftar Calon Tetap (DCT) DPR dan DPD. Daftar Calon Tetap Anggota DPR dan DPD dipedomani Keputusan KPU Nomor 164/ Kpts/KPU/tahun 2009, jumlah TPS/TPSLN dan jumlah PPS/PPLN sebanyak 596.631, sehingga pengadaan DCT untuk pemilu tahun 2009 sebanyak 596.631 set. Pengadaan kebutuhan pemungutan suara berupa kotak suara, bilik tempat pemungutan suara, sampul, DCT anggota DPRD, formulir C dan D pemilu anggota DPRD, dan jenis

36

KOMISI

LI

HAN

UMU

Buku Saku Pemilu 2009

PEM

perlengkapan dan dukungan kelengkapan lainnya di TPS, sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 pengadaannya didelegasikan kepada KPU Provinsi.

K. Pemungutan dan Penghitungan Suara Komisi Pemilihan Umum menetapkan tanggal 9 April 2009 sebagai hari pemungutan suara anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Dengan pelaksanaan pemungutan suara tanggal Pemilu 9 April 2009, bangsa Indonesia membangun peradaban politik baru. Bagaimanapun, ini sebuah goresan budaya demokrasi yang berkiblat pada kedaulatan rakyat. Rakyat Indonesia menggunakan hak politiknya untuk memilih calon anggota DPR, DPD dan DPRD yang dipercaya rakyat dan mampu menyerap aspirasi dan inspirasi rakyat. Anggota masyarakat dengan antusias mendatangi TPS di seluruh wilayah Indonesia, dengan perkecualian di beberapa kabupaten/kota seperti Provinsi Papua dan NTT yang pemungutan suaranya tidak bersamaan dengan wilayah lainnya disebabkan masalah teknis. Namun demikian, relatif tidak terjadi tindak kekerasan selama pemungutan suara. Untuk keperluan pemungutan dan penghitungan suara maka pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas UU Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD. Penerbitan Perpu Nomor 1 Tahun 2009 ini adalah untuk memberikan kepastian tidak terjadinya kehilangan suara pemilih, termasuk yang diatur dalam Perpu ini yaitu dinyatakan sah apabila dalam penghitungan suara ditemukan pemberian tanda lebih dari satu kali pada kolom nama partai dan/atau nomor urut calon dan/atau nama calon yang sama dalam partai politik yang sama untuk anggota DPR dan DPRD serta pada kolom nomor urut dan/atau foto calon dan/ atau nama calon yang sama untuk anggota DPD.

Rakyat berbondong-bondong mendatangi TPS pada tanggal 9 April 2009


KO

MI

SI
UMUM

IHA

2009
PEMILIHAN UMUM

Buku Saku Pemilu 2009

37

PEM

IL

38

KOMISI

LI

HAN

UMU

Buku Saku Pemilu 2009

PEM

Anda mungkin juga menyukai