Anda di halaman 1dari 3

Ide Kreatif Di zaman globalisasi dan westernisasi ini, manusia cenderung mementingkan segi ekonomis untuk memenuhi kebutuhan

sehari - harinya. Mereka seringkali mengabaikan dampak yang terjadi pada lingkungan alam dan sosial budaya. Padahal dalam dunia ini tertanam asas timbal balik. Jadi, manusia dituntut tidak hanya mengambil semua yang ada di bumi, tetapi juga ditutut mengembalikannya seperti kondisi sedia kala, bahkan akan lebih baik jika kondisinya lebih baik dan indah dari kondisi sedia kala. Tetapi yang terjadi pada dekade ini adalah pengerukan habis - habisan oleh manusia. Bahkan manusia saat ini berusaha untuk membuat hak milik atas semua sumber daya yang ada di alam, agar mereka bisa semakin bebas untuk mengambil hasil alam. Perusakan alam bukan hanya dilakukan oleh individu saja, tetapi para pengusaha. Bahkan seringkali yang dilakukan oleh perusahaan besar dampaknya lebih besar terhadap lingkungan. Perusahaan mengeruk habis - habisan sumber daya alam dan membuang limbahnya tanpa memperhatikan dampaknya terhadap alam. Jika hal ini terus terjadi maka alam semakin rusak dan tidak akan bisa lagi memberikan daya gunanya kepada manusia. Tentu saja di dunia ini masih ada orang yang peduli terhadap keadaan alam. Tetapi jumlahnya tidak banyak, dibandingkan orang yang tidak peduli akan kerusakan alam yang diakibatkan keserakahan manusia. Saat ini bukan saatnya kita mengkritik tentang perilaku individu yang tidak mementingkan lingkungan, perusahaan - perusahaan yang membuang limbah seenaknya, atau bahkan mengkritik pemerintah yang tidak tegas dalam mengambil keputusan tentang perusakan alam. Sekarang saatnya kita mengintrospeksi diri kita sendiri apa yang sudah kita lakukan untuk bumi yang kita pijak. Percuma jika kita mengkritik orang lain, tetapi kita sendiri seringkali merusak alam. Seperti pepatah yang mengatakan semut di seberang terlihat, tetapi gajah di pelupuk mata tidak terlihat. Kerusakan alam tidak melulu masalah laut, sungai, ataupun hutan, tetapi juga masalah lingkungan sekitar kita. Kita sering tidak menyadari kegiatan - kegiatan kecil yang dapat merusak alam. Seperti membuang sampah sembarangan. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang paling sederhana, sering kita lakukan, dan merupakan salah satu contoh dari tindakan merusak alam. Kita mungkin berpikir bahwa sampah yang kita buang adalah sampah kecil sehingga tidak mungkin merusak alam. Tetapi apabila setiap orang berpikir

seperti itu, bisa kita bayangkan berapa banyak sampah yang dihasilkan setiap harinya, bahkan setiap detiknya. Dari pemaparan tadi, hal yang dapat saya lakukan sebagai manusia yang juga tidak pernah luput dari tindakan perusakan lingkungan, yaitu saya akan memulai dari diri saya sendiri dengan melakukan hal - hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, kita juga dapat membuat kerajinan - kerajinan sederhana dari limbah - limbah yang masih berguna dan masih bisa di daur ulang. Seperti limbah batang korek api yang dapat kita rangkai menjadi rumah - rumahan dan bentuk lain yang kita inginkan, sebagai penghias ruangan kita. Kipas angin yang rusak juga dapat kita alih fungsikan menjadi mesin pemarut kelapa dan pemecah batok kelapa sederhana. Selain itu, kita juga dapat membuat limbah bola plastik menjadi lampu lampion yang cantik dan berdaya jual lebih tinggi. Banyak hal yang dapat kita lakukan terhadap limbah - limbah anorganik agar tidak merusak lingkungan. Karena seperti yang kita tahu bahwa limbah anorganik adalah limbah yang membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan ribuan tahun untuk proses penguraiannya. Karena nantinya, kami - mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan- akan menjadi seorang guru, maka hal yang akan saya lakukan adalah menanamkan nilai - nilai kebersihan dan cinta terhadap alam kepada anak didik saya. Saya akan memberikan tugas tugas praktik untuk membuat kerajinan yang berbahan dasar limbah anorganik dan tentunya dengan prinsip dasar ilmu fisika. Jadi, saya dapat mengajarkan ilmu fisika dengan cara yang menyenangkan dan dapat dimengerti oleh peserta didik. Selain itu, saya juga dapat memperbaiki lingkungan dan mengajarkan peserta didik untuk mencintai alam dan memanfaatkan limbah - limbah yang dapat di daur ulang untuk sesuatu yang lebih berguna dan dapat menghasilkan nilai jual. Sehingga terdapat timbal balik yang baik antara lingkungan dan manusia. Hal di atas adalah contoh salah satu ide dalam memperbaiki kondisi lingkungan alam. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan alam kita sudah rusak. Tetapi ternyata arus globalisasi dan westernisasi juga membawa kerusakan sosial dan budaya yang tidak dapat kita hindari. Bahkan Uni Sovyet yang awalnya menganut asas Negara tertutup yang menolak menerima perubahan sosial dan budaya, akhirnya juga terpaksa membuka diri, karena memang perubahan sosial dan budaya merupakan perubahan yang paling sulit untuk dihindari.

Seperti kita tahu, bahwa bagai dua sisi uang logam, perubahan sosial dan budaya juga mempunyai dua sisi, yaitu sisi positif dan sisi negatif. Sisi positifnya contohnya dalam hal komunikasi. Sebagai dampak globalisasi, batas - batas Negara seakan - akan menjadi tidak berarti, sehingga komunikasi dapat semakin mudah dilakukan bahkan lintas Negara sekalipun. Selain itu, pertukaran informasi semakin mudah dilakukan, dan kemajuan ilmu pengetahuan semakin pesat. Karena mudahnya melakukan pertukaran informasi dan komunikasi, maka proses transfer dan pertukaran budaya juga semakin mudah terjadi. Padahal kebudayaan setiap Negara bahkan setiap tempat berbeda - beda. Belum tentu kebudayaan yang masuk ke dalam Negara tersebut - akibat adanya pertukaran budaya- tidak cocok dengan budaya aslinya. Contohnya Negara Indonesia. Indonesia adalah Negara timur yang budayanya cenderung tidak cocok dengan budaya dari Negara barat. Budaya barat adalah budaya yang tidak terlalu mengindahkan nilai tata krama dan sopan santun, serta identik dengan kehidupan malam. Hal ini tentu tidak cocok dengan kebudayaan Indonesia yang mengindahkan nilai tata krama dan sopan santun sebagai nilai fundamental yang telah mendarah daging pada seluruh rakyat Indonesia. Tetapi perubahan yang tidak sesuai dengan kebudayaan asli Indonesia tersebut saat ini sudah terlanjur menjadi kebudayaan bagi sebagian warga Indonesia. Saat ini klub malam bukan menjadi hal asing dan bahkan di setiap kota tidak jarang kita menemukan lebih dari satu klub malam. Contoh lain adalah mudahnya anak - anak di bawah umur mengunjungi situs - situs porno yang saat ini dapat dengan mudah diakses oleh segala umur.

Anda mungkin juga menyukai