PENDAHULUAN
Proses belajar-mengajar fisika khususnya
dan IPA pada umumnya harus dipandang sebagai
suatu proses dan sekaligus produk. Pendidikan
disebut bermutu dari segi proses, jika proses
belajar-mengajar berlangsung secara efektif dan
peserta didik mengalami proses pembelajaran yang
bermakna, Oleh karena itu, dalam pembelajaran
fisika proses dan produk dijadikan pertimbangan
dalam memilih strategi atau metode mengajar
sehingga
proses
belajar-mengajar
dapat
berlangsung efektif dan efisien. Salah satu indikator
keberhasilan sekolah adalah apabila hasil ujian
akhir siswa mencapai target yang telah ditetapkan.
Kondisi di lapangan saat ini menunjukkan bahwa
hasil yang dicapai sekolah belum optimal. Selain
disebabkan karena kurangnya kemampuan siswa
hal ini juga disebabkan karena proses pembelajaran
yang kurang efektif. Melihat realitas pembelajaran
yang ada di sekolah saat ini, banyak ditemukan
bahwa kegiatan pembelajaran masih didominasi
oleh model pembelajaran konvensional berupa
kegiatan ceramah oleh guru saja.
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 13
Purworejo khususnya pada pokok bahasan getaran
dan gelombang yang selama ini pembelajaran
masih menggunakan strategi pembelajaran
konvensional yaitu, siswa hanya menerima materi
dari guru sehingga para siswa lebih cenderung pasif
dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran
yang demikian ini menyebabkan siswa kurang aktif
selama proses pembelajaran berlangsung sehingga
akan menimbulkan kejenuhan, hal tersebut akan
mengakibatkan penurunan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
terhadap guru fisika menunjukkan bahwa nilai ratarata fisika siswa yaitu 54,11 masih dibawah nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) fisika kelas
VIII yaitu 63,2 serta nilai ketuntasan yang telah
ditetapkan guru yaitu 65. Hasil observasi yang telah
dilakukan di kelas VIII B SMP Negeri 13
Purworejo menunjukkan bahwa keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran masih kurang. Hal ini
terlihat dari kurangnya siswa dalam bertanya,
karena selama kegiatan pembelajaran semua
aktivitas siswa tidak diberi penilaian oleh guru.
Menurut penjelasan guru fisika dan siswa melalui
hasil wawancara pada saat observasi menunjukkan
bahwa pembelajaran fisika yang dilakukan
didominasi dengan menggunakan metode ceramah,
sehingga siswa merasa bosan dan cenderung kurang
aktif dalam mengikuti pembelajaran fisika. Selain
itu pemanfaatan laboratorium dan fasilitas yang ada
sebagai sarana untuk mengembangkan kreativitas
dan keterampilan psikomotorik siswa dalam
pembelajaran belum digunakan secara optimal,
sehingga metode kerja laboratorium jarang sekali
digunakan dalam proses pembelajaran fisika.
Proses kegiatan belajar mengajar yang
melibatkan keaktifan siswa serta siswa dituntut
untuk menemukan sebuah konsep diperlukan untuk
memecahkan
permasalahan
dalam
proses
pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 13
Purworejo. Teori belajar Bruner dalam kerja
laboratorium terbimbing diharapkan mampu
menjadikan pembelajaran fisika lebih bermakna
sehingga hasil belajar siswa baik pada aspek
kognitif, psikomotorik, dan afektif dapat
ditingkatkan. Dengan demikian, perlu dilakukan
penelitian tindakan kelas tentang penerapan teori
belajar Bruner pada pembelajaran fisika pokok
bahasan getaran dan gelombang dengan metode
kerja laboratorium terbimbing untuk meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 13
Purworejo.
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa
dalam pembelajaran fisika pokok bahasan
getaran dan gelombang setelah diterapkannya
teori belajar Bruner dalam kerja laboratorium
terbimbing.
2. Meningkatkan hasil belajar ranah psikomotorik
siswa dalam pembelajaran fisika pokok bahasan
getaran dan gelombang setelah diterapkannya
teori belajar Bruner dalam kerja laboratorium
terbimbing.
3. Meningkatkan hasil belajar ranah afektif siswa
dalam pembelajaran fisika pokok bahasan
getaran dan gelombang setelah diterapkannya
KAJIAN PUSTAKA
1. Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan banyak digunakan
untuk meneliti upaya perbaikan pembelajaran di
kelas. Oleh karena itu kemudian dikenal istilah
penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Penelitian Tindakan Kelas adalah
penelitian yang dilakukan baik oleh guru
maupun calon guru sebagai peneliti untuk
memecahkan suatu permasalahan yang timbul di
kelas dengan memberikan perlakuan agar
diperoleh kualitas pembelajaran yang lebih baik.
Menurut Kunandar (2008: 44), tujuan utama
penelitian tindakan kelas adalah untuk
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di
kelas dan meningkatkan kegiatan guru dalam
mengembangkan profesinya.
2. Metode kerja laboratorium terbimbing dalam
pembelajaran fisika
Pada dasarnya untuk mengajarkan fisika
diperlukan
teori-teori
belajar
yang
menggunakan eksperimen di laboratorium
sebagai metode pembelajarannya. Menurut
Zuhdan Kun Prasetyo (2001: 2.4), metode untuk
mempelajari fisika yang dilakukan di
laboratorium disebut dengan metode kerja
laboratorium. Kerja laboratorium melibatkan
siswa dalam investigasi sesungguhnya sehingga
mereka dapat mengamati, mengidentifikasi
masalah, mendesain cara kerja, mengukur, dan
mengambil
kesimpulan
sendiri.
Kerja
laboratorium akan dapat mempengaruhi sikap
mereka untuk memulai melakukan kerja ilmiah.
Kerja laboratorium juga dapat membantu siswa
dalam memahami konsep dan prinsip dengan
lebih baik dalam proses pembelajaran fisika.
3. Teori belajar Bruner dalam kerja laboratorium
terbimbing
Belajar penemuan (discovery learning)
merupakan salah satu model pembelajaran yang
dikembangkan oleh Jerome Bruner (1966).
Teori belajar yang pernah dikemukakan Jerome
Bruner yakni free discovery learning. Menurut
teori itu proses belajar akan berjalan dengan
baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu aturan
termasuk (konsep, teori, definisi) melalui
contoh-contoh yang menggambarkan aturan
yang ia jumpai dalam kehidupannya. Bruner
yakin bahwa belajar penemuan adalah proses
METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas. Penelitian ini melibatkan 1 orang
guru mata pelajaran fisika dan 6 observer pada
siklus I dan 8 observer pada siklus II serta siswa
kelas VIII SMP N 13 Purworejo dengan pokok
bahasan getaran dan gelombang. Sesuai dengan
rekomendasi dari guru dan observasi awal yang
dilakukan maka kelas VIII B yang dipilih menjadi
kelas sampelnya dari jumlah populasi kelas VIII
yaitu 155 siswa yang dibagi menjadi 5 kelas dengan
jumlah siswa 31 tiap kelasnya.
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus.
Desain penelitian yang peneliti gunakan adalah
model PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart. Secara garis besar terdapat tiga tahapan
tiap siklusnya yaitu pertama perencanaan, kedua
tindakan dan observasi, dan yang ketiga refleksi.
Keterangan :
0 = Perenungan
1 = Perencanaan
2 = Tindakan dan Observasi
3 = Refleksi
4 = Perencanaan II
5= Tindakan dan Observasi II
6 = Refleksi II
B
X 100 %
N
Keterangan:
P = persentase keberhasilan produk
B = jumlah siswa yang menjawab benar
N = jumlah keseluruhan siswa
3. Tingkat
keberhasilan
proses
kegiatan
pembelajaran
tercermin
pada
ranah
psikomotorik dan afektif, yaitu dengan
Kriteria
Sangat baik
Baik
Sedang
Kurang
Sanagat baik
Hasil belajar
Siklus I
Siklus
II
Ranah kognitif
Ranah psikomotorik
LKS 1
Ranah psikomotorik
LKS 2
Ranah afektif LKS 1
56,26
69,55
Kenaikkan
nilai ratarata siswa
13,29
71,07
81,68
10,61
61,43
79,84
18,41
72,83
88,47
15,64
71,42
86,85
15,43
DAFTAR PUSTAKA
Abun. (2011). Upaya Peningkatan Aktivitas Siswa
dalam Pembelajaran Sains melalui Kerja
Laboratorium di Kelas VII E SMP Negeri 1 Depok,
Sleman, Yogyakarta, Laporan Penelitian Tindakan
Kelas. Yogyakarta: FMIPA UNY
Ahmad Abu Hamid. (2004). Kajian Fisika Sekolah.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
Dwi Purwanti. (2006). Meningkatkan Kemampuan Siswa
tentang Pembagian Menurut Teori Jerome S.
Brunner. Semarang: FIP UNNES
Ella Yulaelawati. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran
Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung : Pakar Raya.
Francis W. Sears. (1993). Fisika Universitas Edisi
Keenam Jilid 1, terjemahan Sri Jatno Wirjosoedibjo
dan Soegeng. Jakarta: Erlangga.
Harjanto. (2003). Perencanaan Pengajaran: Komponen
MKDK Materi Disesuaikan dengan Silabi Kurikulum
Nasional IAIN Cetakan Ke-3. Jakarta: Renika Cipta.
Hendyat
Soetopo.
(2005).
Pendidikan
dan
Pembelajaran, Teori, Permasalahan dan Praktek.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Lyman, Howard B. (1978). Test Scores and What They
Mean Third Edition. Engelwood Cliffs, NJ: Prentice
Hall, Inc.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan
Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Martin Kanginan. (2002). Sains Fisika SMP 1A. Jakarta:
Erlangga.
Mimin Haryati. (2007). Model dan Teknik Penilaian
pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung
Persada Press.
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati. (1993). Upaya
Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.