Anda di halaman 1dari 4

REFLEKSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

ELSYE YOLANDA IMELDA NOYA S.Si


NIP/NUPTK . 197808212009042001 / 7153756657210073

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 11 MALUKU TENGAH
Jln. Waenana No.2 Kailolo Kode Pos 97591
REFLEKSI PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Nama Peneliti : ELSYE YOLANDA IMELDA NOYA S.Si


Judul Penelitian : Upaya Meningkatkan Keaktifan Peserta didik Melalui pembelajaran
Diferensiasi Pada Kelas X SMA Negeri 11 Maluku Tengah
Tempat Penelitian : SMA Negeri 11 Maluku Tengah
Objek penelitian : Kelas X

Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil kajian dan pengamatan langsung di kelas X
pada SMA Negeri 11 Maluku Tengah, yang menunjukkan pembelajaran pada Biologi dengan
materi virus dan peranannya dapat dilihat dari hasil pretes adalah sebanyak 7 peserta didik yang
lulus dengan persentase (23%) dari 23 peserta didik, hal ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta
didik dalam proses pembelajaran masih rendah. Berdasarkan hasil tes tersebut maka perlu
diadakan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Adapun Penelitian Tindakan
Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Tindakan siklus I dilaksanakan selama 1 minggu mulai tanggal 11 sampai 14 Februari
2022. Pada siklus I guru memetakan gaya belajar peserta didik menggunakan video pembelajaran
untuk gaya belajar visual, memyajikan materi melalui media canva untuk gaya belajar audiotori
dan gaya belajar kinestetik melakukan demonstrasi terkait materi virus dan peranannya.
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan prestasi belajar sebelum tindakan,
dapat diperoleh informasi data awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari dari siswa kelas
X sebanyak 23 peserta didik terdapat 14 peserta didik atau 45 % yang masih belum mampu
berpartisipasi atau aktif dalam kerja kelompok dan mencapai KKM. Hal itu dapat dilihat dari
keaktifan peserta didik sedang, nilai yang dicapai peserta didik sedang, tingkat ketertarikan peserta
didik terhadap materi sedang, tingkat keantusiasan sedang, keaktifan mengemukana pendapat
sedang, kemampuan bertanya rendah.
Berdasarkan pengamatan dan pencatatan terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar
tersebut diperoleh informasi sebagai data awal bahwa siswa kelas X SMA Negeri 11 Maluku
Tengah sebanyak 23 peserta didik yang mana sebagian besar peserta didik belum dapat memahami
atau menguasai materi virus dan peranannya, sehingga mereka masih kesulitan menentukan virus
yang menguntungkan dan virus yang merugikan. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa antara
nilai peserta didik pra siklus yang belum dikenai tindakan dengan siklus I dengan yang sudah
dikenai tindakan mengalami kenaikan. Persentase ketuntasan peserta didik yang sudah mencapai
KKM dari seluruh peserta didik juga mengalami kenaikan, pada pra siklus 23% dan pada siklus I
meningkat menjadi 55%. Sehubungan dengan yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilan
penelitian adalah bahwa peserta didik tuntas adalah 65% maka perlu dilanjutkan ke siklus II.
Mengingat hasil analisis siklus I, sebagian besar pesrta didik masih mengalami kesulitan
menentukan virus yang merugikan dan virus yang menguntungkan bagi manusia, maka rencana
penelitian pada siklus 2 ini adalah peneliti menggunakan model pembelajaran diferensiasi. Hasil
observasi pada siklus 2 adalah sebagai berikut: keaktifan peserta didik tinggi, nilai yang dicapai
peserta didik sedang, tingkat ketertarikan peserta didik terhadap materi virus dan peranannya
tinggi, tingkat keantusiasan tinggi, keaktifan bertanya sedang, kemampuan mengemukakan
pendapat tinggi.
Dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru kelas I, hasil analisis data pada pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada siklus 2, secara umum telah menunjukkan
perubahan yang cukup tinggi. Guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes
dengan memahami kekurangan-kekurangan kecil diantaranya kurang control waktu dan belum
memberikan tindak lanjut. Presentase hasil belajar dan partisipasi peserta didik dalam
pembelajaran terlihat meningkat drastis. Para peserta didik lebih banyak memperhatikan dan
menjawab pertanyaan guru, lebih bersemangat, dan kreatif. Kemampuan dalam mengemukakan
pendapat lebih meningkat. Dengan partisipasi pesert didik dalam pembelajaran yang semakin
meningkat, suasana kelas pun menjadi hidup dan lebih menyenangkan. Dari analisis hasil test pada
siklus 2 ini diketahui bahwa nilai rata-rata peserta didik adalah 80,70 dan peserta didik yang
memperoleh nilai di bawah batas KKM sebanyak 7 peserta didik atau 23%. Pembelajaran Biologi
dengan materi virus dan peranannya sudah bisa dikatakan berhasil. Hal tersebut terbukti nilai
keaktifan peserta didik dari sebelum tindakan sampai pelaksanaan siklus 2 terus meningkat, dan
nilai rata-rata kelas pun naik. Semula sebelum tindakan, nilai Biologi dengan materi virus dan
peranannya permulaan rata-rata kelasnya hanya 60,41.
Setelah diadakan tindakan, yaitu mengajar dengan menggunakan pembelajaran
diferensiasi, pada siklus 1 nilai rata-ratanya naik menjadi 74,73. Pada siklus 1 ini masih terdapat
14 siswa yang nilainya belum mencapai KKM, maka peneliti melanjutkan penelitian siklus 2. Pada
siklus 2 ini, nilai rata-rata kelas naik menjadi 80,70. Maka, tidak dilanjutkan ke siklus 3 karena
sudah mencapai 77% peserta didik yang berhasil. Pada siklus 3 ini, presentase peserta didik yang
sudah berhasil pembelajaran membaca permulaannya adalah sebanyak 90,3% dengan nilai rata-
rata 88,80. Pada penelitian ini, masih terdapat 3 peserta didik yang nilainya belum mencapai KKM.
Hal tersebut terjadi karena faktor dari peserta didik itu sendiri. Pesrta didik tersebut memiliki sifat
yang pemalas, kurang motivasi dari orang tua, di rumah tidak ada yang mau membimbing belajar,
dan pada saat mengikuti pelajaran selalu bermain sendiri. Setiap kali dinasehati guru, peserta didik
tersebut diam, namun tidak menghiraukan. Peserta didik tersebut tetap bermain tanpa merespon
pelajaran, karena dengan alasan malas belajar.
Mengajar dengan menggunakan pembelajaran diferensiasi ini mampu menumbuhkan
keaktifan peserta didik ,sehingga peserta didik menjadi lebih termotivasi dan tertarik dalam
pelajaran membaca permulaan. Ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan membaca
dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Hal di atas dapat dilihat dari meningkatnya
kemampuan membaca peserta didik yang sudah mencapai KKM ≥65. Dari 31 jumlah peserta didik
kelas X selama penelitian semua hadir. Persentase ketuntasan pada pra siklus yaitu 23%, siklus I
yaitu 55% dan siklus II 77% siswa mencapai KKM.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini, memberi ruang bagi saya untuk merefleksi diri,
bahwasanya keberadaaan gaya belajar (pembelajaran diferensiasi) sangat diperlukan dalam
pembelajaran karena menjadi jembatan penghubung antara guru dan peserta didik dan pebelajaran
lebih berpusat pada peserta didik. Dengan refleksi ini saya menjadi tahu kelemahan yang ada
dalam kegaitan pembelajaran yang saya lakukan. Semoga kedepannya, saya pribadi dapat terus
membiasakan melakukan perefleksian diri tentang praktik pembelajaran yang dilakukan melalui
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
Kailolo, 06 November 2023
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Sapia Marasabessy, S.Ag, M.Pd Elsye Yolanda Imelda Noya S.Si


NIP. 197004081995122002 NIP. 197808212009042001

Anda mungkin juga menyukai