Anda di halaman 1dari 13

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: ELSYE YOLANDA IMELDA NOYA
Asal Institusi : SMA NEGERI 11 MALUKU TENGAH
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah yang
telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi
penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik
masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan
temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan
sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab
masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk menganalisis
penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman
dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan
pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang dapat
diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda
menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan
data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah
yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan
yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi


telah penyebab masalah
diidentifikasi

1 Seringkali terjadi 1. Kajian Literatur Setelah dianalisis


perkelahian antar  Jurnal Paedagogy: Jurnal Penelitian penyebab sering terjadinya
peserta didik dari 2 dan Pengembangan Pendidikan Vol. perkelahian antar peserta
desa bertetangga. 10 No. 3 : Juli 2023 didik karena:
Konflik yang berlangsung antar
1.Kesalahpahaman yang
peserta didik di sekolah berbentuk
konflik personal dan bullying. melibatkan gengsi dan
Resolusi konflik dengan guru yang ego peserta didik itu
dilakukan oleh peserta didik sendiri
dilakukan dengan bersikap pasif dan 2.Kurangnya kasih sayang
memilih untuk menarik diri dari orang tua
konflik. Sedangkan resolusi konflik 3.Bullying yang terjadi
dengan sesama peserta didik
bagi yang lemah
dilakukan dengan cara pasif dan
konfrontasi. 4.Pergaruh pergaulan
(Muh. Hasbi, Siti Komariah, Wilodati. Strategi dalam berteman
Pengembangan Kemampuan Resolusi Konflik
Melalui Pembelajaran Sosiologi bagi Peserta
Didik Sekolah Menengah Atas. Universitas
Pendidikan Indonesia) (https://e-
journal.undikma.ac.id/index.php/pedagogy/index

 Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 6


no.1 April 2023
Faktor apa saja yang mendorong
para pelajar terlibat tindak aksi
kekerasan tawuran antar pelajar.
a. Faktor Internal
1). Krisis identitas
2). Emosi yang tidak stabil
b. Faktor Eksternal
1. kurangnya bimbingan dan
kasih sayang dari keluarga
2. Pengaruh pergaulan dalam
berteman
(Meisyifa Triandiva. Dampak Tawuran antar
Pelajar di SMKN 1 Budi Utomo Jakarta Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Bahasan
dan Sastra Indonesia, Universitas
Muhammadiyah Surakrta, Indonesia)
(http://journal.ummat.ac.id/index.php/pendeka)

2. Wawancara Pihak Sekolah


Kepala Sekolah
Penyebabnya adalah masalah ego
anak muda dan masalah semacam ini
juga terjadi di tempat lain
(hasil wawancara via Wa dengan Kepala Sekolah
SMA Negeri 11 Maluku Tengah)

Guru Penggerak
Sering terjadi perkelahian antar
peserta didik disebabkan karena:
 Gengsi dan ego. ada peserta didik
menganggap lebih baik dalam hal
fisik daripada peserta didik yang
lain, ini bisa memicu perkelahian
antar peserta didik
 Terprovokasi oleh pihak lain yang
tidak bertanggung jawab juga bisa
memicu terjadinya perkelahian
antar peserta didik
(Hasil wawancara via Wa dengan Guru penggerak
Angk 4 SMA Negeri 11 Maluku Tengah)

Guru
Terjadinya perkelahian antar peserta
didik dari dua desa yang berbeda
maka ada banyak unsur yang menjadi
penyebab.
 Salah satunya masalah bisa timbul
karena adanya konflik antar desa
tersebut yang memicu adanya
ketidaknyamaan dan mrambat
sampai di lembaga pendidikan
dalam hal ini peserta didik.
Masing-masing akan merasa diri
dan kelompoknya benar sehingga
menimbulkan polemic yang
berakhir dengan perkelahian.
 Adanya perundungan atau
bullying. Biasanya yang menjadi
korban adalah peserta didik
perempuan. Dan hal ini dapat
memicu perkelahian antar peserta
didik. Karena pihak korban tidak
akan tinggal diam melihat teman
atau sesamanya dirundung.
 Adanya persaingan saat proses
belajar mengajar di dalam kelas.
Peserta didik akan saling
berlomba satu dengan yang lain
untuk memberikan yang terbaik.
Hal ini bisa saja memicu
kecemburuan social bahkan
dampak negative
(hasil wawancara via Wa dengan rekan
sejawat pada SMA Negeri 11 Maluku tengah)
3. Wawancara Pakar/Pihak yang lain
Perkelahian yang terjadi antar peserta
didik yang terjadi pada 2 desa
bertetangga itu merupakan
kesalahpahaman antara peserta didik
pada lingkungan sekolah
(hasil wawancara via Wa dengan tokoh Pemuda
Desa Kailolo Kec. Pulau Haruku Kabupaten
Maluku Tengah)

2 Peserta didik lebih 1. Kajian Literatur Setelah dianalisis


terpengaruh dengan  Jurnal FOKUS Volume 6, No. 1, penyebab cara berpakaian
style berpakaian Januari 2023 peserta didik yang tidak
zaman sekarang Rendahnya kedisiplinan peserta sesuai dengan aturan
sehingga tidak didik terhadap peraturan di sekolah sekolah karena:
sesuai dengan aturan disebabkan oleh kurang memiliki 1.Kurang pengontrolan
berpakaian yang kesadaran terhadap kedisiplinan, dari pihak sekolah terkait
telah ditetapkan oleh tidak mampu mengendalikan diri, peraturan tata tertib
sekolah memanajemen diri dan kurangnya sekolah
perhatian dari orang tua untuk 2. Kurang perhatian orang
memberi motivasi dan mengingatkan tua ketika peserta didik
untuk selalu tertib, sehingga mereka berpakaian seragam
berbuat semaunya sendiri. sekolah
(Repina Aulia, Asep Samsudin, Siti Fatimah. 3. Lingkungan pergaulan
GAMBARAN KEDISIPLINAN PESERTA
DIDIK KELAS VIII DI MTS NEGERI 4
yang mengikut trend
BOGOR. Program Studi Bimbingan dan masa kini
Konseling IKIP SILIWANGI)
(https://journal.ikipsiliwangi.ac.id)

 Jurnal Attending E-ISSN: 2829-


1247.Volume 2 Nomor 3, Juli 2023
Faktor-faktor penyebab timbulnya
pelanggaran tata tertib sekolah dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal ialah faktor yang
berasal dari dalam diri individu.
2. Faktor eksternal ialah faktor yang
berasal dari luar individu,
meliputi:
a.Lingkungan keluarga
b. Lingkungan sekolah
c. Lingkungan pergaulan
(Satna, Jahada, FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
PELANGGARAN TATA TERTIB SEKOLAH,
Universitas Halu Oleo)
2. Wawancara pihak sekolah
 Kepala Sekolah
Beda jaman beda orangnya karena
fashion sudah menjadi kebutuhan
(hasil wawancara via Wa dengan Kepala
Sekolah SMA Negeri 11 Maluku Tengah)

 Guru Penggerak
Pemicu adanya trend baru yang
dianggap eksis seiring
berkembangnya jaman bisa dilihat
dari cara berpakaian siswa.
(Hasil wawancara via Wa dengan Guru
penggerak Angk 4 SMA Negeri 11 Maluku
Tengah)

 Guru
Penyebabnya karena pihak sekolah
tidak mengontrol dan memberikan
sanksi tegas kepada peserta didik
yang melanggar aturan sekolah dan
kurang adanya kesadaran peserta
didik terhadap siapa dirinya di
sekolah serta kurangnya sikap
menghargai aturan sekolah
sehingga mereka seenaknya saja
dalam berpakaian
(hasil wawancara via Wa dengan rekan sejawat
pada SMA Negeri 11 Maluku tengah)

3. Wawancara pakar / pihak yang lain


Adanya trend baru yang dianggap
eksis di masa itu sehingga peserta
didik tidak lagi mengikuti aturan
sekolah yang dittapkan
(hasil wawancara via telp dengan Guru BP/BK
SMA Negeri 11 Maluku Tengah)
3 Minat membaca 1. Kajian Literatur Setelah menganalisis
peserta didik sangat  Student Scientific Creativity penyebab minat membaca
kurang Journal (SSCJ) Vol.1, No.4 Juli peserta didik sangat
2023 kurang karena:
Berikut penjelasan mengenai 1. Kebiasaan membaca
Faktor eksternal dan internal sejak dini belum
penyebab rendahnya minat dilaksanakan baik dari
membaca : dalam keluarga
1.Faktor internal ialah faktor yang 2. budaya membaca yang
berasal dari dalam diri siswa, kurang dilingkungan
penyebab rendahnya minat sekolah
membaca siswa yang berasal dari 3. program literasi belum
faktor internal adalah sebagai berjalan maksimal.
berikut: 4. Dipengaruhi oleh factor
a.Intelegensi internal dan factor
b. usia eksternal yang berasal
c. Jenis kelamin dari peserta didik
d. Kemampuan membaca 5. peran perpustakaan
e. sikap sekolah yang belum
f. kebutuhan psikologi maksimal
2. Faktor eksternal 6. pengaruh pengunaan
a. Generasi serba instan smarthphone.
b. pengaruh media social
c. bahan bacaan
d.pengaruh teman sebaya
f. orang tua
g. Guru
(Zulfan Efendi, Wahyu Nur Hisyam, Andhita
Risko Faristiana. KURANGNYA MINAT BACA
BUKU KALANGAN MAHASISWA, Institut
Agama Islam Negeri Ponorogo
(https://doi.org/10.55606/sscj-amik.v1i4)

 Jurnal Pendidikan dan Konseling


(JPDK) Vol. 4 No. 4 (2022)
Ada dua faktor penyebab
kurangnya minat baca siswa, yaitu
faktor internal merupakan faktor
yang berasal dari diri siswa yaitu
kemampuan membaca, memahami
makna yang terkandung dalam
bacaan, kurangnya membiasakan
membaca, membaca buku atas
perintah guru, siswa jarang
mencari buku atau bahan bacaan
sesuai dengan kebutuhannya, siswa
yang menyelesaikan tugas melalui
internet tanpa buku. sedangkan
faktor eksternal merupakan yang
disebabkan oleh oleh diri siswa
sendiri yaitu lingkungan sekolah
kurang mendukung, budaya
membaca yang kurang
dilingkungan sekolah, program
literasi belum berjalan maksimal,
mading sekolah yang tidak pernah
diperbaharui, sekolah tidak
memiliki tempat khusus untuk
membaca selain diperpustakaan,
peran perpustakaan sekolah yang
belum maksimal, dan pengaruh
pengunaan smarthphone.
(Dandi Solahudin, Misdalina Misdalina,
Noviati Noviati. Analisis Faktor Penyebab
Rendahnya Minat Baca Pada Siswa Kelas 5 SD
Negeri 4 Tanjung Lago. Universitas PGRI
Palembang)
https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i4.5465

2. Wawancara pihak sekolah


 Kepala sekolah
Malas menjadi factor utama, selain itu
sudah ketergantungan dengan Hp,
membuat minat baca peserta didik
menjadi berkurang
(hasil wawancara via Wa dengan Kepala sekolah
SMA Negeri 11 Maluku Tengah)

 Guru Penggerak
Faktor penyebab adalah pengaruh
lingkungan:
a. Di lingkungan keluarga misalnya
kurangnya peran orang tua
dalam mendidik (tidak peduli)
b. Di lingkungan masyarakat,
banyaknya anak-anak yang
terpengaruh dengan game online
sehingga mengakibatkan waktu
belajar di habiskan untuk
bermain game online akibatnya
terpengaruh juga bagi anak
tersebut apabila bergaul dengan
teman-temannya di mana dia
berada.
c. Di lingkungan sekolah, peran
perpustakaan belum maksimal,
keterbatasan buku / bahan
bacaan, dll
(Hasil wawancara via Wa dengan Guru
penggerak Angk 4 SMA Negeri 11 Maluku
Tengah)

 Guru
Di Era yang semakin berkembang
pesat dengan kemajuan teknolgi
ini, minat baca peserta didik
semakin kurang. Karena peserta
didik lebih memilih menggunakan
gadget bukan untuk sarana belajar
namun sebaiknya untuk hal yang
tidaklah penting.
(hasil wawancara via Wa dengan rekan
sejawat pada SMA Negeri 11 Maluku tengah)

3. Wawancara Pakar/Dosen FKIP


Penyebab kurangnya minat membaca
peserta didik saat ini antara lain:
1. Belum dibangunnya kebiasaan
membaca sejak dini
2. Penggunaan teknologi informasi
elektronik yang lebih canggih
sehingga tidak lagi mengutamakan
buku
3. Sarana dan prasarana pendidikan
yang belum merata
4. Perkembangan kegiatan giat
membaca di sekolah yang masih
belum sesuai dari harapan
5. Kemampuan daya belu masyarakat
terhadap buku yang belum
menyeluruh
(hasil wawancara via wa dengan Dosen
Geografi FKIP Unpatti Ambon )
6. Bahan yang dibaca menggunakan
bahasa asing. Itu akan menjadi
sulit dipahami, terutama bagi
peserta didik yang tidak suka
bahasa inggris dll
7. Bahan bacaannya bukan bidang
yang disukai peserta didik,
misalnya peserta didik suka mapel
matematika namun disuruh baca
bahan social budaya atau politik
dsbnya sehingga kurang
interestnya peserta didik
(hasil wawancara via Wa dengan Dosen
Bahasa Inggris FKIP Unpatti Ambon)

4 Dalam proses 1. Kajian literature Setelah dianalisis


pembelajaran Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar penyebab beragamnya
ditemukan beragam Pembiasaan karakter tanggung karakter peserta didik yang
karakter peserta jawab ini dapat dibiasakan melalui membutuhkan perhatian
didik yang mengerjakan soal, mengikuti pendidik karena:
membutuhkan kegiatan pembelajaran sampai dua factor yakni
perhatian pendidik selesai, namun fenomena pada saat 1. factor bawaan
ini kebanyakan peserta didik yang merupakan factor
tidak mengerjakan soal dengan baik biologis yang
dikarenakan banyak peserta didik diturunkan melalui
yang lebih suka bermain di kelas dan pewaris genetic oleh
tidak mendengarkan guru pada saat orang tua
proses pembelajaran di karenakan 2. factor lingkungan yaitu
peserta didik lalai dalam tanggung factor yang
jawabnya bahwa tanggung jawab menyebabkan
peserta didik adalah belajar dan terjadinya perbedaan
kebanyakan zaman sekarang peserta individual di antaranya
didik lebih suka bermain daripada perbedaan latar
belajar dirumah. belakang keluarga,
(Sry Wahyuni, Yeni Erita, Yanti Fitria perbedaan tingkat
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
kecerdasan, perbedaan
TANGGUNG JAWAB DALAM
PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA kesiapan belajar, dan
DI SD NEGERI 19 SILUNGKANG ISSN perbedaan persepsi dan
Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
minat
Volume 09 Nomor 01, Juni 2023)

Jurnal Penelitian Mahasiswa Vol.


2, No. 1 Maret 2023
Berikut beberapa alasan mengapa
pendidikan karakter sangat penting
dalam pembelajaran.
a. Membentuk Karakter Yang
Baik
b. Meningkatkan Kualitas Hidup
c. Meningkatkan Pengalaman
Belajar
d. Membentuk Warga Negara
Yang Baik
e. Meningkatkan Toleransi dan
Kesetaraan
(Tebi Hariyadi Purna, Candra Viamita
Prakoso, Ratna Sari Dewi. Pentingnya Karakter
Untuk Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Kualitas Pendidikan Di Era Digital.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)

2. Wawancara pihak sekolah


 Kepala sekolah
Karakter masing-masing orang
berbeda begitupun dengan peserta
didk kita. Jadi tugas sebagai
pendidik harus mengenal betul
setiap karakter dari peserta didik
(wawancara via Wa dengan Kepala Sekolah
SMA Negeri 11 Maluku Tengah)
 Guru Penggerak
Penyebab peserta didik yang
berbeda adalah factor keluarga
dengan latar belakang , lingkungan
alam dan social budaya.
(Hasil wawancara via Wa dengan Guru
penggerak Angk 4 SMA Negeri 11 Maluku
Tengah)

 Guru
Bagaimanapun peserta didik berasal
dari latar belakang keluarga yang
berbeda-beda sehingga terkadang
mereka membutuhkan keberadaan
dan perhatian kita
(hasil wawancara via Wa dengan rekan sejawat
pada SMA Negeri 11 Maluku tengah)

3. Wawancara Pakar/pihak yang terkait


Pada dasarnya setiap anak/peserta
didik/siswa memiliki karakteristik
yang berbeda dalam belajar.
Perbedaan itu disebabkan oleh dua
factor yakni
1. factor bawaan merupakan factor
biologis yang diturunkan melalui
pewaris genetic oleh orang tua
2. factor lingkungan yaitu factor yang
menyebabkan terjadinya perbedaan
individual di antaranya perbedaan
latar belakang keluarga, perbedaan
tingkat kecerdasan, perbedaan
kesiapan belajar, dan perbedaan
persepsi dan minat
(hasil wawancara via Wa dengan dosen
Geografi FKIP Unpatti Ambon)
Keberagaman karakter peserta didik
menurut saya bukan merupakan
sebuah masalah, namun ini adalah
kenyataan/fakta dalam dunia
pendidikan. Yang lebih berperan
dalam hal ini adalah pendidik.
(hasil wawancara via Wa dengan Dosen Bahasa
Inggris FKIP Unpatti Ambon)

5 Ketersediaan sarana 1. Kajian Literatur


pemanfaatan  JURNAL ILMU PENDIDIKAN
teknologi dari pihak Problematika guru dalam
sekolah belum pemanfaatan TIK adalah minimnya
optimal dalam setiap jumlah media di sekolah,
proses penyimpanan media, kurangnya
pengetahuan dan keterampilan guru
pembelajaran.
serta kerepotan guru saat mengajar
menggunakan media IT.
(Salsabilla An’navi, Sukartono.
Problematika Guru dalam Menggunakan
Media IT pada Pembelajaran Siswa Kelas
4 Sekolah Dasar. Indonesia Universitas
Muhammadiyah Surakarta 2023
(https://
jayapanguspress.penerbit.org/
index.php/cetta)

 JURNAL PRAKTISI
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Masih banyak satuan pendidikan
dengan ketersediaan sarana
prasarana tidak terpenuhi dan guru
belum memanfaatkan teknologi
informasi secara maksimal.
( Wayan Subadre, Abdul Wahab Jufri, I
Wayan Karta. Pengaruh Sarana Prasarana
Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi
Dalam Pembelajaran Terhadap Mutu
Pendidikan Di Sekolah Menengah
Pertama Negeri Kabupaten Lombok Utara
Tahun 2022. Program Studi Magister
Administrasi Pendidikan, Pascasarjana,
Universitas Mataram, Indonesia.
(http://jpap.unram.ac.id/index.php/jpap)

2. Wawancara Pihak sekolah


 Kepala Sekolah
Fasilitas yang belum sempurna juga
kondisi dimana letak bangunan
sekolah yang berada di tempat yang
kurang memiliki jaringan internet.
(Wawancara via Wa dengan Kepala Sekolah
SMA Negeri 11 Maluku Tengah)

 Guru Penggerak
Banyak factor yang
mempengaruhi pemanfaatan TIK
belum optimal dalam proses
pembelajaran adalah:
1. Tidak adanya sarana dan
prasarana TIK di sekolah
tersebut
2. Tidak adanya akses oleh guru
padahal adanya saran dan
prasarananya disekolah
tersebut
3. Guru tidak memiliki
pengetahuan tentang TIK
4. Tidak adanya kemauan guru
untuk memanfaatkan TIK
(Hasil wawancara via Wa dengan Guru
penggerak Angk 4 SMA Negeri 11
Maluku Tengah)

 Guru
Kurangnya pendapatan sekolah
dikarenakan jumlah siswa pada
sekolah sedikit sehingga sarana
yang dibutuhkan juga tidak tersedia
optimal. Begitupun pihak guru
sendiri tidak terlalu bisa dalam
menggunakan IT di sekolah
sehingga proses pembelajaran juga
penggunaannya kurang optimal
(hasil wawancara via Wa dengan rekan sejawat
pada SMA Negeri 11 Maluku tengah)

3. Wawancara pakar / pihak yang lain


Seperti diketahui bahwa kondisi
geografis dari provinsi Maluku
merupakan daerah dan dikelilingi oleh
lautan, daerahnya terpencar dan
banyak lokasi yang memiliki
aksesbilitas yang sulit dan kadang jauh
dari pusat kota sehingga berdampak
pada :
1. Adanya sekolah yang belum
memiliki akses internet dan jikalau
sudah memiliki tetapi jaringan
internet kurang stabil
2. Kurangnya fasilitas TIK yang
memadai dan seharusnya menjadi
perhatian pemerintah
3. Kurangnya pelatihan /
pendampingan bagi sekolah dan
guru untuk meningkatkan
kompetensi dalam memanfaatkan
teknologi
4. Sekolah masih terbatas dalam
menjalin kerja sama dengan pihak
terkait guna peningkatan
pemanfaatan teknologi dalam
PBM yang berdampak pada
kualitas pembelajaran
(hasil wawancara via Wa dengan dosen
Geografi FKIP Unpatti Ambon)

Anda mungkin juga menyukai