Anda di halaman 1dari 17

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : MIRNAWATI
Asal Institusi : SDN LOE

Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-


penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk
berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang
relevan dengan topik masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah
tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai
referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian
atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk
mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam
tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda


dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk
menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik.
Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan
tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Tabel LK 1.2 Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : MIRNAWATI


Asal Institusi : SDN LOE

No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi


diidentifikasi masalah penyebab masalah

1.  Siswa suka 1. Kajian Literatur Hasil analisis Eksplorasi


menggangu Penyebab Masalah pada
Ditulis oleh Taufiq Hendra Siswa suka mengganggu
temannya dalam
Wicaksono, Alumni BKFIP temannya dalam kelas
kelas.
Universitas Negeri Yogyakarta adalah:
tentang PERILAKU 1. Siswa menolak
MENGGANGGU DI KELAS, bekerja sama
dapat didefinisikan sebagai perilaku dalam kegiatan
tampak yang terjadi di dalam kelas, dikelas serta
yang menganggu guru dan siswa mengabaikan
yang lain, contohnya yaitu menolak hak orang lain.
berpartisipasi atau bekerjasama 2. Siswa tidak
dalam kegiatan kelas, mengabaikan dapat melakukan
hak orang lain, tidak memperhatikan kegiatan secara
pelajaran, membuat keributan dan mandiri dan
meninggalkan tempat duduk tanpa menuntut yang
ijin berlebihan dari
guru.
Arbuckle dan Little (2004: 62) 3. Menolak
menyebutkan perilaku mengganggu mematuhi aturan
yang sering muncul pada anak yang ditetapkan
setingkat Sekolah Dasar (SD) yang oleh guru
meliputi 4. Siswa butuh
 menuntut permintaan harus perhatian yang
segera dipenuhi atau tidak lebih dari orang
bisa menunggu untuk tua dan guru
diperhatikan, 5. Guru dan Orang
 mengganggu kegiatan siswa tua harus
lain, menerapkan
 tidak dapat melakukan disiplin yang
kegiatan secara mandiri atau tepat untuk
menuntut perhatian yang siswa dirumah
berlebihan dari guru, maupun
 membantah ketika ditegur, disekolah.
melarikan diri dari kelas,
 tidak bergaul baik dengan
siswa lain,
 menolak untuk mematuhi
aturan yang ditetapkan guru,
 mengabaikan perasaan orang
lain, dan berbohong.
2. Hasil Wawancara dengan:

Pengawas SD Kec.Walea
Kepulauan Bpk. Sahlan Lamuke,
S. Pd pada tanggal 18 November
2023, Mengatakan bahwa anak yang
suka mengganggu dalam kelas
karena,

 Kurangnya perhatian dari


orang tua.
 Kurangnya Penerapan
disiplin dirumah/Lingkungan
keluarga
 Penerapan disiplin Sekolah
yang tidak konsisten.

Kepala Sekolah SDN Loe


Ibu Widyawati I. Bukusu, S
Pd,dan Teman Sejawat/Guru
Bpk. Anwar Akili, S.Pd Tanggal
17 November 2023, memaparkan
hal yang hampir sama, yaitu
Siswa yang suka mengganggu
dalam kelas karena butuh perhatian
dan juga harus dirangkul dan
dinasehati oleh guru.

2. Hasil analisis eksplorasi


 Upaya Mengatasi Kutipan Literatur penyebab masalah dari
Siswa suka membully Ramadhanti, R., & Hidayat, M. T. Kutipan Literatur dan
teman disekolah. wawancara kepala
(2022). Strategi Guru dalam
sekolah dan teman
Mengatasi Perilaku Bullying Siswa sejawat bahwa upaya
di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, mengatasi siswa suka
6(3), 4566-4573. membully teman di
sekolah yaitu
Hasil penelitian ini menunjukkan  kurangnya perhatian
bahwa (1). Bentuk fisik dari dan pengawasan
perilaku bullying antara lain orang tua dirumah
memegang bahu teman, memukul dan pengaruh media
dan menginjak kaki. Sedangkan berupa tayangan
bullying verbal adalah dengan cara televis dan handpone
memanggil dengan nama panggilan yang menayangkan
atau gelar, meminjam dengan paksa, adegan kekerasan
memanggil nama orang tua yang tidak baik
untuk anak sehingga
(2) Penyebab perilaku bullying
siswa
adalah terbesar adalah dari faktor
mempraktekannya
keluarga, selain itu penyebab
(bullyng) kepada
lainnya adalah pengaruh media,
temannya di sekolah
berupa tayangan televisi dan
handphone yang menayangkan  Guru harus
adegan kekerasan yang tidak baik melakukan
untuk anak. pendekatan secara
pribadi terhadapa
(3) strategi guru dalam menghadapi anak yang
perilaku bullying adalah melakukan melakukan bullyng
intervensi antar siswa yang terlibat dan menerapkan
kasus bullying, mengambil air sangsi yang
wudhu, meminta penjelasan dari konsisten kepada
kedua belah pihak, meminta pelaku anak serta membuat
menyadari kesalahannya dan anaka harus meminta
meminta maaf. maaf kepada teman
yang di bully.
Suhendar (2018), diketahui
terdapat tiga factor penyebab
terjadinya Bullying di

Sekolah.

Pertama, disebabkan factor keluarga


yang cuek atau acuh sehingga anak
bebas melakukan apa saja tanpa
adanya larangan dari kedua orang
tuanya, termasuk melakukan hal
negative. Kedua, Bullying didorong
oleh factor teman sabaya. Biasaya
siswa membentuk kelompok
pertemanan atau

bisa disebut gank agar bisa dianggap


hebat dan menjadi penguasa
sehingga

ditakuti oleh siswa lain. Karena


sebagaian besar waktu yang dimiliki
siswa

lebih banyak berinterksi dengan


teman sebayanya di sekolah,
intensitas

komunikasi inilah yang menjadi


kemungkinan besar munculnya
hasrat inginmenindas atau
melakukan Bullying atas hasutan
teman-temannya.

Ketiga,Bullying dapat disebabkan


oleh factor media massa. Tayangan
televisi yang kurang mendidik.
Hasil Wawancara Pengawas
Bpk. Sahlan Lamuke,S.Pd
1. Siswa kurang dapat
perhatian dari orang tua
terutama saat menggunakan
HP/Medsos.
2. Siswa merasa dirinya paling
hebat.
3. Guru harusnya memberikan
sanksi dan juga pendekatan
terhadap siswa yang
melakukan bully.

Kepala Sekolah SDN Loe


Ibu Widyawati I. Bukusu, S Pd

Mengemukakan bahwa

1. Guru harus lebih merangkul


siswa yang melakukan
bullyng.
2. Melakukan kerjasama
dengan orang tua mengenai
bullyng yang dilakukan
anaknya disekolah.

Wawancara Teman Sejawat/Guru


Ibu Fanidar, S. Pd

Mengatakan bahwa guru harus


mensosialisasikan mengenai
Bullyng disekolah dan menerapkan
sangsi yang konsisten.
Hasil analisis eksplorasi
Kesulitan siswa penyebab masalah dari
Pada materi nilai
Kajian Literatur Kutipan Literatur dan
tempat
wawancara kepala
Mata pelajaran
Oktaviani, Utari, et al. "Identifikasi sekolah adalah guru
matematika di kelas 2.
faktor penyebab rendahnya hasil harus mengguanakan
belajar matematika peserta didik di media pembelajaran
smk negeri 1 Tonjong." MATH LOCUS: yang tepat dan juga
Jurnal Riset dan Inovasi Pendidikan menarik pda materi nilai
Matematika 1.1 (2020): 1-6. Ardilla, tempat sehingga,
A. & Hartanto. (2017). Faktor yang membuat anak menjadi
mempengaruhi rendahnya hasil termotivasi untuk
belajar matematika siswa MTs mengingat dan
Iskandar Muda Batam. Pythagoras, 6 mempelajari nilai
(2), 175 – 186. tempat dengan baik dan
cepat .
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
rendahnya hasil belajar
ternyata dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu

1. faktor internal yang


mencakup
 peserta didik tidak
tertarik dengan
matematika,
 kemampuan dasar
berhitung siswa lemah,
 rendahnya pemahaman
konsep peserta didik,
 peserta didik tidak
mengerti lambang-
lambang dalam
matematika,
 kurangnya kedisiplinan
peserta didik, dan
kurangnya motivasi
belajar peserta didik.
1. Faktor eksternal
 mencakup ruang kelas
yang panas sehingga
membuat tidak
nyaman,
 factor dari guru, yaitu
kurang menarik
peserta didik dalam
menyampaikan materi
sehingga peserta didik
merasa bosan dan
tidak berani bertanya.

Abacus adalah satu media


pengajaran matematika ynag
menjelaskan konsep nilai tempat
suatu bilangan
(satuan,puluhan,ratusan dan ribuan)
serta operasi penjumlahan dan
pengurangan (Ruseffendi,1997)
Menurut Jean Piaget(dalam
Ruminiati 2007) menyatkakan
bahwa tahap perkembangan siswa
sekolah dasar pada hakikatnya
berada dalam tahap operasional
konkrit dimana pola piker anakan
dimulai dari hal-hal yang konkrit
oleh karena itu guru harus berupaya
agar benda yang dijadikan lat bantu
mengajar(media) adalah benda
kongkrit sehingga bias
diraba,dipgang-pegang dan
dipindahkan dari satu tempat ke
tempat yang lain oleh siswa.

Hasil Wawancara Pengawas


Bpk. Sahlan Lamuke,S.Pd

Guru harus mencari media


pembelajaran yang tepat untuk
pengenalan nilai tempat pada
pelajaran matematika.

Kepala Sekolah SDN Loe


Ibu Widyawati I. Bukusu, S Pd

Guru harus memberikan motivasi


kepada siswa melalui penggunaan
media pembelajaran yang tepat
untuk penguasaan nilai tempat pada
pelajaran matematika.
3. Peningkatan kemampuan Kajian Literatur oleh Hasil analisis Eksplorasi
membaca permulaan penyebab masalah
dengan menyusun suku DODI SETIAWAN 2019 adalah bahwa guru
kata menjadi kata di PENINGKATAN KEMAMPUAN harus mempunyai
kelas satu. MEMBACA PERMULAAN keterampilan dalam
DENGAN menyusun hurudari
urutan yang lebih
MENGGUNAKAN METODE rendah seperti
GLOBAL PADA PESERTA pengenalan huruf kecil
DIDIK KELAS dan pola ejaan dan
bunyi huruf.
Menurut Tarigan membaca
merupakan suatu keterampilan yang
kompleks

yang melibatkan serangkaian


keterampilan yang lebih kecil
lainnya. Secara

garis besar terdapat dua aspek


penting dalam membaca yaitu;

1.”Keterampilan yang bersifat


mekanis (mechanical skills)
yangdapat

dianggap berada pada urutan yang


lebih rendah (lower order). Aspek
ini

mencakup:

a) pengenalan bentuk huruf;

b) pengenalan unsur-
unsur lingusitk (fonem, kata, frase
pola klause, kalimat lain-lain),

c) pengenal

an hubungan pola ejaan dan bunyi


(keterampilan menyuarakan bahan
tertulis)

d) kecepatan membaca bertaraf


lambat.”

2. “Keterampilan yang bersifat

pemahaman yang dapat dianggap


berada pada urutan yang lebih
tinggi. Aspek

ini mencangkup
a) memahami pengertian sederhana,
seperti kesikal retorika,

b) memahami signifikasi atau


makna,seperti maksud dan tujuan
pengarang,

relevansi kebudayaan dan reaksi


pembaca,

c) evaluasi atau penilaian, d)

kecepatan membaca yang fleksibel


yang disesuaikan dengan keadaan

membaca permulaan adalah salah


satu aspek keterampinan berbahsa
yang berlangsung selama dua tahun
sekolah dasar (Pratiwi 2017)

dikatakan kesuliatan membaca


karena siswa belum mampu
mengenali semua huruf-huruf
alphabet,sulitnya menyusun suku
kata menjadi kata dan membedakan
bentuk-bentuk huruf yang hamper
sama (Abdurrahman, 2012)

Hasil Wawancara Pengawas


Bpk. Sahlan Lamuke,S.Pd
Guru harus mencari dan
menemukan cara agar siswa dapat
membaca/menyusun suku kata
menjadi kata sehingga anak akan
lebih cepat membaca.
Kepala Sekolah SDN Loe
Ibu Widyawati I. Bukusu, S Pd

Ssiwa harus banyak


mengulang/membaca dirumah
dibantu oleh orang tua.

Guru harus mencoba metode


pembelajaran yang bias membuat
siswa bias cepat membaca kata.
5. Guru belum mampu 1. Kajian Literatur Hasil analisis
mengimplementasikan Syamsuar, and Reflianto (2019). Eksplorasi Penyebab
berbagai model-model "Pendidikan dan tantangan Masalah adalah
pembelajaran yang 1. Belum
pembelajaran berbasis teknologi
inovatif maksimalnya
informasi di era revolusi industri penerapan
4.0." E-Tech: Jurnal Ilmiah model-model
Teknologi Pendidikan 6, pembelajaran
yang inovatif
Da Dahulu pendidikan hanya sebatas 2. Guru kurang
pelaksanaan pengajaran lisan kreatif dan
tradisional yang dimiliki oleh inovatif dalam
guru, namun kini tuntutan pembelajaran
pengembangan pendidikan harus 3. Guru belum
tepat sasaran dan berbasis menggunakan
teknologi yang memudahkan media
proses pembelajaran untuk pembelajaran
mencapai tujuan pembelajaran berbasis
yang diajarkan kepada siswa. teknologi karena
(Miarso,2007) Miarso, terbatasnya
Yusufhadi. (2007). Menyemai sarana /jaringan
Benih Teknologi 4. Guru tidak
Pendidikan.Jakarta : Kencana. mengikuti
pelatihan/seminar
pembelajaran
Keterkaitan berbagai sistem sarana yang Inovatif
dan prasarana yang muncul sebagai
satu kesatuan dalam sistem
pendidikan dapat menghasilkan
pendidikan bermutu yang dapat
mengefektifkan perkembangan
pendidikan yang ada pada tingkat
tercapainya efektivitas
pembelajaran dalam ruang
pendidikan saat ini, sehingga
memungkinkan penerapan teori-
teori pembelajaran menjadi
mungkin. Diimbangi dengan
implementasi berbasis teknologi
pendidikan, ditemukan adanya
hubungan antara teori pembelajaran
dengan teknologi pendidikan
(Syamsuar & Reflianto, 2019).

2. Hasil Wawancara Pengawas


(Sahlan Lamuke,S.Pd)
 Tenaga pendidik masih
menggunakan
model pembelajaran
ceramah.
 Terbatasnya pemahaman
guru dalam menerapkan
pembelajaran yang inovatif
disebabkan terbatasnya
media informasi/jaringan

3. (Guru/Teman Sejawat dan


Kepala Sekolah)
Hasil Wawancara Dengan Kepala
Sekolah
(Widyawati I. Bukusu, S.Pd)
 Kurangnya pelatihan
pelatihan seperti model
pembelajaran inovatif untuk
guru
 Guru belum
mengembangkan
model pembelajaran inovatif
.

Anda mungkin juga menyukai