Anda di halaman 1dari 12

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : Dina Suryani
Asal Institusi : SMA Negeri 2 Prabumulih
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab
masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk
membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:
1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan
dengan topik masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut
berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah,
atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang
diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai
penyebab masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi
untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau
pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan
wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab
masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu
Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.
Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat
menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan
mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah
selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk
mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi

1 Motivasi Belajar. Peran Peserta Didik Hasil Kajian Literatur Faktor yang mempengaruhi kurangnya motivasi
dengan teman sejawat Jika teman sebaya mempunyai kebiasaan belajar belajar peserta didik yang dipengaruhi
yang baik, saling mengingatkan jika salah temannya adalah
satunya merasa malas, membantu mengajari 1. Kurangnya penghargaan dari teman sekelas
teman yang mendapat nilai buruk, tentu motivasi 2. Perundungan
belajar yang baik atau semakin meningkat maka 3. Adanya siswa yang terlalu dominan dalam
hasil belajar akan diraih dengan mudah pula. pembelajaran
Sebaliknya, tekanan sebaya yang negatif akan 4. Pergaulan yang kurang baik.
mendorong perilaku destruktif. Misalnya, apabila
anak suka bergaul dengan mereka yang tidak
sekolah, maka ia akan malas belajar, sebab cara
hidup anak bersekolah berlainan dengan anak
yang tidak bersekolah (Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono, 1991:87).

Hasil Wawancara dengan teman sejawat guru


biologi SMA Negeri 2 Prabumulih Soraya,
S.Pd.,M.Si, Kamis 21 September 2023.
1. Siswa yang tidak memberi apresiasi kepada
teman yang lainnya. Sehingga peserta didik
merasa kurang dihargai
2. Siswa melakukan perundungan dengan
temannya.
3. Dalam kerja kelompok ada siswa yang
dominan menyebabkan siswa lain tidak
termotivasi.
4. Pergaulan yang kurang baik, misalnya
berteman dengan teman yang malas
2 Peserta didik memiliki masalah Hasil Kajian Literatur Faktor lain yang menjadi masalah kurangnya
pribadi seperti masalah kesehatan motivasi adalah peserta didik memiliki masalah
mental, masalah di rumah, atau 1. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006) siswa pribadi seperti masalah kesehatan mental,
masalah sosial juga dapat belajar karena didorong oleh kekuatan akibat perceraian orang tua akan menjadikan
memengaruhi motivasi siswa. mentalnya. Kekuatan mental itu berupa peserta didik kurang termotivasi begitu jug ajika
keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita, dalam keluarga sedang ada konflik yang
kekuatan mental tersebut dapat tergolong dihadapi akan membuat siswa tersebut kurang
kekuatan rendah atau tinggi. termotivasi, selain itu terlalu banyak aturan dari
2. sekolah atau banyaknya tugas yang diberikan
3. Menurut Akhmad Sudrajat (2008) ada tiga menyebabkan siswa merasa tertekan dan stress.
4. faktor penyebab tingginya kecemasan pada diri
5. siswa, yaitu:
1. Pembelajaran yang kompetitif, pemberian tugas
yang sangat padat, serta system penilaian yang
sangat ketat dan kurang adil.
2. Sikap dan perlakuan guru yang kurang
bersahabat, galak judes, terlalu tegas dan
kurang kompeten.
3. Penerapan disiplin sekolah yang ketat dan lebih
mengedepankan hukuman.

Menurut Sofyan S. Willis, anak korban perceraian


akan mengalami krisis kepribadian, sehingga
perilakunya sering salah. Mereka mengalami
gangguan emosional dan bahkan neurotik. Kasus
keluarga broken home ini sering ditemui di
sekolah, seperti anak menjadi malas belajar,
menyendiri, agresif, membolos dan suka
menentang guru.

Hasil Wawancara dengan waka kurikulum SMA


Negeri 2 Prabumulih, Dedy Respianto, M.Pd.
pada jumat 22 September 2023.
1. Siswa yang mengalami perceraian orang tua
atau broken home akan kehilangan motivasi
2. Siswa yang mengalami stress karena merasa
banyak tekanan dari pembelajaran atau
sekolah
3. Adanya konflik keluarga
3 Materi HOTS. Siswa mungkin belum Hasil Kajian Literatur Analisis eksplorasi penyebab masalah materi
memiliki pengetahuan atau Pembelajaran di sekolah cenderung menekankan HOTS adalah kurangnya kemampuan berpikir
pengalaman yang cukup untuk pada aspek hafalan, tanpa mengembangkan kritis siswa Siswa belum memiliki kemampuan
pemahaman yang mendalam untuk pemahaman yang kuat tentang konsep dasar
mengatasi materi HOTS.
diaktualisasikan. Sehingga menjadikan yang menjadi dasar materi HOTS. Siswa tidak
pembelajaran tersebut tidak bermakna karena memiliki kemampuan berpikir kritis.
mereka tidak dapat menerapkan apa yang telah Pembelajaran di sekolah masihh menekankan
mereka pelajari apabila dihadapkan pada situasi aspek hafalan dari pada pemecahan masalah.
berbeda yang mereka temui di luar kelas.
Usmaedi (2017:83).
Hasil Wawancara dengan waka kurikulum SMA
Negeri 2 Prabumulih, Dedy Respianto, M.Pd.
pada jumat 22 September 2023.
1. Siswa belum memiliki kemampuan
pemahaman yang kuat tentang konsep dasar
yang menjadi dasar materi HOTS.
2. Siswa tidak memiliki kemampuan berpikir
kritis.
3. Pembelajaran di sekolah masihh menekankan
aspek hafalan dari pada pemecahan masalah.
4 Siswa mungkin membutuhkan Hasil Kajian Literatur Analisis penyebab masalah siswa membuthkan
latihan yang cukup dalam Menurut Chania, Dini putri (2020) Bahan ajar latihan yang cukup dalam mengembangkan
mengembangkan keterampilan yang digunakan oleh guru bersumber dari salah keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah
satu buku cetak yang mempunyai beberapa terlalu banyaknya aktivitas ekstrakurikuler,
berpikir tingkat tinggi.
kelemahan antara lain: 1) soal-soal yang ada pada tugas-tugas rumah, atau pekerjaan paruh
buku belum memenuhi indikator berpikir waktu bisa membuat siswa merasa sibuk dan
kritis, 2) tidak adanya permasahalan yang sulit menemukan waktu untuk berlatih materi
harus dipecahkan oleh siswa sehingga belum HOTS, kurangnya literatur tentang materi
memenuhi indikator pemecahan masalah dan 3) HOTS.
komponen isi dalam buku tersebut masih
kurang lengkap yaitu kurangnya penjabaran
materi sehingga membuat siswa kesulitan
untuk memahami pelajaran jika tidak
dijelaskan secara rinci oleh guru.

Hasil Wawancara dengan waka kurikulum SMA


Negeri 2 Prabumulih, Dedy Respianto, M.Pd.
pada jumat 22 September 2023.
1. Aktivitas ekstrakurikuler, tugas-tugas rumah,
atau pekerjaan paruh waktu bisa membuat
siswa merasa sibuk dan sulit menemukan
waktu untuk berlatih materi HOTS.
2. Kurangnya literature tentang materi HOTS.
5 Disiplin positif Hasil Kajian Literatur Faktor yang mempengaruhi siswa melakukan
Peserta didik tidak sepenuhnya Faktor yang mempengaruhi siswa melakukan pelanggaran disiplin yaitu seperti motivasi
memahami aturan dan norma yang pelanggaran disiplin menurut Fiara, dkk (2019:4) rendah dan manajemen waktu yang kurang
yaitu a) Faktor internal atau faktor yang berasal baik, kebiasaan keluarga, penerapan tata tertib
berlaku di lingkungan sehingga
dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti motivasi sekolah atau kebiasaan guru dan kebiasaan
mengakibatkan pelanggaran aturan
rendah dan manajemen waktu yang kurang baik, lingkungan sekitar. Siswa tidak melihat manfaat
yang sering kali memerlukan
b) Faktor eksternal atau faktor yang berasal dari dari aturan tersebut. Siswa terpengaruh
tindakan disiplin. temannya Kurangnya pendidikan karakter atau
luar diri siswa, misalnya seperti kebiasaan
keluarga, penerapan tata tertib sekolah atau pembelajaran etika
kebiasaan guru dan kebiasaan lingkungan
sekitar.

Hasil wawancara dengan teman sejawat guru


biologi, Soraya, S.Pd.,M.Si. Pada hari jumat, 22
September 2023.
1. Siswa tidak melihat manfaat dari aturan
tersebut.
2. Siswa terpengaruh temannya
3. Kurangnya pendidikan karakter atau
pembelajaran etika
6 Kurangnya konsistensi dalam HasilKajian Literatur Kurangnya konsistensi dalam menerapkan
menerapkan aturan dan Perilaku tidak disiplin dapat terjadi akibat dari aturan disebabkan karena tidak ada
penerapan disiplin yang digunakan kurang kesepakatan antara, kepsek, guru dan siswa.
konsekuensi sangat penting dalam efektif. Guru memiliki peran penting dalam Perbedaan pemahaman tentang aturan sekolah
disiplin positif. mendidik, memotivasi, menolong dan dari warga sekolah
mengarahkan murid untuk bertanggung jawab
atas dirinya (Shabir, 2015).

Hasil Wawancara dengan waka kurikulum SMA


Negeri 2 Prabumulih, Dedy Respianto, M.Pd.
pada jumat 22 September 2023.
1. Tidak ada kesepakatan antara, kepsek, guru
dan siswa
2. Perbedaan pemahaman tentang aturan
sekolah
7 Setiap siswa memiliki gaya belajar Hasil Kajian Literatur Gaya belajar memiliki peranan yang penting
yang berbeda. Menurut Prastiwi, Maaulidya (2017), Gaya belajar dalam proses pembelajaran. Jika siswa belajar
memiliki peranan yang penting dalam proses namun bukan dengan gaya belajar yang
pembelajaran. Jika siswa belajar namun bukan dimilikinya, akan menghambat proses
dengan gaya belajar yang dimilikinya, akan pembelajaran terutama dalam menyerap
menghambat proses pembelajaran terutama informasi yang diberikan oleh gurunya, dan hal
dalam menyerap informasi yang diberikan oleh tersebut akan berdampak pada hasil belajar
gurunya, dan hal tersebut akan berdampak pada yang diperolehnya pula. Setiap siswa memiliki
hasil belajar yang diperolehnya pula. gaya belajar yang berbeda. Hal ini disebabkan
karena
Hasil wawancara dengan teman sejawat guru Siswa memiliki perbedaan kepribadian seperti
biologi SMA Negeri 2 Prabumulih, Soraya, ekstrovert, introvert. Siswa memiliki indera yang
S.Pd.,M.Si. pada jumat 22 september 2023. dominan misalnya, siswa yg Ada siswa yang
1. Siswa memiliki perbedaan kepribadian seperti lebih suka belajar melalui pendengaran (audio),
ekstrovert, introvert melihat (visual), atau melakukan (kinestetik).
2. Siswa memiliki indera yang dominan Perbedaan lingkungan belajar. Ada siswa yang
misalnya, siswa yg Ada siswa yang lebih suka suka suasana tenang, ada juga yang lebih suka
belajar melalui pendengaran (audio), melihat dengar musik
(visual), atau melakukan (kinestetik).
3. Perbedaan lingkungan belajar. Ada siswa yang
suka suasana tenang, ada juga yang lebih
suka dengar musik
8 Siswa yang sudah terbiasa dengan Hasil Kajian Literatur Guru belum memaksimalkan proses
satu model pembelajaran tertentu Menurut wibowo, Nugroho (2016), Guru belum pembelajaran atau dengan kata lain guru masih
mungkin merasa tidak nyaman atau memaksimalkan proses pembelajaran atau menggunakan model pembelajaran yang belum
dengan kata lain guru masih menggunakan model bervariasi sehingga menimbulkan kejenuhan
enggan mengadaptasi diri dengan
pembelajaran yang belum bervariasi sehingga bagi siswa. Siswa takut gagal jika guru
model pembelajaran baru.
menimbulkan kejenuhan bagi siswa. menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi karena mereka sudah nyaman
Hasil wawancara dengan teman sejawat guru dengan satu model pembelajaran. Siswa
biologi SMA Negeri 2 Prabumulih Soraya, mungkin merasa bahwa beberapa model
S.Pd.,M.Si. pada jumat 22 september 2023. pembelajaran yang bervariasi lebih sulit atau
1. Siswa takut gagal jika guru menggunakan memerlukan lebih banyak usaha daripada
model pembelajaran yang bervariasi karena model pembelajaran yang telah mereka terapkan
mereka sudah nyaman dengan satu model sebelumnya. Mereka mungkin mencari
pembelajaran kenyamanan dalam penggunaan metode yang
2. Siswa merasa bahwa beberapa model lebih sederhana.
pembelajaran yang bervariasi lebih sulit atau
memerlukan lebih banyak usaha daripada
model pembelajaran yang telah mereka
terapkan sebelumnya.
9 Siswa yang sudah terbiasa dengan Hasil Kajian Literatur Penyebab siswa terbiasa dengan metode
satu metode pembelajaran tertentu Sesuai dengan pendapat Arends (2015:439) ceramah. Siswa merasa bahwa metode ceramah
seperti ceramah menyatakan bahwa Makna dari pembelajaran adalah cara yang lebih efektif untuk
yang tepat adalah pembelajaran di mana siswa mempersiapkan ujian atau evaluasi tertentu.
memiliki tanggung jawab sendiri atas apa Mereka mungkin percaya bahwa informasi yang
yang mereka pelajari Metode pembelajaran yang disampaikan oleh guru adalah yang paling
berpusat kepada guru membuat siswa lebih penting untuk diingat.
cepat bosan. Selain itu hasil pembelajaran Dalam metode ceramah, siswa tidak perlu
menjadi kurang bermakna. berinteraksi secara aktif dengan teman sekelas
atau guru.
Hasil Wawancara dengan teman sejawat guru
geografi SMA Negeri 2 Prabumulih Septika
Arini, M.Pd. Pada Hari jumat 22 september
2023.
1. Siswa merasa bahwa metode ceramah adalah
cara yang lebih efektif untuk mempersiapkan
ujian atau evaluasi tertentu. Mereka mungkin
percaya bahwa informasi yang disampaikan
oleh guru adalah yang paling penting untuk
diingat.
2. Dalam metode ceramah, siswa tidak perlu
berinteraksi secara aktif dengan teman
sekelas atau guru.
10 Metode pembelajaran yang kurang Hasil Kajian Literatur Dalam menggunakan metode pembelajaran di
menarik atau interaktif dapat Setiap proses pembelajaran wajib menggunakan sekolah, seorang guru dapat menggunakan
mengakibatkan ketidakpartisipasian metode-metode pembelajaran agar pembelajaran metode pembelajaran yang berbeda-beda antara
siswa dalam pembelajaran, yang tersebut dapat maksimal (Roestiyah, 2001). kelas yang satu dengan kelas yang lain, dengan
mengurangi pemahaman dan Dalam menggunakan metode pembelajaran di demikian dituntut adanya kemampuan guru
keterlibatan mereka. sekolah, seorang guru dapat menggunakan dalam menguasai dan menerapkan berbagai
metode pembelajaran yang berbeda-beda antara macam metode pembelajaran. Siswa cenderung
kelas yang satu dengan kelas yang lain, dengan kehilangan minat ketika pembelajaran tidak
demikian dituntut adanya kemampuan guru menarik atau monoton. Siswa memiliki berbagai
dalam menguasai dan menerapkan berbagai gaya belajar yang berbeda-beda. Metode yang
macam metode pembelajaran. Semakin baik kurang menarik atau interaktif mungkin tidak
metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan memenuhi berbagai kebutuhan belajar siswa,
(Surakhmad 1990). sehingga mengurangi keterlibatan mereka.
Siswa yang telah terbiasa dengan metode
Hasil Wawancara dengan teman sejawat guru pembelajaran aktif mungkin lebih nyaman dan
geografi SMA Negeri 2 Prabumulih Septika terampil dalam model-model tersebut,
Arini, M.Pd. Pada Hari jumat 22 september sementara yang lain mungkin lebih akrab
2023. dengan pendekatan yang lebih pasif.
1. Siswa cenderung kehilangan minat ketika
pembelajaran tidak menarik atau monoton.
2. Siswa memiliki berbagai gaya belajar yang
berbeda-beda.
3. Siswa yang telah terbiasa dengan metode
pembelajaran aktif mungkin lebih nyaman
dan terampil dalam model-model tersebut,
sementara yang lain mungkin lebih akrab
dengan pendekatan yang lebih pasif.
11 Kurangnya pemahaman tentang cara Hasil Kajian Literatur Guru menghadapi banyak tantangan ketika
mengintegrasikan teknologi secara Guru menghadapi banyak tantangan ketika mencoba untuk mengintegrasikan TIK dalam
efektif dalam pengajaran. mencoba untuk mengintegrasikan TIK dalam pengajaran mereka dan beberapa di antaranya
pengajaran mereka dan beberapa di antaranya adalah pengetahuan. Guru dituntut untuk lebih
adalah pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, kreatif, mempunyai wawasan luas, mampu
dan sikap mereka (Papanastasiou dan Angeli, berpikir kritis, tanggap terhadap setiap
2008). perubahan, mampu menyelesaikan masalah,
Guru dituntut untuk lebih kreatif, mempunyai mampu menguasai IT baik untuk
wawasan luas, mampu berpikir kritis, tanggap mempersiapkan perencanaan pembelajaran
terhadap setiap perubahan, mampu maupun untuk menerapkan berbagai model
menyelesaikan masalah, mampu menguasai IT pembelajaran berbasis komputer. Padahal kita
baik untuk mempersiapkan perencanaan tahu banyak guru yang saat ini mengajar
pembelajaran maupun untuk menerapkan berasal dari generasi sebelum era digital.
berbagai model pembelajaran berbasis komputer Mereka mungkin tidak memiliki kemampuan
(Rusman, 2012). Hal itu menunjukkan bahwa atau pengalaman yang cukup dalam
guru diharapkan untuk mengintegrasikan menggunakan teknologi modern. Teknologi
teknologi sebagai upaya meningkatkan praktek terus berkembang dengan cepat, dan guru
pendagogis serta membantu siswa dalam mungkin kesulitan untuk tetap up-to-date
pembelajaran. dengan perubahan ini. Ini dapat mengakibatkan
Program bimbingan teknis Pembelajaran Berbasis ketidakcocokan perangkat keras atau perangkat
TIK atau disingkat menjadi PembaTIK telah lunak yang mereka gunakan dengan teknologi
dilaksanakan sejak tahun 2017, dan terbaru. Guru tidak mendapatkan pelatihan
menghasilkan guru-guru terlatih yang menjadi tentang teknologi.
inovator dalam penerapan pembelajaran berbasis
TIK, terutama berbasis Portal Rumah Belajar.
Guru-guru ini diberi nama Duta Rumah Belajar
(DRB) yang ada di 34 provinsi (Nissa, 2021).

Hasil Wawancara dengan teman sejawat guru


geografi SMA Negeri 2 Prabumulih Septika
Arini, M.Pd. Pada Hari jumat 22 september
2023.
1. Guru yang saat ini mengajar berasal dari
generasi sebelum era digital. Mereka mungkin
tidak memiliki kemampuan atau pengalaman
yang cukup dalam menggunakan teknologi
modern.
2. Guru tidak mendapatkan pelatihan tentang
teknologi
3. Guru kesulitan untuk tetap up-to-date
dengan perubahan teknologi.
12 Guru menghadapi kesulitan dalam Hasil Kajian Literatur Penggunaan teknologi yang tidak efektif atau
mengatasi masalah teknis, seperti Menurut Balanskatet al. (2006), aksesibilitas terlalu rumit dapat mengganggu proses
masalah perangkat keras, perangkat sumber daya TIK tidak menjamin keberhasilan pembelajaran. Siswa bingung atau terganggu
lunak, atau masalah koneksi implementasi dalam pengajaran, dan ini bukan oleh masalah teknis yang muncul selama
internet. hanya karena kurangnya sarana dan prasarana pelajaran, sehingga mengurangi fokus mereka
TIK tetapi juga karena masalah lain seperti pada materi pelajaran. Tidak semua guru
kurangnya perangkat keras yang berkualitas memiliki akses yang sama ke perangkat dan
tinggi, pendidikan yang sesuai perangkat lunak, infrastruktur teknologi. Beberapa guru mungkin
dan akses ke sumber daya TIK. tidak memiliki akses yang memadai ke
komputer atau internet, yang dapat membatasi
Hasil wawancara dengan teman sejawat guru kesempatan mereka untuk memahami dan
geografi SMA Negeri 2 Prabumulih Septika menggunakan teknologi. Sekolah mungkin tidak
Arini, M.Pd. Pada jumat 22 September 2023. menyediakan sumber daya atau dukungan yang
1. Siswa bingung atau terganggu oleh masalah cukup untuk membantu guru memahami dan
teknis yang muncul selama pelajaran, mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran
sehingga mengurangi fokus mereka pada mereka.
materi pelajaran.
2. Tidak semua guru memiliki akses yang sama
ke perangkat dan infrastruktur teknologi.
Beberapa guru mungkin tidak memiliki akses
yang memadai ke komputer atau internet,
yang dapat membatasi kesempatan mereka
untuk memahami dan menggunakan
teknologi.
3. Sekolah mungkin tidak menyediakan sumber
daya atau dukungan yang cukup untuk
membantu guru memahami dan
mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran
mereka.
13 Tidak semua siswa memiliki akses Hasil Kajian Literatur Kesenjangan akses ini dapat memengaruhi
yang sama terhadap perangkat Guru menghadapi banyak tantangan ketika kesetaraan dalam pembelajaran karena siswa
teknologi atau koneksi internet yang mencoba untuk mengintegrasikan TIK dalam yang memiliki akses terbatas atau tidak stabil ke
stabil di rumah. Hal ini dapat pengajaran mereka dan beberapa di antaranya teknologi mungkin kesulitan mengikuti
menciptakan kesenjangan akses dan adalah pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, pembelajaran yang mengandalkan perangkat
memengaruhi kesetaraan dalam dan sikap mereka, Menurut Papanastasiou dan dan internet. Mereka dapat tertinggal dalam
pembelajaran. Angeli (2008), kepercayaan dan sikap adalah tugas, materi, atau peluang pendidikan
faktor penting bagaimana guru menggunakan TIK tambahan yang memerlukan teknologi. Siswa
dalam kegiatan mengajar. Dengan demikian, yang berasal dari keluarga dengan kondisi
sikap guru terhadap TIK merupakan faktor ekonomi yang lebih tinggi cenderung memiliki
penting ketika menerapkan TIK dalam pengajaran akses yang lebih baik ke perangkat teknologi
dan internet, begitu sebaliknya. Selain itu factor
Pada akhir tahun 2020, International geografis negara kita daerah perkotaan lebih
Telecommunication Union (ITU, 2020) cepat akses internet dibandingkan daerah
memperkirakan sekitar 2,9 miliar orang di dunia pedesaan.
masih belum terhubung internet (offline).
Situasinya jauh lebih buruk di negara-negara
terbelakang di mana rata-rata dua dari setiap
sepuluh orang yang mendapatkan akses online.
Menilik balik sejarah, berawal dari kemunculan
internet tahun 1990-an, saat itu internet masih
dinikmati oleh kelompok sosial ekonomi tinggi
sehingga memicu diskriminasi sosial baru (Valdez
and Javier 2020).

Hasil wawancara dengan teman sejawat guru


geografi SMA Negeri 2 Prabumulih Septika
Arini, M.Pd. Pada jumat 22 September 2023.
1. Siswa yang berasal dari keluarga dengan
kondisi ekonomi yang lebih tinggi cenderung
memiliki akses yang lebih baik ke perangkat
teknologi dan internet. Mereka mungkin
mampu membeli komputer pribadi, tablet,
atau smartphone, serta berlangganan layanan
internet yang stabil.
2. Di daerah perkotaan, akses internet yang
cepat dan stabil mungkin lebih mudah
ditemukan daripada di daerah pedesaan atau
terpencil, di mana infrastruktur mungkin
kurang berkembang.

Anda mungkin juga menyukai