Anda di halaman 1dari 8

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: AGUSIA NILIANA
Asal Institusi: SDN 119 KAUR
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-
penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk
berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
o Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
o Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang
relevan dengan topik masalah.
o Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah
tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
o Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
o Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
o Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai
referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
o Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian
atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
o Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk
mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam
tentang penyebab masalah.
o Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
o Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda


dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk
menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik.
Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan
tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab Analisis


telah masalah eksplorasi
diidentifikasi penyebab
masalah

1 Rendahnya Hasil Kajian literatur Setelah dianalisis


semangat belajar artikel/jurnal: dengan kajian
peserta didik, siswa literatur dan hasil
belum memiliki 1. Menurut Annisa puthree, dkk. wawancara maka
literasi membaca (Analisis Faktor penyebab didapati penyebabnya
yang baik. rendahnya motivasi nelajar siswa antara lain:
Sekolah Dasar selama 1. Guru belum
pembelajaran daring: 2021) menggunakan
motivasi belajar siswa rendah media
disebabkan oleh faktor internal dan pembelajaran
eksternal siswa. Factor internal yang tepat
siswa meliputi kejenuhan, minat 2. Kurangnya
belajar, Kesehatan fisik dan dukungan orang
mental. Sedangkan factor eksternal tua serta
siswa adalah keadaan keluarga, pengaruh
lingkungan di rumah, dan sarana lingkungan
prasarana.
2. Menurut Asratul Hasanah
(Analisis kemampuan membaca
permulaan dan kesulitan yang
dihadapi siswa Sekolah Dasar:
2021) Adapun factor internal yang
melatar belakangi kemampuan
baca siswa adalah kurangnya
minat siswa dalam belajar
membaca permulaan. Sedangkan
factor eksternalnya yaitu
kurangnya perhatian dan
bimbingan dari orang tua di
rumah.
Hasil wawancara rekan sejawat,
kepala sekolah, pakar/pengawas:

1. Guru tidak menggunakan media


saat mengajar sehingga
pembelajaran terlalu monoton dan
membosankan.
2. Kurangnya minat belajar dalam
diri siswa serta kurangnya
motivasi dari orang tua.
3. Pengaruh lingkungan seperti
keadaan keluarga, lingkungan
Masyarakat, dan lingkungan alam.

2 Hubungan Hasil Kajian literatur Setelah dianalisis


komunikasi artikel/jurnal: dengan kajian
antarguru dan orang literatur dan hasil
tua peserta didik 1. Menurut Mirzon Daheri (Relasi wawancara maka
terkait antara sekolah dengan keluarga: didapati penyebabnya
pembelajaran masih 2019) relasi hanya sebatas saling antara lain:
kurang menghormati peran masing- 1. Orang tua siswa
masing. Belum ada Upaya sulit dihubungi
membangun relasi yang saling 2. Orang tua siswa
menguatkan untuk mencapai tidak begitu
tujuan Pendidikan. Bahkan peduli dengan
komunikasi antara keduanya anaknya di
masih jauh dari harapan.efeknya sekolah
seringkali terjadi miskonsepsi 3. Sekolah dan guru
antar keduanya. jarang
2. Menurut Admelia, M., dkk. mengundang
(Analisis keterlibatan orang tua orang tua siswa
terhadap kedisiplinan belajar
siswa kelas 2 Sekolah Dasar:
2021) keterlibatan orang tua
dalam Pendidikan anak hanya
sebatas menanggung keperluan
materi saja. Kesibukan pekerjaan
yang dialami orang tua dari siswa
yang menyebabkan
kurangnyaketerlibatan orang tua
dalam mendampingi anak belajar,
sehingga siswa seringkali
terlambat dalam mengumpulkan
tugas yang sudah diberikan oleh
guru.

Hasil wawancara rekan sejawat,


kepala sekolah, pakar/pengawas:

1. Kurangnya kerja sama antara


pihak sekolah dan guru dengan
orang tua siswa.
2. Rendahnya tingkat kesadaran
orang tua dalam Upaya
mendorong keberhasilan anaknya
dalam belajar dengan
menyerahkan sepenuhnya
tanggung jawab kepada guru atau
sekolah
3. Kurangnya komunikasi antara
guru dan orang tua siswa.

3 Guru belum Hasil Kajian literatur Setelah dianalisis


mengoptimalkan artikel/jurnal: dengan kajian
model pembelajaran literatur dan hasil
inovatif sesuai 1. Menurut Koesnandar, A. wawancara maka
dengan karakteristik (Pengembangan model didapati penyebabnya
materi pembelajaran inovatif berbasis antara lain:
teknologi informasi dan 1. Guru belum
komunikasi sesuai kurikulum memahami
2013: 2020) beberapa kondisi model-model
penyebab guru belum maksimal pembelajaran
mengimplementasikan model- inovatif
model pembelajaran inovatif 2. Kurangnya
antara lain adalah: (1) kurangnya dukungan sarana
dukungan sarana dan prasarana, dan prasarana
(2) kurangnya contoh-contoh
pembelajaran inovatif yang sesuai
kondisi masing-masing, (3)
kurangnya pelatihan dan
bimbingan, dan (4) lemahnya
pemahaman mereka terhadap
konsep model pembelajaran
inovatif itu sendiri
2. Menurut Yuliati, S. R., & Lestari,
I. (Pelatihan model-model
pembelajaran inovatif bagi guru-
guru SD di wilayah Kecamatan
Sukamakmur, Bogor: 2018)
beberapa permasalahan yang
dihadapi guru yaitu: (1)
pengetahuan awal guru terhadap
model pembelajaran inovatif
masih minim, dan (2)
penyelenggaraan pelatihan
penerapan model pembelajaran
inovatif bagi guru masih belum
diikuti.

Hasil wawancara rekan sejawat,


kepala sekolah, pakar/pengawas:

1. Guru belum memahami sintak


model-model pembelajaran
inovatif
2. Guru kesulitan memperoleh alat
dan bahan yang diperlukan dalam
pembelajaran serta guru kurang
mampu menyiasati waktu yang
tersedia

4 Pembelajaran di Hasil Kajian literatur Setelah dianalisis


kelas masih belum artikel/jurnal: dengan kajian
berbasis HOTS literatur dan hasil
(High Order 1. Menurut Miswanto, W. (Analisis wawancara maka
Thingking Skill) kesulitan guru Sekolah Dasar didapati penyebabnya
dalam pembelajaran Matematika antara lain:
berbasis HOTS: 2022) kesulitan 1. Guru belum
guru dalam melaksanakan mendapatkan
pembelajaran berbasis HOTS pelatihan
muncul dari beberapa factor, penerapan HOTS
antara lain karena hamper semua dalam
guru belum memahami HOTS. pembelajaran
Latar belakang Pendidikan 2. Rendahnya
menjadi salah satu factor yang motivasi guru
menyulitkan guru dalam dalam Menyusun
melaksanakan pembelajaran pembelajaran
berbasis HOTS. Factor lainnya berbasis HOTS
adalah usia guru yang mendekati 3. Guru merasa
pension dan guru yang lebih tua selama ini sudah
enggan mengikuti pelatihan menerapkan
pembelajaran berbasis HOTS. pembelajaran
Selain itu, kurangnya pelatihan HOTS padahal
dalam pembelajaran berbasis belum
HOTS. Pelatihan pembelajaran
berbasis HOTS harus dirancang
lebih ringan dan lebih menarik
sehingga dapat dengan mudah
dipahami oleh guru senior
2. Menurut Subroto Rapih, S.
(Perspektif guru sekolah dasar
terhadap HOTS: 2018) kendala
pengimplementasian HOTS
dalam kegiatan pembelajaran
mayoritas pada kegiatan
merancang evaluasi. Evaluasi
yang dapat mengukur sekaligus
mengembangkan HOTS pada
siswa haruslah disusun dengan
mengedepankan nilai-nilai dalam
HOTS itu sendiri.

Hasil wawancara rekan sejawat,


kepala sekolah, pakar/pengawas:

1. Minimnya pengetahuan guru


terkait pembelajaran berbasis
HOTS
2. Guru belum mampu menerapkan
pembelajaran berbasis HOTS
serta membuat soal-soal berbasis
HOTS karena membutuhkan
waktu yang lama
3. Guru enggan menerapkan
pembelajaran dan memberi soal-
soal berbasis HOTS kepada siswa
dikarenakan siswa masih belum
mampu berpikir tingkat tinggi
karena banyak materi Pelajaran
yang tertinggal selama masa
pandemic COVID-19
5 Guru masih belum Hasil Kajian literatur Setelah dianalisis
mengoptimalkan artikel/jurnal: dengan kajian
pemanfaatan literatur dan hasil
teknologi informasi 1. Menurut Hartami, Y., & Kaltsum, wawancara maka
(TIK) dalam H. U (Pemanfaatan TIK dalam didapati penyebabnya
pembelajaran pembelajaran abad 21 di Sekolah antara lain:
Dasar: 2020) kendala dalam 1. Guru belum
pemanfaatan TIK dalam memiliki
pembelajaran abad 21 di Sekolah perlengkapan
Dasar adalah (1) kurangnya TIK
kompetensi guru dalam 2. Kurangnya
mengintegrasikan teknologi motivasi guru
dalam pembelajaran; (2) tidak dalam
semua guru kelas memiliki memanfaatkan
kemampuan dalam Bahasa TIK untuk
pemrograman; (3) persepsi guru pembelajaran
yang menganggap penggunaan
TIK tidak memiliki manfaat (4)
jumlah media berbasis TIK yang
masih kurang; (5) fasilitas IT
kurang memadai; (6) daerah
pedesaan menggunakan
perangkat multimedia bekas yang
memiliki spesifikasi lama serta
tertinggal dari perkembangan TIK
saat ini.
2. Menurut Akbar, A., & Noviani,
N. (Tantangan dan solusi dalam
perkembangan teknologi
Pendidikan di Indonesia: 2019)
pemanfaatan TIK dalam Bidang
Pendidikan memiliki beberapa
kendala-kendala, diantaranya:
Kurangnya pengadaan
infrastruktur TIK di berbagai
daerah, Masih digunakannya
perangkat teknologi bekas, dan
mahalnya biaya pengadaan dan
penggunaan fasilitas TIK

Hasil wawancara rekan sejawat,


kepala sekolah, pakar/pengawas:
1. Guru belum menguasai
penggunaan alat TIK dalam
pembelajaran di kelas.
2. Guru tidak mendapatkan
pelatihan dalam pemanfaatan TIK
dalam pembelajaran serta sekolah
enggan memfasilitasi guru
dengan perangkat TIK
3. Kondisi lingkungan sekolah yang
belum memiliki jaringan internet
dan belum adanya peraturan yang
mewajibkan penggunaan ilmu
teknologi/TIK dalam
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai