Anda di halaman 1dari 69

REVIEW STRATEGI

PEMBELAJARAN
MASTERY
LEARNING
Ari Gunawan Jatmiko
Febrina Hariana Gultom
Lu’luil Maknuunah
Hani Kartika Dewi
START!
The Effect of Mastery Learning Strategy
on Learning Retention of Secondary
School Students in the Subject of
Mathematics
Lubna Toheed, Institute of Education and Research, University of
Peshawar

Prof. Dr. Arshad Ali Farida Jabeen, Institute of Education and


Research, University of Peshawar
LATAR BELAKANG

1 2
Retensi pembelajaran yang Oleh karena itu peneliti merancang
buruk dari pengetahuan sebuah penelitian untuk
matematika pada tingkat mengeksplorasi keefektifan
ini menyebabkan kinerja Mastery Learning Strategy pada
yang buruk pada ujian retensi belajar siswa sekolah
tahunan menengah dalam mata pelajaran
Matematika di Mardan, distrik
Khyber Pakhtoonkhwa, Pakistan
TUJUAN
Penulis bertujuan untuk
mengetahui pengaruh MLS
terhadap retensi belajar
jangka pendek dan jangka
panjang siswa dalam mata
pelajaran Matematika

NEXT!
METODE

Penelitian ini bersifat eksperimental dan kuantitatif.


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh MLS
terhadap retensi belajar siswa sekolah menengah dengan
membandingkannya dengan Conventional Teaching Method
(CTM) dan desain eksperimen paling baik untuk
perbandingan kinerja dua kelompok atau lebih (Best, 1986;
Farooq, 2001).
TEMUAN

Retensi merupakan bagian integral dari pembelajaran


karena retensi pembelajaran memberikan dasar untuk
pengetahuan baru dan pengetahuan yang dipelajari juga
diperlukan untuk penerapan dalam situasi baru. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh MLS pada retensi
belajar. Hasilnya menyiratkan bahwa MLS lebih efektif dalam
meningkatkan retensi belajar siswa dibandingkan dengan CTM
KESIMPULAN

MLS telah terbukti efektif dan efisien dalam meningkatkan


retensi belajar siswa sekolah menengah dalam mata
pelajaran matematika. MLS memiliki potensi untuk
meningkatkan retensi belajar peserta didik melalui berbagai
kesempatan untuk belajar, umpan balik pada penilaian,
dan prosedur korektif. Oleh karena itu MLS disarankan
untuk diadopsi oleh guru matematika di kelasnya. Manual
pengajaran tentang MLS dapat dikembangkan oleh papan
buku teks dan pelatihan tentang MLS dapat diatur oleh
lembaga pelatihan.
KOMENTAR

Dalam Strategi Mastery Learning ini, dijelaskan bahwa strategi ini


membantu guru untuk mengubah proses pembelajaran mereka dan
mengakomodasi perbedaan individu yang ada di ruang kelas.
Penerapan ketuntasan pembelajaran di ruang kelas akan meningkatkan
retensi belajar siswa dan akan sangat membantu untuk mencapai
tujuan pembelajaran oleh semua siswa.
Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Mastery Learning (Belajar
Tuntas) Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Kelas X SMA ‘Aisyiyah 1 Palembang
Eliza Ayu Pratiwi,Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Palembang, Indonesia

Amir Rusdi, Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Palembang, Indonesia

Agustiany Dumeva Putri, Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Palembang,


Indonesia
LATAR BELAKANG

1 2
Dalam kegiatan pembelajaran Semakin berkurangnya tingkat
siswa kurang menguasai kemampuan pemecahan masalah
dengan tuntas materi yang siswa
diajarkan oleh gurunya 3
Kemampuan siswa dalam
memahami masalah masih rendah
sehingga dalam penyelesaian soal
terasa sulit bagi siswa.
TUJUAN
Penulis bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan model
pembelajaran mastery learning
(belajar tuntas) terhadap
kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas X SMA
‘Aisyiyah 1 Palembang

NEXT!
METODE

Penelitian ini digolongkan kedalam penelitian True-


Experimental Design, karena pada desain ini peneliti dapat
mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi
jalannya eksperimen. Ciri utama dari true-experimental
design adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil
secara random dari populasi tertentu
TEMUAN

Pada hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan perolehan nilai siswa


pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini terlihat pada rekap nilai siswa
dimana sebelum perlakua, kelas eksperimen memperoleh mean 22,26 dengan nilai
tertinggi 31 dan nilai terendah 8 sedangkan kelas kontrol meannya 20,8 dengan nilai
tertinggi 29 dan nilai terendah 6. Setelah perlakuan diperoleh mean posttest siswa
kelas eksperimen 81,27 dengan nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 69 sedangkan
dari hasil posttest pada kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi 88 dan terendah 48
dengan mean 68,78. Dapat dilihat peningkatan melalui N-Gain siswa dikelas
eksperimen mean 0,77 nilai tertinggi 0,94 dan nilai rendah 0,65 sedangkan kelas
kontrol mean 0,60 nilai tertinggi 0,83 dan nilai terendah 0,37
KESIMPULAN

Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam


pembelajaran menggunakan model pembelajaran mastery
learning (belajar tuntas) mengalami peningkatan. Model
pembelajaran mastery learning (belajar tuntas)
berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada pelajaran matematika materi sistem
persamaan linear.
KOMENTAR

Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model


pembelajaran mastery learning (belajar tuntas) sebaiknya guru harus
menyiapkan soal-soal yang akan diberikan pada setiap tahapan yang
ada. Dan guru menggunakan media tambahan dalam penjelasan
materi. Model pembelajaran Mastery Learning membutuhkan waktu
yang cukup banyak, sehingga guru mampu mengalokasikan waktu
dengan baik agar pembelajaran dapat dilaksanakan dengan optimal.
PENERAPAN PROGRAM
SYSTEM BLOCK MASTERY
LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR RENANG
GAYA DADA

Fika Nuraini Rusmitaningsih

Karya Ilmiah yang kurang tepat


Latar Belakang

● Peneliti beranggapan pembelajaran renang gaya dada dengan tatap


muka tiga kali dalam satu semester membuat pembelajaran tidak
efektif.
● Banyak pebelajar yang tidak tuntas dalam pembelajaran aktivitas
air renang gaya dada dan terjadi banyak kesalahan gerak.
● Pada pembelajaran aktivitas air renang gaya dada sering terjadi
pengajar kurang memperhatikan kemampuan dan kebutuhan
pebelajar.
● Ketika pembelajaran renang pebelajar belajar keterampilan
renang secara langsung dan biasanya langsung ketahap penilaian
tanpa adanya proses latihan yang teratur dan terencana. Pengajar
lebih menekankan teknik-teknik dasar dalam pelajaran, sementara
tahapan penyajian tugas gerak yang disesuaikan dengan
Tujuan
Penulis ingin mengetahui
peningkatan hasil belajar
renang gaya dada dengan
program System Block
Mastery Learning sebagai
upaya untuk meningkatkan
keterampilan renang gaya
dada dan hasil belajar
pebelajar Metode
METODE

● Rancangan penelitian yang dikerjakan adalah


penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
dua siklus dan setiap siklus menggunakan empat
tahapan yaitu; perencanaan, pelaksaan, observasi,
refleksi.
● Subyek penelitian adalah pebelajar kelas XI TKR
1 SMK Negeri 3 Tegal pada semester gasal tahun
ajaran 2018/2019 yang berjumlah 32 peserta
didik.
● Teknik pengumpulan data menggunakan observasi
(non tes) berupa observasi digunakan untuk
mengamati perkembangan tahapan belajar gerak
peserta didik dalam mengikuti kegiatan
TEMUAN
pembelajaran renang gaya dada dan tes untuk
mengetahui tingkat penguasaan renang gaya dada
siklus) ke siklus I. Hal ini disebabkan proses
pembelajaran yang disajikan guru menggunakan prinsip
belajar tuntas dengan memadatkan pertemuan menjadi
tiga hari berturut-turut.
TEMUAN
1 Hasil belajar peserta didik dan tahap belajar gerak
peserta didik pada siklus II juga mengalami
peningkatan.
Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II
2 dikarenakan penggunaan waktu pembelajaran satu
minggu penuh membuat teknik gerak dapat
tersampaikan secara tuntas sesuai dengan fase belajar
gerak.
3 Waktu pembelajaran yang lebih lama, memberikan
kesempatan guru untuk mengembangkan pembelajaran
lebih dalam, guru dapat melihat dan mengkoreksi
4 kesalahan gerak pebelajar sehingga memungkinkan guru
untuk berinteraksi dengan mengkomunikasikan
kesalahan gerak serta memberikan saran perbaikan
teknik gaya.
KESIMPULAN
KESIMPULAN

KOMENTAR
Menurut kami strategi SYSTEM BLOCK MASTERY LEARNING kurang sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran aktivitas air renang
gaya dada di SMK Negeri 3 Tegal (siklus 1 dan 2 masing-masing 3 kali pertemuan, dilaksanakan berturut-turut dalam waktu satu minggu)

Berdasarkan silabus Pendidikan Jasmani dan


Struktur kurikulum dimana total jam pelajaran
Kesehatan, Kompetensi dasar yang minimal harus
kelompok A dan B untuk SMK adalah 24 JP
diberikan kepada siswa SMK kelas 11 adalah
sedangkan total jam pelajaran kelompok C menganalisis dan mempraktekkan keterampilan
adalah 24 JP. Dari pembagian ini dapat kita dua gaya renang (gaya bebas, dada, punggung,
lihat bahwa alokasi jampelajaran untuk dan kupu-kupu) dan pertolongan kecelakaan di

matapelajaran kelompok C lebih banyak air. Menurut saya, jika SMK Negeri 3 Tegal
merupakan SMK yang bergerak khusus di bidang
dibandingkan kelompok A dan B. Pendidikan
olahraga khususnya air dan fokusnya
jasmani, Olahraga dan Kesehatan (renang)
menghasilkan atlet renang, maka langkah-
merupakan matapelajaran kelompok B dengan
langkah detail dari gaya dada perlu diterapkan
alokasi waktu 2 JP tiap minggu. Sehingga (mastery learning) tetapi dalam konteks ini SMK
sangat tidak memungkinkan memberikan Negeri 3 Tegal merupakan salah satu SMK yang
alokasi jam/waktu pembelajaran yang lebih memiliki bidang jurusan Mesin, Bangunan dan

lama untuk mengajarkan teknik yang lebih Multimedia berarti keterampilan yang banyak
KOMENTAR

Di beberapa sekolah, jarang sekali


yang memiliki kolam renang.
Sehingga pembelajaran olahraga
yang berhubungan dengan
aktivitas air jarang dilakukan. Jika
dilakukan biasanya meyewa jasa
kolam renang. Jika pendidik
menerapkan mastery learning
maka akan membutuhkan biaya
yang cukup besar
Komentar Referensi

Berdasarkan jurnal
diperoleh data :
● Pengajar sebenarnya
sudah menyajikan Hanya tidak semua siswa
pengajaran secara mampu berenang dan
detail dan memiliki bakat berenang
terstruktur. Hal ini
membuktikan kualitas
pembelajaran dijaga
dan di terapkan.
REFERENSI
THE EFFECT OF MASTERY
LEARNING STRATEGY ON
STUDENTS’
MATHEMATICS ACHIEVEMENT
AT THE MIDDLE SCHOOL LEVEL

Zaw, Yu Zar Ni, and Khaing Khaing Lwin

Karya Ilmiah yang tepat


❖ Peneliti beranggapan matematika
menempati peran penting dan unik
dalam masyarakat manusia dan
merupakan kunci strategis dalam
kaitannya dengan perkembangan
pemikiran masyarakat di abad 21. LATAR BELAKANG
❖ Matematika dianggap sebagai mata
pelajaran yang sulit oleh siswa di
sekolah pada hampir semua jenjang
mulai dari pendidikan dasar hingga
pendidikan tinggi.
❖ Peneliti percaya penguasaan terhadap
materi pelajaran merupakan salah satu
faktor penting dalam mempromosikan
pendidikan matematika di Myanmar.
Penulis ingin
mengetahui
TUJUAN pengaruh
penerapan mastery
learning terhadap
prestasi belajar
matematika dan
sikap siswa tingkat
sekolah menengah
(kelas 8) di wilayah
METODE LANJUTAN

❖ Siswa dibagi menjadi dua kelompok di setiap sekolah (kelompok eksperimen dan kontrol) dimana terdapat
30 siswa dalam setiap kelompok
❖ Di setiap sekolah, siswa secara acak dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok eksperimen diberikan
perlakuan dengan menggunakan mastery learning dan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan
pembelajaran formal.
Dalam kelompok eksperimen :
▪ Siswa diajar dengan kelompok kecil.
▪ Proses pembelajaran dimulai dengan mempelajari suatu unit dengan menggunakan metode pengajaran
yang sesuai.
▪ Setelah materi disampaikan, guru melakukan penilaian untuk memberikan informasi atau umpan balik
atas pembelajaran mereka.
▪ Siswa yang gagal mencapai penguasaan akan menerima perbaikan melalui kegiatan tambahan seperti
bimbingan teman sebaya, kegiatan yang berpusat pada peserta didik atau tugas tambahan.
▪ Siswa yang menguasai tugas pertama akan diberikan pengayaan.
▪ Setelah itu, semua siswa diberikan tes evaluasi sumatif.
Metode KESIMPULAN

Dalam kelompok kontrol :


▪ Siswa diajarkan materi pembelajaran di bawah instruksi kelas secara
keseluruhan.
▪ Siswa memecahkan masalah di bawah kendali guru.
▪ Siswa mengikuti instruksi guru dan mereka mengandalkan informasi yang
diberikan oleh guru untuk memecahkan masalah.
❖ Setelah pemberian treatment¸ semua siswa mengikuti post test.
❖ Selain post test, siswa juga diberi kuisioner tentang sikap untuk mengetahui sikap
siswa terhadap pembelajaran, kemampuan untuk mengingat materi yang dipelajari dan
keterlibatan dalam kegiatan pembelajaran.
TEMUAN KESIMPULAN

Terdapat perbedaan Berdasarkan hasil


yang signifikan Prestasi belajar penelitan yang dilakukan
terhadap prestasi siswa tidak diperoleh data ada
belajar matematika bervariasi pada soal banyak siswa yang sudah
antara siswa yang menunjukkan sikap
tingkat pengetahuan
diajar dengan positif (93% - 94 %)
tetapi bervariasi dalam pembelajaran
menggunakan mastery pada soal tingkat tetapi masih ada siswa
learning dan siswa pemahaman dan yang masih belum
yang diajar secara penerapan menunjukkan sikap
formal di kedua positif ( 6% - 7%).
sekolah yang diteliti.
❖ Mastery learning memberikan
kontribusi positif terhadap
peningkatan pembelajaran
matematika di tingkat sekolah KESIMPULAN
menengah.
❖ Penerapan mastery learning di kelas
akan meningkatkan prestasi siswa,
partisipasi dalam kegiatan
pembelajaran dan mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah.
❖ Mayoritas siswa (93% - 94%) sudah
menunjukkan sikap positif terhadap
penerapan mastery learning dalam
Strategi Mastery learning merupakan
strategi yang TEPAT KOMENTAR

Dalam kegiatan
Berdasarkan jurnal yang dibahas
pembelajaran, kita ditemukan bahwa
menghadapi pebelajar yang
multicultural, ada yang • Pebelajar semakin merasa senang
cepat menguasai dalam mempelajari matematika
dengan strategi mastery learning Tidak dapat
pembelajaran, ada yang • Hubungan antara guru dan siswa terjadi jika
butuh waktu yang lama lebih baik daripada pengajaran tidak ada bakat,
dalam menguasai materi ajar sebelumnya sehingga mereka lebih tidak ada dorongan
mudah belajar matematika
dan ada yang memiliki yang timbul dalam
• Fungsi pebelajar berubah dari diri sipebelajar
motivasi yang kuat (bakat) pebelajar pasif menjadi pebelajar untuk belajar dan
dalam pembelajaran. aktif pembelajaran yang
• Pebelajar mampu memecahkan disajikan kurang
masalah sendiri berkualitas
• Prestasi belajar siswa bervariasi
meningkatkan prestasi belajar dan
sikap pada pembelajaran matematika di Myanmar:
Kondisi masyarakat
Myanmar
Myanmar adalah salah satu Negara termiskin di Asia
KOMENTAR
Tenggara, karena penderitaan stagnasi, salah kelola dan isolasi
dan kurangnya tenaga kerja berpendidikan
(https://semestafakta.wordpress.com/).

Lebih dari setengah anak-anak di Myanmar tidak


menyelesaikan sekolah lima tahunnya karena biaya sekolah di
sini sangat mahal sehingga mengakibatkan rendahnya mutu
pendidikan https://www.yukepo.com/
Infrastruktur kurang memadai. Pertanian berfungsi sebagai
sektor utama, matapencaharian mayoritas petani.
https://www.kafekepo.com/negara-terkaya-dan-termiskin-di-asia-tenggara/

Menurut Nana Sudjana (1995: 26) hasil belajar yang dicapai


dipengaruhi dua faktor utama, yakni: faktor dalam diri sendiri
dan faktor yang datang dari luar diri atau faktor lingkungan.
Kondisi masyarakat myanmar dapat menjadikan salah satu
strategi pembelajaran mastery learning menjadi strategi
pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan. Selain itu
Strategi Mastery learning menganut pendekatan individual,
sehingga apapun masalah belajar yang dihadapi pebelajar
dapat ditangani dengan baik oleh pendidik
KOMENTAR

Alokasi jam pelajaran matematika


untuk middle school cukup banyak
Referensi
Table of
Contents

Section 1
GOOD REVIEW
Section 2
EFFECTS OF MASTERY LEARNING APPROACH ON
STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN PHYSICS
Section 3

Section 4

By Sunday A. Adeyemo, Ph.D, Veronica F.T


Credits
Babajide, Ph.D
LATAR BELAKANG

1 3
FISIKA MATA PELAJARAN Fasilitas sekolah kurang
TERSULIT

2 4
Prestasi siswa selalu buruk Metode mengajar masih
dari tahun ke tahun tradisional
TUJUAN Table of
Contents

Section 1

Section 2

Section 3

1. Membandingkan prestasi
yang diajarkan pada siswa 2. untuk mengetahui Section 4
menggunakan Mastery hubungan antara sikap
Learning Approach (MLA), siswa pada pelajaran fisika
Credits
dengan siswa yang diajar terhadap prestasi mereka
menggunakan pengajaran
konvensional
METODE Table of
Contents

penelitian experimental yang dilakukan pada 160 siswa dari kelas berbeda
Section 1

Tahap 1 Tahap 2 Section 2

identifikasi dan pelaksanaan


pengenalan mata Section 3

pelajaran
Section 4
Tahap 4
Tahap 3
refleksi Credits
observasi/
pemantauan
Temuan

1. Siswa yang diajar dengan pendekatan mastery learning memiliki hasil yang jauh
lebih baik daripada siswa yang terpapar metode pangajaran konvensional.

2. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap fisika memiliki prestasi lebih baik
daripada siswa yang memiliki sikap negatif.
Table of
Contents

Section 1

Section 2

Section 3

Section 4

Credits
KESIMPULAN
penggunaan pendekatan mastery learning di tingkat sekolah menengah dapat mengatasi
hasil buruk dalam mata pelajaran tersebut. Selain itu juga adanya peningkatan sikap siswa
dalam fisika akan meningkatkan pemahaman siswa dalam pelajaran
fisika. Artinya metode pengajaran mastery learning lebih baik dalam meningkatkan kinerja
siswa.
Table of
Komentar Contents

Section 1

● Berdasarkan dari hasil temuan penelitian ini, penelitian ini


Section 2
termasuk dalam penggunaan pendekatan mastery learning yang
baik dan efektif dibuktikan dengan adanya peningkatan dan
perbedaan yang signifikan antar kelas eksperimen. Model Section 3
pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Section 4

Credits
PENGEMBANGAN
PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS
(MASTERY LEARNING) DENGAN POLA KELOMPOK
REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN DAN
MOTIVASI BELAJAR FISIKA PADA SISWA SMPN 2 SAKTI
KABUPATEN PIDIE

Bustami , Yusrizal dan Adlim


1Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111
2Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111
3Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111

START!
Latar Belakang

1. Rendahnya mutu pendidikan fisika


2. Pelaksanaan remedial masih menghasilkan siswa yang tidak tuntas
3. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar fisika
4. Masih sedikit guru fisika di Kabupaten Pidie yang menerapkan
pembelajaran inovatif
TUJUAN
Section 1

Section 2

●mengembangkan penerapan mastery learning


dengan berbagai pola remedial dan dan Section 3
meningkatkan motivasi belajar fisika pada siswa
Section 4

Credits
METODE PENELITIAN

Section 1

Section 2

PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Section 3
1. Pembagian kelompok remidial
Section 4

Credits

2. Diberikan angket motivasi dalam bentuk skala Likert


TEMUAN Table of
contents

Section 1

Section 2
Berdasarkan analisis data awal ditemukan hasil tingkat
belajar siswa relative sama. Kemudian hasil setelah Section 3
remedial, terdapat peningkatan nilai KKM tertinggi pada
kelas yang terdiri dari siswa yang tuntas dan tidak tuntas
Section 4
dengan memilih teman kelompok belajar. Fungsi siswa
tuntas sebagai tutor siswa yang tidak tuntas (pola tutor
sebaya). Sedangkan motivasi belajar siswa tidak Credits
terpengaruh dengan adanya pola kelompok remedial.
Terdapat perbedaan signifikan
ketuntasan belajar dengan pembelajaran
menggunakan pendekatan mastery
learning. Pola tutor sebaya berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa, sehingga
terjadi peningkatan ketuntasan mencapai
80%. Namun pembentukan berbagai
macam pola kelompok remedial tidak
membuat siswa termotivasi dalam
belajar.
.

KESIMPULAN
KESIMPULAN
Table of
Contents

Section 1

Section 2

Section 3

Section 4

Credits
Penerapan Pendekatan
Mastery Learning untuk
Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa dalam
Pembelajaran IPS Kelas IV
SDN Gresik
Lia Heryati Putri
Waspodo Tjipto Subroto
Table of
Contents
Latar Belakang
Section 1
- Materi/topik yang banyak
- Persentase ketuntasan Section 2

klasikal tidak mencapai 80%


Section 3
- Pemilihan strategi
pembelajaran yang kurang Section 4

tepat
Credits
Table of
Contents
Tujuan
Section 1
- Mengetahui perubahan
(peningkatan) hasil belajar, Section 2

aktivitas siswa, aktivitas guru,


Section 3
dan respon siswa dengan
menerapkan mastery learning Section 4

Credits
Table of
Contents
Metode
Section 1
- Penelitian Tindakan Kelas
- 3 siklus pembelajaran Section 2

- Pengumpulan data: Tes,


Section 3
Observasi, wawancara
Section 4

Credits
Table of
Contents
Temuan
Siklus 1: Section 1
- belum tercapai ketuntasan pada semua
aspek yang diamati. Section 2
- Upaya perbaikan: apersepsi materi,
menyampaikan materi dengan tempo Section 3

yang cukup, media yang sesuai,


memotivasi siswa, dan meningkatkan Section 4

aktivitas positif guru


Credits
Table of
Contents
Temuan
Siklus 2: Section 1
- Hasil belajar dan seluruh aspek observasi
mengalami peningkatan dari siklus 1 Section 2
- Upaya perbaikan: memaksimalkan suara
untuk menjangkau seluruh ruang kelas, Section 3

mempertahankan aktivitas positif guru


dan siswa, dan memberikan perbaikan Section 4

serta pengayaan
Credits
Table of
Contents
Temuan
Respon siswa :100% siswa merasa senang
Section 1
dengan strategi pembelajaran mastery
learning Section 2

Section 3

Section 4

Credits
Table of
Contents
Kesimpulan
Strategi mastery learning dapat Section 1

meningkatkan hasil belajar


Section 2
siswa dalam pembelajaran IPS
kelas IV SDN Gresik Section 3

Section 4

Credits
Table of
Contents
Komentar
- memenuhi langkah-langkah Section 1

strategi mastery learning


Section 2
- satu prinsip mastery learning

yang belum terpenuhi yaitu Section 3

pemberian pendampingan Section 4

bagi siswa yang belum tuntas Credits


Table of
Contents
Effect of Mastery
Learning on Senior Section 1

Secondary School Section 2

Students’ Cognitive Section 3

Learning Outcome in Section 4

Quantitative Chemistry Credits

Telimoye Leesi Mitee, Georgina N. Obaitan


Latar Belakang Table of
contents

Section 1

● sekitar 53% siswa tidak mencapai Section 2

kriteria kelulusan (2002-2011)


Section 3
● metode mengajar yang kurang
tepat Section 4

Credits
Tujuan Table of
contents

Section 1

● Mengetahui pengaruh strategi Section 2

mastery learning terhadap


Section 3
peningkatan hasil belajar kognitif
pada materi kimia Section 4

Credits
Metode Table of
contents

Section 1

● Quasi-eksperimen Section 2

● Kelompok kontrol dan kelompok


Section 3
eksperimen
● Pre-tes dan post-test Section 4

Credits
Temuan Table of
contents

Section 1

● Pre-tes sebanding Section 2

● Post-tes: 69,08% siswa kelompok


Section 3
eksperimen dan 17,53%
kelompok kontrol tuntas Section 4

Credits
Kesimpulan Table of
contents

Section 1

● strategi mastery learning lebih Section 2

efektif dan dalam meningkatkan


Section 3
hasil belajar kognitif siswa pada
mata pelajaran kimia Section 4

Credits
Komentar Table of
contents

Section 1

● Mastery learning cocok Section 2

diterapkan pada materi yang


Section 3
sifatnya konseptual, seperti kimia.
Section 4

Credits

Anda mungkin juga menyukai