Anda di halaman 1dari 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Titrasi Titrasi adalah suatu proses atau prosedur dalam analisis volumetric di mana suatu titran atau larutan standar (yang telah diketahui konsentrasinya) diteteskan melalui buret kelarutan lain yang dapat bereaksi dengannya (belum diketahui konsentrasinya) hingga tercapai titik ekuivalen atau titik akhir. Artinya, zat yang ditambahkan tepat ber eaksi dengan zat yang ditambahi. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai tit`er dan biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan (Almatsier, 2003). Pada Titrasi asam basa dalam melakukan titrasi melibatkan asam maupun basa sebagai penitran/titer ataupun titran dan titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Untuk

menentukan kadar larutan asam dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi ). Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen. Pada saat ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan , kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaah tersebut, dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi asam basa. Titik equivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa Untuk menegtahui titik ekivalen pada titrasi asam basa kita bisa menggunakan indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada sampel sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika mendekati titik ekuivalen terjadi yang kita sebut titik akhir titrasi ,pada saat inilah titrasi kita hentikan .

Indikator

Trayek pH

Warna

Asam kuning metal Biru bromfenol jingga metal Hijau bromkresol Merah metal ungu bromkresol Biru bromtimol merah fenol Merah kresol Biru timol Fenolftalein Timolftalein 5,2-6,8 6,1-7,6 6,8-8,4 7,2-8,8 8,0-9,6 8,2-10,0 9,3-10,5 Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Tak brwarna Tak berwarna 3,8-5,4 4,2-6,3 Kuning Merah 2,4-4,0 3,0-4,6 3,1--4,4 Merah Kuning Jingga

Basa Kuning Biru Metil

Add caption

Biru Kuning

Ungu Biru Merah Merah Biru Merah Biru

2.2 Jenis-jenis Titrasi : Berdasarkan reaksi yang terjadi selama titrasi, volumetri dapat dikelompokkan menjadi 4

jenis[1] ( Gandjar, 2007): 1. Reaksi asam-basa ( asidi-alkalimetri = netralisasi) Penetapan kadar ini berdasarkan pada perpindahan protondari zat yang bersifat basa atau asam, baik dalam linfkungan air atau bebas air. 2. Reaksi oksidasi-reduksi (redoks) Dasar yang digunakan adalah perpindahan elektron. Penetapan kadar senyawa berdasarkan ini digunakan secara luas seperti permanganometri, serimetri, iodi-iodometri, iodametri serta bromatometri. 3. Reaksi pengendapan (presipitasi) Penetapan kadar berdasrkan terjadinya endapan yang sukar larut misalnya penetapan kadar secara argentometri. 4. Reaksi pembentukan kompleks (kompleksometri)

Dasar yang diginakan adalah terjadinya reaksi antara zat-zat pengompleks organik dengan ion logam menghasilkan senyawa kompleks yang mantap. Penetapan kadar yang menggunakan prinsip ini adalah metode kompleksometri. a. Jenis- jenis titrasi asam-basa Titrasi asam-basa dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut: 1. Tirtasi asam kuat atau basa kuat Titran yang dipakai dalam jenis titrasi asam basa ini adalah asam kuat dan basa kuat. Titik akhir titrasi mudah diketahui dengan membuat kurva titrasi yaitu plot antara pH larutan sebagai fungsi dari volume titran yang ditambahkan. Sebagai contoh titrasi asam kuat dan basa kuat adalah titrasi HCl dengan NaOH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: HCl + NaOH H+ + OHH2O NaCl + H2O

Reaksi umum yang terjadi pada titrasi asam basa dapat ditulis sesuai dengan reaksi kedua diatas. Ion H+ bereaksi dengan OH- membentuk H2O sehingga hasil akhir titrasi pada titik ekuivalen pH larutan adalah netral. Kurva titrasi antara 50 mL HCl 0,1 M dengan 50 mL NaOH 0,1 M dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini:

Kurva Titrasi 0,1 M HCl dengan 0,1 M NaOH 1. Titrasi basa lemah dan asam kuat

Titrasi basa lemah dan asam kuat adalah analog dengan titrasi asam lemah dengan basa kuat, akan tetapi kurva yang terbentuk adalah cerminan dari kurva titrasi asam lemah vs basa kuat. Sebagai contoh disini adalah titrasi 0,1 M NH4OH 25 mL dengan 0,1 HCl 25 mL dimana reaksinya dapat ditulis sebagai: )

NH4OH + HCl

NH4Cl + H2O

Kurva titrasinya dapat ditulis sebagai berikut:

Kurva titrasi 0,1 M NH4OH dengan 0,1 M HCl

Pada awal titrasi dalam Erlenmeyer hanya terdapat NH4OH, karena NH4OH adalah basa lemah maka tidak semua akan terionisasi untuk mencari pH nya 1. Titrasi basa kuat dan asam lemah ) Asam lemah yang dicontohkan disini adalah asam asetat CH3COOH (biasanya kita singkat menjadi HOAc) dan dititrasi dengan basa kuat NaOH. Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut: HOAc + NaOH -> NaOAC + H2O Dan kurva titrasi antara 0,1 M HOAc 50 mL dengan 0,1 M NaOH 50 mL dapat digambarkan sebagai berikut

Kurva titrasi 0,1 M CH3COOH dengan 0,1 M NaOH

Pada saat sebelum titrasi dalam Erlenmeyer hanya terdapat asam asetat. HOAc adalah asam lemah sehingga dalam laruta tidak terdisosiasi sempurna, dan untuk mencari konsentrasi H+ nya kita menggunaka rumus pH asam lemah. 0,1 M HOAc dengan volume 50 mL memiliki pH sekitar 1. Titrasi asam lemah dan basa lema Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Misal : Asam asetat dan NH4OH CH3COOH + NH4OH > CH3COONH4 + 2.3 Preparasi a. Pembuatan Larutan Asam Sulfat (H2 SO4) Untuk membuat larutan asam sulfat encer dari larutan asam sulfat pekat 98% maka langkah pertama adalah dengan menghitung terlebih dahulu molaritas larutan asam sulfat pekat tersebut. Setelah mengetahui berapa konsentrasinya maka kita tinggal menggunakan rumus pengenceran untuk mendapatkan berapa banyak larutan asam sulfat pekat yang diperlukan H2O

Anda mungkin juga menyukai