Anda di halaman 1dari 9

LR03 - Karakteristik V I Semikonduktor

Nama NPM Grup Fakultas

: : : :

Faris Naufal 1106069696 6 Teknik Teknik Metalurgi & Material

Program Studi :

Tujuan
Mempelajari hubungan antara beda potensial (V) dan arus listrik (I) pada suatu semikonduktor

Alat
1. Bahan semikonduktor 2. Amperemeter 3. Voltmeter 4. Variable power supply 5. Camcorder 6. Unit PC 7. DAQ dan perangkat pengendali otomati

Teori
Semikonduktor merupakan material yang memiliki sifat konduktifitas listrik di antara material isolator dan konduktor. Sifat ini disebabkan oleh lebar pita energi yaitu pita konduksi dan valensi yang tidak berbeda jauh namun tidak saling tumpang tindih untuk menyebabkan material tersebut menjadi konduktor. Karena lebar pita energi yang tidak berbeda jauh ini, material semikonduktor apabila diberi energi sebagai pemicu akan bertindak seperti konduktor dengan cara melepaskan elektron valensi dari kulit terluarnya sehingga terbentuk awan elektron yang dapat mengalirkan listrik. Material semikonduktor sudah banyak dikembangkan, seperti pada panel surya. Sebuah bahan material bila dilewati oleh arus listrik akan menimbulkan disipasi panas. Besarnya disipasi panas adalah I2R. Panas yang dihasilkan oleh material ini akan mengakibatkan perubahan hambatan material tersebut. Jika pada material semi konduktor , pertambahan kalor / panas akan mengurangi nilai hambatan material tersebut. Peristiwa dispasi panas dan perubahan resistansi bahan semi konduktor ini

saling berkaitan.

Gambar 1. Rangkaian tertutup semikoduktor

Cara Kerja
1. Memperhatikan halaman web percobaan karakteristik VI semi konduktor 2. Memberikan beda potensial dengan member tegangan V1. 3. Mengaktifkan power supply/baterai dengan mengklik radio button di sebelahnya. 4. Mengukur beda potensial dan arus yang terukur pada hambatan! 5. Mengulang langkah 3 hingga 5 untuk beda potensial V2 hingga V8

Tugas dan evaluasi


1. Memperhatikan data yang diperoleh, apakah terjadi perubahan tegangan dan arus untuk V1 , V2 , V3 , V4 dan V5. 2. Menghitung nilai rata-rata beda potensial yang terukur dan arus yang terukur untuk V1 , V2 , V3 hingga V8. 3. Membuat grafik yang memperlihatkan hubungan V vs I untuk rata rata V dan I yang terukur (lihat tugas 2) 4. Memberi analisa terhadap bentuk grafik V vs I. 5. Menjelaskan apakah hukum Ohm berlaku untuk semikonduktor terkait percobaan kali ini.

6. Memberi kesimpulan terhadap percobaan ini.

Pengolahan Data
Data Pengamatan
V(volt) 0.44 0.44 0.44 0.44 0.44 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 1.38 1.38 1.38 1.38 1.38 1.88 1.88 1.88 1.88 1.88 2.31 2.31 2.30 2.30 2.30 I(mA) 3.26 3.26 3.26 3.26 3.26 6.84 7.17 6.84 6.84 6.84 10.10 10.10 10.10 10.10 10.10 14.01 14.01 14.01 14.01 14.34 17.60 17.60 17.92 18.25 18.57

2.88 2.88 2.87 2.87 2.87 3.22 3.22 3.21 3.21 3.21 3.21 3.20 3.20 3.19 3.18 3.68 3.67 3.66 3.66 3.65

23.46 23.46 23.79 24.11 24.11 26.72 26.72 27.04 27.37 27.70 26.39 27.37 26.72 27.70 28.35 31.61 31.93 32.58 32.91 33.56

Nilai rata - rata V(Volt) V1 V2 V3 V4 0.44 0.94 1.88 2.304 I(mA) 3.26
6.906

10.10
14.076

V5 V6 V7 V8

2.874 3.214 3.196 3.664

17.988 23.786 27.306 32.518

Gambar 2. Grafik V vs I Koefisien Korelasi(r) = NXY - (X)(Y) / Sqrt([NX2 - (X)2][NY2 - (Y)2]) r = 0.95 (Korelasi tinggi)

Analisa
Dari grafik yang diperoleh, dapat diamati bahwa hubungan antara tegangan dan arus yang tercatat pada material semikonduktor tidak membentuk suatu hubungan yang linear. Dari grafik ini dapat ditarik kesimpulan bahwa material semikonduktor tidak memenuhi hukum Ohm, dimana hubungan antara tegangan pada suatu penghantar membentuk hubungan yang linear dengan arus yang melewati penghantar tersebut. Pada hukum Ohm, hubungan antara tegangan penghantar dan arus adalah linear, dan pada grafik tegangan vs arus untuk material Ohmik akan membentuk garis linear dimana kemiringan di setiap titik pada grafik adalah sama. Kemiringan ini

didefinisikan sebagai hambatan suatu penghantar atau resistansi(R). Penjelasan terhadap material yang memenuhi hukum Ohm adalah sebagai berikut. Material dapat menghantarkan listrik karena terdapat pergerakan elektron bebas pada atom atomnya. Elektron ini bergerak bebas karena energi keadaan elektron agar elektron tersebut bergerak pada kulit atom adalah sama dengan energi keadaan untuk elektron tersebut dapat bergerak bebas. Energi ini direpresentasikan oleh pita energi untuk zat padat. Pita energi ini dibagi dua, yaitu pita valensi dan konduksi. Pita valensi adalah pita energi untuk keadaan elektron yang bergerak di dalam kulit atom. Pita konduksi adalah pita energi untuk elektron yang bergerak bebas di luar atom. Apabila pita energi ini pada suatu material saling tumpang tindih, atau besar energi pada keadaan konduksi dan valensi adalah sama, maka elektron dapat bergerak bebas di luar atom sehingga material tersebut dapat menghantarkan listrik. Apabila suatu material memiliki pita valensi dan konduksi yang berbeda jauh beberapa Fermi, maka elektron pada material tersebut pada keadaan normal bergerak pada kulit atomnya dan dibutuhkan energi yang besar agar elektron pada material tersebut dapat bergerak di luar kulit atom. Material yang memiliki sifat ini disebut material isolator karena tidak adanya elektron yang bergerak bebas di luar pengaruh atom sehingga tidak dapat menghantarkan listrik. Pada material semikonduktor yang digunakan dalam percobaan ini, pita konduksi dan valensi hanya terpisah dalam jarak beberapa Fermi saja, relatif lebah dekat dibanding material isolator. Karenanya, pada material semikonduktor, adapabila diberi energi yang dalam percobaan kali ini adalah energi listrik, bersumber dari sumber tegangan, maka material tersebut akan memiliki sifat konduktifitas listrik yang cukup untuk bisa menghantarkan listrik dalam jumlah yang signifikan. Besar resistansi dari material semikonduktor ini bergantung dari besarnya energi yang diterima oleh material tersebut. Saat semikonduktor dialiri arus listrik, semikonduktor tersebut akan mendisipasi energi. Besarnya disipasi energi ini diberikan oleh hubungan P = IV

Semakin besar energi yang didisipasi oleh suatu semikonduktor, maka akan berpengaruh terhadap resistansinya; semakin kecil resistansi dari material semikonduktor tersebut. Akibatnya, apabila tegangan dinaikkan, maka semakin besar disipasi energinya dan resistansi material tersebut akan berkurang. Hal ini karena energi yang diberikan pada material semikonduktor tersebut merubah lebar pita valensi dan konduksi dari material tersebut; semakin baik sifat konduktifitas listriknya untuk energi yang semakin besar Seperti yang dapat diamati pada grafik V vs I dalam percobaan ini, bentuk grafik mendekati kurva dimana kemiringan kurva tersebut semakin berkurang untuk tegangan yang semakin besar. Kemiringan pada setiap titik dalam grafik adalah besar resistansi. Dapat diamati pula untuk perubahan nilai tegangan yang kecil di daerah tegangan di atas 1.5 V, terjadi perubahan arus yang lebih besar dibanding di daerah tegangan di bawah 1.5 V. Dari percobaan semikonduktor ini, didapat bahwa untuk material semikonduktor, hukum Ohm tidak berlaku meskipun dalam percobaan ditunjukkan harga koefisian korelasi yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena ada perubahan besar resistansi untuk perubahan beda potensial pada material semikonduktor tersebut.

Kesimpulan
Hukum Ohm tidak berlaku untuk material semikonduktor Semakin besar energi yang diberikan kepada material semikonduktor, semakin baik sifat konduktifitas listriknya

Referensi: Young, Freedman. 2006. University Physics. Pearson Wiliam D Callister Jr, 2010. Materials Science and Engineering an

Introduction, 8th ed, John. Wiley and Sons

Anda mungkin juga menyukai