Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN LEBAR CELAH (R-LAB)

Nama NPM Fakultas Prog. Studi Tanggal Percobaan

: Faris Naufal : 1106069696 : Teknik : Teknik Metalurgi dan Material : 16 November 2012

No & Nama Percobaan : OR02 Pengukuran Lebar Celah

LABORATORIUM FISIKA DASAR UPP IPD UNIVERSITAS INDONESIA

Pengukuran Lebar Celah


1. Tujuan Mengukur lebar celah tunggal dengan menggunakan metode difraksi. 2. Alat
a) Piranti laser dan catu daya b) Piranti pemilih otomatis celah tunggal c) Piranti scaner beserta detektor fotodioda d) Camcorder e) Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

3. Teori Difraksi merupakan deviasi dari perambatan cahaya atau pembelokan arah rambat cahaya. Efek dari difraksi berupa karakteristik dari fenomena gelombang, apakah bunyi, atau cahaya dimana muka muka gelombangnya dibelokkan. Prinsip Huygens Fresnel berbunyi: Setiap titik dari muka-muka gelombang yang tidak terganggu, pada saat tertentu bertindak sebagai sumber muka-muka gelombang speris kedua (frekuensinya sama dengan sumber primer). Amplitudo medan optik (listrik/magnet) di suatu titik merupakan superposisi dari muka-muka gelombang speris tadi. Pola difraksi yang disebabkan oleh celah tunggal dijelaskan oleh Christian Huygens. Menurut Huygens, tiap bagian celah berfungsi sebagai sumber gelombang sehingga cahaya dari satu bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian celah lainnya. Interferensi minimum yang menghasilkan garis gelap pada layar akan terjadi, jika gelombang 1 dan 3 atau 2 dan 4 berbeda fase , atau lintasannya sebesar setengah panjang gelombang. Beda lintasan kedua gelombang (d sin )/2. S = (d sin )/2 dan S = , jadi d sin =

Jika celah tunggal itu dibagi menjadi empat bagian, pola interferensi minimumnya menjadi S = (d sin )/4 dan S = , jadi d sin = 2 . Berdasarkan penurunan persamaan interferensi minimum tersebut, diperoleh persamaan sebagai berikut. d sin = m dengan: d = lebar celah m = 1, 2, 3, . . . Untuk mendapatkan pola difraksi maksimum, maka setiap cahaya yang melewati celah harus sefase. Beda lintasan dari interferensi minimum tadi harus dikurangi dengan sehingga beda fase keduanya mejadi 360. Persamaan

interferensi maksimum dari pola difraksinya akan menjadi :

dengan (2m 1) adalah bilangan ganjil, m = 1, 2, 3, Berkas sinar dengan panjang gelombang yang dilewatkan pada sebuah celah sempit dengan lebar a akan mengalami difraksi. Pola difraksi ini dapat dilihat pada layar atau diukur dengan sensor cahaya. Jika jarak antara celah dengan layar jauh lebih besar dari pada lebar celah (L a), maka berkas yang sampai di layar dapat dianggap paralel. Pada difraksi celah tunggal, pola gelap (intensitas minimum) akan terjadi jika perbedaan panjang lintasan berkas (a sin ) antara berkas paling atas dan berkas paling bawah sebesar , 2, 3, dst, (Gbr. 1). Dengan demikian pola gelap pada difraksi yang terjadi karena celah tunggal dapat dinyatakan oleh

dengan n = 1, 2, 3, ... (1)

4. Cara Kerja Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan cara masuk ke link http://sitrampil.ui.ac.id/elaboratory kemudian masuk ke jadwal dan klik OR02 Pengukuran Lebar Celah. Langkah kerja eksperimen harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan. Penyetingan peralatan rLab berlangsung secara otomatis ketika praktikan menjalankan prosedur kerja. Yang dilakukan adalah: 1. Memperhatikan halaman web percobaan Pengukuran Lebar Celah 2. Memasang kisi pada alat 3. Mengaktifkan power supply laser dengan mengklik radio button di sebelahnya 4. Mengukur intensitas pola difraksi dengan scanning PENGOLAHAN DATA

Grafik intensitas pola difraksi ( I, pada eksperimen dinyatakan dalam arus sebagai fungsi dari posisi (x), I vs x )

Letak terang pusat, intensitas minimum orde pertama (n=1), orde ke-2 (n=2), orde ke-3 (n=3), dst. dan bilangan orde pada setiap intensitas minimum pola difraksi Terang pusat berada pada posisi-posisi seperti yang tertera di samping dengan intensitas 4,97

Orde k e1 2 3 4 5 6

Intens ita s Minim umk iri Min im umk a na n 172,92 188,76 172,48 189,20 172,04 189,64 171,60 190,08 171,16 190,52 170,72 190,96

Intensitas minimum pada orde ke-1, ke-2, dan ke-3.

N 1 2 3 4 5 6

Inten s ita s Xk a na n - Xk iri Minim umk iri Minim umk a na n 172,92 188,76 15,84 172,48 189,20 16,72 172,04 189,64 17,60 171,60 190,08 18,48 171,16 190,52 19,36 170,72 190,96 20,24

s in 0,01584 0,01672 0,0176 0,01848 0,01936 0,02024

Jarak antara dua intensitas minimum dan sinus sudut. Sinus sudut dicari dengan cara membagi jarak (Xkanan Xkiri) dengan jarak L yakni 1000 mm.

Lebar celah a dengan metode grafik antara sin vs. n. Pada eksperimen ini laser yang digunakan mempunyai = ( 650 10 ) nm n = a sin y =m x + a
N 1 2 3 4 5 6 Jum la h X 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 0,006 0 ,0 2 1 Y 0,00065 0,0013 0,00195 0,0026 0,00325 0,0039 0 ,0 1 3 6 5 X 2 0,000001 0,000004 0,000009 0,000016 0,000025 0,000036 0 ,0 0 0 4 4 1 Y 2 4,225E-07 0,00000169 3,8025E-06 0,00000676 1,05625E-05 0,00001521 0 ,0 0 0 1 8 6 3 2 3 X Y 0,00000065 0,0000026 0,00000585 0,0000104 0,00001625 0,0000234 1 ,9 4 4 8 1 E -0 7

m = N (Xi Yi) Xi Yi = 0,65

N Xi2 (Xi)2 a = Xi2 Yi Xi (Xi Yi) = 4,3368 x 10-19 N Xi2 (Xi)2 y = mx + b = 0,65x + 4,3368 x 10-19 m = d = 0,65 lebar celah

5. Analisa Data Pada percobaan Pengukuran Lebar Celah ini, objek yang digunakan adalah cahaya yang dilewatkan melalui dua atau lebih celah sehingga cahaya tersebut terbagi-bagi yang disebut dengan interferensi. Interferensi ini merupakan salah satu sifat dari cahaya yang akan diamati pada percobaan ini. Cahaya yang terbagi-bagi karena melewati celah tadi akan berpola gelap dan terang. Tidak ada gelap pusat namun ada terang pusat. Terang pusat inilah yang memiliki intensitas cahaya paling tinggi. Pada percobaan ini, terang pusat terletak pada beberapa posisi dengan intensitas yakni 4,97. Berikut tabelnya:

176,44 176,88 177,32 177,76 178,20 178,64 179,08 179,52 179,96 180,40 180,84 181,28 181,72 182,16 182,60 183,04 183,48 183,92 184,36 184,80 185,24 185,68

4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4,97

Pola

interferensi

yang

terlihat

pada

grafik

berbentuk seperti gunung dengan puncak di tengah yang menjulang tinggi. Puncak ini yang menunjukkan intensitas cahaya paling tinggi. Karena intensitas cahaya yang tinggi (terang pusat) berada pada beberapa posisi maka puncak grafik tidak berbentuk lancip melainkan garis datar (tidak berpuncak). Pada percobaan mungkin saja terjadi kesalahan. Salah satu faktornya bisa berupa adanya cahaya lain selain cahaya objek percobaan yang masuk ke dalam celah. Hal ini harus dihindari dengan mengisolasi tempat percobaan dari pengaruh cahaya lain misalkan cahaya lampu laboratorium. Selain itu, praktikan yang tidak berada langsung di tempat praktikum bisa berisiko menimbulkan kesalahan lainnya dalam percobaan. Pada percobaan ini diasumsikan jarak antara celah dengan layar adalah 1 m atau 1000 mm untuk memudahkan perhitungan.

6. Kesimpulan Semakin besar ordo, semakin besar pula jarak antara dua intensitas minimum. Pada percobaan ini didapatkan lebar dari celah adalah 0,65. Terang pusat terletak pada

posisi 176,44; 176,88; 177,32; 177,76; 178,20; 178,64; 179,08; 179,52; 179,96; 180,40; 180,84; 181,28; 181,72; 182,16; 182,60; 183,04; 183,48; 183,92; 184,36; 184,80; 185,24; 185,68 dengan intensitas 4,97. 7. Referensi Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ, 2000. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

Anda mungkin juga menyukai