224
Identitas Pasien
Nama
: Ny. T Umur : 52 tahun Jenis kelamin : Perempuan Status perkawinan : Kawin Pendidikan :Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Komplek Marinir Blok G4 No. 41 - Meruyung Depok No CM : 28.23.05 Tanggal masuk RS : 09 Agustus 2012
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran akibat kecelakaan lalu lintas
3jam SMRS.
Migrain(-)
Trauma(-) Stroke (-)
Status
Kesadaran
TD Nadi Pernafasan Suhu Kepala Mata THT
: Somnolen , E3M6V3 = 12 : 150/90 mmHg : 89 kali/menit : 16 kali/menit : 36.2 C ( Afebris ) : normosefali, simetris : pupil isokor, 3mm/3mm, racoon eye (-), periorbita , sinistra oedem (+) : rinorhea (-), otorhea (-)
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah :150/90 mmHg Nadi :89x/menit Suhu :36.2C Pernapasan :16x/menit Pemeriksaan Nervus Kranialis:
N.III: Pupil Isokhor d. 3mm
Pemeriksaan badan dan anggota gerak : Terdapat Vulnus laceratum di daerah mandibula kiri. Terdapat Vulnus ekskoriasi di daerah maxilla kanan. Periorbita edema sinistra. Kekuatan motorik kesan : Normal
Pemeriksaan Lab
(09/08/2012)
LED Eritrosit Lekosit Trombosit Hematokrit LED Neutrofil Segmen Lymphosite Gula darah sewaktu SGOT Elektrolit Creatinin
: 30 * : 4.27 juta/mm3 (4.5-6.2) * : 13,7 (5-10) * : 224. 000/ mm3 : 36 % (38-47) * : 30mm/jam (<15) * : 84 % (54-62) * : 9 % (25-33) * : 114 (<180/) * : 62 U/L (<35) * : Kalium 4.66 ( 3.5-5 )* : 0,4 mg/dl ( 0,5 -1,5) *
Pemeriksaan Radiologi
(09/08/2012)
Ctscan Kepala Kesimpulan : CT Scan kepala tak tampak pendarahan intracranial Tak tampak fraktur calvaria dan mandibula CT Scan: Kepala tidak tampak pendarahan intracranial.
Diagnosis
Diagnosis klinik
: Penurunan kesadaran, Cedera kepala sedang,Vulnus eskoriasi, Vulnus Laceratum. Diagnosis topik : Epidural, Subdural, Sub Arachnoid, Diagnosis etiologik : Trauma kapitis Diagnosis patologik : Tidak tampak pendarahan intrakranial
Penatalaksanaan
Nasal Canul 02 3 liter
Pasang EKG IVFD RL/8jam Inj. Ceftriaxone 2x1gr Citicholin amp 2 x 500mg Inj. Neulin 3x20 mg
Prognosis
Ad vitam
Tinjauan Pustaka
Trauma Kapitis
Trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung
ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologi yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun permanen.
Epidemiologi
Usia produktif : 15-44 th
Usia rata-rata : 30 th Jenis kelamin : Pria
Menurut Konsensus Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma Spinal 2006 klasifikasi keparahan dari Traumatic Brain Injury yaitu :
Minimal
Ringan
Pingsan < 10 menit Deficit neurologik (-) Amnesia post traumatik <1jam GCS = 13 15
Sedang
Pingsan > 10 menit s/d 6 jam Amnesia post traumatik 1- 24 jam d GCS = 9 - 12
Berat
Klasifikasi Patologi
Simple head injury
Commotio cerebri Contusion cerebri
Laceratio cerebri
Basis cranii fracture
Hematoma epidural
Perdarahan yang terjadi antara tabula interna-
duramater Hematoma masif akibat pecahnya a meningea media atau sinus venosus
Lucid interval (+) Kesadaran makin menururn Late hemiparese kontralateral lesi Pupil anisokor Babinsky (+) kontralateral lesi Fraktur daerah temporal
bikonveks
Hematoma subdural
Durameter- lapisan arakhnoid
sabit
Hematoma subarakhnoid
Membran arakhnoid piamater
Media Keluarnya cairan likuor melalui telinga / otorrhea Gangguan n VII dan VIII. Posterior Bilateral mastoid echymosis / battles sign
Diagnosis
Anamnesis Trauma kapitis dengan atau tanpa gangguan kesadaran atau dengan interval lucid Perdarahan/otorrhea/rhinorrhea Amnesia traumatika (retrograd atau anterograd)
Refleks Patologis
Fungsi Batang Otak Pola pernafasan Fungsi Otonom
Pemeriksaan Penunjang
Foto Polos Kepala AP/Lateral
CT Scan Kepala Foto Servikal
Lumbal Pungsi
EEG
Penatalaksanaan
Survei Primer Menilai jalan nafas Menilai pernafasan Menilai sirkulasi Menilai disability Survei Sekunder E: Lab, Rad F : Manajemen Terapi
sistemik Pemeriksaan neurologis terbatas Pemeriksaan ronsen vertebra servikal dan lainnya sesuai indikasi Pemeriksaan kadar alkohol darah dan zat toksik dalam urine Pemeriksaan CT scan kepala sangat ideal pads setiap penderita cedera kepala ringan, kecuali bila memang sama sekali asimtomatik dan pemeriksaan neurologis normal
mengantuk, namun masih mampu menuruti perintah-perintah sederhana (GCS: 9-13). Pemeriksaan awal:
Sama dengan untuk cedera kepala ringan ditarnbah
perintah sederhana karena kesadaran yang menurun (GCS 3-8) Pemeriksaan dan penatalaksaan ABCDE
Indikasi Operatif
Volume masa hematom mencapai lebih dari 40 ml di
daerah supratentorial atau lebih dari 20 cc di daerah infratentorial Kondisi pasien yang semula sadar semakin memburuk secara klinis, serta gejala dan tanda fokal neurologis semakin berat Terjadi gejala sakit kepala, mual, dan muntah yang semakin hebat Pendorongan garis tengah sampai lebih dari 3 mm
Indikasi Operatif
Terjadi kenaikan tekanan intrakranial lebih dari 25
mmHg Terjadi penambahan ukuran hematom pada pemeriksaan ulang CT scan Terjadi gejala akan terjadi herniasi otak Terjadi kompresi atau obliterasi sisterna basalis
1. IV dalam waktu setengah jam 1jam, drip cepat, 2.dilanjutkan pemberian dengan dosis 0,5 g/kgBB drip cepat, 3. setengah jam 1jam, setelah 6 jam dari pemberian pertama dan 0,25 g/kgBB drip cepat, setengah jam 1jam, setelah 12 jam dan 24 jam dari pemberian pertama.
Pembahasan
Ny. T, 52 tahun, Pasien post KLL dengan keadaan
penurunan kesadaran somnolen GCS E3M6V3(12), tidak sadarkan kurang lebih 3 jam. Ada muntah, tidak proyektil. Didapatkan bengkak di daerah mata kiri. Terdapat luka terbuka lurus di daerah rahang bawah kiri. Terdapat luka lecet di daerah pipi kanan. Pasien saat sadar tidak ingat kejadian sebelum kecelakaan dan penglihatan menurun. Pasien tidak mempunyai riwayat Hipertensi, DM, alergi, migran sebelumnya , trauma ,dan stroke.
Pembahasan
Berdasarkan literatur, gejala yang dialami pasien
sesuai dengan kriteria cidera kepala sedang (CKS) tanpa adanya fraktur. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan penurunan kesadaran hingga GCS 12. Pingsan hingga 3 jam. Adanya amnesia post traumatik> 1jam. Pasien tidak mengalami paresis nervus wajah maupun hemiparesis. Fraktur tidak ditemukan pada pasien ini. Hasil CT Scan menyatakan bahwa kepala tidak tampak pendarahan intracranial.
Pembahasan
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah untuk
meningkatkan kualitas kesadaran dan mengurangi tingkat keparahan. Pemeliharaan cairan diberikan Ringer Laktak guna mengoreksi kekurangan elektrolit. Ceftriaxone untuk pencegahan infeksi yang memungkinkan terjadi kenaikan suhu tubuh dari normal. Citicoline merupakan obat neuroprotektif dan memiliki efek dalam hipoksia dan kondisi iskemik. Obat ini juga mempercepat reabsorpsi dari oedem cerebral. Secara keseluruhan kasus ini progosisnya dubia ad bonam.
TERIMA KASIH