Anda di halaman 1dari 12

Vol. 1 No.

2 Bulan : Agustus 2004

www.deptan.go.id

ISSN : 1411-9196

Pusat Data dan Informasi Pertanian


Alamat Redaksi : Pusat Data dan Informasi Pertanian Jl. Harsono RM No.3 Gd.D Lantai IV Pasar Minggu Jakarta 12550
Daftar Isi Departemen Pertanian meraih e-Government Award 2004 peringkat terbaik ketiga..(1) Penandatanganan Kerjasama Antara Departemen Pertanian Dengan PT. Indosat Mega Media (IM2)..(2) Workshop perencanaan dan Strategi eGovernment (28 Juli 2004)..(3) Pendugaan Luas Lahan dengan Teknologi Indraja..(3) Survei Patanas di Jawa Barat..(3) Pilot Project : Hasil Kajian JICA..(4) Sosialisasi Metodologi Pengumpulan Data Perkebunan Rakyat di Kalimantan Selatan..(5) Pengembangan Metodologi Survei Hortikultura di Jawa Barat..(6) Forum Komunikasi Statistik dan Sistem Informasi Pertanian di Padang Sumatera Barat ..(6) Publikasi Pertanian Dalam Bentuk CD..(10) Pelatihan Knowledge Management..(11) Pengarahan Penyusunan Renstra 20052009..(11) Praktek Kerja Lapangan..(12) Analisis Lahan..(12)

Departemen Pertanian Meraih E-Government Award 2004 Peringkat Terbaik Ketiga

Kapusdatin menerima penghargaan e-Government Award 2004

Tim Redaksi : Penasehat : Dr. Edi Abdurachman,MS Penanggung Jawab : Ir. Harisno, MM Ir. Tassim Billah, MS Redaksi : Ir. Dewa N Cakrabawa, MM Ir. Tita Widyawati, MM Editor : Ir. Rumonang Gultom Dra. Hanny P. Mulyani Ir. Vera Junita S Kontak Redaksi : Siti Dhorifahati, SE Sri Wahyuningsih, Heruwati, Asiah Desain Layout : Ade Supriyatna, Ibnu Bogi Bawono Redaksi menerima tulisan maupun saran dan kritik untuk News Letter Pusdatin. Kirimkan ke redaksi melalui e-mail :

newsletter@deptan.go.id

Setelah pada tahun 1997 situs web Deptan mendapat penilaian terbaik kedua untuk kategori departemen dalam penilaian yang dilakukan oleh majalah Info Komputer, pada tahun 2000 situs web Deptan masuk dalam posisi 3 besar Buku Awards untuk kategori organisasi non profit dalam penilaian yang dilakukan terhadap disain situs web. Selanjutnya pada tahun 2003, Departemen Pertanian menempati posisi kedelapan untuk penyajian situs web dan penerapan e-Government dalam e -Government Award 2003 yang diselenggarakan oleh majalah Warta Ekonomi. Pada tahun 2004 ini, Departemen Pertanian kembali memperoleh eGovernment Award dengan peringkat Terbaik Ketiga untuk kategori departemen dalam penilaian yang dilakukan terhadap pengaplikasian e-government. Penilaian untuk pemberian penghargaan e-Government Award yang dilakukan oleh majalah Warta Ekonomi tahun 2004 ini dilakukan terhadap lembaga-lembaga pemerintah yang telah mengimplementasikan e-Government. E-Government secara mudah dapat diartikan sebagai tata cara pemerintahan secara elektronis. Sedangkan dalam arti luas e-Government adalah pemanfaatan teknologi informasi oleh instansi pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Tujuan dari penerapan e-government adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan mengutamakan prinsip-prinsip transparansi dan persamaan hak masyarakat dalam mendapatkan pelayanan. Secara umum, tahapan perkembangan e-government dibagi menjadi empat yaitu:

Vol. 1 No. 2 Bulan : Agustus 2004

www.deptan.go.id

1. Web Presence (ketersediaan situs web): adanya situs web resmi instansi/lembaga pemerintah. 2. Interaction (interaksi): adanya fasilitas interaksi antara pengguna dengan instansi/ lembaga pemerintah melalui situs web resminya. 3. Transaction (transaksi): tersedianya fasilitas transaksi antara pengguna dengan instansi/ lembaga pemerintah melalui situs web resminya. 4. Transformation (transformasi): semua proses kerja dan layanan kepada masyarakat sudah berbasis elektronik. Jika pada beberapa tahun yang lalu egovernment lebih difokuskan pada web presence, maka dalam dua tiga tahun terakhir implementasi e-government sudah masuk pada tahapan interaksi, dan bahkan ada yang sudah masuk pada tahap transaksi. Oleh karena itu maka penilaian yang dilakukan pada tahun ini tidak hanya dilakukan pada situs web lembaga/institusi saja melainkan pada fasilitas transaksi yang disediakan serta kebijaksanaan yang diterapkan berkaitan dengan implementasi e-government di lembaga yang bersangkutan. Penilaian tahap pertama dilakukan oleh tim juri terhadap situs web resmi lembaga pemerintah. Dari hasil penilaian ini selanjutnya dilakukan penilaian yang lebih mendalam dengan melakukan kunjungan langsung ke lembaga yang bersangkutan serta melakukan wawancara kepada pejabat yang berwenang atau pimpinan unit kerja pengelola e government serta pengumpulan data sekunder lainnya. Penilaian ini dilakukan oleh beberapa tenaga profesional yang independen sebagai dewan juri yang direkrut oleh majalah Warta Ekonomi yang terdiri dari Ir. Budi Rahardjo, MSc. PhD, Dr. Andi Mallarangeng, dan Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, MSc. MBA serta dewan penasehat yang terdiri dari Ir. Mas Wigrantoro, SE. Msi. MPP, Ir. Djoko agung Harijadi, MM, dan Dr. Ir. Richard Mengko. Berdasarkan penilaian dari dewan juri ini maka Departemen Pertanian akhirnya mendapatkan posisi terbaik ketiga untuk kategori departemen. Penghargaan ini tentunya sangat membanggakan bagi Deptan karena Deptan dianggap sudah melaksanakan e-government dengan baik dan konsisten, baik dari sisi implementasi teknis maupun dari sisi kebijaksanaan. Hal ini juga tentunya akan menjadi pendorong bagi Deptan untuk lebih serius dan konsisten lagi dalam menerapkan e-government.

Penandatanganan Kerjasama Antara Departemen Pertanian Dengan PT. Indosat Mega Media (IM2)
Departemen Pertanian (Deptan) dengan PT. Indosat Mega Media (IM2) telah melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama pada tanggal 9 Juli 2004 bertempat di ruang Kepala Biro Kepegawaian dan Perlengkapan Deptan yaitu tentang penggunaan top roof Gedung D Deptan untuk pemasangan tower oleh PT IM2 yang ditandatangani oleh Kepala Biro Kepegawaian dan Perlengkapan yang mewakili Deptan dan Direktur Keuangan PT IM2 yang mewakili PT IM2. Kesepakatan kerjasama ini dilakukan melalui pembicaraan dan diskusi yang cukup panjang dalam hal ijin pemanfaatan atap gedung di Kanpus Deptan untuk pemasangan tower oleh PT IM2. Inti dari isi pejanjian tersebut adalah bahwa PT IM2 akan menyewa sebagian dari top roof gedung D untuk memasang tower dan memenuhi semua kewajiban (diantaranya biaya sewa dan pembayaran listrik) sesuai peraturan perundangan yang berlaku. PT IM2 akan bertanggung jawab penuh terhadap semua kerusakan/gangguan yang ditimbulkan oleh pemasangan dan penggunaan tower tersebut. Selain itu PT IM2 juga akan memberikan kompensasi kepada Deptan berupa kendaraan operasional berupa motor, pemasangan serat optik dari PT IM2 ke Kanpus Deptan untuk koneksi internet, tambahan handwidth secara gratis sebesar 128 Kbps untuk koneksi Internet Deptan melalui PT IM2, penempatan dan perawatan web server dan mail server Deptan di lokasi PT IM2, memberikan konsultasi tentang pemeliharaan dan perawatan sistem server, konsultasi tentang pengembangan sistem jaringan komputer, dan konsultasi tentang pengembangan aplikasi sistem informasi. Berkaitan dengan perjanjian kerjasama tersebut, saat ini Pusat Data dan Informasi Pertanian (Pusdatin) menggunakan jasa PT IM2 untuk koneksi internet dengan teknologi wireless (radiolink, 3.6 GHz) dengan kecepatan sebesar 256 Kbps. Agar kualitas koneksi lebih baik dan tidak dipengaruhi faktor cuaca, sebagai media koneksi antara Deptan dan PT IM2, maka digunakan serat optik koneksi dan menggunakan teknologi wireless (radiolink) sebagai cadangan koneksi bila diperlukan. Proses pemasangan tower dan pemasangan kabel serat optik tersebut dimulai pada tanggal 18 Agustus 2004 dan ditunjuk tim pengawas untuk

Vol. 1 No. 2 Bulan : Agustus 2004

www.deptan.go.id

menjamin pekerjaan pemasangan tersebut agar dapat dilaksanakan dengan baik.

Pendugaan Luas Lahan dengan Teknologi Inderaja


Kekeringan yang sering melanda sebagian dari wilayah Nusantara terutama disebelah selatan khatulistiwa, sangat merugikan petani. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi masalah ini, misalnya dengan membuat hujan buatan dan memanfaatkan sumber air yang ada dengan pompa air untuk menyelamatkan tanaman. Upaya tersebut dapat berhasil bila data yang diperlukan untuk pelaksanaan penyebaran sumber-sumber air, awan dan penyebaran daerah yang kekeringan dapat tersedia dengan cepat dan akurat. Penyediaan data yang cepat dan akurat antara lain dapat dilakukan dengan penggunaan teknologi penginderaan jauh. Perekaman data Inderaja secara teratur dan periodik memungkinkan untuk penelaahan informasi kondisi lahan pertanian di daerah yang sulit dijangkau dan terpencil sekalipun tanpa harus melakukan penjelajahan lapangan ke seluruh wilayah. Ketersediaan data inderaja dalam bentuk digital memungkinkan penganalisaan dengan komputer secara kuantitatif dan konsisten. Teknologi Inderaja memiliki kehandalan dalam hal cakupan yang luas dan resolusi temporal yang tinggi, sehingga memungkinkan dapat melakukan pemantauan kekeringan di wilayah lahan pertanian secara kontinyu. Pusat Data dan Informasi Pertanian telah bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) dan Puslit Tanah dan Agroklimat dalam tahun anggaran 2002 telah berhasil menyusun Peta Lahan Baku Sawah Potensial (Rawan) Kekeringan menggunakan teknologi penginderaan jarak jauh (inderaja) yang mencakup wilayah pulau Jawa. Peta ini telah dimanfaatkan oleh tim pemantau kekeringan Deptan dalam tahun 2003. Selanjutnya tahun 2004 peta semacam ini akan dikembangkan untuk wilayah pulau Sumatera, Bali, dan NTB.

Workshop Perencanaan dan Strategi e-Government (28 Juli 2004)


Workshop perencanaan dan strategi egovernment berlangsung pada harti Rabu tanggal 28 Juli 2004 bertempat di Jakarta Hilton Internasional Hotel,. Terselenggaranya workshop ini adalah untuk pengembangan kemampuan SDM khususnya di bidang management e - government. Workshop ini merupakan rangkaian acara yang berkaitan dengan National Internet Conference and Education 2004 (NICE 2004) yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi. Topik yang disampaikan meliputi Kebijakan dan Strategi Pengembangan e-Government (Djoko Agung, Kominfo), Perencanaan e -Government ( Alexander Rusli, UI), Konsep Panduan Kompetensi Pengelola e-Government (Udi Rosadi, Kominfo). Beberapa hal penting yang disampaikan penyaji dalam workshop/konferensi ini adalah Perlunya diperhatikan kesepakatan-kesepakatan internasional yang berkaitan dengan ICT (Information dan Communication Technology), Kemungkinan kerjasama dengan dunia usaha dalam pemanfaatan ICT untuk implementasi e-Government, Rencana strategis (renstra) harus memuat tujuan akhir dan rencana tahunan, khususnya yang terkait dengan SDM, infrastruktur, dana, asumsi, dan panduan yang berlaku, Renstra yang disusun harus memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi sistem yang sudah ada (existing system). Renstra yang disusun oleh lembaga pemerintah harus selaras dengan renstra di tingkat nasional yang saat ini draftnya sudah disiapkan oleh Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), Panduan kompetensi pengelola e-government yang dibuat merupakan bahan bagi pimpinan untuk menetapkan orang yang tepat untuk menduduki jabatan struktural tertentu yang berkaitan dengan e-government. Dalam workshop tersebut peserta juga menyampaikan beberapa hal diantaranya adalah Perlu adanya koordinasi antar lembaga dan panduan dalam rangka pengembangan situs web, Perlu dimasukkan poin-poin yang berkaitan dengan kerjasama antar lembaga/instansi, Perlu diperhatikan keterkaitan antara panduan kompetensi dengan struktur organisasi, dan Perlu diperhatikan kondisi keterbatasan SDM serta tersedianya jabatan fungsional. ______________________

Survei Patanas
Pelaksanaan Survei Pendapatan Petani Nasional (PATANAS), pada bulan Juli berlangsung di Jawa Barat. Pusdatin menggunakan tenaga mahasiswa dari IPB Bogor sebanyak 13 orang untuk membantu melakukan wawancara dilapangan terhadap petani. Dalam news letter edisi satu volume satu telah dijelaskan bahwa sebelum ke lapangan, petugas sudah dilatih terlebih

Vol. 1 No. 2 Bulan : Agustus 2004

www.deptan.go.id

dahulu termasuk petugas dari pusdatin dan mahasiswa dilatih oleh staf PSE tentang bagaimana melakukan wawancara.Banyak suka duka yang dialami pada saat di lapangan, mulai dari keberangkatan sampai dengan saat wawancara.

Pilot Project : Hasil Kajian JICA


Pengumpulan data luas panen padi sawah selama ini dilakukan dengan pelaporan lengkap oleh mantri tani dengan metode eye estimate yang dilaporkan dengan menggunakan daftar SP-IA, sedangkan untuk pengumpulan data produktifitas padi sawah dilakukan dengan metode ubinan 2,5 x 2,5 m menggunakan alat ubinan yang terbuat dari besi. Adanya kerja sama antara BPS, Departemen Pertanian dan JICA (Japan International Cooperation Agency) mencoba menyempurnakan metode pengumpulan data luas panen padi sawah dan produktifitas padi sawah melalui Agriculture Statistical Technology Improvement and Training Proyect (ASTIT Proyect) pada Tahun 1994-2001. Melalui ASTIT Project ini perbaikan metodologi pengumpulan data luas panen padi sawah dilakukan dengan sampling survei melalui wawancara dengan petani sample, sedangkan untuk produktifitas adalah dengan metode ubinan yang l ebih sederhana yakni hanya menggunakan pita ukur dengan metode penghitungan jumlah rumpun (Metode rumpun Counting). Model area dari ASTIT project ini adalah 3 propinsi utama di Jawa. Dari hasil hasil yang telah dicapai dan untuk lebih memperkuat metodologi yang dikembangkan, JICA merekomendasikan untuk memperluas cakupan kegiatan Survey di

Mahasiswa IPB sedang mewawancarai petani

Namun satu hal yang mereka harapkan adalah tercapainya tujuan untuk mendapatkan informasi dari petani yang mereka wawancarai. Survei pendapatan petani nasional pada bulan Juli dilakukan di 3 (tiga) kabupaten propinsi Jawa Barat yaitu Cianjur, Karawang dan Pangalengan. Selama mengadakan survei, para petugas pusdatin dan mahasiswa tinggal berbaur dengan masyarakat desa. Ada yang tinggal di rumah petani, pak RT, pak Lurah bahkan sampai ada yang tinggal di Puskesmas. Pada saat petani diwawancarai ada yang memberikan respon yang baik dengan menjawab seluruh kuisioner yang ditanyakan oleh petugas tetapi ada juga yang penuh curiga untuk apa diwawancarai sehingga petugas memerlukan ekstra tenaga dan pikiran untuk menjelaskan maksud dan tujuan survei ini. Yang lebih mengagetkan lagi yaitu adanya petani yang tidak bersedia untuk diwawancarai karena petani berpendapat bahwa itu tidak akan ada tindak lanjut yang bisa membuat atau mengubah keadaan mereka. Namun semuanya itu sudah dapat mereka atasi dengan baik dan mereka mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Dari sejumlah kusioner yang ditanyakan ada beberapa pertanyaan yang sulit mereka jawab antara lain pertanyaan yang menyangkut hasil kegiatan usaha tani dari petani pada tahun sebelumnya, pada umumnya mereka sulit mengingatnya secara jelas ,hal ini terutama kepada petani yang sudah berumur agak lanjut. _______________________

Luar Jawa yang mempunya kontribusi 80 persen produksi padi nasional. Sehubungan dengan hal tersebut Pusdatin bertanggungjawab melakukan sosialisasi metode pengumpulan data tersebut secara nasional, mengingat bahwa metode tersebut akan memudahkan petugas dilapangan serta dapat

Vol. 1 No. 2 Bulan : Agustus 2004

www.deptan.go.id

menjadi salah satu alternatif dalam usaha melakukan perbaikan terhadap data statistik padi sawah di daerah.Sosialisasi direncanakan akan dila ksanakan bulan Oktober 2004 dan kabupaten Cianjur terpilih sebagai pilot survei. Jumlah petugas yang terlibat dalam pilot survei sebanyak 34 orang yang terdiri dari petugas Dinas Pertanian dan BPS kabupaten Cianjur masing masing sebanyak 2 orang yang b ertugas sebagai tenaga supervisi kegiatan survei dan 30 orang petugas kecamatan yang bertugas melaksanakan pengumpulan data di lapangan. Kegiatan pelatihan untuk pilot survei telah dilaksanakan selama tiga hari yaitu dari tanggal 15 sampai dengan 17 juli 2004 di Cianjur. Dalam kegiatan ini para petugas dilatih untuk melaksanakan listing, pengambilan sampel, wawancara luas panen dan pengumpulan data produktifitas padi sawah dengan menggunakan rumpun counting. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan metode ko munikasi searah, diskusi,role- play praktek di atas kertas dan praktek lapang. Hasil dari pilot survei ini akan digunakan pada kegiatan sosialisasi yang akan dilaksanakan untuk 30 propinsi di Indonesia. Diharapkan dengan menggunakan data yang sebenarnya, akan lebih memudahkan pemahaman metoda yang telah dikembangkan.

harus mereka laporkan sehingga terjadi persamaan persepsi dan hasilnya seperti yang diharapkan. Uji coba metodologi survei perkebunan rakyat akan di lakukan di 2 propinsi di 3 kabupaten sampel. Ke dua propinsi tersebut adalah Kalimantan Selatan

Pelatihan para petugas pengumpul data kecamatan

Sosialisasi Metodologi Pengumpulan Data Perkebunan Rakyat di Kalimantan Selatan


Dalam upaya menyediakan data perkebunan rakyat yang objektif dan tepat waktu maka Pusdatin melakukan pengembangan metodologi pengumpulan data perkebunan rakyat. Pengembangan metode dengan fokus pengumpulan di tingkat kecamatan dengan melakukan uji coba terhadap metode yang dikembangkan. Metode yang dikembangkan ada dua macam yaitu metode pelaporan lengkap (Complete report) dan sampling survey wawancara. Di dalam pelaksanakan uji coba metode ini dilakukan sosialisasi metode tersebut terhadap petugas pengumpul data di tingkat kecamatan. Sosialisasi metodologi survei perkebunan rakyat bertujuan untuk membekali para petugas pelaksana survei di lapangan akan metodologi yang diujicobakan yakni bagaimana mereka mengumpulkan data di lapangan dan kapan data

dan Sumatera Selatan.Untuk Kalimantan Selatan dilaksanakan di Kabupaten Tabalong dan untuk Sumatera Selatan dilakukan di Kabupaten OKI dan OKU. Pelaksanaan sosialisasi pertama dilakukan di kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Metode pengumpulan data perkebunan rakyat yang disosialisaikan ada dua yaitu metode pengumpulan data luas areal perkebunan rakyat dengan pelaporan lengkap (complete report) dan metode sampling survey untuk pengumpulan data produktivitas perkebunan rakyat melalui wawancara ke pekebun (responden). Petugas yang dilatih adalah petugas pengumpul data kecamatan dan petugas kabupaten. Jumlah petugas yang dilatih sebanyak 26 orang. Selama sosialisai berlangsung banyak informasi dari petugas pengumpul data dilapangan diperoleh,baik mengenai kesuliatn kesulitan yang mereka hadapi di lapangan untuk mengumpulkan data perkebunan rakyat ataupun mininnya pengetahuan atas meode pengumpulan data yang mereka dapatkan selam mereka melasanakan pekerjaan mereka. Sosialisasi berlangsung dengan baik, pemberian materi dilakukan dengan berbagai cara, ada yang searah, diskusi maupun role play.Diskusi dan role play ternyata banyak memberi manfaat dalam pemahaman metode yang diberikan. (n/r)

Vol. 1 No. 2 Bulan : Agustus 2004

www.deptan.go.id

Pengembangan Metodologi Survei Hortikultura di Jawa Barat

Forum Komunikasi Statistik Dan Sistem Informasi Pertanian di Padang Sumatera Barat
Forum Komunikasi Statistik dan Sistem Informasi Pertanian yang rencananya akan diselenggarakan selama 3 kali pada tahun 2004 ini, telah diawali penyelengggaraannya pada tanggal 25 Juli 2004 di Padang Sumatera Barat. Selain bertujuan meningkatkan kualitas data statistik dan sistem informasi pertanian, forum yang mengusung tema : Terwujudnya Keterpaduan Sistem Jaringan Pengelolaan Data Pusat dan Daerah Melalui Peningkatan Kualitas dan Komunikasi Data Pertanian ini, juga dimanfaatkan oleh para peserta sebagai ajang saling berbagi pengalaman, dan kiat-kiat mencari solusi masalah perstatistikan. Peserta forum berjumlah sekitar 60 orang, terdiri dari para pengelola data dan informasi di unit kerja eselon I lingkup Departemen Pertanian dan di Dinas-dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Perkebunan serta Peternakan dari 13 Propinsi, yaitu : Propinsi Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Belitung, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Yogyakarta, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Dalam pidato sambutannya pada acara pembukaan forum, Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian, Dr. Edi Abdurachman, MS antara lain menyoroti masalah metodologi pengumpulan data perkebunan, hortikultura dan peternakan yang secara bertahap perlu dikembangkan dan dibakukan seperti pada tanaman pangan. Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Sumatera Barat, Ir. Syahrial Syam, MS pada sambutannya yang sekaligus membuka acara forum secara resmi, menyampaikan pentingnya mengikuti perkemb angan berbagai kemajuan teknologi informasi untuk dimanfaatkan dalam rangka pengumpulan dan pengolahan data pertanian. Selanjutnya forum diisi dengan penyampaian berbagai paparan dan diskusi yang berlangsung selama 2 hari, dan berakhir dengan menghasilkan rumusan sementara yang terdiri dari 36 butir kesepakatan bersama. Butir-butir rumusan sementara yang akan ditindaklanjuti tersebut diawali dengan kesepakatan tentang pentingnya koordinasi Pusdatin dengan unit kerja Eselon I lingkup Deptan, Dinas jajaran pertanian dan unit kerja di luar Deptan seperti BPS dan Depdagri,

Pusat Data dan Inormasi Pertanian bekerjasama dengan IPB, BPS, dan Ditjen Bina Produksi Hortikultura telah melakukan penyemp urnaan metodologi pengumpulan data produktivitas hortikultura khususnya komoditas sayuran sejak tahun 2001 yaitu melalui metode rumpun conting 10 x 10 rumpun. Pada tahun 2003 dihasilkan kesimpulan bahwa pengukuran produktifitas sayuran 5x 5 rumpun dianggap merupakan metode yang mampu menduga rata rat produktifitas kentang (sayuran sekali panen) dan tomat ( berulang kali panen ) lebih mendekati dengan produktifitas seluruh petak sebagai ukuran parameternya dibandingkan metode 10 x 10 rumpun dan 2.5 m x 2.5 m. Berdasarkan hal tersebut maka pada tahun 2004 akan dilakukan implementasi metode 5 x 5 rumpun secara lengkap di Jawa Barat, Untuk itu dilakukan sosialisai metode tersebut secara serentak di tiga TC yaitu di Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Garut. Sosialisasi ini adalah untuk membekali petugas pelaksana survei yaitu petugas propinsi, kabupaten dan kecamatan sample, sehingga dapat melakukan pengumpulan data dialokasi sample dengan baik dan benar serta memberikan pengetahuan statistik. Sosialisasi ini dilakukan pada bulan Juni dengan jumlah peserta propinsi 4 orang , kabupaten 10 orang dan KCD (petugas kecamatan 86 orang).

Vol. 1 No. 2 Bulan : Agustus 2004

www.deptan.go.id

dalam rangka upaya perbaikan dan penyempurnaan tingkat pusat, propinsi dan kabupaten dapat perstatistikan dan pengembangan sistem informasi, diterima sampai ke tingkat bawah. Hal ini untuk meningkatkan kualitas data dan informasi mengingat dalam era otonomi daerah tidak ada lagi pertanian. hubungan hirarkis antara pusat, propinsi dan Kemudian disepakati juga tentang perlunya kabupaten, sehingga hubungan kerja perlu lebih optimasi penggunaan sumberdaya dana, sarana dan dipererat. SDM untuk pengumpulan, pengolahan, penyajian Selanjutnya pada acara Forum Komunikasi data dan informasi pertanian, serta memperpendek Statistik dan Sistem Informasi Pertanian kesenjangan dan membangkitkan sinergi antara diharapkan setiap propinsi dapat menyajikan pusat dan daerah dan antar daerah. keragaan statistik dan sistem informasi pertanian Diantara butir-butir rumusan, terungkap yang telah dilakukan di daerah masing-masing, beberapa harapan kepada Pusdatin. Harapan berupa matriks kegiatan untuk memudahkan pertama, untuk berjuang (melalui surat edaran pelaksanaan evaluasi. Menteri Pertanian), mendorong agar pentingnya Mengingat terdapat keterkaitan yang erat keberadaan statistik antara kualitas data pertanian betul-betul dengan kualitas SDM diakui. Sehingga hal pengumpulnya, ini dapat dipandang perlu diwujudnyatakan adanya dukungan dari dalam penyusunan pusat agar pelatihan organisasi masal bagi petugas perstatistikan baik di lapangan dapat tingkat pusat maupun dilaksanakan secara daerah, termasuk berkesinambungan. juga dalam Disamping itu, upaya pengalokasian meningkatkan anggaran motivasi bagi para perstatistikan yang petugas lapangan Pembukaan Forum Komunikasi oleh Kapusdatin memadai dan dapat dilakukan berkelanjutan. Harapan kedua, adalah dengan cara : menekankan pentingnya moral dalam mengupayakan transfer pengetahuan tentang cara melaksanakan tugas, melakukan supervisi dan menghitung angka ramalan untuk tingkat kunjungan ke daerah, memberi kesempatan pada kabupaten sampai tingkat kecamatan. Harapan petugas lapangan untuk menyampaikan ketiga, agar Pudatin membuat suatu sistem permasalahan yang dihadapi di lapangan pada acara informasi pertanian secara terpadu, terintegrasi dan forum komunikasi, dan penempatan petugas tidak partial, sehingga lebih mudah diaplikasikan di lapangan diutamakan orang asli daerah tersebut. daerah yang SDMnya terbatas. Keempat, agar Perbaikan-perbaikan yang menyeluruh pada Pusdatin menjadi leader dalam pengembangan GIS. pengelolaan data subsektor hortikultura, Kelima, Situs Web Departemen Pertanian yang perkebunan dan peternakan perlu mendapat dikelola Pusdatin agar menjadi portal informasi perhatian yang lebih serius agar segera pertanian di Indonesia, yang memuat seluruh menghasilkan pedoman yang baku, dan anggaran informasi pertanian baik dari instansi pemerintah yang memadai untu mengimplementasikan metoda pusat, daerah maupun swasta. pengumpulan data yang sudah diuji coba. Isi Selain itu, ada juga harapan agar penyusunan rumusan selengkapnya adalah sebagai berikut : SK Menteri Pertanian tentang pedoman 1. Upaya perbaikan dan penyempurnaan penyelenggaraan perstatistikan dan sistem perstatistikan dan pengembangan sistem informasi pertanian, perlu dilanjutkan sehingga informasi dalam rangka peningkatan kualitas dapat dijadikan acuan untuk penyelenggaraan data dan informasi pertanian perlu dilakukan persatatistikan dan sistem informasi pertanian di secara bersama antara pusdatin dengan unit tingkat pusat dan daerah. kerja eselon I lingkup Deptan, Dinas jajaran Penyelenggaraan forum perstatistikan juga pertanian, dan unit kerja di luar Deptan seperti diharapkan dapat dilakukan pada setiap dinas BPS dan Depdagri lingkup pertanian, baik di propinsi maupun di 2. Perlunya optimasi penggunaan sumber daya : kabupaten, yang melibatkan institusi pertanian dana , sarana, dan SDM untuk pengumpulan, sampai ke tingkat kecamatan. Dengan demikian pengolahan dan penyajian data dan informasi program-program yang telah direncanakan di pertanian, serta memperpendek kesenjangan

Vol. 1 No. 2 Bulan : Agustus 2004

www.deptan.go.id

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

dan me mbangkitkan sinergi antara pusat dengan daerah, dan antar daerah. Sinkronisasi program perstatistikan dan sistem informasi pertanian tingkat pusat dan daerah secara terpadu senantiasa terus dilakukan, meliputi perbaikan penyempurnaan metodologi pengumpulan data, verifikasi dan validasi data, pelatihan (statistik dan komputer), sosialisasi pedoman/petunjuk teknis, implementasi eform dan pengembangan homepage. Alokasi anggaran (APBN dan APBD) untuk mendukung program perstatistikan dan sistem informasi pertanian terus ditingkatkan berdasarkan skala prioritas pembangunan sistem dan usaha agribis nis . Perlu pemberdayaan kelembagaan unit statistik dan sistem informasi pertanian di tingkat pusat dan daerah secara proposional. Penunjukan dan penempatan tenaga unit statistik dan sistem informasi pertanian secara definitif diupayakan berdasarkan kompetensi dan profesionalisme tugas di tingkat pusat dan daerah (khususnya untuk daerah yang mengalami pemekaran wilayah). Pusdatin diharapkan dapat memberikan dorongan kesetiap unit eselon I dan unit instansi ditingkat daerah agar data dan informasi pertanian mendapatkan perhatian serius dari pimpinan instansi dalam bentuk sosialisasi dan pembinaan yang menyeluruh. Pusdatin perlu mendorong (melalui Surat Edaran Menteri Pertanian) agar statistik pertanian betul-betul dianggap penting dan ini tercermin dalam penyusunan organisasi perstatistikan baik ditingkat pusat maupun daerah, termasuk juga pengalokasian anggaran perstatistikan yang memadai dan berkelanjutan. Surat Edaran itu sangat diperlukan sebagai bahan pembahasan organisasi dan anggaran. Hal ini diperlukan dalam rangka mengantisipasi pemberlakuan PP No. 8 tahun 2003 tentang struktur organisasi pemerintahan daerah dan mengantisipasi dilikuidasinya para KCD, surat dari Menteri Pertanian tersebut menyatakan tentang pentingnya petugas KCD/Mantri Tani sebagai ujung tombak pengumpul data di lapangan. Setiap orang menyatakan bahwa data dan statistik itu sangat penting peranannya didalam perencanaan, monitoring dan pengambilan kebijakan. Namun didalam

10.

11.

12.

13.

pengalokasian anggaran sering tidak mendapatkan perhatian khusus. Guna mempermudah pengusulan anggaran APBD maupun APBN untuk kegiatan perstatistikan perlu dukungan surat referensi dari Sekjen Deptan bahkan surat edaran dari Menteri Pertanian. Penyusunan SK Menteri Pertanian tentang pedoman penyelenggaraan perstatistikan dan sis tem informasi pertanian, perlu dilanjutkan sehingga dapat dijadikan acuan untuk penyelenggaraan perstatistikan dan sistem informasi pertanian baik ditingkat pusat maupun daerah. Berdasarkan evaluasi tindak lanjut dari forum statistik dan sistem informasi pertanian tahun 2003, telah banyak kegiatan yang dilaksanakan sebagai implementasi dari rumusan forum tersebut. Namun demikian beberapa butir yang terdapat dalam rumusan tersebut masih perlu untuk ditindak lanjuti. Diharapkan setiap dinas lingkup pertanian (propinsi dan kabupaten) dapat menyelenggarakan kegiatan forum yang melibatkan institusi pertanian sampai ketingkat kecamatan, sehingga programprogram yang telah direncanakan ditingkat pusat, propinsi maupun kabupaten dapat diterima sempai ketingkat bawah. Hal ini mengingat dalam era otonomi daerah tidak ada lagi hubungan yang hirarki antara pusat, propinsi dan kabupaten yang ada hanya hubungan kerja. Dalam kegiatan Forum Komunikasi berikutnya perlu dipertimbangkan untuk mengundang pembawa makalah dari Departemen Industri dan Perdagangan, Bulog, Depdagri dan kantor Kominfo serta dunia usaha yang terkait dengan perstatistikan pertanian.

Para peserta Forum Komunikasi Statistik

Vol. 1 No. 2 Bulan : Agustus 2004

www.deptan.go.id

14. Beberapa hal dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan motivasi bagi petugas lapangan seperti : menekankan pentingnya moral dalam melaksanakan tugas, melakukan supervisi dan kunjungan ke daerah, memberi kesempatan pada petugas lapangan untuk melakukan studi banding ke daerah lainnya dan memberikan kesempatan pada petugas lapangan untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapi dilapangan pada acara forum komunikasi ini. Disamping itu diharapkan dalam penempatan petugas lapangan diusahakan menempatkan orang asli dari daerah tersebut. 15. Pada acara Forum Statistik dan Sistem Informasi Pertanian diharapkan setiap propinsi dapat menyajikan keragaan statistik dan sistem informasi pertanian yang telah dilakukan di daerah masing-masing. Penyajian tersebut dapat berupa matrik kegiatan sehingga memudahkan dalam melaksanakan evaluasi. 16. Pusdatin diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang cara menghitung angka ramalan untuk tingkat kabupaten sampai tingkat kecamatan. 17. Untuk meningkatkan kualitas data yang dikumpulkan, maka diharapkan adanya pelatihan masal bagi seluruh petugas pengumpul data di lapangan/KCD/Mantri Tani. Untuk itu perlu adanya dukungan surat dari pusat yang menghimbau agar pelatihan bagi petugas lapangan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan. 18. Dalam rangka meningkatkan akurasi data produksi pertanian perlu dilakukan survei luas baku lahan dan survei faktor koreksi untuk galengan. 19. Berhubung pengumpulan data produktivitas hortikultura sampai saat ini belum mempunyai pedoman yang baku, diharapkan Buku Pedoman yang dimaksud secepatnya dapat diterbitkan oleh Pusdatin bekerjasama dengan Ditjen Bina Produksi Hortikultura dan BPS. 20. Sejak tahun 2004, Ditjen Bina Produksi Hortikultura dan BPS telah menerapkan SIM Hortikultura dan telah diujicobakan di 19 propinsi. Tahun 2004 SIM tersebut akan diimplemtasikan di 11 propinsi. Diharapkan

21.

22.

23.

24.

25.

26.

pada tahun 2006 sistem tersebut telah dapat beroperasi di seluruh propinsi di Indonesia. Sub sektor hortikultura diluar Jawa belum mendapat perhatian yang memadai, oleh karena itu melalui forum ini diharapkan ada tindak lanjut tentang penanganan secara komprehensif mengenai data hortikultura, karena sektor hortikultura memberikan andil perekonomian yang cukup signifikan. Mengingat banyaknya data mengenai PDRB sub sektor perkebunan, diharapkan dapat diterbitkan metode perhitungan PDRB perkebunan yang dapat diacu oleh semua pihak yang terkait dalam pembangunan perkebunan. Sehubungan dengan banyaknya pemekaran wilayah, maka pengembangan database peternakan perlu disempurnakan, sejalan dengan pengembangan eform dan sistem informasi peternakan. Ketiga hasil pengembangan tersebut perlu disosialisasikan sampai ke tingkat kabupaten. Peternakan sudah mempunyai metodologi pengumpulan data yang telah dikembangkan oleg FAO, namun untuk mengimplementasikan metode tersebut ke seluruh daerah perlu didukung oleh a nggaran baik dari APBN maupun APBD. Data statistik pertanian tidak hanya terdiri dari data on-farm, tetapi termasuk juga data offfarm dan penunjang misalnya data pengolahan dan pemasaran, sarana dan lain-lain. Disamping itu Pusdatin diharapkan bisa membuat acuan tentang perstatistikan dan sistem informasi pertanian sehingga dalam persepsi masing-masing yang berbeda akan disatukan oleh acuan Pusdatin. Sistem pelaporan data statistik di Balai maupun Stasiun Karantina masih beragam, untuk itu perlu adanya pedoman penyelenggaraan perstatistikan karantina sehingga keseragaman data dan informasi dapat dicapai. Untuk itu diharapkan adanya dukungan dari pusdatin dalam rangka penyempurnaan dan penyeragaman data dan informasi karantina pertanian.

Vol. 1 No. 2 Bulan : Agustus 2004

www.deptan.go.id

27. Dalam penyusunan renstra statistik dan sistem informasi pertanian diharapkan adanya sasaran yang kuantitatif seperti misalnya jumlah SDM ataupun sarana pengolahan data sehingga memberikan arah yang jelas dalam proses penyelenggaraan perstatistikan dan sistem informasi. 28. Dirasakan setiap informasi mengenai hasil pembangunan pertanian belum menyentuh lapisan bawah seperti masyarakat petani. Hal ini dikarenakan sistem penanganannya yang tidak berorientasi pada penyampaian informasi ke lapisan bawah. Untuk itu seluruh institusi agar mengupayakan penyebarluasan informasi sampai ke tingkat petani melalui media cetak maupun elektronik. 29. Perlu diaktifkan lagi Buletin tentang pertanian yang penyebarannya bisa sampai ke pengguna (pengelola data dan statistik) dan diharapkan ada ruang untuk tulisan dari masing-masing daerah maupun dari unit eselon I lingkup Deptan. 30. Tukar menukar informasi diantara pelaku perstatistikan dan sistem informasi diharapkan dapat dilakukan melalui mail list pengelola data dan informasi yang dapat digunakan untuk berkomunikasi satu sama lainnya. 31. Pusdatin diharapkan dapat membuat suatu sistem informasi pertanian secara terpadu, terintegrasi dan tidak partial sehingga lebih mudah diaplikasikan di daerah yang SDMnya terbatas. 32. Pusdatin diharapkan menjadi leader dalam pengembangan GIS dimana GIS tersebut sangat diperlukan oleh setiap institusi untuk penyusunan perencanaan yang berbasis kinerja, sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih dalam penyusunan program pembangunan pertanian. 33. Situs Web Departemen Pertanian diharapkan dapat menjadi portal informasi pertanian di Indonesia yang memuat seluruh informasi pertanian baik dari instansi pemerintah pusat, daerah maupun swasta. 34. Pengembangan Situs Web Dinas Propinsi perlu dikembangkan terus sehingga dapat memperkaya Situs Web Departemen Pertanian dan diarahkan agar menjadi portal informasi pertanian di propinsi. Untuk itu petugas pengelola Web di daerah perlu dibina dengan memberikan pelatihan atau kesempatan melaksanakan magang di Pusdatin. Disamping itu dinas terkait perlu menyediakan dana untuk pengemb angan situs web masing-masing.

35. Forum komu nikasi TA. 2005 diusulkan untuk dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu untuk wilayah barat : Sumatera Utara, Batam, dan Yogyakarta dan wilayah timur : Sulawesi Selatan. 36. Untuk memperluas wawasan dan memperoleh pengalaman pengelolaan statistik dan sistem informasi yang lebih baik maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan studi banding ke luar negeri terutama ke negara yang sudah maju dalam penerapan statistik dan sistem informasi pertaniannya. Demikianlah antara lain isi rumusan sementara yang dihasilkan dari penyelenggaraan Forum Komunikasi Statistik dan Sistem Informasi Pertanian di Padang Sumatera Barat..(tw)

Publikasi Pertanian Dalam Bentuk CD


Untuk meningkatkan pelayanan Pusdatin kepada penggunan data dan informasi pertanian serta untuk memenuhi ke inginan pengguna akan

Cover CD Publikasi Pertanian

data dan informasi yang selama ini sering memberikan saran kepada Pusdatin untuk menyediakan data dan informasi dalam bentuk cetak maupun elektronik maka Pusat Data dan Informasi Pertanian tengah melengkapi publikasi yang ada dengan melakukan perekaman data dan informasi pertanian dalam bentuk Compact Disk (CD). Saat ini buku Statistik Pertanian 2003 telah dilengkapi dengan CD interaktif. Untuk menggunakan CD Statistik Pertanian ini menggunakan Acrobat Rider 5.0 yang telah tersedia dalam CD tersebut. Sedangkan untuk perekaman pedoman pengumpulan data tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan hingga saat ini masih dalam proses penyusunan (editing dan perekaman). ____________________

10

Vol. 1 No. 2 Bulan : Agustus 2004

www.deptan.go.id

Pelatihan Knowledge Management


Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia di Departemen Pertanian, Pusat Data dan

Para peserta pelatihan Knowledge Management

Informasi Pertanian telah melaksanakan pelatihan Manajemen Pengetahuan yang dilaksanakan pada tanggal 19 Juli s/d 7 Agustusi 2004 yang dibagi dalam 3 (tiga) tahap. Tujuan Pelatihan ini bertujuan untuk melatih petugas di unit kerja eselon I lingkup Departemen Pertanian sehingga nantinya dapat menunjang pelaksanaan tugas sehari-hari yang mampu sharing informasi , mencari informasi yang ada di database livelink knowledge management, mengembangkan proses kerja otomatis dan mampu meningkatkan kerja petugas. Pelatihan diikuti oleh 60 orang dari Eselon I lingkup Deptan. Hasil dari pelatihan tersebut yaitu tersedianya tenaga-tenaga yang mampu dan terampil mengoperasikan aplikasi sistem Livelink Knowledge Management, tersedianya informasi tentang manajemen pengetahuan yang akurat dan tepat waktu yang dapat diakses melalui jaringan internet. Dengan diadakannya pelatihan tersebut, peserta yang telah dilatih tersebut diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam pekerjaannya guna meningkatkan pelayanan dalam bidang data dan informasi pertanian.

tersebut dijelaskan bahwa dalam penyusunan renstra Pusdatin haruslah bertitik tolak dari visi dan misi Pusdatin dan tidak boleh lepas dari visi Setjen, dan visi Setjen tidak boleh lepas dari visi Departemen Pertanian. Visi Pusdatin adalah menjadi pusat penyedia data dan informasi yang handal, sedangkan missinya adalah mebina dan mengembangkan sistem informasi dan statistik pertanian, menyediakan dan menyebarluaskan data dan informasi pertanian serta membina sumber daya manusia dalam bidang statistik dan informasi pertanian. Sesuai dengan visi dan missi tersebut maka pusdatin mencoba menyusun renstra 2005 2009 .Untuk pelayanan data dan informasi pertanian khususnya statistik adalah Penyediaan basisdata yakni untuk Agribisnis hulu, Basisdata usaha tani dan Basisdata agibisnis hilir. Pengembangan metodologi yakni untuk Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan. Penyediaan publikasi baik media cetak maupun media elektronik. Pelayanan teknologi informasi adalah Pengembangan sistem basisdata dan sistem informasi, Pengembangan website, Pengembangan jaringan informasi pertanian dan Pelayanan teknis komputer. Koordinasi statistik dan sisitem informasi untuk statistik, Penyelenggaraan sistem informasi dan Koordinasi program. Pembinaan untuk pertatistikan, bidang sistem informasi dan structural. Kerjasama dalam dan luar negeri antara lain dalam negeri yaitu dengan BPS, yakni Pengembangan metodologi statistik pertanian, Analisis harga, Analisis indikator makro, Analisis komoditas pertanian, Survey luas panen dan produktifitas, SENSUS Pertanian, dengan KOMINFO yakni Pengembangan jaringan informasi antar lembaga pemerintah dalam rangka

Pengarahan Penyusunan Renstra 2005 2009


Dalam rangka penyusunan renstra tahun 2005 sampai dengan 2009 , Pusdatin telah mengikuti arahan dari Irjen Departemen Pertanian tanggal 19 Juli 2004. Dari arahan

E- goverment, dan kerjasama dengan BPPT, Lapan yakni Pengembangan sistem monitoring lahan sawah menggunakan teknologi inderaja. Kerjasama

11

Vol. 1 No. 2 Bulan : Agustus 2004

www.deptan.go.id

dengan luar negeri antara lain Pembangunan database pertanian regional, Kerjasama statistik pertanian regional, Peningkatan kapasitas kelembagaan perstatistikan dan sistem informasi, dan pengembangan jaringan informasi pertanian regional.(m/r)

Praktek Kerja Lapangan


Adanya hubungan yang baik antara instansi pemerintah dengan lembaga pendidikan akan memberikan keuntungan yang dapat bermanfaat baik bagi instansi pemerintah itu sendiri maupun bagi lembaga pendidikan itu sendiri. Salah satu contoh misalnya adanya praktek kerja lapangan dari mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara, IPB dan dari Bina Sarana Informatika di Pusat Data dan Informasi Pertanian, khususnya Bidang Pengembangan Sistem Informasi. Mahasiswa tersebut dapat menyelesaikan pembuatan tugas akhirnya sebagai mahasiswa yang praktek kerja lapangan di Bidang Pengembangan Sistem Informasi, tetapi bagi Pusdatin sendiri mahasiswa tersebut telah membantu dala m pembuatan program aplikasi. Misalnya mahasiswa yang praktek kerja lapangan dari Universitas Bina Nusantara membantu dalam perbaikan program aplikasi untuk SIMPEG, mahasiswa dari IPB membantu dalam perbaikan program aplikasi untuk SIPASAR, mahasiswa dari Universitas Bina Sarana Informatika melakukan riset aplikasi program Geografi Information System (GIS).Hal ini tentu dapat menjadi contoh bagi lembaga pendidikan maupun instansi pemerintah untuk memberikan ruang dan tempat bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya dilembaga pendidikan yang diikutinya sebagai syarat untuk menyelesaikan studinya. (a/r)

Analisis Lahan
Lahan mempunyai peranan penting dalam sektor pertanian. Keberhasilan Pembangunan pertanian tidak terlepas dari ketersediaan lahan sebagai sarana pokok untuk usaha pertanian. Tanpa lahan pertanian segala upaya peningkatan yang dilakukan terhadap sektor pertanian tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik. Ancaman serius terhadap lahan yang tersedia adalah terus berlangsungnya konversi lahan baik lahan sawah

maupun lahan kering. Sebagai contoh banyak lahan sawah ataupun lahan kering dipakai / dipergunakan menjadi pemukiman, pertokoan, pabrik, pusat industri dan lain sebagainya. Untuk memperoleh data lahan baku BPS telah melakukan survei lahan dengan menggunakan daftar SP VA yang dilakukan dengan metode pencacahan lengkap pada semua kecamatan di Indonesia yang dilaporkan setiap tahun. Laporan ini dilakukan oleh Mantri Tani yang dibuat setiap bulan Januari yang berisi keadaan tahun sebelumnya. Dari daftar SP VA dapat dilihat luasan lahan yakni lahan sawah menurut pengairan antara lain pengairan teknis, pengairan setengah teknis, pengairan sederhana PU, pengairan non PU, tadah hujan, pasang surut, lahan sawah lebak, polder, dll serta lahan sawah sementara tidak diusahakan. Lahan bukan sawah (lahan kering) menurut penggunaannya antara lain pekarangan / bangunan / halaman sekitarnya, tegal/kebun, ladang/huma, Penggembalaan/padang rumput, rawa-rawa (yang tidak ditanami padi), tambak kolam/tebat/empang, lahan kering sementara tidak diusahakan, lahan yang ditanami kayuan hutan rakyat, hutan negara, perkebunan dll. Pusat Data dan Informasi Pertanian mencoba melihat seberapa besar perubahan fungsi lahan tersebut dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konversi lahan tersebut. dengan menganalisis data lahan tersebut serta membandingkannya dengan data lahan dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian daerah, Badan Pertanahan daerah dll. Analisis ini dilakukan dengan pendekatan Model Regresi berganda dan deskriptif untuk melihan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan lahan tersebut. Analisis ini sudah mencapai tahap pengumpulan dan validasi data seluruh kabupaten di Indonesia untuk tahun 1993 sampai dengan tahun 2002. Dengan analisis ini diharapkan dapat dihasilkan informasi pola perubahan lahan khususnya lahan pertanian ke non pertanian dan dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan lahan tersebut.

12

Anda mungkin juga menyukai