Anda di halaman 1dari 16

1

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA TERHADAP MENINGKATNYA RESIKO STROKE PADA USIA PRODUKTIF MASYARAKAT KOTA PADANG BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN (PKM-P)

Diusulkan oleh : Annisa Ul Hasanah (0910822032/2009) Siswita Rahmah Ade sulastri G.N Robby Aidil Putra (0910822022/2009) (1010821002/2010) (1010822007/2010)

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2012

2 1. Judul Kegiatan : Pengaruh Perubahan Sosial Budaya Terhadap Meningkatnya Resiko Stroke pada Usia Produktif Masyarakat Kota Padang 2. Bidang kegiatan : PKM Penelitian ( PKM P) 3. Ketua pelaksana kegiatan a. Nama lengkap b. No Bp c. Fakultas/jurusan d. Perguruan tinggi e. Alamat Rumah dan No Telp/Hp 08566055512 f. Alamat email 4. Anggota pelaksana kegiatan 5. Dosen pendamping a. Nama lengkap b. NIP c. Alamat Rumah dan No Telp/Hp Kt.Tangah, 081363439411 d. Alamat email : 6. Biaya Kegiatan 7. Jangka Waktu pelaksanaan 2012 Menyetujui Ketua Jurusan Antropologi sosial Ketua Pelaksana Kegiatan

: Annisa ul Hasanah : 0910822032 : FISIP/Antropologi Sosial : Universitas Andalas : Jl. Dr. Hatta No 22 Ketaping, Padang : : Annisa_uh@yahoo.com : 3 orang

: Sri Meiyenti, S.Sos, M.Si : 196905031994032001 : RT 05/IV Koto Panjang Ikur Koto, kec. Padang 25175 HP. : sm-yanti@plasa.com : Rp.12.435.000 : 5 bulan Padang, 5 Oktober

( Dr. Erwin, Msi ) Nip: 131811057

(Annisa Ul Hasanah ) No.Bp .0910822032

Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan Pendamping

Dosen

( Prof. Dr. Novesar Jamarun, MS) Nip.196205061988111001

( Sri Meiyenti, S.Sos,) Nip : 196905031994032001

3 A. JUDUL Pengaruh Perubahan Sosial Budaya Terhadap Meningkatnya Resiko Stroke pada Usia Produktif Masyarakat Kota Padang B. LATAR BELAKANG MASALAH Perubahan sosial budaya adalah hal yang wajar terjadi dalam masyarakat di negara berkembang, termasuk juga di Indonesia. Perubahan terjadi sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat. Karl Mark(1883) berpendapat bahwa ada hubungan yang rumit mengenai teknologi dan perubahan sosial budaya. Proses perubahan itu akhirnya menghasilkan perubahan kebiasaan dan gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan baik secara positif maupun negatif (Kalangie,1994: 200). Dampak negatifnya dari proses perubahan ini adalah banyaknya muncul penyakit menular maupun tidak menular. Namun, sumbangan penyakit tebesar yang menyebabkan kematian justru lebih besar dari penyakit tidak menular. Seperti dikutip dari National Geografic Indonesia1 tahun 2012 menyebutkan bahwa penyakit tidak menular menyumbangkan angka kematian terbesar di Asia Tenggara. Ragam penyakit tidak menular ini terdiri dari penyakit Jantung, Paru-paru kronis dan stroke. Di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara yang menduduki peringkat pertama untuk penderita stroke. Data ini didapatkan dari kumpulan arsip Yayasan Stroke Indonesia seperti dikutip dari National Geografic Indonesia pada tahun 20122. Dari data tersebut, stroke tidak hanya di temui pada usia 60 tahun keatas tetapi juga pada usia 15-59 tahun. Resiko ini akan semakin meningkat seiring dengan semakin kompleksnya problematika sosial dan budaya yang ada pada masyarakat tempat tinggalnya. Hal ini mengindikasikan 1 dari 6 orang menderita stroke dan hampir setiap 6 detik seseorang meninggal dunia karena Stroke. Badan kesehatan dunia memprediksikan bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian yang diakibatkan
1 Http://National_geographic.co.ic/berita/2012/09/penyakit-tidak-menular-sumbang-kematian- terbesar-diasiaTenggara// 2 Http://National_geographic.co.ic/berita/2012/09/fokus-who-peningkatan-harapan-hidup-lansia.

4 oleh penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 dan akan menjadi 8 juta di tahun 2030. Hal ini bertolak belakang dengan laporan kesehatan kota Padang tahun 20123, yang menyatakan bahwa penyebab kematian tertinggi diakibatkan oleh penyakit ketuaan atau lansia. Data dari Dinas Kesehatan menyebutkan bahwa kematian yang diakibatkan oleh penyakit stroke hanya 8%dengan jumlah 40 kasus kematian. Dan jika dirangking stroke menempati urutan ke 5 setelah penyakit Lansia, Diabetes Melitus, Hypertensi dan penyakit Jantung. Dari data tersebut bukan tidak mungkin stroke akan meningkat di kota Padang. Stroke yang merupakan penyakit tidak menular, tidak hanya berkaitan dengan issu kesehatan melainkan juga berkaitan erat dengan perubahan sosial budaya, gaya hidup, issu ekonomi, pembangunan dan politik. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk menemukan faktor-faktor yang menjadi resiko stroke pada usia produktif. Hal pertama yang perlu diingat bahwa masalah stroke bukan hanya merupakan masalah medis klinis saja. Namun, hal ini merupakan masalah yang mempunyai kaitan luas dengan faktor-faktor lain, seperti pola makan, gaya hidup, pola tingkah laku, tingkat stress, tekanan sosial, dan faktor budaya. Oleh karena itu, analisis klinis dalam kerangka mendeskripsikan tentang resiko penyakit stroke merupakan langkah awal. Langkah tersebut akan mengalami kegagalan apabila tidak diikuti dengan pemahaman terhadap nilai-nilai sosial budaya yang berkaitan dengan masalah makanan dan faktor lain seperti disebutkan di atas. Penelitian ini lebih difokuskan kepada faktor budaya karena perubahan sosial budaya, trend, dan gaya hidup. Menurut Kalangie (1994 : 207) perubahan yang itu bersifat positif dan negatif, hal ini di pengaruhi oleh pola makan dan minum, hubungan sosial, masalah sosial di rumah tangga, perilaku menyimpang, masalah ekonomi, pelanggaran hak-hak pribadi, kriminalitas, disorganisasi sosial, serta dampak-dampaknya.

Http://dinkes_kota_padang.go.id/laporan-kesehatan-tahun-2011

5 Dampak negatif dari perubahan akan mempengaruhi perilaku yang sifatnya

merugikan kesehatan. Penyebab dari perubahan perilaku itu dihasilkan dari pola pekerjaan fisik dan non fisik yang melahirkan stress, pola kebiasaan. Oleh karena itu, perhatian penelitian ini lebih ditekankan kepada faktor budaya kelompok etnik yang mengintroduksir resiko stroke dalam masyarakatnya. Etnik yang diteliti adalah etnik Minangkabau karena seperti yang telah dijelaskan kasus stroke di Padang (mayoritas etnik Minangkabau) telah banyak ditemukan kematian yang disebabkan oleh penyakit stroke ini.

C. PERUMUSAN MASALAH Dalam Penelitian ini fokus kajian di titik beratkan kepada faktor budaya karena perubahan sosial budaya, trend, dan gaya hidup. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi juga mempengaruhi perubahan secara cepat. Gaya hidup yang konsumtif, membuat masyarakat ingin mencoba sesuatu yang baru, termasuk juga makanan cepat saji dan junk food. Oleh karena itu, penelitian ini lebih ditekankan kepada faktor budaya kelompok etnik yang mengintroduksir resiko stroke dalam masyarakatnya. Etnik yang diteliti adalah etnik Minangkabau karena seperti yang telah dijelaskan kasus stroke di Padang (mayoritas etnik Minangkabau). Dalam setiap kelompok etnik mempunyai budaya sendiri yang memiliki hubungan dengan pola makan dan mempersiapkan makanan untuk keluarga. Praktek penyajian makan pada suatu kelompok masyarakat umumnya mengacu kepada ketentuan budaya berupa kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat itu. Biasanya penyajian makanan akan mengacu kepada hal-hal tertentu (food preference) seperti kepercayaan dan keyakinan pada petunjuk dari orang yang paling tua dalam keluarga, karena mereka dianggap memiliki pengetahuan yang luas tentang ini. Semua ini tentu akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam memilih bahan-bahan makanan yang mereka anggap pantas untuk dikonsumsi.

6 Berkaitan dengan makanan, suatu keluarga menerapkan pola makan yang berkembang di dalam masyarakatnya (kelompok etnik) yang diterima secara turun temurun. Namun sekarang, banyak orang melakukan aktivitas diluar rumah, sehingga pola penyajian makanan bukan dirumah lagi, akan tetapi makan di luar rumah. Berbagai macam dan beragamnya pilihan kuliner di luar rumah, memberikan kebebasan seseorang memilih makanan yang mereka sukai. Perubahan pola kebiasaan inilah yang menjadikan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang beresiko terkena penyakit stroke. Selain makanan, perubahan sosial budaya juga akan merugikan kesehatan karena berkaitan dengan perilaku seseorang terhadap kondisi kesehatannya. Faktor-faktor pemicunya adalah pola pekerjaan fisik dan non fisik yang melahirkan stress, pola hubungan sosial, tekanan dalam pekerjaan, stress akibat masalah sosial di rumah tangga, perilaku menyimpang, masalah ekonomi, pelanggaran hak-hak pribadi, kriminalitas, disorganisasi sosial, serta banyak lainnya yang akan memperngaruhi kondisi kesehatan seseorang. Berdasarkan fenomena di atas penelitian ini berusaha mengetahui kondisi sosial budaya, yakni mengapa usia produktif beresiko penyakit stroke dalam masyarakat Minangkabau? Pertanyaan ini menjadi krusial mengingat dampak yang ditimbulkan oleh penyakit ini baik terhadap fungsi dan peran seseorang pada usia produktif. Kemudian bagaimana perubahan sosial budaya, trend dan gaya hidup masyarakat sehingga mengakibatkan penyakit stroke. Lalu mengapa penyakit stroke merupakan konsekuensi dari nilai-nilai budaya yang berhubungan dengan sosial budaya.

D. TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan akar persoalan penyakit stroke pada usia produktif dan mengetahui pengaruh perubahan sosial budaya terhadap meningkatnya resiko stroke di usia produktif pada masyarakat kota Padang pada etnis budaya Minangkabau.

7 E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Dari penelitian ini di harapkan masyarakat dapat mengetahui dan mewaspadai risiko stroke pada usia produktif, terutama bagi masyarakat kota Padang. Selain itu, dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Pengetahuan ini sangat berguna untuk memperkaya kajian-kajian ilmu-ilmu sosial, khususnya, berkaitan dengan kajian antropologi kesehatan. Dengan mengetahui gambaran yang menyeluruh (holistik) dari fenomena tersebut dari perspektif sosial budaya akan memberikan data base yang akurat untuk tindakan medis klinis. Tujuan akhir penelitian ini adalah menganalisa efek dan konsekuensi dari perubahan sosial budaya yang berdampak terhadap resiko penyakit stroke di kota Padang pada etnik Minangkabau. Selanjutnya, diharapkan penelitian ini melahirkan model yang dapat diterapkan untuk mengkaji masalah yang sama pada etnik lainnya.

F. KEGUNAAN Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menemukan pengaruh serta menganalisa konsekuansi dari perubahan sosial budaya terhadap meningkatnya risiko stroke pada usia produktif di masyarakat kota Padang, sehingga hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam bidang ilmu antropologi kesehatan dan juga sebagai bahan pertimbangan untuk menanggulangi resiko stroke dari perspektif sosial budaya masyarakat. Lebih jauhnya, dari penelitian ini dapat menjadi bahan acuan untuk mempelajari kasus-kasus stroke yang ada pada suku bangsa lainnya.

G. TINJAUAN PUSTAKA Fokus penelitian ini ialah mengenai pengaruh perubahan sosial dan budaya terhadap meningkatnya resiko stroke pada usia produktif pada masyarakat kota padang. Stroke adalah suatu penyakit tidak menular yang disebabkan oleh gangguan sistem fungsi syaraf yang terjadi secara tiba-tiba pemicu awalnya karena pedaran darah ke otak terganggu. (Rizaldi Pinzon, 2010 : 1). Proses terjadinya stroke bukanlah secara tiba-tiba, melainkan

8 melalui sebuah Seseorang yang sebagian tubuh atau proses yang mungkin sudah terjadi beberapa tahun sebelumnya. menderita stroke yang secara tiba-tiba mengalami kekakuan pada bahkan sampai lumpuh, proses tersebut merupakan

akumulasi dari banyaknya gangguan

syaraf ke pembuluh otak yang tersumbat

maupun yang sudah pecah pembuluh darahnya. (Hendarawan Nadesul, 2012 : 2) Dalam sebuah studi Framingham ( framingham offspring Study) yang di publikasikan bulan juni 2008 mengungkapkan 10% kejadian silent stroke yang menimpa orang yang kelihatannya sehat. Dari penelitian ini di ungkapkan bahwa korban dari stroke adalah orang-orang yang punya status dan peran yang kompleks dalam lingkungan sosial, seperti mereka yang bekerja sebagai politisi, pejabat, dan karyawan. Dan bukan tidak mungkin juga akan mempengaruhi seseorang yang memiliki perilaku konsumtif dan tidak peduli dengan kesehatannya. Menurut Kalangie (1994 : 44) konsep perilaku kesehatan yang ada pada masyarakat di kategorisasikan dalam beberapa tipe perilaku, diantaranya : 1. Perilaku yang sadar yang dilakukan demi keuntungan kesehatan. Perilaku ini dilakukan oleh manusia yang secara sengaja ditujukan untuk menjaga, meningkatkan kesehatan, menyembuhkan diri dari penyakit atau gangguan kesehatan. Dalam kasus stroke, perilaku yang sadar yang dilakukan demi keuntungan kesehatan adalah dengan menjaga makanan yang sehat, higienis, dan tanpa pengawet kimia. 2. Perilaku yang sadar yang dilakukan demi merugikan kesehatan. Mencakup bentuk perilaku baik merugikan maupun merusak kesehatan bahkan kematian yang secara sadar dilakukan. Jika dihubungkan dengan penyebab stroke, perilaku sadar yang merugikan kesehatan adalah merokok, alkoholisme, makan-makanan cepat saji, makan makanan berpengawet dan pewarna buatan dan makanan yang disiapkan secara cepat, seperti mie instant, bubur instant dan sejenisnya.

9 3. Perilaku yang tidak sadar dilakukan demi menguntungkan kesehatan. Perilaku ini berhubungan dengan semua tindakan yang tidak disadari sedikit atau banyak membawa manfaat kesehatan individu atau kelompok sosial. Contoh perilaku ini terhadap penyakit stoke adalah dengan berjalannya program pemerintah tentang cara hidup sehat salah satunya program empat sehat, lima sempurna. Program tersebut masih terus berjalan di lingkungan sosial masyarakat. 4. Perilaku yang tidak sadar dilakukan merugikan kesehatan. Kegiatan ini secara tidak disengaja membawa manfaat kesehatan individu dan masyarakat sosial. Perilaku ini mengindikasikan dalam bentuk tekanan sosial, kegiatan yang menuntut tingginya perhatian sehingga berdampak pada kesehatan, perubahan ekonomi, stres hingga mengakibatkan depresi. Jika tekanan sosial seperti ini terus berlangsung pada seseorang membuka peluang besar untuk secara tiba-tiba mengalami stroke. Dari data yang dikumpulan oleh arsip yayasan stroke Indonesia(National Geografic Indonesia, 2012), menyebutkan bahwa resiko penyakit stroke terjadi juga pada usia 15-59 tahun. Fenomena ini juga perlu ditinjau dari aspek sosial budaya. Karena pada dasarnya stroke bukanlah penyakit yang ditularkan. Penyakit ini muncul dari perilaku seseorang terhadap tindakan kesehatannya. Tindakan seseorang sangat dipengaruhi oleh latar belakang budaya, lingkungan sosial, lingkungan pekerjaan, dan ideologi. Tindakan kesehatan seseorang merupakan tanggungjawab pribadi yang berhubungan erat dengan kenyataan bahwa suatu penyakit berhubungan langsung dengan kebiasaan individu dalam hidup sosial budayanya (Kowles : 1977 dalam Kalangie 1994:201). Dalam mengambil suatu tindakan maupun keputusan tentang kesehatan seseorang akan mempertimbangkan secara sosial budaya, bukan hanya karena sesorang itu mau memakan sesuatu. Alternatif pemilihan tersbut juga akan dipengaruhi oleh kebiasaan individu yang telah diturunkan dari nenek moyang yang dirujuk dari keluarga.

10 Biasanya penyajian makanan akan mengacu kepada hal-hal tertentu (food preference) seperti kepercayaan dan keyakinan pada petunjuk dari orang yang paling tua dalam keluarga, karena mereka dianggap memiliki pengetahuan yang luas tentang ini. Semua ini tentu akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam memilih bahan-bahan makanan yang mereka anggap pantas untuk dikonsumsi. Dalam suatu keluarga menerapkan pola makan yang berkembang di dalam masyarakatnya (kelompok etnik) yang diterima secara turun temurun(Foster dan Anderson, 1982:313). Realitasnya sebagian besar masyarakat urban melakukan aktivitas diluar rumah, sehingga pola penyajian makanan bukan dirumah lagi, akan tetapi makan di luar rumah. Berbagai macam dan beragamnya pilihan kuliner di luar rumah, memberikan kebebasan seseorang memilih makanan yang mereka sukai. Perubahan pola kebiasaan inilah yang menjadikan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang beresiko terkena penyakit stroke. Konsep lainnya menjadi tinjauan kita adalah mengenai konsep perubahan sosial budaya. Konsep perubahan sosiobudaya adalah perubahan yang menyeluruh dari semua tatanan fenomena sosial dalam realitas (Steven Vago : 1996). Fokus perhatian pada penelitian ini adalah individu sebagai agen perubahan itu sendiri. Pada tingkat individu, perubahan yang terjadi pada tindakan, kepercayaan, aspirasi dan motivasi individu tersebut untuk berubah. Perubahan tersut tidak semata-mata terjadi karena individu tersebut ingin berubah sesuai dengan kehendaknya, tapi ada hal-hal lain di luar diri mereka yang akan mempengaruhi tindakan mereka untuk berubah. Faktor yang berperan penting dalam perubahan itu adalah teknologi, ideologi, kompetisi, politik, konfik, ekonomi, dan ketegangan sosial. Dalam realisasinya, semua faktor-faktor tersebut akan sangat berperan dalam mengakibatkan resiko stroke seperti diantaranya adalah pola kebiasaan pekerjaan fisik dan non fisik yang mengakibatkan stress, pola kebiasaan makan dan minum seperti yang dijelaskan diatas, pola rekresasi yang mahal yang merupakan situasi sosial yang mendorong untuk makan dan minum yang enak-enak secara berlebihan, pola hubungan

11 sosial rumah tangga yang telah berkurang karena kesibukan suami maupun istri, irama kerja yang menekankan pada kecepatan karena banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan dalam satu waktu, masalah sosial rumah tangga, ketidaktertiban, kriminalitas, gangguan dan pelanggaran hak-hak pribadi, dissorganisasi sosial, serta

dampaknya.(Kalangie 1994 :207).

H. METODE PELAKSANAAN Pada penelitian ini, pendekatan ilmu antropologi yang dipakai adalah mengenai kajian pemahaman perilaku manusia dari sudut pandang pelaku. Tipe penelitian ini menggunakan Metode etnografis dengan kajian yang lebih mendalam dan menyeluruh dari fenomena yang terjadi(holistik). Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah Kualitatif. Untuk mengetahui pengaruh sosial dan budaya yang terkait dengan meningkatnya resiko stroke pada usia produktif di masyarakat kota padang. 1. Konsep dan definisi kerja Dalam penelitian ini akan menjelaskan tentang konsep perubahan sosial budaya, tindakan(terutama tindakan yang terkait dengan nilai-nilai budaya) yang mempengaruhi terhadap meningkatnya resiko stroke. 2. Informan penelitian Informan penelitian adalah laki-laki maupun perempuan, berusia 15-59 tahun yang beresiko stroke dan memiliki riwayat penyakit stroke. Selain itu, informasi juga akan digali dari anggota keluarga yang punya riwayat penyakit stroke,petugas puskesmas, rumah sakit, dan pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti.

12 3. Teknik pengumpulan data Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan wawancara terstruktur. Untuk wawancara ini akan mengggunakan tape recorder untuk mendapatkan hasil wawancara yang maksimal. 4. Lokasi penelitian Daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian direncanakan di kecamatan Kuranji. Pertimbangan penggunaan Kecamatan kuranji sebagai daerah penelitian karena daerah ini merupakan daerah pengembangan kota padang, yang menjadi serbuan pembangunan fisik terutama pemukiman, sehingga menyebabkan banyak pendatang baru yang bermukim didaerah ini, maka pengaruh perubahan sosial budaya juga merasuki kehidupan masyarakatnya. 5. Teknik analisis data Seluruh data dan infromasi yang dikumpulkan dengan metode kualitatif akan dianalisa dengan menggunakan analisa deskriptif kualitatif. Dari data tersebut akan ditulis berdasarkan hasil pengamatan, hasil wawancara, dan hasil studi dokumentasi lalu di klasifikasikan dan kemudian disajikan. I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM Penelitian ini akan dilakukan sesuia dengan jadwal berikut ini : Kegiatan 1 Peninjauan ke lokasi Penyusunan daftar pertanyaan observasi Penentuan responden 2 Bulan 3 4 5

13 Penentuan informan Pengambilan data primer sekunder Analisisi data Diskusi Pengecekan ulang data primer dan sekunder Penulisan laporan akhir

J. RANCANGAN BIAYA 1. Rekapitulasi biaya Jenis pengeluaran Bahan habis pakai Peralatan penunjang PKM Perjalanan Lain-lain Jumlah 2. Bahan habis pakai Jenis pengeluaran a. Kebutuhan lapangan Buku catatan : 4/orang x 4 buah x Rp 5.000 Pulpen : 4/orang x 4 buah x Rp 3.000 Tipe-x : 4 x Rp 5.000 Kertas HVS(rim) : 8 x Rp 30.000 Kaset rekaman : 16 x Rp 10.000 Batrai kecil : 24 x Rp 5.000 b. Konsumsi Operasional lapangan : 4 x 30 x Rp 30.000 c. Kebutuhan pasca lapangan Flashdisc : 4 x Rp 125.000 Cartridge printer : 1 x Rp 300.000 Map plastik : 8 x Rp 5000 Jumlah 3. Peralatan penunjang PKM Jenis pengeluaran Tape recorder : 2 buah x Rp 150.000 Jumlah (Rp) Rp 5.108.000 Rp 2.000.000 Rp. 3.600.000 Rp. 1.727.000 Rp.12.435.000

Jumlah (Rp)

Rp 80.000 Rp 48.000 Rp 20.000 Rp 240.000 Rp 160.000 Rp 120.000 Rp 3.600.000 Rp 500.000 Rp 300.000 Rp 40.000 Rp 5.108.000

Jumlah (Rp) Rp 300.000

14 Sewa Camera SLR : 30 hari x Rp50.000 Sewa Infocus (untuk seminar) : Rp 100.000 Sewa ruangan seminar : Rp 100.000 Jumlah 4. Perjalanan Jenis pengeluaran Sewa 3 buah sepeda motor untuk mobilitas di lapangan : 4 orang x30/harix Rp 30.000 Jumlah 5. Lain-lain Jenis Pengeluaran Perizinan Biaya cuci cetak foto Biaya fotocopy data sekunder, kuesioner, pedoman wawancara, penelusuran pustaka, dan penjilidan Administrasi dan telepon 4orang x3/bulanxRp21.000 Diskusi Seminar Biaya publikasi artikel di journal Jumlah Jumlah Rp 250.000 Rp 50.000 Rp 500.000 Jumlah Rp 1.500.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 2.000.000

Rp 3.600.000

Rp 3.600.000

Rp 252.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 75.000 Rp1.727.000

K. DAFTAR PUSTAKA Foster, George M dan Barbara G. Anderson. 1986. Antropologi Kesehatan, (terjemahan dari Medical Anthropology) oleh: Priyanti Pakan Suryadarma dan Meutia F. Hatta Swasono. Jakarta :UI Press Kalangie, Nico S. 1994. Kebudayaan dan Kesehatan : Pengembangan Pelayanan Kesehatan Primer melalui Pendekatan Sosiobudaya. Jakarta : PT. Kesaint balanc Indah Corp. Nadesul,Hendrawan. 2012. Serangan Jantung, Stroke, Gagal Ginjal : Bisa Dicegah. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara

15 Pinzon, Rizaldy.2010. Awas Stroke : Pengertian, Gejala, Tindakan, Perawatan & Pencegahan. Yogyakarta : Andi Offsett. Strauss A, Juliet Corbin. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif : Tata langkah dan Teknik Teorisasi Data. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Vago, Steven. 1996. Social Change. United States of America : Prentice Hall. L. Lampiran Biodata peneliti 1. Ketua pelaksana program g. Nama lengkap h. Tempat tanggal lahir i. No Bp j. Fakultas/jurusan k. Perguruan tinggi l. Waktu untuk kegiatan

: Annisa ul Hasanah : Padang, 10 maret 1991 : 0910822032 : FISIP/Antropologi Sosial : Universitas Andalas : +/- 6 jam/hari Padang, 5 Oktober 2012

Annisa Ul hasanah 2. Anggota pelaksana program a. Nama lengkap b. Tempat tanggal lahir c. No Bp d. Fakultas/jurusan e. Perguruan tinggi f. Waktu untuk kegiatan

: Siswita Rahmah : Pariaman, 30 Juli 1991 : 0910822022 : FISIP/Antropologi Sosial : Universitas Andalas : +/- 6jam/hari Padang, 5 Oktober 2012

3. Anggota pelaksana program a. Nama lengkap b. Tempat tanggal lahir c. No Bp d. Fakultas/jurusan e. Perguruan tinggi f. Waktu untuk kegiatan

Siswita Rahmah : Ade Sulastri Gusti Ningsih : Medan, 6 Juli 1992 : 1010821002 : FISIP/Antropologi Sosial : Universitas Andalas : +/- 6jam/ hari Padang, 5 Oktober 2012

Ade Sulastri Gustiningsih

16 4. Anggota Pelaksana Program a. Nama lengkap b. Tempat tanggal lahir c. No Bp d. Fakultas/jurusan e. Perguruan tinggi f. Waktu untuk kegiatan

: Robby Aidil Putra : Bukittinggi, 10 Juni 1992 : 1010822007 : FISIP/Antropologi Sosial : Universitas Andalas : +/- 6jam/ hari Padang, 5 Oktober 2012

Robby Aidil Putra

Biodata Dosen pendamping 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama lengkap NIP Jabatan Fungsioal Fakultas/Jurusan Bidang Keahlian Perguruan Tinggi Waktu Kegiatan PKM : Sri Meiyenti, S.Sos, M.Si : 196905031994032001 : Staf Pengajar/Lektor Kepala : FISIP/Antropologi Sosial :Antropologi kesehatan :Universitas Andalas : +/- 4 jam/minggu

Padang, 5 Oktober 2012

Sri Meiyenti, S.Sos, M.Si

Anda mungkin juga menyukai