Anda di halaman 1dari 21

BUDAYA KONSUMEN

Kita akan mencari cara bagaimana Telelvisi bisa didukung oleh budaya konsumen dan dipromosikan sebagai suatu alternatif bagi penyelesaian masalah-masalah sosial. Pada tahun 1950 sampai 1960 an perekonomian di inggris mengalami booming. Banyaknya lapangan pekerjaan, menyebabkan timbulnya kompetisi diantara para pekerja untuk mendapatkan upah yang lebih tinggi. Pada tahun 1954, dalam pendistribusian akhir ada relaksasi untuk upah pembelian atau hire-purchase (HP). Ini berarti konsumen lebih royal dalam berbelanja. Pada tahun berikutnya, akhir pendistribusian belanja konsumen meningkat 8 persen, untuk pembelian barang-barang tahan lama seperti kulkas dan televisi naik 10 persen. Pada tahun 1960, para pembeli di Inggris menghabiskan uangnya sebesar 1004 miliar, dan untuk pembelian barang-barang tahan lama meningkat sampai 1465 miliar. Menurut sejarawan Dominic Sandbrook, booming konsumen pada tahun 1950 an, merupakan kelanjutan jangka panjang yang telah dimulai pada era Victoria. Walaupun hal ini terjadi ketika kemiskinan dan depresi ekonomi meluas dalam dominasiorang-orang kaya.. kondisi ini telah berubah karena terjadi perang yang ditandai oleh keterbatasan dan ketegangan. Dari pertengahan tahun 1950-an terdapat beragam lapangan pekerjaan, kondisi rumah tangga dan kekayaan relatif lebih baik, ini berarti ada peningkatan pengeluaran belanja rumah tangga pada skala yang lebih luas. Sebuah survei yang dilakukan oleh Financial Times ditemukan bahwa, dalam jangka waktu dua tahun dari 1957 sampai 1959, jumlah rumah tangga yang memiliki televisi meningkat 32 persen, mesin cuci 54 persen, dan kulkas 58 persen. Tentu saja untuk kebutuhan listrikpun meningkat. Dengan meningkatnya jumlah supermarket, belanja juga mengalami perubahan radikal. Pada tahun 1956, misalnya, terdapat sekitar 3.000 supermarket dan toko swalayan di Inggris, pada tahun 1962 terdapat 12.000 supermarket dan swalayan. Konsumsi tersebut hanya terbatas untuk rumah tangga, tetapi juga untuk mobil, berlibur bagi kaum muda, pakaian, dan musik pop. Ini bukan untuk mengatakan, bahwa perkembangan budaya konsumen telah merata atau merasa cukup. Sebagaimana drama televise, seperti yang digambarkan dalam bab sebelumnya., perubahan demografis di Inggris, yang memiliki konsekwensi social negative. Meskipun dari sisi kenegaraan cukup dan terpenuhinya lapangan pekerjaan, namun banyak orang mengalami kesulitan dan hidup dalam standar rendah. Bagi mereka yang berjuang untuk mencukupkan penghasilan, dan mendapatkan upah pembelian, malah kondisinya lebih buruk dan tertahan dalam situasi yang sudah sulit. Kondisi terburuk, semakin tergantungnya masyarakat pada kredit dan HP, ini menunjukan banyak masyarakat yang ingin menikmati kehidupan yang lebih baik. Pada tahun 1962, di Inggris seorang PNS, John Vassall, ditemukan menjadi mata-mata Uni Soviet. Ketika di parlemen dipertanyakan, mengapa tidak ada seorangpun mempermasalahkan gaya hidup mewah Vassall yang disponsori oleh para spionase. Seorang menteri menjawab 'Berapa banyak dari kita yang masih hidup di bawah standar

pendapatan'. Di Inggris, meskipun penyebaran kekayaan tidak merata, namun terdapat kemajuan teknologi yang cepat, lincah dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Periode ini oleh Eric Hobsbawm ditandai dan dijelaskan sebagai abad duapuluh, yang disebut 'Golden Age' Peranan televisi dalam memunculkan konsumen kapitalisme yang kuat di tahun 1950-an merupakan suatu yang kompleks. Perluasan dan pengembangan siaran televisi, perpanjangan dan perluasan dari pemirsa televisi sejauh ini dibahas sebagai sesuatu yang baik sebagai agen perubahan. Dalam bab ini saya akan melihat pada cara bagaimana isi dan bentuk televisi menyebarkan wacana konsumerisme dan membuat praktik konsumsi yang jelas. Saya juga akan meneliti cara-cara seperti yang terlihat dalam praktek-praktek yang berhubungan dengan afiliasi sosial. Budaya secara langsung berkaitan dengan masalah gaya hidup dan keanggotaan kelas. Pemisahan di sini juga berkaitan dengan masalah usia dan jenis kelamin. Jadi, penyampaian gambaran kegiatan sosial dan budaya di televisi baru memperluas jangkauan keluar dalam program dan jadwal, dari drama ke komedi, hiburan ringan dan pemrograman faktual, hal ini membuat gaya hidup dan selera kelas yang terlihat lebih luas dari berbagai kelompok sosial dan budaya. Termasuk jenis ini terlihat dalam penyajian orang-orang di layar televisi, bagaimana mereka memakai pakaian atau cara mereka membersihkan diri atau menghiasi rumah mereka. Acara itu sendiri, ditunjukan diberbagai teater yang menggambarkan masyarakat dan nilai-nilai budaya yang mewakili berbagai kelas. Penyiaran yang berbeda dan bentuk-bentuk program di televisi dan penjadwalan yang tepat, memudahkan pemirsa untuk membuat keputusan mengenai selera dari berbagai kelompok dan kelas. dalam bab ini akan menunjukkan, promosi yang mendorong terhadap budaya dan mendorong terhadap pemecahan konflik kelas. Iklan budaya Konsumen Salah satu acara di televisi secara eksplisit membuat konsumerisme dengan jelas. Kedatangan ITV pada tahun 1955, dengan menempatkan iklan di layar.. Seperti kita lihat dalam Bab 3, kedatangan televisi komersial pada tahun 1955 membawa televise kepada bentuk baru dalam pemrograman film dan iklan. Ekspansi melalui iklan membawa televisi untuk menyampaikan kampanye komersial televisi, dorongannya cukup besar pada awal tahun 1950-an, bekerja sama dengan badan-badan dan perusahaan untuk mempromosokan barang-barangnya, ini terjadai pada awal dekade boming ekonomi. Instansi 'spot iklan' utamanya di Inggris, merupakan cara negosiasi untuk permintaan pasar dan layanan publik bernilai komersial di televisi. Dalam tahun 1951, Beveridge Komite menganjurkan untuk melawan adopsi terhadap penyiaran komersial di Inggris, karena sebagian tidak menyukai terhadap programprogram radio dan televisi di Amerika Serikat yang selalu disponsori oleh pengiklan. Kekhawatiran bahwa, program sponsorship oleh pengiklan dapat mempengaruhi editorial dalam membuat suatu keputusan, ketika proses produksi. Jika para pemasang iklan tidak menyukai terhadap program tertentu, maka mereka akan berusaha mempengaruhi melalui produksi dan isi program. Sanksi yang akan didapatkan dari pengiklan adalah menarik diri dari periklanan media, konsekwensinya adalah terhentinya

program pembiayaan dan masa depan media, kondisi ini akan membahayakan bagi kehidupan media. Ini menggambarkan bahwa, 'spot iklan' akan menjadi sarana penting untuk menjaga keuangan dan membuat keputusan editorial di televisi komersial 1TA adalah suatu lembaga yang menangani masalah peraturan tentang apa yang dapat diiklankan, tetapi di bawah pengawasan komite-undang-undang periklanan, lembaga inil membatasi kebebasan yang merupakan wakil dari pemerintah. Di sisi lain, pemberi pinjaman uang dan kasir yang memberi keuntungan diblokir dari periklanan, iklan juga tidak boleh dikaitkan dengan agama tertentu atau keluarga kerajaan. Timbul suatu pertanyaan apakah judi dapat diiklankan. Ketika televisi komersial dimulai tahun 1955, ada peraturan ketat mengenai jumlah. iklan yang dapat ditampilkan. ITA yang didirikan dari awal menyatakan bahwa, program komersial perusahaan tidak dapat menempatkan iklan yang lebih dari rata-rata enam menit dalam satu jam, dengan maksimal tujuh menit di setiap kesempatan. Sebagaimana spot iklan, ada satu jenis program promosi di ITV. Ini adalah campuran yang disebut majalah iklan, atau yang lebih poluler disebut 'admag' (catalog) dan ini menyebabkan masalah untuk ITA, karena ada kebingungan, lebih baik disyahkan program sponsorship atau membolehkan aturan melebihi periklanan dari enam menit. Bentuk Admag yang telah dibahas dalam Televisi Act of 1954 sebagai petunjuk pembeli dan mereka merupakan jenis program iklan kilat bagi konsumen dimana produknya lebih spesifik untuk dipromosikan. Kesulitannya, bagaimanapun bahwa, iklan yang harus jelas terbedakan dari program televisi lain dan admag sulit untuk dibedakan dari program televisi. Prinsip-prinsip pemerintahan tentang admag berubah menjadi kecurigaan. Salah satunya adalah semua barang atau jasa yang diiklankan di majalah ini harus terkait dalam beberapa cara, dan hubungan ini telah dibuat jelas oleh presentational link. Pembayaran para pemasang iklan untuk promosi berpengaruh terhadap suatu program yang dibuat oleh perusahaan ITV, sebuah agen periklanan di departemen rumah produksi. Disarankan juga agar pengiklan harus membayar untuk presentational link. Ketika dikenal televisi pribadi membuat link, ia memberi item yang dipromosikan tambahan yang harus diikuti para pengiklan. Sering presentasi dari suatu program dimunculkan untuk sebuah cerita fiksi atau semi dokumenter. Mungkin admag yang paling terkenal adalah periode Jim's Inn, yang mana asosiasi sistem siaran di tempat umum dibuat dan dijalankan antara 1957 dan 1963. Admag khusus ini difokuskan untuk pasangan suami istri yang menjalankan kedai minuman di desa Wembleham, mereka membahas harga dan kualitas dari berbagai produk untuk para pelanggan. Dalam suatu pertunjukan yang menampilkan suatu adegan di luar sketsa akan mendapatkan kritikan pedas. Premis program ini melahirkan beberapa keritik pedas dan penyampaian itu digusarkan oleh kritikan yang tidak terhormat, dan menyindir dalam suatu sketsa di Beyond the Fringe yang dipentaskan di festival Edinburgh pada bulan agustus 1960. Ratusan admag melakukan penyiaran antara tahun 1955 1963, termasuk diantara mereka adalah: Homes and Gardens (ATV), Whats in Store (ABC) dan dua program liburan, Where Shall We Go? (ABC) dan Over the Hill (Associated-Rediffusion). Namun masih ada sebuah kegelisahan tentang apakah admags merupakan suatu program yang luar biasa, atau program khusus sebagai suatu bentuk

iklan. Di situ ada sedikit keraguan bahwa, bagaimanapun dengan hati-hati mereka diberi label, semakin berhasil iklan majalah yang dilihat (bahkan dinikmati) sebagai program, setidaknya ditonton oleh beberapa pemirsa. Masalahnya adalah bahwa, itu tampak seperti programprogram yang telah disponsori melalui pintu belakang. Sebagai suatu contoh dapat dijelaskan: Yang lebih masuk akal dan menarik adalah yang menghubungkan tema sebuah majalah iklan, sesuatu itu dengan mudah akan menyerupai sebuah program, namun bagaimanapun tidak dibenarkan tuntutan dari sponsor program. Tema tersebut kurang masuk akal dan kurang efektif. semakin banyak majalah, tampaknya tidak akan lebih dari suatu rangkaian spot iklan yang tidak berhubungan, yang seharusnya diperhitungkan kembali, tiap-tiap tunjangan hariannya. Selama masukan kepada Komite Pilkington pada awal tahun 1960an, ketua ITA pertama merekomendasikan untuk menghapus bentuk admag atas dasar bahwa, mereka telah menjadi satu bentuk program sponsorship. Komite tersebut tidak suka dengan admag dan 'menyimpulkan bahwa meskipun majalah itu ada surat undang-undangnya. Sebagai akibat dari rekomendasi Pilkington, Kepala Kantor Pos Umum dikeluarkan, ini sebagai suatu petunjuk pada tahun 1963, bahwa, admags jangan lagi dibuat. Suguhan Materi dan Gambar yang dapat Dilihat Iklan dan reklame bukanlah satu-satunya cara untuk meningkatkan budaya konsumtif. Jelasnya, gambar yang disuguhkan oleh televisi mempromosikan berbagai bentuk dan aktifitas budaya melalui penyampaian dan, yang utama, saksi dari even-even budaya, pertunjukan-pertunjukan dan gambaran. Sebagaimana yang kita lihat pada Bagian 1, penyiaran merupakan promosi bagi budaya membeli dan menggunakan. Dengan kehadiran radio, kemudian televisi, penyiaran secara efektif telah mempromosikan budaya konsumtif kepada audience yang lebih luas, yaitu konsumsi terhadap pertunjukan musik, permainan, hiburan, pembicaraan dan olahraga. Seperti yang kita lihat pada bagian 2, kerja Dewan Seni pada akhir 1940-an dan awal 1950-an didasarkan atas ide bahwa BBC telah terlebih dahulu menciptakan audience seni nasional. Bersama media cetak, saluran hiburan, dan institusi public, penyiaran (TV) secara efektif menyuguhkan berbagai aktifitas budaya dalam jadwal acara campuran. Pada 1950-an dan 1960-an, perkembangan institusi televisi mempromosikan seni dan budaya baru kepada pemirsa dalam skala nasional yang baru terbentuk, dalam bentuk-bentuk acara yang lebih luas, yang dikaitkan dengan kelas (sosial) dan konsumerisme dengan sejumlah cara. Itu (suguhan TV) bukan sekedar mempromosikan budaya konsumsi terhadap seni, tapi juga komoditas dan gaya hidup. Seperti yang telah ditunjukkan oleh Sosiolog Pierre Bourdieu: seni, budaya dan komoditas membentuk rupa-rupa komunikasi kelas (sosial) dalam kaitannya dengan gaya hidup, baik yang dikehendaki maupun yang nyata. Selera dan gaya hidup kemudian menjadi pembentuk dan definisi kelas. Sebagai hasilnya, komoditas dapat menunjukkan gaya hidup, sementara di saat yang sama, gaya hidup dapat dibeli dengan komoditas. Ini menunjukkan bahwa definisi dan posisi kelas tidak harus statis.

Seperti sosiolog terdahulu, Thorstein Veblen, telah menunjukkan kepada kita bahwa konsumsi material merupakan sebuah cara untuk menyatakan satu bentuk dari mobilitas kelas. Dalam analisisnya terhadap nouveaux riches (Orang Kaya Baru - Perancis) pada akhir abad 19 (diterbitkan pada 1899), Veblen menunjukkan bahwa status dapat dibeli oleh kelompok-kelompok sosial tertentu melalui konsumsi yang menyolok mata. Dalam contoh Veblen, kelompok sosial yang baru muncul, karena duit barunya, berupaya mempersolek keinginan sosialnya dengan mempertunjukkan kemakmuran. Sudah barang tentu, upaya budaya untuk masuk kedalam kelompok yang lebih tinggi semacam ini tidak selalu berhasil, sehingga istilah nouveaux riches berkonotasi negatif. Saya, nanti, akan membahas lebih jauh tentang isu ini dalam hubungannya dengan konflik kelas. Tapi, yang disampaikan disini adalah konsumerisme dan pembelian komoditas-komoditas dan layanan-layanan baru memiliki implikasi kelas. Maka dari itu, pada periode ini, televisi menunjukkan kepada pemirsanya tentang komoditas-komoditas baru melalui iklan, dan juga melalui bentukbentuk program lain. TV menghadirkan gaya hidup dan bentuk-bentuk baru tingkah laku, termasuk (meskipun tidak harus terikat kepada) mobilitas sosial, kemerdekaan individual dan personal, serta kenyamanan material. Tingkah laku baru ini seringkali melibatkan pertunjukan yang menyolok mata (dalam beberapa kasus bergantung pada) barang dan komoditas material. Dalam programnya (TV), barang-barang material dan gaya hidup dibuat menggoda (desirable). Luasnya cakupan bentuk-bentuk program dalam jadwal acara campuran, dengan ideologi yang seringkali berbeda bahkan bertentangan, membuat kita sulit untuk mengambil kesimpulan secara mudah tentang bagaimana TV mempromosikan budaya konsumtif dalam acaranya. Contohcontoh dapat memberikan ilustrasi yang berbeda tentang bagaimana TV melakukan eksplorasi terhadap konsumerisme dan gaya hidup. Secara eksplisit, kemampuan TV untuk memfilmkan dan menyiarkan dari seluruh dunia pada 1950-an dan 1960-an, mempromosikan perjalanan (travel) sebagai aspek tertentu dari kegiatan budaya. Seperti yang sudah kita lihat pada bagian terakhir, TV dapat memberitakan dari luar negeri, dan dapat menawarkan gambaran asing yang eksotik, menarik serta menggoda. Perkembangan perjalanan udara dan kemajuan yang disebut dengan abad pesawat jet membuat awak kamera, dan orang-orang seperti Orson Welles dan Alan Whicker, berkeliling dunia secara lebih cepat dan lebih nyaman. Dibalik berita layanan publik yang bersifat mendidik dan informatif, acara sejarah alam dan acara perjalanan, yang menjadi produk utama TV, mempromosikan secara menarik serta menggoda tentang dunia asing. Ia sepertinya menempatkan Inggris di tengah-tengah peta dunia dan memberi kesan, dalam suatu sikap neo-kolonial, bahwa orang Inggris (meskipun kelas pekerja) punya hak, jika bukan kewajiban dalam konteks pendidikan, untuk melakukan perjalanan dan mengecap kehidupan dan budaya liar di luar negeri. Sudah barang tentu, faktor utama dalam peningkatan jumlah orang yang berkeliling dunia di saat liburan, berhubungan dengan perjalanan udara yang murah, paket-paket liburan dan pengaturan kredit. Contohnya, di tahun 1951, dua juta orang Inggris berlibur ke luar negeri. Kemudian meningkat menjadi 4 juta di tahun 1961 dan 7 juta di tahun 1971. The Likely Lads, acara BBC2 di tahun 1964 yang populer tentang dua orang pemuda kelas pekerja di Utara

Inggris. Di episode awal, aktor utamanya Bob dan Terry nampak tiba rumah dari liburan di Spanyol. Gambaran ini menyatakan bahwa dua orang kelas pekerja dari Utara sekalipun dapat melakukan dan membiayai perjalanan ke lokasi yang eksotik. Liburan bukanlah aspek yang terpisah dari budaya konsumtif, tapi berkaitan dengan layanan dan barang-barang lain bagi pengeluaran konsumen. Pada tahun yang sama dengan The Likely Lads, acara BBC1 Meet the Wife, dibintangi oleh Freddie Frinton dan Thora Hird, dengan jelas menunjukkan bagaimana konsumerisme mempengaruhi pasangan dan keluarga kelas pekerja, beserta kecemasan finansial yang disebabkan olehnya. Dalam episodenya yang berjudul Getting Away yang disiarkan pada 21 April 1964, pelawak utama Thora dan Freddie, pasangan kelas pekerja berusia pertengahan dari Utara nampak berdebat tentang apakah mereka mampu pergi ke luar negeri. Perdebatan mereka menunjukkan bahwa mereka punya duit dan mereka juga butuh menjaga gengsi. Sebagian dari faktor yang mendorong keinginan Thora untuk pergi keluar negeri adalah persaingan dengan teman-teman dan tetangganya. Sambil membaca brosur di tempat tidur, Thora menyatakan: Hotel Splendide, Majorca adalah tempat menginap Mrs. Jackson yang bekerja di toko permen. Freddie menjawab bahwa mereka tidak dapat membiayai liburan ke luar negeri karena uang mereka telah digunakan untuk perlengkapan rumah tangga. Kamu menggunakan terlalu banyak uang untuk barang-barang di rumah ini; bulan lalu tempat tidur baru ini seharga 50 quid. Thora mengatakan bahwa dia hanya menginginkan apa yang dilakukan oleh setiap orang: Kenapa, tukang susu saja baru pulang dari Bulgaria. Bagaimana dia dapat membiayainya? Freddie menjawab dengan sinis: Itu hadiah dari mesin cucinya. Pada akhirnya, Freddie mengalah dan memesan (paket) liburan 2 minggu di Hotel Splendide dengan tiket pesawat udara British Airways. Ketika Thora bertanya bagaimana ia membayarnya, Freddie mengatakan kepadanya bahwa ia memenangkan judi anjing. Tapi, akhirnya ketahuan bahwa ia memesan liburan itu secara rahasia kepada HP (Hire-purchase = kredit). Untuk memilin cerita, Thora mengatakan kepadanya bahwa dia tidak akan pernah mau memperoleh sesuatu secara kredit karena sepengetahuannya banyak orang yang terlilit hutang. Akhirnya, Thora tahu tentang rahasia Freddie, tapi mereka tetap mengupayakan liburan mereka ke Spanyol dengan tabungan Thora di kantor pos. Episode ini diwarnai lelucon tentang rencana Thora untuk menyombongkan diri kepada temannya di Laundry, padahal ia sudah punya mesin cuci sendiri, dan kecemasannya tentang terbang dan makanan asing. Lelucon lain ditemukan pada Thora yang memasukkan terlalu banyak barang ke dalam tasnya, termasuk setrika, termos dan berbagai obat. Yang dipertunjukkan oleh episode ini adalah budaya konsumtif serta kecemasan finansial dan sosial yang diakibatkannya. Cara TV memposisikan pemirsa wanitanya pada saat itu juga menunjukkan cara yang kompleks dan kontradiktif tentang program mana yang mempromosikan budaya konsumtif. Pada akhir 1940-an, BBC menemukan bahwa wanita adalah pemirsa khusus untuk acara siang hari. Sebagaimana yang dikatakan oleh Janet Thumim bahwa menjadikan wanita sebagai target khusus merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk

mengembangkan pemirsa TV dan untuk membentuk budaya menonton TV. Pada saat yang sama, Joy Leman mengatakan, itu juga sebuah cara bagi produser TV untuk memanfaatkan studio dan petugas TV di siang hari. Dengan menempatkan wanita di rumah pada siang hari, sebagai ibu rumah tangga, wanita dianggap sebagai konsumen sekaligus pekerja di rumah mereka menjaga rumah, berbelanja, membersihkan rumah, memasak dan membesarkan anak. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh Leman, ideologi acara muncul dari definisi umum masyarakat tentang keluarga, anak-anak dan pekerjaan domestik, sifat dan sikap yang diinginkan pada wanita dan pria. Karena itulah, sepertinya wanita di rumah merupakan sesuatu yang ideal bagi kewanitaan, baik dari sisi daya tarik maupun pekerja domestik yang efektif. Itu juga menjadikan wanita yang bekerja di luar rumah sebagai sesuatu yang negatif. Karena itu, di akhir 1940-an BBC menyiarkan banyak acara dalam format majalah, acara singkat dengan berbagai topik seperti anak-anak, rumah, belanja, memasak dan penampilan. Judul-judul acara, di antaranya: Women (1947), Home (1952) dan Family Affairs (1955). Format-format yang tersegmentasi dari acara-acara ini terinspirasi oleh majalah cetak, setelah sebelumnya diambil oleh radio. Lebih jauh lagi, melalui topik-topik yang lebih luas, ia juga meliputi pemirsa yang lebih luas. Seperti yang kita lihat di bagian 2, Thumim menyatakan bahwa format majalah merupakan acuan dari program campuran pada periode ini. Ini karena ruang lingkup acara yang berbeda (gaya dan bentuk, dengan berbagai thema dan subyek) disampaikan kepada audience yang jauh lebih luas. Oleh karena itu, sangat penting bagi pembuat acara TV untuk membangun budaya menonton. Format majalah juga diinginkan, minimal di USA, karena acara yang disegmentasi (dipisah-pisah) memungkinkan bagi wanita untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka sambil menonton acara yang disenangi ataupun bermanfaat bagi mereka. Ketika ITV mengadopsi model yang sama dengan menyuguhkan acara ala majalah di siang hari bagi wanita yang dipersepsikan berada di rumah, waktunya cenderung beralih ke pagi hari. Di antara acara-acaranya: Morning Magazine (1955-56), Sunday Afternoon (1955-56), Home with Joy Shelton (1955-56) dan Television Beauty Salon (1957). Tapi, tekanan komersial mengurangi acara-acara pagi. Di awal 1957, perhatian wanita banyak diambil oleh reklame. Di BBC, acara-acara majalah wanita di siang hari cenderung berkurang di awal 1960-an. Jadwal acara wanita di sore hari mulai diputar, dan mulai digantikan dengan penyiaran olahraga. Di tahun 1964, tidak ada lagi acara khusus untuk wanita. Seperti yang dikatakan Thumim, ini disebabkan oleh upaya untuk mengembangkan budaya menonton. Disini juga terdapat isu kelas. Sasaran acara di akhir 1940-an dan awal 1950-an jelas ditujukan kepada wanita kelas menengah ke atas. Sebab pada periode ini hanya sebagian Inggris Tenggara yang dapat membeli TV. Joy Leman merujuk kepada edisi About the Home di tahun 1952 sebagai contoh yang tegas dari kecurigaan kelas dalam bentuk item makanan hygienis. Bentuk makanan ini digunakan sebagai teknik dokumenter untuk menggambarkan streotipe keluarga kelas pekerja yang hidup dalam kondisi tidak hygienis melalui ilustrasi cara yang salah dalam menghidangkan makanan. Leman menjelaskan, Merujuk kepada lalat, serbet kotor, daging yang dihangatkan di oven, kucing dan anak-anak yang menjamah makanan dengan jari-jari mereka yang kotor kesemuanya menuju kepada kesimpulan

bahwa kebiasaan mereka yang kotor adalah alasan munculnya keracunan makanan. Hasilnya adalah munculnya sebuah keterpisahan antara pemirsa yang tidak berdosa (diasumsikan kepada kelas menengah) dan mereka yang berdosa (digambarkan dengan kelas pekerja). Sebagaimana yang dikatakan Leman, About the Home mempertahankan pemisahan ini meskipun pemirsa TV bertambah luas, yakni kelas pekerja dan kemunculan TV-TV komersial. Acara-acara semacam ini melengkapi majalah wanita di siang hari, dan ini menawarkan model-model yang berbeda dari budaya kapital, khususnya bagi wanita kelas menengah.

Janet Winship membuktikan bahwa majalah mingguan wanita tahun 1950an mempromosikan sifat konsumtif sebagai pandangan wanita dalam meraih kesuksesan dalam karir mereka sebagai ibu atau isteri. Mengetahui harga barang dengan benar, mengetahui bagaimana memasak yang baik dan bagaimana mencuci dengan alat elektronik serta deterjen yang tersedia, menjadi hal yang penting bagi para wanita dalam mengurus rumah mereka. Ini artinya, wanita menjadi manajer rumah tangga profesional (meskipun tanpa dibayar). Di sisi lain, Winship juga menyarankan bahwa selain status profesional tersebut, wanita kelas menengah telah menjadi proletarian dalam makna meterial setelah perang dunia kedua karena mereka telah mengambil alih urusan domestik yang sebelumnya dilakukan oleh pembantu atau orang suruhan. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa program yang ditujukan bagi para wanita tentang berbelanja, memasak dan mencuci, dapat dianggap untuk menaikkan status ibu rumah tangga sebagai pengurus rumah yang pada saat yang sama juga menyalahkan mereka sebagai pekerja domestik. Meskipun demikian, Thumim berpendapat bahwa berakhirnya program yang ditujukan khusus bagi wanita di awal tahun 1960an berarti masalah wanita menjadi masalah lebih luas, masyarakat umum. Bersamaan dengan awal penyebaran televisi, diantara akhir 1950an dan 1960an, wanita mulai nampak dalam produksi televisi baik secara faktual atau fiksional, dalam programnya. Generasi wanita yang lebih muda yang tumbuh tahun 1960an dengan gambaran peran wanita seperti ini di masyarakat patriarki, dan ini berasal dari generasi gelombang feminis baru yang muncul tahun 1970an. Televisi (diantara media lain seperti radio, kaset rekaman, kotak musik, dan majalah) juga menyediakan profil yang tinggi bagi kemunculan kelompok sosial yang baru di masa ini, budaya remaja dan anak muda. Ada beberapa alasan kenapa budaya anak muda muncul menonjol tahun 1950an. Anak muda tidak perlu mendukung keluarga besar sebagaimana yang sebelumnya dilakukan. Gabungan antara pekerjaan penuh dan gaji yang lebih tinggi bagi angkatan kerja yang tinggi mobilitasnya, ini berarti bahwa anak muda yang telah meninggalkan bangku sekolah banyak menghabiskan uang lebih banyak. Wanita muda yang bekerja di toko dan perkantoran, tidak terbelenggu dengan belanja pria untuk bir atau rokok, mereka sekarang dapat menghabiskan uang untuk belanja seperti kaset, pakaian dan make-up. Bagaimanapun, ini bukan hanya terjadi pada wanita, karena tahun 1950an perubahan dalam budaya pria juga terjadi.

Bersamaan dengan pelayanan nasional yang akhirnya dihapuskan tahun 1956, generasi pemuda yang baru yang memiliki waktu santai, uang dan kebebasan lebih banyak untuk memilih cara berpakaian mereka. Sampai tahun 1950an, baju setelan menjadi mode pakian pria yang terkenal, ditandai dengan pemberian setelan demob untuk semua tentara di akhir peperangan. Dari akhir tahun 1940an muncul teddy boy, sebagai pakaian khusus kelas pekerja (khususnya untuk) Edwardian baru, yang diambil dari bentuk pakaian Edwardian dengan jaket panjang, kerah beludru dan jas sepinggang. Gaya teddy boy cocok untuk anak muda kelas atas di akhir tahun 1940an, dan pria kelas pekerja harus membayar 100 poundsterling untuk memperolehnya. Meskipun teddy boy dalam beberapa hal diidentikan dengan tahun 1950an, dan saat itu pakaian tersebut dihubungkan dengan kejahatan dan penyimpangan para pemuda, itu adalah pakaian konvoi. Istilah teddy boys pertama kali digunakan tahun 1954, yang gerakannya muncul tahun 1957 ketika rock and roll menjadi fenomena musik. Hal penting, kemunculan rock and roll di Inggris berkaitan dengan perkembangan bentuk program televisi yang baru di akhir tahun 1950an. Program seperti Cool for Cats (A-R 1956-59), Six-Five Special (BBC 19571958), Oh Boy! (ABC 1958-1959) dan Juke Box Jury (BBC 1959-1967) membantu mendorong dan meningkatkan kelahiran gerakan rock and roll. Program ini mempromosikan penggunaan musik dan pertunjukan (seperti radio BBS di tahun 1920an dan 1930an) dan pembelian kaset. Di saat yang sama, program ini juga mempromosikan trend baru pakaian anak muda. Ini bukan sekedar pakaian para pemain yang terkenal, tetapi juga para penonton pertunjukan. Sebagaimana observasi Hill, penonton Six-Five Special menjadi penunjuk tidak resmi untuk gaya potongan rambut, pakaian dan dansa. Sama juga dengan Ready, Steady, Go! (A-R 1063-66) dimana penonton sama terkenalnya dengan para pemain musik. Karena masa teddy boys telah berlalu, konseptualisasi budaya anak muda tidak bisa tetap satu karena kelompok remaja tumbuh cepat, sebagaimana juga yang terjadi para para pemain musiknya. Bintang rock and roll di televisi Inggris akhir tahun 1950an, seperti Cliff Richard, Tommy Steel dan Adam Faith, yang menjadi bintang tahun 1960an kemudian dikaitkan dengan bisnis pertunjukan utama. Ini berkaitan dengan basis penggemar mereka, seperti para remaja yang sedang tumbuh, menikah dan mulai membangun keluarga. Selanjutnya, para remaja pada masa itu tidak lagi termasuk kelompok yang homogen. Di awal tahun 1960an dimana mode dipengaruhi gaya Italia, cara berpakaian yang mencolok dan pakaian rocker berorientasi pengendara motor dengan ikat kepala dan bahan kulit. Kelompok ini memperoleh kemasyhuran di masyarakat di awal tahun 1960an dengan bunyi dentuman di kota pinggir pantai sepanjang jalur holiday. Para remaja rock and roll bukanlah fenomena tanpa kelas. Di akhir 1950an dan awal 1960an, banyak anak muda kelas menengah terutama yang berasosiasi dengan kampanye pelucuran nuklir cenderung untuk lebih menyukai Jazz (dan musik tradisional). Pada masa ini terdapat kebanggaan akan musik dan fans jazz yang umumnya merendahkan remaja kelas pekerja dan musik pop. Perbedaan jenis musik ini semuanya mempromosikan banyaknya tingkatan dalam program televisi dan oleh karena itu mudah mendapatkan kritikan. Pertunjukan musik pop seperti Six-Five special yang juga ditandai dengan

format majalah karena mereka ditayangkan di waktu utama di sore hari dan menjangkau penonton lebih luas dari sekedar para remaja. Hasilnya, Six-Five Special menggabungkan elemen dari berbagai bentuk majalah, dengan musk komedi dan hal-hal khusus lainnya. Akan tetapi pada saat itu, unsur rock, pop dan jazz menonjol dalam gabungan banyak program televisi. Pertunjukan trad jazz, contohnya, muncul di hampir setiap edisi Sunday Night at the London Palladium tahun 1962. perbedaan jenis musik diantara program itu artinya mungkin untuk perbedaan kelompok penonton untuk diekspos untuk selera dan budaya musik dari bagian penonton yang lain. Ini kemudian menjadi penyebab konflik selera. Secara khusus yang menjadi pendorong hal tersebut adalah program BBC Juke Box Jury, yang dimulai tahun 1959. didasarkan pada ide Amerika, pertunjukan yang pembawa acaranya David Jacobs yang kemudian menjadi pengganggu jukebox, dan memainkan musik pop di akhir minggu dengan empat orang juri yang cenderung memperlihatkan urusan personalitasnya yang dikenal oleh para penonton. Para panelis kemudian menentukan mana lagu yang akan menjadi hits atau akan menghilang. Program televisi ini dijadwalkan di hari senin, kemudian pindah pada hari Sabtu sore hari yang ditujukan bagi penonton keluarga. Pertunjukan televisi ini membuktikan keterkenalan yang ditonton oleh 12 juta penonton. Bagi anak muda pertunjukan ini merupakan kesempatan untuk mendengarkan lagu yang baru dirilis, dimana para penonton yang lebih tua tertarik pada pertunjukan para panelis. Sebagaimana diungkapkan John Hill, para tamu panelis sering mengungkapkan komentar yang menusuk hati dan menghina yang biasa dilakukan oleh orang tua. Pada saat yang sama para penonton anak muda tidak begitu menginginkan kepribadian sebagaimana yang disukai orang yang lebih tua atau orang tua mereka, untuk memahami selera musiknya. Bagi Hill, Seni dari Juke Box Jury dalam hal ini, adalah untuk meraih keduanya, memenuhi selera orang dewasa dan juga anak muda secara bersamaan pada waktu yang sama. Hasilnya popularitas pertunjukan menjadi basis bentuk budaya, konflik antara kelompok usia yang berbeda, dan juga, selera budaya yang berbeda bagi penonton muda itu sendiri. Bentuk program lainnya yang secara kasat mata memperlihatkan pertunjukan material, bahkan dalam beberapa hal, adalah genre aksi petualangan, khususnya yang terlibat dalam petualangan mata-mata, agen rahasia dan kriminal, yaitu The Saint dan The Avengers. Dapat dikatakan bahwa seri petualangan dapat dilihat sebagai produk Amerikanisasi. Ini kebanyakan merupakan buatan televisi Inggris dan genre yang aslinya berasal diimpor dari AS. Jeffrey Miller berpendapat bahwa genre ini disediakan, diinterpretasikan dan disintesiskan dengan unsur budaya yang diambil dari Inggris dan benua Eropa. Akhir dari produk ini adalah sesuatu yang terlihat sangat Inggris, bahkan ada hubungan yang eksplisit dengan budaya konsumennya. Orsgerby dan Hough-Yates berpendapat bahwa ada hubungan antara estetika dan budaya pop dari petualangan ini, dengan bakat mata-mata bagi penyamaran dan mobilitas yang mempertunjukan wahana ideal bagi eksplorasi gaya, permukaan dan yang kelihatan. Para pahlawan pria dan wanita dari aksi petualangan ini memiliki mobilitas sosial dan bercirikan kebebasan seksual, yang mobilitas serta kebebasannya ditunjukan dengan penyamaran yang terdiri dari pakaian mencolok yang digunakannya. Dalam hal ini ditandai dengan pakaian yang mencolok,

pakaian mahal, mengendarai mobil cepat, mengunjungi lokasi yang eksotis dan mengunjungi lingkungan sosial. Dalam hal ini, Osgerby dan Gough Yates berpendapat, seri aksi dapat dilihat sebagai jenis gaya hidup televisi dalam cara mereka mengkombinasikan fantasi petualangan mendebarkan dengan mitologi kekayaan dan konsumsi. The Saint, contohnya, mencapai pembelian budaya dengan menghubungkannya dengan perubahan penting dalam konsumsi, gaya hidup dan identitas maskulin di Inggris dan AS, menghiasi model peran hedonistik. Tentu saja, sebagaimana digambarkan oleh Osgerby dan Gought-Yates, situasi ini jauh dari kejernihan. Dibandingkan representasi langsung dari gaya hidup anak muda yang hidup tinggi, seri pertunjukan ini secara efektif menyampaikan, dalam argumen mereka, mitologi fantasi, sebuah sarana untuk fantasi aspirasi dan keinginan. Di sisi lain, pertunjukan ini, seperti The saint dan The Avengers, dapat dibaca sebagai sebuah parodi pria, mitologisasi fantasi. Menjadi permainan dan bahan cacian, seri pertunjukan itu dapat dilihat seabgai mimpi orang dewasa akan kebebasan seks dan kekuasaan maskulinitas. Akan tetapi, Seri aksi petualangan yang berbeda, The Prisoner, memiliki pretensi intelektual yang lebih serius, dan kontradiksi ini dengan pertunjukan visual gaya dan material. The Prisoner (1967-68) adalah tentang agen rahasia yang menjadi tahanan di sebuah desa asing dekat pantai. Dia diberi julukan nomor Sembilan dalam seri tersebut diperlihatkan usahanya untuk terbebas dari aturan yang absurd dan larangan desa, dimana hidup ditandai dengan penjagaan dan pengawasan yang ketat. Hasilnya sebuah cara untuk membaca seri tersebut sebagai eksistensialis sifat kebebasan individual di saat birokrasi dan kontrol sosial meningkat. Ini digambarkan secara ringkas dalam episode pertama, dan diulangi dalam sekuens judul untuk seri selanjutnya, karakter utama diungkapkan berada dalam kefrustasian penawanan, saya bukan sebuah nomor, saya adalah orang bebas. Selanjutnya dapat digambarkan bahwa The prisoner berakar pada asumsi konservatifkegelisahan akan peningkatan manipulasi media dan konformitas budaya. seri ini dapat dibaca sebagai penawaran sebuah kritik masyarakat umum, konformitas memaksa dari mode dan peningkatan konsumerisme. Sebagaimana yang kita lihat kemudian, perbedaan tingkatan produksi program televisi yang dipromosikan sering berupa ideologi yang kontradiksi diantara budaya konsumen. Dalam arti yang lain, dapat dikatakan bahwa televisi mempertunjukan pada penontonnya apa yang harus dikonsumsi dan bagaimana mengkonsumsinya (dalam dalam beberapa kasus bagaimana cara mendapatkannya). Program mempromosikan konsumerisme dengan cara yang terlihat secara transenden, bahkan menarik gender dan usia, dan juga menawarkan kemungkinan mobilitas sosial. Beberapa program menyediakan model peran untuk pertama kalinya tahun 1950an dan 1960an. Mereka menawarkan model untuk bentuk perilaku yang tepat dalam situasi yang khusus. Identifikasi pola penguatan konsumsi dengan menyarankan hal itu dengan membalut cara tertentu atau memperoleh komoditas tertentu, anda juga dapat menjadi seperti seseorang dalam layar televisi. Model tertentu tidak perlu bekerja semata-mata pada tingkat kelas sosial atau kelompok, tetapi juga bekerja pada tingkat keinginan seksual. Ini dapat diformulasikan secara sederhana sebagai jika anda menggunakan pakaian yang bagus, anda dapat

memperoleh gadis, sebagaimana yang kita lihat, mobilitas sosial melalui konsumsi, dalam pemahamanVeblen, menunjukkan secara implisit pada unsur negosiasi atau konflik kelas. Penggambaraan budaya konsumen dalam program televisi yang saya lihat di atas yang memfokuskan pada anak muda atau yang secara khusus ditujukan pada wanita, mengandung atau merepresentasikan, posisi yang problematik, seperti konflik intragenerasi diantara kelompok usia, atau proletarian potensial dari wanita kelas menengah di rumah. Program yang memperlihatkan citra selebriti dari maskulinitas dan seksualitas tanpa kelas melalui gambaran yang mencolok mata dari kekayaan material juga dapat menyenangkan bahkan kritis bagi beberapa citra yang sama. Secara jelas disini adalah bahwa televisi membuat bentuk gambaran material yang berbeda yang lebih dilihat melakukan promosi diskursus persaingan budaya konsumen. Gambaran ini dibatasi dengan masalah selera, gaya hidup dan modal budaya. Sebagaimana Bourdieu perlihatkan, selera, gaya hidup dan modal budaya bukan hanya tanda dari perbedaan kelas, tetapi juga senjata bagi konflik kelas.

KONFLIK Konflik telah sejak lama ditampilkan dalam drama film, teater, literatur dan dalam televisi. Seperti dalam Hancock's Half Hour dan Steptoe and Son. Seperti yang dijadikan alasan oleh Peter Goddard, bahwa sitkom ini merupakan format baru acara televisi pada tahun 1950-an, dan komedian Tony Hancock merupakan salah seorang yang pertama kali mengembangkan bentuk lelucon kasar di Inggris. Hancock's Half Hour disiarkan di radio sejak 1954 sampai tahun 1959 dan selanjutnya disiarkan di televisi BBC sajak tahun 1956 sampai tahun 1960, yaitu dua seri The Tony Hancock Show di ITV (A-R) pada tahun 1956 dan 1957. Penampilannya di ITV dan BBC dinamai dengan Hancock di televisi BBC pada tahun 1961 ada episode dengan judul "The Bedsitter" dan "The Blood Donor". Melalui acara yang semula di siarkan di radio kemudian berpindah ke televisi telah mengubah karakter Hancok menjadi tidak sekedar sebagai seorang penyiar yang bernama Hancock, yaitu: berakhirnya kelas menengah, berakhirnya orang pinggiran, dan berakhirnya sebuah penghormatan. Hancock adalah seorang yang patut diperhatikan secara budaya dan penghormatan walaupun ia datang dari kalangan menegah ke bawah. Melihat kenyataan yang terjadi adanya jurang pemisah antara kelas pekerja dan kelas menengah pada tahun 1950-an kelompok menengah ke bawah sering kali merasa kebingungan mengenai status budaya mereka. Perbedaan tingkat ekonomi ini terkait dengan letak geografis dan perbedaan kualitas rumah pada kalangan bawah dan menengah. Cerita fiktif yang terkait dengan Hancock untuk kasus ini terdapat dalam cerita: 23 Railway Cuttings, East Cheam.

Cheam terletak di kelas menengah pinggir kota yang sangat nyaman di sebelah utara London, tetapi julukan 'timur' memiliki konotasi dengan daerah paling timur London yang diketahui sebagai wilayah komunitas kelas pekerja. Railway Cuttings menunjukkan suatu tempat dekat jalur kereta api (mungkin yang dimaksud jalur lintasan yang "salah") yang kemudian menjadi lebih terangkat, lebih nyaman dari rumah semi-objektif yang oleh Andy Medhurst dinamakan 'high suburbaria'. Roman muka Hancock menampilkan wajah licik, angkuh dan malas. Menurut pendapat Goddard, Hancock adalah seorang yang tidak bisa dikatakan memiliki gambaran kemampuan intelektual, sehingga wajar jika orang sekelilingnya tidak menyukainya. Temannya, Sid (Sid James) ketika dengan tidak sengaja menarik dia kebelakang dengan sangat keras, menunjukkan gerakan kasar pada Hancock. Ketika James secara nyata bertindak keras terhadap Hancock, menunjukkan sikap tidak suka atas segala sifat buruk Hancock. Dalam hal ini, mereka membuat pola dasar pertemanan yang oportunis. Meskipun hanya sebuah komedi, Medhurst berpendapat bahwa serial Hancock mengandung unsur merendahkan orang pinggiran, telah menyindir nilai kaum pinggiran. Medhurst melihat adanya sifat sitcom, sebagaimana karakter awal, Hancock 'meningkatkan kemungkinan akan kehidupan suburban yang serba terbatas, rendahan, dan kehidupan yang mendorong sebagai pelarian'. Ketika acara Hancock's Half Hour berkaitan dengan perjuangan kelas pinggiran yang terhormat, Steptoe and Son menampilkan sifat konfliktual hubungan antara kaum kapitalis dan konsumen secara lebih eksplisit. Disiarkan sekitar tahun 1962 dan 1974, Steptoe and Son adalah sepasang ayah dan anak dari pedagang rongsok yang tinggal di rundown, tempat barang-barang rongsok di sebelah barat London. Sang anak, Harold Steptoe, diperankan oleh Harry H. Corbett, setiap hari membawa kuda dan gerobak untuk mengangkut barang-barang rongsok, kemudian mereka mencoba menjualnya. Barang-barang yang dikumpulkan seringkali berupa furnitur dan perabot untuk rumah rundown Steptoes. Koleksi barang-barang bekas merupakan sebuah program yang bisa memiliki dua makna, yaitu sebagai gambaran kebiasaan budaya konsumen atau sebagai kritik terhadap budaya konsumen. Salah satu makna dari acara ini adalah kesukaan orang terhadap benda. Hal inilah yang menjadikan 2 orang tersebut (terutama Harold) mengumpulkan benda-benda, dan mereka seringkali terlihat banyak memafaatkan artefak. Artefak-artefak ini bisa jadi benar-benar memiliki fungsi atau seni, tetapi seringkali hanya sebuah bagian yang menjadi kebanggaan saja. Sebagai sebuah kesukaan pada komoditi, hal tersebut menunjukkan bahwa setiap benda memiliki sejarah, yang dapat dianggap sebagai sesuatu yang baru. Benda adalah sesuatu yang akan memiliki makna yang berulang. Bagi yang pesimis, sebuah benda yang tadinya dianggap bagus suatu saat akan dianggap tidak berharga. Ketika mereka menemukan fungsi objek tersebut, terlihat jelas bahwa barang-barang yang dibuang bukan karena barang tersebut kurang berguna (istilah Marxist) tetapi karena barang tersebut kurang bernilai secara ekonomi dan budaya. Serial tersebut menampilkan konsumsi yang tiada batas terhadap benda yang sekali pakai dan akhirnya dibuang. Membeli sebuah benda tidak cukup, dan akhirnya dibuang, digantikan dengan membeli sesuatu yang lebih

baik atau terlihat lebih baik, atau lebih modis, yang lebih berkelas secara budaya. Bahkan ada sisi yang lebih parah, seperti digambarkan dalam Radio Times Guide to Comedy, yaitu (Steptoe and Son) yang berkaitan dengan kelas rendah yang ditayangkan di televisi yaitu drama seperti Armchair Theatre. Sebagaimana biasa dalam kehidupan kelas bawah, pasangan tersebut hidup dalam keadaan yang kumuh. Bisa jadi di sini terkandung makna bahwa kelas bawah memang tidak mampu memiliki barang dengan cara yang wajar. Barang dan furnitur yang menghiasi rumah Steptoe bukan merupakan barang-barang yang biasa dibeli dari toko. Sebagai anggota kelas bawah Alfred dan Harold berperilaku tidak wajar karena mereka tidak termasuk dalam siklus konsumsi dan mainstream society. Hubungan dalam Steptoe and Son sangat kompleks. Drama ini mengandung premis hubungan cinta-benci antara ayah dan anak Alfred dan Harold. Serial ini ditayangkan selama satu setengah jampada 5Januari 1962 sebagai bagian dari acara komedi yang dibuat untuk BBC oleh Alan Simson dan Ray gaton. Acara aslinya berjudul "The Offer", dan bercerita menganai Harold yang akan meninggalkan ayahnya karena "menawarkan" pekerjaan di tempat lain. Walaupun hanya sebuah komedi, kisah drama ini menyajikan tidak sekedar Waiting for Godot nya Beckett, seperti pendapat Harold mengapa dia harus pergi dan bagaimana dia harus membuat hidup agar lebih baik. Pada akhirnya, bagaimanapun, dia gagal karena tidak bisa pergi. Seperti protagonisnya Becket yang secara samar juga ditampilkan oleh Godot, Harold tidak jadi pergi karena bapaknya tidak menawarkan kudanya untuk menarik gerobak. Jadi walaupun Harold tidak jadi pergi, dia merasa takut dan cemas. Pada cerita yang lain digambarkan Harold berusaha untuk menghindari kehidupan yang suram dan sengsara yang baginya hanyalah seperti "penjara'. Harold berusaha untuk mengubah hidupnya dan mencari teman hidup yang tidak seperti Alfred yang pemalas, egois yang menginginkan untuk tinggal di rumah dan memeliharanya setelah ia tua. Selain menampilkan konflik antar generasi (generasi lebih muda dan yang lebih tua), kkomedi ini ini juga mengandung cerita konflik antar kelas. Harold berusaha untuk menjadi lebih bagus dan lebih baik, menghindari kegembelan, untuk menjadi lebih berarti. Seperti yang ditampilkan oleh Pierre Bourdieu, konsumsi dan selera menunjukkan adanya perbedaan pengelompokan minat. Pengelompokan kelas tidak saja terdapat dalam kaitan modal ekonomi, tetapi dalam pandangan Marx juga dalam modal budaya, dalam perilaku yang dianggap berasal dari aturan sosial, konfensi, sikap dan moralitas dari kelas tertentu. Sebagian dari modal tersebut mempengaruhi tampilan budaya berupa artefak dan komoditi dengan cara dan bentuk yang sesuai dengan kelas tertentu. Usaha Harold Steptoe untuk memperoleh status kelas menengah yang bagus dan terhormat, melalui kepemilikan barang dan perlengkapan, pantas ditertawakan karena ia tidak memiliki kebutuhan terhadap modal budaya untuk menampilkan status kelas menengah. Dengan cara mengumpulkan barang-barang bekas, Harold seringkali menilai barang dan perlengkapan yang dia anggap akan meningkatkan dirinya menjadi pemilik modal secara budaya, sekalipun tidak secara keseluruhaan dapat dipahami apa sebenarnya signifikansinya. Dalam episode Sixty-Five Today", misalnya Harold

mengumpulkan buku dan disimpan dalam rak buku. Dengan memilah buku yang masih baru ia memilih buku yang ditulis oleh filosof ekstensialis Perancis Jean Paul Sartre dan ia anggap bagus, "ini dia, ada gadis yang nama tengahnya ada tanda! Seperti aku yang biasa dipanggil Harold Gladys." Yang menyedihkan adalah Harold menolak modal budaya (pendidikan) yang disampaikan oleh buku tersebut. Seperti yang ditegaskan oleh Bourdieu, ini menampilkan pengetahuan kultural yang menyajikan konflik kelas. Dalam konflik ini tampilan budaya kaku dan norak Harold Steptoe bisa dipandang lucu oleh pemirsa dari kalangan menengah-yang biasanya menyukai lelucon yang relevan dengan modal kultural mereka. Di lain pihak, pemirsa kelas pekerja bisa jadi memandang aksi Harold pantas ditertawakan karena dia berusaha untuk "mengangkat derajatnya agar lebih tinggi", yaitu ia berusaha menjadi "lemah dan lembut". Pada sisi ini, Seperti yang disarankan oleh Stephen Wagg, pesan yang terkandung dalam Steptoe and Son adalah benar-benar konservatif karena komedi ini memiliki efek 'menceritakan anggota kelas bawah dan kelompok budaya yang sudah jelas tempatnya'. Seperti yang ditegaskan oleh Wagg lebih lanjut, ini terkait dengan penggambaran kehidupan kelas pekerja dalam The uses of literacy, yang digambarkan oleh Hoggart terdapat sikap fatalistis dan pragmatis atas kehidupan yang memerlukan survival. Diantara kelas pekerja yang digambarkan oleh Hoggart, tidak ada sens of aspiration, di dalam term kerja, sempitnya kesempatan pengembangan karir, tawaran atau peluang maju. Juga tidak adanya usaha untuk berkompetisi dengan yang lain karena perasaan orang mengenai komunitas ditetapkan bahwa anda tidak boleh membiarkan orang lain tidak memiliki pekerjaan. Bagi Hoggart, perjuangan kelas pekerja adalah perjuangan terhadap lingkungan, terhadap keterpurukan daripada perjuangan untuk maju. Menurut Hggart, orang-orang kelas pekerja tidak terlalu menyukai di mana 'stuck up folk', sehingga Harold berusaha pada tataran memperbaiki diri dan keangkuhan yang digambarkan dengan penyakit, dan kegagalan. Kebencian Seperti ditampilkan dalam drama dan sitkom di televisi, konflik kultural juga ditampilkan secara keseluruhan dalam acara televisi pada tahun 1950 dan 1960an. Dengan alasan dunia luas dapat dilihat, aktivitas dan selera kelompok lain dapat ditonton dalam berbagai acara televisi, dan ini dapat menjadikan adanya kebencian dan antagonisme kultural. Kebencian yang dimaksud oleh Bourdieu, di antaranya adalah prasangka terhadap selera yang tidak biasa, yang merupakan senjata ampuh bagi konflik kelas. Pada akhir 1950an, salah satu acara yang menuai kritik lantaran baik secara eksplisit maupun implisit menggambarkan budaya konsumen. Yaitu acara kuis dan game show. Salah satu masalahnya adalah acaranya yang spektakuler yang disiarkan di ITV dan BBC. Di antara kritik terhadap kuis dan game show karena berkaitan dengan masalah kelas. Intinya, kebencian dirasakan oleh kelas menengah terhadap berbagai game show di ITV yang berdasar pada kevulgaran kelas pekerja yang menggambarkan perolehan kemenangan dengan usaha yang gampang. Acara seperti ini tidak menawarkan secara spesifik, komoditi yang bermerek, bahkan tidak menawarkan komoditi yang generik seperti kulkas, mesin cuci

dan televisi. Tidak sekedar menawarkan keinginan yang besar terhadap barang-barang komoditi, tetapi mereka juga menawarkan budaya untuk menyenagi dan menginginkan barang-barang komoditi tersebut. Lebih kompleks dan lebih implisit, kuis dan game show dapat dikatakan sebagai hiburan yang berdampak pada hubungan antara pembuat acara dan audiens sebagai hubungan produksi dan konsumsi. Ini berarti bahwa audiens menikmati acara sebagai sebuah hiburan dengan tanpa menyadari bahwa mereka mengkonsumsi pekerjaan dan karya orang-orang televisi. Seperti akan digali lebih dalam pada bagian berikutnya, kuis dan game show tidak sekedar menyajikan budaya konsumen dengan komoditi yang menggoda atau hadiah langsung, tetapi juga tetapi juga secara metapora menawarkan bentuk-bentuk konsumsi dan secara idiologis, terusmenerus, dan menjadi ritual ditampilkan di televisi. Hal yang utama adalah datangnya televisi komersil, asal usul pertunjukan kuis dan game adalah satu evolusi yang ke luar dari berbagai bentuk kultur yang ada, termasuk persaingan majalah dan surat kabar, perkemahan liburan dan kontes perayaan desa/kampung, di dalam siaran, BBC TV memberi gambaran bahwa game dalam pertunjukan acara radio dan televisi AS tinggi. Pertunjukkan ITV yang baru, bagaimanapun, jam siaran, mampu menyebabkan suatu ketertarikan kepada ITA dan para anggota Pilkington Committee. Pada awalnya, perusahaan ITV mengadopsi pertunjukan-pertunjukan dengan cara murah dan sukses, membangunan dan memelihara reting angka yang menarik bagi para investor iklan. Di masa awal dari layanan ITV, perusahaan berjuang untuk menarik pendapatan iklan dan disana perhatian benar-benar ditunjukan bahwa usaha mencari keuntungan akan membuat suatu kegagalan. Menurut Laporan Rutin ITA untuk 1955/56, perusahaan program merasa cemas sehingga mereka mengurangi banyaknya program-program yang lebih serius seperti berita, program-program pembicaraan penting dan musik klasik. Seperti Roland Gillett, audit program Associated-Rediffusion mengumumkan, "Marilah kita menghadapi kondisi ini untuk pertama kali dan terakhir kalinya. Publik memperbandingkan acara kartun anak-anak, olah raga, hobi musik klasik, cerdas cermat dan realita drama. Kita memberi mereka Orkes Halle, Kelab pers Asing, sepak bola dunia dan berita tentang pemadam kebakaran lokal. Baik kita sudah pelajari. Mulai sekarang, apa yang publik harapkan, itu akan didapat. Kuis dan game mempertontonkan arahan keinginan masyarakat. Kondisi minggu pertama dari acara ITV Pada Bulan September 1955, TV Times mengadakan acara, Menggandakan Uangmu (A-R) dan Take Your Pick (AR). Gandakan uang kamu, yang dipandu oleh Hughie Greene, adalah suatu program yang ditanyangkan selamaa 13 tahun. Hal ini didasarkan atas survei di AS televisi adapun hadiahnya adalah $64,000 setiap pertanyaan, adapun acaranya adalah para kontestan menjawab satu rangkaian pertanyaanpertanyaan dengan penggandaan hadiah tunai di masing-masing pertanyaan. Adapun klimaks dari pertunjukan adalah kontestan dimasukan dalam ruangan terkunci kondisi kedap suara diberi pertanyaan yang terakhir, dengan hadiah tunai sampai 1000 Poundsterling. Take Your Pick adalah juga suatu pertunjukan yang ditayangkan televisi, adapun yang menjadi pembawa acara adalah Mikhael Miles, pertunjukan dengan masing-masing kontestan mendapatkan tantangan-tantangan kecil

untuk memiliki sesuatu 'ambil beliung nya' dimana 13 kotak berisi sepuluh hadiah yang mahal dan tiga hadiah biasa. Contestants dimana mereka harus merasa menderita, mereka diminta memilih sekali pilih untuk mengambil hadiah tunai yang ditawarkan oleh pembawa acara, atau berspekulasi untuk suatu kotak granat yang meledak untuk memenangkan suatu hadiah utama. Pada Januari 1957, terdapat delapan game yang ditunjukan oleh programprogram televisi setiap minggunya, dari kedua games tersebut menunjukkan terdapat segmen-segmen yang terdapat dalam program-program yang lain seperti 'Beat the Clock' di dalam Minggu Malam di London Palladium. Untuk Sendall, kemampuan kuis dan game menunjukkan, adanya gambaran kemampuan media pers memberikan hadiah promosi karena mereka secara rutin memberikan hadiah-hadiah, yang bisa merusak reputasi ITV. Mengurangi program lebih serius dan mendukung kuis dan game memunculkan sebuah pertanyaan tentang tidak adanya keseimbangan program, dan digambarkan dengan adanya sebuah tekanan media pers telah mencatat sebagai suatu kemunduran pandangan kultur. Seperti itu memperlihatkan tayangan kuis dan game sebagai suatu wujud yang rendah dari kultur atau, seperti 'mundur dari kultur' menyarankan, hampir menghilangkan suatu kultur sama sekali. ITV memuat suatu gaya dengan menjalankan transaksi uang yang tidak baik sehingga membakar amarah para kritikus-kritikus yang melihat hal ini sebagai bukti dari komersialisme dan siaran yang sangat bodoh kepada denominator. Meski dengan pendapat untuk membantu menghambat keuangan perusahaan program ITV; agar keuangan terhambat ambruk adapun langkahlangkah yang paling awal dari perbaikan menurut, Sendall mencatat bahwa cerdas tangkas menarik 'dengan gambaran bahwa ITV menemukan sukses secara mudah agar bisa tetap hidup lebih panjang. Walaupun ntervensi ITA awal dalam 1957 pembatasan program kuis atau game dibatasi dengan hanya boleh menayangkan satu hari satu minggu, gaya itu patut dicontoh tentang mengurangi berbagai program-program yang tidak penting di Pilkington Report mengkritik ITV. Pertunjukan-pertunjukan ini yang tak tahu malu, dengan hadiah-hadiah yang begitu besar, adalah suatu yang perlu di diskusi secara mendalam oleh suatu kelompok, agar lebih intim dan tenang dari BBC dari tahun 1950an, yang mempunyai, pengalaman serta menggunakan pembawa acara Edward agar program-program tersebut dapat terjaga. Salah satu dari game-game panel yang pada periode awal, dibahas di dalam bab terakhir, adalah program binatang, Sayuran, Mineral?,.dengan mengadalkan sarjana-sarjana yang istimewa yang harus mengidentifikasi object yang mencurigakan yang diberikan dihadapan mereka. Program ini dibuat oleh Talks Department dari BBC, dan sarjana arkeologis yang harus menginap dengan perkakas peradaban kuno kembali ke kehidupan alam yang berasal dari musiummusium yang ada Inggris, program ini bertujuan untuk memenuhi tujuan Reithian tentang memberi tahu, mendidik dan menghibur. Pada periode itu ada diskusi beregu yang paling populer, atau yang lebih terkenal, adalah What 's My Line? (1951-62). Meski itu adalah merupakan bentuk yang berbeda dari suatu game ruang tamu, program itu kenyataannya berasal dari suatu pertunjukan di negara Amerika Serikat. Tidak Seperti Binatang, Sayuran, Mineral?, What 's My Line? para anggota pemain

dimasukkan ruangan bebas lalu mereka harus bermain namun harus mengikuti aturan. Landasan pemikiran yang sederhana untuk pertunjukan, pembawa acaranya adalah Eamonn Andrews, acaranya adalah setiap kontestan diberi empat panel mereka secara pribadi harus menebak rahasia yang ditayangkan di televisi. Adapun yang menjadi kontestan adalah seorang anggota masyarakat, dan panel itu harus menyimpulkan posisi mereka atau, dalam beberapa hal, kegemaran. Panel itu memiliki pertanyaan ( adapun jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada kontestan bisa hanya 'no' atau 'yes'. Kontestan yang memenangkan kompetisi akan tampak jika panel telah masih tidak mengira rahasia mereka setelah sepuluh 'tanpa. hadiah Yang sukses kontestan hanyalah suatu sertifikat untuk katakan mereka telah memukul panel. Pada setiap edisi, panel itu akan juga ditutup matanya dengan kain selagi mereka harus menebak identitas seorang selebriti BBC membuat program game lain dari yaitu The Nae's the Same menjadi pembawa acara adalah Bernard Braden. Gaya permainan serupa dengan What 's My Line? seorang kontestan diberi empat panel mereka secara pribadi harus menebak rahasia yang ditayangkan ditelevisi, kontestan dapat menjawab dengan 'ya' atau 'tanpa' setiap panel ditelevisi memiliki gaya-gaya pertanyaan-pertanyaan yang berbeda-beda, setiap pertanyaan memiliki nilai uang, mereka harus membagi dengan orang yang terkenal yang ditayangkan. Dalam sebuah klip, yang ditayangkan di sebuah program kuis What's My Quiz?, (yang dipancarkan di 22 Juli 1991 sebagai bagian dari suatu program di BBC2, Lime Grove Story,sebagai bagian akhir dari program BBC Lime Grove Studio), panellists harus menebak nama partisipan pada saat pertandingan dengan nama William Shakespeare dan, di dalam klip yang lain, panellist Frank Muir harus menebak nama partisipan pada saat pertandingan dari seorang kontestan dengan nama Frank Muir. Pada awal mula, tayangan ITV tentang kuis dan game berasal dari gamegame panel BBC dengan memberikan imbalan hadiah. Di BBC hadiah itu pura-pura berwujud suatu sertifikat dari (Jane Root meski Jane Root menyatakan bahwa hadiah yang nyata berasal dan muncul dari televisi dan ditayangkan di televisi). ITV menunjukkan kekuatan daya ingat kontestants; agar bisa memenangkan komoditas barang berharga seperti lemari es, mesin cuci dan pesawat televisi. Materi hadiah-hadiah itu mencerminkan keinginan keluarga-keluarga kaum buruh sehingga memungkinkan menemukan barang yang diinginkan, dan dalam beberapa hal sulit untuk usahakan. Meski hadiah-hadiah itu lebih sedikit diberikan dibanding di negara AS, di mana dalam suatu hadiah kompetisi akan diberi hadiah berupa rumah, hadiah tunai 1000 Pound. di Double Your Money adalah suatu jumlah yang berharga di 1950an. Bagaimanapun, banyak komentator budaya, menganggap acara ini secara negatif. Adapun Penonton-penonton cerdas, menertawakan kompetisi-kompetisi yang muncul di tayangan dimuat dalam surat kabar yang populer dan magazines. Kompetisi-kompetisi seperti itu, ia bantah, dilihatnya sebagai suatu pandangan yang naterialistik tidak menghargai golongan sekuritas yang aktip kerja dengan mudah menerima hadiah-hadiah, hal ini mengingatkan kepada penulis Frankfurt School, ia mengingatkan kepada para pembujuk untuk memiliki perasaan berbagi secara fpasif. Bagi Hoggart, tekanan di dalam kompetisi-kompetisi media pers yang populer mengungkapkan kemenangan

murni berasal dari keberuntungan'. Hal ini memperkuat kultur umum pemisah antara kelompok sekuritas yang aktip bekerja bahwa tidak seorang pun menjadi lebih baik dibanding siapapun yang ada, bahwa seseorang harus bekerja keras untuk dapat dihargai, dan yang lain hanya menerima nasib orang lain dengan suatu kelucuan tertentu. Dapat memenangkan suatu hadiah dalam kompetisi adalah suatu keberuntung peristiwa ini adalah suatu kejadian yang membahagiakan, tetapi ia tidak berarti bahwa bagaimanapun anda jadi lebih pandai daripada keluarga, para teman, tetangga-tetangga atau para rekan kerja. Sebagai seorang anggota Pilkington Committee Inquiry, Hoggart dengan baik mampu menyatakan ketidaksenanganya dengan kompetisi-kompetisi di dalam surat kabar dan media cetak , dan ini dimuat didalam iterated Pilkington Report itu hal itu menunjukkam pencemaran kuis dan game televisi. Untuk Whannel, Pilkington Report itu menghina karena mencerminkan suatu penolakan bagi kalangan kelas menengah tentang perjudian dan memberikan gagasan kepada orang-orang bahwa suatu kemenangan hanya untuk sesuatu yang hampa. Menjadi masalah besar adalah bila pertanyaan-pertanyaan, unsur kesempatan, dan hadiah-hadiah tidak sebanding dengan ketrampilan atau pengetahuan yang diperlukan. Sebagai hasilnya, Pilkington merekomendasikan bahwa nilai dari hadiahhadiah dikurangi dan mereka harus lebih kreatif menggali ketrampilan atau pengetahuan. Jane Root ketika itu menyarankan, kelihatannya tak mudah mengira bahwa para kontestan program-program ini termotivasi oleh keinginan untuk kaya, bahkan penonton menyukai semata-mata untuk kesenangan yang seolah mengalami sendiri menerima material. Di dalam banyak hal daya pikat pertunjukan-pertunjukan ini untuk masyarakat merupakan suatu kesenangan permain dengan memakai aturan sebuah perrmain. Dalam hal ini, BBC mempromosikan game-game dengan banyak iklan, adapun ITV memberikan banyak hadiah. Pertunjukanpertunjukan yang didalamnya disertai pengetahuan, serta mengikuti keinginan masyarakat di rumah yang bisa ikut aktif diundang dalam mengambil bagian. Di program-program BBC seperti what is my Line? atau bahkan Animal, Sayuran atau Mineral?, pemirsa televisi mempunyai pilihan untuk dapat menyimpulkan hasil rahasia kontestan, atau identitas peralatan peradaban kuno itu, dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Jika mereka dapat mematuhi peraturan di permainan, pemimpin permainan meminta mereka untuk tidak melihat pesawat televisi karena (ketika rahasia kontestan itu atau identitas obyek itu diungkapkan di layar. Maka alternatif, pemirsa dapat melihat rahasia, dan terjadi kemajuan dari bermain sesuai aturan ketika panellists menayangkan lebih dekat untuk menebak jawaban yang benar, atau melihat bagian-bagian di lain yang saling tidak bertalian. Di cerdas tangkas ITV, pemirsa di rumah bisa hanya mencoba dan menjawab pertanyaan sebelum kontestan menjawab. Secara terduga; mampu mengambil semua pertanyaan-pertanyaan dari pertunjukan (sepertidikomentari oleh Hoggart dan Pilkington) mencerminkan suatu nilai-nilai yang lebih besar maknanya mengenai pengetahuan yang dibagi bersama. Adapun Tulloch sudah membantah, cerdas tangkas permainan pengetahuan mengenai harta benda yang memiliki fakta-fakta tertentu, konteks yang terpisah dan tidak termasuk argumentasi yang dapat diberikan alasan atau interpretasi. Sebagai hasilnya, jenis pengetahuan yang

berhubungan dengan lebih banyak pendidikan sekolah gaya Victoria berdasar daya ingat. Hal itu juga perlu dipertimbangkan secara luas, pertunjukan-pertunjukan ini terus meningkat berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan media televisi itu sendiri. Ketika kita melihat di Bab 1, dalam satu edisi what is my Line? kontestan yang terkenal adalah Victor Sylvester yang mempunyai sejarah panjang dalam menjalankan pertunjukan televisi musik di dalam era sebelum tahun 1940an; dan meninggal awal 1950an . Tanpa kemampuan yang baik pemirsa televisi biasanya, anggota masyarakat yang belum memiliki akses informasi budaya pasti mengharapkan dirinya baik pria maupun wanita untuk mengambil bagian di dalam atau menjadi bagian pengatur dari permainan yang menyenangkan itu. Adapun hasil, kesimpulan dari organisasi televisi, yang diungkapkan dengan perumusan Scannell bahwa televisi perlu menunjuk seseorang secara umum dari seseorang. Walaupun demikian masyarakat umum mengenal pembawa acara yang dapat menyuguhkan sesuatu untuk laki-laki atau perempuan. Sebagai hasil bantahan saya di sini, pengetahuan tentang kuis dan diskusi beregu, utamanya berhubungan dengan pengetahuan yang ada didalam televisi, secara sosial dibenarkan ketika pengetahuan tersedia bagi siapapun dan bagi setiap orang. Oleh karena itu Televisi, dalam beberapa peristiwa, menyisihkan pengetahuan. Hal itulah barangkali yang memudahkan kritikuskritikus seperti Hoggart yang khawatir akan ,pengetahuan yang bermacammacam serta terus meningkat mempertunjukkan manusia dalam permainan cerdas tangkas, sehingga mereka harus terus menerus mengurangi acara ceramah-ceramah terpelajar dari 'kultur tinggi' dan seni-seni. Untuk meringkas, di dalam Bab I ini sudah ditunjukan bagaimana televisi mempromosikan kultur konsumen di era tahun 1950an dan 1960an dan, berbaikan ITV, dilaksanakan melalui iklan-iklan dan admags. Televisi ITV dan BBC mempromosikan kegiatan-kegiatan konsumen untuk masyarakat umum melalui program pengembangan yang menyediakan keinginan pemirsapemirsa melalui bidang sumber daya identificatory. Melalui survey program televisi, mulai dari drama-drama dan sitcoms sampai program-program wanita-wanita, pertunjukan populer dan kuis, gaya hidup dan perkenalan aktivitas dibidang budaya. Perkembangan siaran di dalam televisi ini membuat kelompok-kelompok tertentu kelihatan dibanding kelompok lain. Sehingga tampak bahwa, jadwal program yang diorganisir dapat meningkatkan program-program yang lain, menjadi suatu tanda bagi fragmentasi budaya, ketika dikelompokan dan digolongkan oleh sekuritas yang ditunjuk, dengan tegas dan secara terus menerus, bagi kultur dan bagi pertunjukan-pertujukan yang berasal dari golongan sekuritas konflik. Berdasarkan pendapat Distinction-nya Pierre Bourdieu, di mana keinginan dan pilihan konsumen dapat menjadi alasanalasan untuk konflik atas penggolongan sekuritas, kemampuan melihat yang baru membuat nya mungkin untuk menyatakan penghinaan atau pemanjaan kultur-kultur dari kelompok-kelompok yang lain secara teratur diperlihatkan di televisi untuk pertama kali. Sebagai hasilnya, perbedaan-perbedaan keinginan konsumen, gaya hidup dan budaya di televisi menjadi konflik yang sebenarnya bagi penggolongan sekuritas. Pada bab berikutnya diungkapkan bagaimana kemampuan televisi untuk mempromosikan kultur konsumen dan konflik penggolongan sekuritas menjadi penting dan dinetralkan dari waktu ke

waktu, dan kita akan menguji keterlibatan-keterlibatan pemilik konstruksi dan praktek kekuatan media.

Anda mungkin juga menyukai