Anda di halaman 1dari 4

Tentukan masa depanmu, Lewat Konsentrasi Jurusan

Oleh : Prastya Radya Laksana & Jeliana Gabrella (UKSW)

Semakin luasnya cakupan ilmu pengetahuan dan semakin tingginya tuntutan dunia kerja, menuntut mahasiswa harus teliti dalam memilih konsentrasi jurusan yang akan mereka ambil dalam proses studinya dalam rangka mempersiapkan karir di masa depan. Namun, pada kenyataannya masih banyak mahasiswa yang belum mantap dalam menentukan pilihannya, baik karena kurangnya konsep diri atau tidak mengenal kemampuan diri sehingga membuat mahasiswa ke bingungan dalam memilih konsentrasi jurusan di fakultasnya.Akibatnya tak jarang mahasiswa memilih konsentrasi jurusan berdasarkan saran dari teman atau trend. Tidak sedikit mahasiswa yang beranggapan konsultasi studi konsultasi studi itu tidak begitu penting padahal tujuan dari konsultasi akademik adalah membantu mahasiswa dalam memprogramkan mata kuliah yang diambil tiap semesternya dan mengatasi berbagai permasalahan mahasiswa yang berhubungan dengan perkuliahan termasuk pemilihan akademik

Penentu masa depan Pemilihan jurusan dan konsentrasi jurusan adalah salah satu penentu masa depan, untuk itu memilih konsentrasi jurusan bukanlah masalah yang mudah, karena memilih secara terburu-buru tanpa memperhatikan berbagai aspek akan berdampak signifikan pada kegiatan perkuliahan di masa mendatang, papar Febrian Wahyu Christanto. S.Kom. M.CS, Staff pengajar FTI UKSW yang akrab disapa Kloboth oleh mahasiswanya. Kloboth menambahkan, dampak dari salah memilih jurusan dapat berawal dari timbulnya rasa malas dalam mengikuti kegiatan perkuliahan, nilai-nilai kurang maksimal , kelulusan tertunda, bahkan tidak sedikit yang kuliahnya terhenti di tengah jalan karena harus pindah konsentrasi, jurusan , fakultas bahkan universitas. Membuang-buang waktu bukan? Irma Wulandari, salah satu mahasiswi Fakultas Kedokteran di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta juga mengamini hal tersebut. Ia juga mengalami dilema saat hendak memilih konsetrasi jurusan.

Menjadi seorang spesialis sudah pasti, tapi untuk keputusan untuk mengambil konsentrasi jurusan, seperti manajemen rumah sakit belum terpikirkan, ungkap Irma saat diwawancarai Tim Akademia. Berbeda dengan Irma, Rizka Dwi Prasetya mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Surakarta telah mempersiapkan studinya dan konsentrasi jurusan apa yang hendak dipilih semenjak Ia belum masuk perguruan tinggi. Saya mantap, karena bahkan sebelum masuk UNS saya sudah aktif bertanya dan mencari informasi dulu, ungkap Rizka Dwi Prasetya seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Surakarta ini Banyaknya permasalahan yang timbul seputar pemilihan konsentrasi jurusan diperlukan strategi khusus untuk menyikapinya, lalu strategi apa yang diperlukan?, bagaimana mengaplikasikan strategi tersebut agar lebih efektif dan tepat sasaran?, Enjang Wahyuningrum, M.Si., Psi Kepala Laboratorium Psikologi Pendidikan Umum dan Eksperimen di Universitas Kristen Satya Wacana ini memaparkan bahwa dalam mengambil keputusan untuk memilih konsentrasi jurusan yang tepat ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Faktor paling mendasar adalah faktor internal seperti karakter dan ketertarikan si mahasiswa itu sendiri. Bagaimana karakter atau kepribadian seseorang itu nantinya akan mempengaruhi ketertarikannya akan suatu hal. Bicara ketertarikan, bicara minat dan bakat atau potensi diri dalam mahasiswa itu sendiri, ungkap Enjang dibalik meja kerjanya saat diwawancara. Ia memaparkan lebih jauh bahwa selain faktor internal tersebut juga terdapat faktor eksternal seperti lapangan kerja dan pendapatan kerja tersebut. Pekerjaan apa yang paling banyak dicari? Pekerjaan apa yang sesuai dengan karakter dan ketertarikan tadi? Pekerjaan dimana yang tepat dan menjanjikan dalam hal pendapatannya nanti? Semua jawaban pertanyaanpertanyaan itu yang kemudian jadi faktor yang mempengaruhi seorang mahasiswa dalam menentukan konsentrasi jurusan yang hendak dia ambil.

Enjang yang juga merupakan salah satu staff pengajar di Fakultas Psikologi, UKSW, Salatiga ini memaparkan mengenai dua hal penting lainnya, Hal Yang Bisa Diubah dan Hal Yang Tidak Bisa Diubah. Hal yang bisa diubah maksudnya disini adalah faktor-faktor internal tadi. Dimana karakter atau kepribadian bisa kita kontrol atau bahkan kita ubah walaupun itu akan memakan waktu yang relatif lama. Begitu juga dengan bakat serta minat. Mengapa bisa diubah, karena itu datang dari dalam diri kita sendiri dan itu masih dibawah kuasa kita untuk mengubahnya tergantung dengan kemauan kita. Kemudian berbicara hal-hal yang tidak bisa diubah berarti berbicara tentang faktor-faktor eksternal diatas. Faktor eksternal bersifat tidak bisa diubah karena datang dari luar diri dan tidak berada dibawah kuasa kita untuk bisa mengubah hal-hal tersebut. Contoh lain sekaligus menambah faktor eksternal diatas sesuai paparan beliau adalah tentang pengampu materi perkuliahan. Biasanya seorang mahasiswa jadi kurang selera belajar kalau dia sudah tidak suka dengan dosennya duluan. Entah itu perihal cara mengajar yang kurang baik, atau yang lain. Tapi itu kan hal-hal yang diluar kuasa si mahasiswa itu. Jadi sudah seharusnya dia berusaha agar tidak terpengaruh dengan yang seperti itu. Karena malah akan menghambat proses belajarnya nanti. terang Enjang.

Kenali Diri. Seorang mahasiswa harus bisa mengenal dengan dalam siapa dirinya. Sehingga mahasiswa jadi tahu apa yang ia sukai dan cintai, hal-hal yang dia minati dan potensi dalam dirinya.

Berani. Berani disini berarti berani maju untuk target itu dan berani mengambil keputusan yang mandiri,

Menerima hal-hal yang tidak bisa diubah. cara ampuh mengatasi faktor-faktor eksternal yang diluar kendali kita adalah open-minded dan menerima hal-hal baru, atau kendala yang dihadapi. Kita jadi bisa lebih berdamai dengan kondisi dan tidak mengganggu proses belajar.

Realistis dalam mengenal dunia kerja. Seorang mahasiswa sudah harus tahu pekerjaan apa yang tepat lalu jadikan itu sebagai target.

SUKSES
*empat tips dalam memilih jurusan (Hasil wawancara dengan Enjang Wahyuningrum, M.Si., Psi Kepala Laboratorium Psikologi Pendidikan Umum dan Eksperimen di Universitas Kristen Satya Wacana )

Anda mungkin juga menyukai