Anda di halaman 1dari 25

1. Memahami dan Menjelaskan Trauma Pelvis (Buli-Buli) 1.

1 Definisi Trauma buli-buli sering disebabkan rudapaksa dari luar dan sering di dapatkan bersama fraktur pelvis. Fraktur tulang panggul dapat menimbulkan kontusio/ruptur kandung kemih. Pada kontusio buli-buli hanya terjadi memar pada buli-buli dengan hematuria tanpa ekstravasasi urin.

1.2 tiologi ! "#$ trauma tumpul buli-buli akibat fraktur pelvis. %obeknya buli-buli karena fraktur pelvis bisa pula terjadi akibat fragmen tulang pelvis yang merobek dindingnya.

Tindakan endourologi dapat menyebabkan trauma buli-buli iatrogeni& antara lain pada reseksi buli-buli transurethral. Partus yang lama/tindakan operasi didaerah pelvis dapat m e n y e b a b k a n t r a u m a iatrogeni& pada buli-buli. Dapat pula terjadi se&ara spontan' biasanya terjadi jika sebelumnya terdapat kelainan pada dinding buli-buli seperti tuber&ulosis' tumor buli-buli' dll.

1.( )lasifikasi ! )ontusio buli-buli' hanya terdapat memar pada dindingnya' mungkin didapatkan hematoma vesikel' tetapi tidak didapatkan ekstravasasi urin ke luar buli-buli. *edera buli-buli ekstraperitoneal' terjadi akibat trauma pada saat buli-buli kosong. Dapat diakibatkan oleh fraktur pelvis. *edera buli-buli intraperitoneal' terjadi akibat trauma pada saat buli-buli sedang terisi penuh.

1.+ Patofisiologi ! Trauma kandung kemih terbanyak karena ke&elakaan. Fraktur tulang panggul dapat menimbulkan kontusio atau ruptur kandung kemih. Pada kontusio buli-buli hanya terjadi memar pada dinding buli-buli dengan hematuria tanpa ekstravasasi urin. %uptur kandung kemih dapat bersifat ekstraperitonneal ataupun intraperitoneal. %uptur kandung kemih ekstraperitoneal biasanya akibat tertusuk fragmen fraktur tulang pelvis pada dinding dengan kandung kemih yang penuh. Pada kejadian ini terjadi ekstravasasi urin di rongga perivesikel. Trauma tumpul dapat menyebabkan ruptur buli-buli terutama jika buli-buli sedang terisi penuh atau terdapat kelainan patologik seperti T,*' sehingga trauma yang ke&il bisa menyebabkan ruptur.

1.- .anifestasi klinis ! /mumnya fraktur tulang pelvis disertai perdarahan hebat sehingga dapat menyebabkan syok. Tampak jejas/hematoma pada abdomen bagian ba0ah. 1yeri t e k a n d i d a e r a h suprapubik ditempat hematoma. Pada kontusio buli-buli! nyeri terutama bila ditekan didaerah s u p r a p u b i k d a n d a p a t ditemukan hematurtia. Tidak terdapat rangsang peritoneum. Pada rupture buli-buli intraperitoneal! urin masuk ke rongga p e r i t o n e u m s e h i n g g a memberi tanda &airan intraabdomen dan rangsang peritoneum. Tidak terdapat benjolan dengan perkusi pekak. Pada ruptur buli-buli ekstraperitoneal! infiltrat urin di rongga peritoneal yang sering menyebabkan septisemia. Penderita mengeluh tidak bisa buang air ke&il' kadang keluar d a r a h d a r i u r e t r a . T i m b u l b e n j o l a n y a n g n y e r i d a n p e k a k p a d a p e r k u s i p a d a d a e r a h suprapubik. 1.2 Diagnosis ! 1. Diagnosis ditentukan berdasarkan tanda dan gejala klinik serta hematuria. Pada fotopelvis atau foto polos abdomen terlihat fraktur tulang pelvis. 2. Pemeriksaan sistogram' dapat memberikan keterangan ada tidaknya ruptur kandung kemih dan lokasi ruptur apakah intra/ekstraperitoneal. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan medium kontras ke kandung kemih sebanyak (##+## ml kemudian dibuat foto antero-posterior. )andung kemih lalu dikosongkan dan dibilas dan dibuat foto sekali lagi. ,ila tidak dijumpai ekstravasasi' diagnosisnya adalah kontusio buli-buli. Pada ruptur ekstraperitoneal' gambaran ekstravasasi terlihat seperti nyala api pada daerah p e r i v e s i k e l ' s e d a n g k a n p a d a r u p t u r i n t r a p e r i t o n e a l t e r l i h a t k o n t r a s m a s u k k e d a l a m rongga abdomen. (. Pada ruptur ke&il sistokopi dapat membantu diagnosis. +. Tes buli-buli! dilakukan dengan &ara buli-buli dikosongkan terlebih d a h u l u d e n g a n kateter' lalu dimasukkan (## ml larutan garam faal' kateter kemudian diklem sebentar lalu dibuka kembali. ,ila selisihnya &ukup besar kemungkinan terjadi ruptur buli-buli. 1.3 )omplikasi ! a. 4bses Pelvis' bila urin terinfeksi b. 5nkontinensia partial' bila laserasi sampai ke leher buli-buli &. Peritonitis 1.6 Penatalaksanaan ! a. ,ila penderita datang dalam keadaan syok' harus diatasi dulu dengan memberikan &airan intravena atau darah. ,ila sirkulasi telah stabil' lakukan reparasi buli-buli. b. Pada kontusio buli-buli' &ukup dilakukan pemasangan kateter d e n g a n t u j u a n u n t u k memberikan istirahat pada buli-buli. Diharapkan buli-buli sembuh setelah 3-1# hari. &. Pada &edera intraperitoneal harus dilakukan eksplorasi laparotomi untuk men&ari robekan pada buli-buli serta kemungkinan &edera organ lain. %ongga intraperitoneum di&u&i' r o b e k a n p a d a b u l i - b u l i d i j a h i t 2 l a p i s '

k e m u d i a n d i p a s a n g k a t e t e r s i s t o s t o m i y a n g dile0atkan di luar sayatan laparotomi. d. Pada &edera ekstraperitoneal' robekan yang sederhana dianjurkan u n t u k m e m a s a n g kateter 3-1# hari tetapi dianjurkan juga untuk melakukan penjahitan disertai pemasangan kateter sistostomi. e. /ntuk memastikan buli-buli telah sembuh' sebelum melepas kateter uretra/kateter sistostomi' terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan sistografi untuk melihat kemungkinan masih adanya ekstravasasi urin. 7istografi dibuat pada hari ke 1#-1+ pas&a trauma. 8ika masih ada ekstravasasi kateter sistostomi dipertahankan sampai ( minggu. 2. Memahami dan Menjelaskan Trauma Uretra 2.1 Definisi Trauma uretra biasanya terjadi padapria jarang pada 0anita. 7ering ada hubungan dengan fraktur pelvis dan 9straddle injury:. *edera menyebabkan memar dinding dengan atau tanpa robekan baik parsial/total.

2.2 tiologi ! ; Trauma uretra terjadi akibat &edera yang berasal dari luar. ; *edera iatrogeni& akibat instrumentasi pada uretra. ; Trauma tumpul yang menimbulkan fraktur tulang pelvis yang menyebabkan ruptur uretra pars membranasea. ; Trauma tumpul pada selangkangan/straddle injury dapat menyebabkan ruptur uretra pars bulbosa ; Pemasangan kateter yang kurang hati-hati dapat menimbulkan robekan uretra karena false route/salah jalan. 2.( )lasifikasi ! 1. Trauma uretra anterior' yang terletak distal diafragma urogenital. 2. Trauma uretra posterior' yang terletak proksimal diafragma urogenital. Derajat &edera urtera dibagi dalam ( jenis ! ; /retra posterior masih utuh dan hanya mengalami stret&hing <peregangan=. Pada foto uretrogram tidak menunjukkan adanya ekstravasasi' dan uretra hanya tampak memanjang. ; /retra posterior terputus pada perbatasan prostate-membranasea' sedangkan diafragma urogenital masih utuh. Foto uretrogram menunjukkan ekstravasasi kontras yang masih terbatas di atas diafragma urogenitalis. ; /retra posterior' diafragma genitalis' uretra pars bulbosa sebelah proksimal ikut rusak. Foto uretrogram menunjukkan ekstravasasi kontras meluas hingga diba0ah diafragma urogenital sampai ke perineum. 2.+ Patofisiologi ! ; *edera dapat menyebabkan memar dinding dengan atau tanpa robekan m u k o s a b a i k parsial/total. %uptur uretra hampir selalu disertai fraktur tulang pelvis. 4kibat fraktur tulang pelvis terjadi robekan pars membranasea karena prostat dengan uretra prostatika t e r t a r i k k e k r a n i a l b e r s a m a f r a g m e n f r a k t u r ' s e d a n g k a n u r e t r a m e m b r a n o s a t e r i k a t di difragma urigenital. %uptur uretra posterior dapat terjadi total/inkomplit. Pada ruptur total' uretra terpisah seluruhnya dan ligamentum pubo-prostatikum robek sehingga buli-buli dan prostat terlepas ke kranial. ; /retra anterior terbungkus di dalam korpus spongiosum penis. )orpus spongiosum bersama dengan &orpora kavernosa penis dibungkus oleh fas&ia bu&k dan fasia &olles. 8ika terjadi ruptur uretra beserta korpus spongiosum' darah dan urine keluar dari uretra tetapi masih terbatas pada fas&ia bu&k dan se&ara klinis terlihat hematoma yang terbatas pada penis. 1amun' jika fas&ia bu&k ikut robek' ekstravasasi urin dan darah hanya dibatasi oleh fas&ia &olles sehingga darah dapat menjalar hingga skrotum atau ke dinding abdomen. %obekan ini memberikan gambaran seperti kupu-kupu sehingga disebut butterfly hematoma. 2.- .anifestasi klinis ! Pada ruptur uretra posterior' terdapat tanda patah tulang pelvis. Pada daerah suprapubik d a n a b d o m e n b a g i a n b a 0 a h d i j u m p a i j e j a s ' h e m a t o m d a n n y e r i t e k a n . , i l a d i s e r t a i ruptur kandung kemih bisa ditemukan tanda rangsangan peritoneum.

Pada ruptur uretra anterior terdapat daerah memar atau h e m a t o m p a d a p e n i s d a n skrotum. ,eberapa tetes darah segar di meatus uretra merupakan tanda klasik &edera uretra. ,ila terjadi ruptur uretra total penderita mengeluh tidak bisa buang air ke&il sejak t e r j a d i t r a u m a d a n nyeri perut bagian ba0ah dan daerah suprapubik. Pada perabaan ditemukan kandung kemih yang penuh. 2.2 Diagnosis ! %uptur uretra posterior harus di&urigai bila terdapat darah sedikit d i m e a t u s u r e t r a disertai patah tulang pelvis. Pada pemeriksaan &olok dubur ditemukan prostat seperti m e n g a p u n g k a r e n a t i d a k terfiksasi lagi pada diafragma urogenital. )adang sama sekali tidak teraba lagi karena pindah ke kranial. Pemeriksaan radiologik dengan menggunakan uretrogram r e t r o g r a d e d a p a t m e m b e r i keterangan letak dan tipe ruptur uretra. 2.3 )omplikasi %uptur uretra anterior > - 7triktur uretra' impotensi' inkontinensia > - )omplikasi akan tinggi bila dilakukan repair segera' dan akan menurun bila kita hanya melakukan sistostomi suprapubik dan repair dilakukan belakangan. %uptur uretra posterior > - Perdarahan > - 5nfeksi/sepsis > - 7triktur uretra > 2.6 Penatalaksanaan ! 1. 8ika dapat ken&ing dengan mudah' lakukan observasi saja. 2. 8ika sulit ken&ing/terlihat ekstravasasi pada uretrogram usahakan m e m a s u k k a n kateter foley sampai buli-buli. 8ika gagal lakukan pembedahan sistostomi untuk manajemen aliran urin. (. ,ila ruptur uretra posterior tidak disertai &edera organ intrabdomen' &ukup dilakukan sistostomi. %eparasi uretra dilakukan 2-( hari kemudian dengan melakukan anastomosis ujung ke ujung dan pemasangan kateter silikon selama ( minggu. ,ila disertai &edera o r g a n l a i n s e h i n g g a t i d a k m u n g k i n d i l a k u k a n r e p a r a s i 2 - ( h a r i k e m u d i a n ' s e b a i k n y a dipasang kateter. +. Pada ruptur uretra anterior total' langsung dilakukan pemulihan uretra dengan anastomosis ujung ke ujung melalui sayatan perineal. Dipasang kateter silikon selama ( minggu. ,ila ruptur parsial dilakukan sistostomi dan pemasangan kateter foley di uretra selama 3-1# hari' sampai terjadi epitelisasi uretra yang &edera. )ateter sistostomi baru di&abut bila saat kateter sistostomi di klem ternyata penderita bisa buang air ke&il.

3. Memahami dan menjelaskan tentang kesadaran (.1 Definisi )esadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan yang men&erminkan pengintegrasian impuls aferen dan eferen. 7emuan impuls aferen dapat disebut input dan semua impuls eferen dapat dinamakan output susunan saraf pusat. )esadaran yang sehat dan adekuat dikenal sebagai kompos mentis' dimana aksi dan reaksi terhadap sesuatu bersifat adekuat yaitu tepat dan sesuai. )esadaran yang terganggu adalah dimana tidak terdapat aksi dan reaksi' 0alaupun dirangsang se&ara kasar. )eadaan ini disebut koma. 7truktur di serebral yang berfungsi mengatur kesadaran 5nput susunan saraf pusat dapat dibedakan dalam input yang bersifat spesifik dan bersifat non-spesifik. ?intasan asendens dalam susunan saraf pusat yang menyalurkan impuls sensorik protopatik' propioseptik dan perasa pan&aindra dari

perifer ke daerah korteks perseptif primer disebut lintasan asendens spesifik atau lintasan asendens lemniskal. 4da pula lintasan asendens non pesifik yakni formasio retikularis di sepanjang batang otak yang menerima dan menyalurkan impuls dari lintasan spesifik melalui koleteral ke pusat kesadaran pada batang otak bagian atas serta meneruskannya ke nukleus intralaminaris talami yang selanjutnya disebarkan difus ke seluruh permukaan otak. pada manusia pusat kesadaran terdapat didaerah pons' formasio retikularis daerah mesensefalon dan diensefalon. ?intasan non pesifik ini oleh .erru@i dan .agoum disebut diffuse as&ending reti&ular a&tivating system <4%47=. .elalui lintasan non pesifik ini' suatu impuls dari perifer akan menimbulkan rangsangan pada seluruh permukaan korteks serebri. Dengan adanya 2 sistem lintasan tersebut terdapatlah penghantaran asendens yang pada dasarnya berbeda. ?intasan spesifik menghantarkan impuls dari satu titik pada alat reseptor ke satu titik pada korteks perseptif primer. 7ebaliknya lintasan asendens nonpesifik menghantarkan setiap impuls dari titik manapun pada tubuh ke seluruh korteks serebri. 1euron-neuron di korteks serebri yang digalakkan oleh impuls asendens nonspesifik itu dinamakan neuron pengemban ke0aspadaan' sedangkan yang berasal dari formasio retikularis dan nuklei intralaminaris talami disebut neuron penggalak ke0aspadaan. Aangguan pada kedua jenis neuron tersebut oleh sebab apapun akan menimbulkan gangguan kesadaran.

?intasan impuls non-spesifik

(.2 .ekanisme gangguang kesadaran tiologi Aangguan )esadaran !


Di klinik dipergunakan istilah SEMENITE yaitu: 1. Sirkulasi (stroke dan penyakit jantung 2. Ense!alitis (in!eksi siste"ik dan sepsis 3. Meta#olik (hiperglike"ia$ hipoglike"ia$ hipoksia$ ure"ia$ dna ko"a hepatiku" 4. Elektrolit (diare dan "untah 5. Neoplas"a (tu"or otak #aik pri"er "aupun "etastasis 6. Intoksikasi (o#at atau #ahan ki"ia 7. Trau"a (a. trau"a kapitis: ko"osio$ kontusio$ perdarahan epidural$ perdarahan su#dural$ #. trau"a a#do"en$ %. trau"a dada 8. Epilepsi (pas%a serangan grand "al atau pada status epileptikus MEKANISME GANGGUAN KESADARAN &o"a dise#a#kan oleh gangguan pada korteks se%ara "enyeluruh "isalnya pada gangguan "eta#olik$ dan dapat pula dise#a#kan oleh gangguan langsung atau tidak langsung terhadap !or"asio retikularis di tala"us$ "esense!alon$ atau pons.

Koma kortikal - bihesmiferik 'ada indi(idu sehat konsu"si oksigen otak: 3$5"l)1**gr otak)"enit$ sedangkan aliran darah otak (+D, : 5*"l.)1**gr otak)"enit. +pa#ila terjadi penurunan +D,$ "aka akan terjadi penurunan konsu"si oksigen yang #isa "engganggu keutuhan kesadaran seseorang. -elain itu$ glukosa juga sangat "e"iliki peranan penting dala" "e"elihara keutuhan kesadaran. .al ini dikarenakan$ glukosa "erupakan satu / satunya su#strat yang digunakan otak dala" "enghasilkan +0'.

1erikut ada #e#erapa hal yang dapat "engaki#atkan gangguan kesadaran: 1. Hipo e!tilasi 1erhu#ungan dengan: hipokse"ia$ hiperkapnia$ gagal jantung kongesti!$ in!eksi siste"ik dan ke"a"puan respiratorik yang tidak e!ekti!. .ipoksia "erupakan !aktor potensial untuk terjadinya ense!alopati$ teruta"a pada pasien dengan hiperkapnia akut. ". A!oksia iskemik -uatu keadaan di"ana darah "asih %ukup$ akan tetapi +D, tidak %ukup "e"#eri darah ke otak. 'enye#a#nya adalah penyakit yang "engaki#atkan penurunan %urah jantung$ "isalnya: in!ark jantung$ arit"ia$ renjatan$ dan re!leks (aso(agal$ atau penyakit yag "eningkatkan

1*

resistensi (askular sere#ral "isalnya oklusi arterial (stroke atau spas"el. 2ske"ia (kegagalan (askular le#ih #er#ahaya daripa hipoksian karena asa" laktat (produk toksik "eta#olis"e otak tidak dapat dikeluarkan. #. A!oksia a!oksik &eadaan di"ana tidak %ukupnya oksigen "asuk kedala" darah yang dise#a#kan oleh tekanan oksigen lingkungan yang rendah (pada ketinggian atau adanya gas nitrogen atau oleh ketidak"a"puan oksigen untuk "en%apai dan "ene"#us "e"#ran kapiler al(eoli (penyakit paru dan hipo(entilasi $. A!oksia a!emik Dise#a#kan oleh ju"lah he"oglo#in yang "engikat dan "e"#a3a oksigen dala" darah "enurun$ se"entara oksigen yang "asuk kedala" darah %ukup. 'enye#a#nya: ane"ia dan kera%unan kar#on "onoksida. %. Hipoksia ata& iskemia 'if&s Diaki#atkan oleh: kadar oksigen dala" darah "enurun %epat sekali atau aki#at +D, yang "enurun "endadak. 'enye#a# uta"nya: o#struksi jalan napas (ter%ekik$ tenggelah$ "ati le"as $ o#struksi arteri sere#ral se%ara "asi! (digantung $ dan penurunan %urah jantung se%ara "endadak (asistole$ arit"ia #erat$ sinkop (asodepressor$ e"#oli pul"onal$ perdarahan siste"ik "asi! . 0ro"#osis atau e"#oli$ purpura tro"#ositopeni teo"#otika$ koagulasi intra(askulari dise"inata$ endokarditis #akterial akut$ "alaria !alsi!aru"$ e"#oli le"ak dapat "eni"#ulkan iske"ia "ulti!okal yang luas dan "e"#erikan ga"#aran iske"ia sere#ral di!us akut. (. Ga!))&a! metabolisme karbohi'rat 4eliputi hiperglike"ia$ hipoglike"ia$ dan asidosis laktat. 'enye#a# potensial ti"#ulnya ko"a pada D4 %ukup #er(ariasi$ antara lain: hiperos"olaritas$ ketoasidosis$ asidosis laktat$ iatrogenik$ hiponatre"ia$ koagulasi intra(askularis dise"inata$ hipo!os!ate"ia$ ure"ia$ in!ark otak dan hipotensi. -elain itu$ pada in!ark otak$ %edera kepala$ dan "eningitis kadar glukosa darah dapat "eningkat. .ipoglike"ia dapat dise#a#kan oleh D4 (tidak dio#ati$ atau sesudah dio#ati dengan sul!onil urea$ !en!or"in$ insulin $ alkohol$ o#at / o#atan (inhi#itor "onoa"in oksidase $ puasa$ tu"or pankreas$ dan penyakit endokrin lainnya "isalnya hipotiroidis"e dan hipopituitaris"e. .ipoglike"ia "engangguan sintesis asetilkolin didala" otak sehingga terjadi #lokade jalur kolinergik. &egagalan trans"isi kolinergik "engaki#atkan penurunan !ungsi #e#erapa asa" a"ino yaitu gluta"at$ gluta"in$ 5+1+$ alanin. -edangkan aspartat "eningkat e"pat kali dan a"onia "eningkat e"pat #elas kali yang "engaki#atkan penurunan kesadaran hingga ko"a. .ipoglike"ia akan "engganggua korteks otak se%ara di!us$ atau "engganggu !ungsi #atang otak$ atau keduanya. 0erdapat kerusakan neuron se%ara dini dan paling #erat dikorteks otak$ se"entara neuron di#atanga otak dan ganglia #asalis le#ih ringan kerusakannya.

11

*. Ga!))&a! keseimba!)a! asam basa 4eliputi asidosis respiratorik$ dan "eta#olik serta alkalosis respiratorik dan "eta#olik. .anya asidosis respiratorik yang #ertindak se#agai penye#a# langsung ti"#ulnya stupor dan ko"a. +sidosis "eta#olik le#ih sering "eni"#ulkan deliriu" dan o#tundasi. +. Uremia 'ato!isiologinya #elu" jelas karena urea #ukan #ahan toksik #uat otak. ,. Koma hepatik 4eningkatnya kadar a"onia dala" darah diotak "erupakan !aktor uta"a terjadinya ko"a hepatiku". +"onia dala" kadar tinggi dapat #ersi!at toksik langsung terhadap otak dan selain itu a"onia juga "enganggu po"pa natriu" dan "enganti kaliu" intraseluler serta a"onia juga "engganggu "eta#olis"e energi sel otak sehingga "irip dengan keadaan hipoksia. 1-. Defise!si itami! . -ering kali "engaki#atkan deliriu"$ de"ensia$ dan stupor. De!isiensi tia"in "eni"#ulkan penyakit 6erni%ke yaitu suatu ko"pleks gejala yag dise#a#kan oleh kerusakan neuron dan (askular disu#stansia grisea$ sekitar (entrikulus$ dan a7uaduktus.

Koma 'ie!sefalik 1. /esi i!frate!torial 'ada u"unya #er#entuk proses desak ruang ('D8 atau spa%e o%%upying pro%ess (-,' $ "isalnya gangguan peredaran darah otak (5'D, ) stroke dala" #entuk perdarahan$ neoplas"a$ a#ses$ ede"a otak$ dan hidrose!alus o#struksti!. 'D8 "engaki#atkan peningkatan 02& dan terjadi penekanan !or"atio retikularis di"esense!alon dan diense!alon (herniasi otak . ". Her!iasi se!tral Dise#a#kan peningkatan 02& se%ara "enyeluruh. 0erjadi herniasi otak "elalui tentoriu" sere#elli se%ara si"etris. 'enye#a# tersering: perdarahna tala"us$ ede"a otak akut$ dan hidrose!alus o#strukti! akut. #. Her!iasi &!k&s 4erupakan herniasi lo#us te"poralis #agian "esensial teruta"a unkus. .erniasi dise#a#kan oleh ko"presi rostrokaudal progresi! "elalui e"apat tahap yaitu: a. 'enekanan terhadap diense!alon dan nukleus hipotala"us #. 'enekanan "esense!alon sehinga "engaki#atkan 9.222 ispilateral akan terjepit diantara arteri sere#ri posterior dan arteri sere#elli superior sehingga terjadi o!tal"oplegi ipsilateral. %. 'ons akan tertekan dilanjutkan dengan penekanan terhadap "edula o#longata d. 0ahap agonia 12

:aktor penye#a#: 5'D,$ neoplas"a$ a#ses dan ede"a otak. $. Her!iasi 0i!)&li 0erjadi di#a3ah !akls sere#ri yang dise#a#kan oleh penekanan dari satu sisi he"is!er otak. +ki#atnya$ siste" arteri dan (ena sere#ri tertekan sehingga "engganggu lo#us !rontalis #agian pun%ak dan "edial. &eadaan ini akan "eni"#ulkan inkontinensia urin dan al(i serta gejala gegenhalten dan negati(is"e "otorik atau paratonia (setiap ransangan akan ti"#ul gerakan "ela3an se%ar re!lektorik . %. /esi i!frate!torial 4eliputi dua "a%a" proses patologik dala" ruang in!ratentorial (!ossa kranii posterior yaitu perta"a$ proses diluar #atang otak atau sere#ellu" yang "endesak siste" retikularis$ dan yang kedua "erupakan proses didala" #atang otak yang se%ara langsung "endesak dan "erusak siste" retikularis #atang otak. 'roses yang ti"#ul #erupa: a. 'enekanan langsung terhadap teg"entu" "esense!alon (!or"atio retikularis . #. .erniasi sere#ellu" dan #atang otak ke rostral "ele3ati tentoriu" sere#elli yang ke"udian "enekan !or"atio retikularis di "esense!alon. %. .erniasi tonsilo;sere#ellu" ke#a3ah "elalui !ora"en "agnu" dan sekaligus "enekan "edulla o#longata. 'enye#a#: 5'D, di #atang otak atau sere#ellu"$ neoplas"a$ a#ses$ atau ede"a otak.

(.+ Penilaian kesadaran Derajat kesadaran ; )ompos mentis ! )eadaan 0aspada dan terjaga pada seseorang yang bereaksi sepenuhnya dan adekuat terhadap rangsang visual' auditorik dan sensorik. ; 4pati ! 7ikap a&uh tak a&uh' tidak segera menja0ab bila ditanya. ; Delirium ! )esadaran menurun disertai keka&auan mental dan motorik seperti disorientasi' iritatif' salah persepsi terhadap rangsang sensorik' sering timbul ilusi dan halusinasi. ; 7omnolen ! Penderita mudah dibangunkan' dapat bereaksi se&ara motorik atau verbal y a n g layak tetapi setelah memberikan respons' ia terlena kembali bila r a n g s a n g a n dihentikan. ; 7opor <stupor= ! Penderita hanya dapat dibangunkan dalam 0aktu singkat oleh rangsang nyeri yang hebat dan berulang-ulang. ; )oma ! Tidak ada sama sekali ja0aban terhadap rangsang nyeri yang bagaimana pun hebatnya. Penentuan tingkat kesadaran
13

,atas antara berbagai derajat kesadaran tidak jelas. /ntuk menentukan d e r a j a t g a n g g u a n kesadaran dapat digunakan! 4. Alasgo0 *oma 7&ale B A * 7 ,. Alasgo0 Pitsburgh *oma 7&ale B AP*7 <modifikasi *A7= Pada A7* tingkat kesadaran dinilai menurut ( aspek ! 1. )emampuan membuka mata ! C opening B 2. 4ktifitas motorik ! .DTD% response B. (. )emampuan bi&ara ! E %,4? response B E 1. )emampuan membuka mata a. Dapat membuka mata sendiri se&ara spontan ! + b. Dapat membuka mata atas perintah ! ( &. Dapat membuka mata atas rangsang nyeri ! 2 d. Tidak dapat membuka mata dengan rangsang nyeri apapun ! 1 2. 4ktifitas motorik Dinilai anggota gerak yang memberikan reaksi paling baik dan tidak dinilai pada anggota gerak dengan fraktur/kelumpuhan. ,iasanya dipilih lengan karena gerakannya lebih bervariasi daripada tungkai. a. .engikuti perintah ! 2 b. 4danya gerakan untuk menyingkirkan rangsangan ! yang diberikan pada beberapa tempat &. Aerakan fleksi &epat disertai dengan abduksi bahu ! + d. Aerakan fleksi lengan disertai aduksi bahu ! ( e. Aerakan ekstensi lengan disertai aduksi ! 2 f. Tidak ada gerakan ! 1 (.)emampuan bi&ara .enunjukkan fungsi otak dengan integritas yang paling tinggi. a. Drientasi yang baik mengenai tempat' orang dan 0aktu ! b. Dapat diajak bi&ara tetapi ja0aban ka&au ! + &. .engeluarkan kata-kata yang tidak dimengerti ! ( d. Tidak mengeluarkan kata' hanya bunyi ! 2 e. Tidak keluar suara ! 1 5. Memahami dan menjelaskan kasus kegawatdaruratan mata

14

)edaruratan mata adalah keadaan mata yang memerlukan tindakan segera' tanpa itu akanmenyebabkan kebutaan atau gangguan penglihatan yang berat dan menetap. )edaruratan mata ada + ma&am ! 1. Alau&oma akut ,iasanya terjadi pada usia diatas +# tahun. )eluhan ! o )emunduran penglihatan yang berlangsung &epat. o 1yeri dimata dan sekitarnya o .ual dan muntah Pada mata terlihat ! o 5njeksi siliar o dema kornea o ,ilik mata depan dangkal o Pupil lebar dan refleksnya menghilang o ?ensa keruh dan kehijauan. o Tekanan intraokuler tinggi.

Penatalaksanan ! segera berikan ! 4seta@olamid -##mg oral' kemudian 2-# mg/+ jam.

15

Pilokarpin F*? 2-2$ 1 tetes/jam selama penserita bangun. .ata t i d a k u s a h ditutup. Dapat diberikan pula <bila tidak dikontraindikasikan= m o r f i n 1 # m g i m d a n deksametason #.- mg im. 8angan diberi dia@epam.

2+ jam kemudian ! - ,ila tekanan intrao&ular telah normal' segera lakukan iridektomi perifer. - ,ila tekanan intrao&ular tetap tinggi' berikan infuse ! o ?arutan manitol 2#$ 2# tetes/ menit selama ( jam atau o ?arutan ureum (#$ (# tetes/menit selama ( jam atau o ?arutan gliserin dalam air -#$ 1-#-2## ml oral. 7etelah tekanan intraokular berhasil diturunkan segera lakukan filtering. - 7elama operasi belum mungkin' pengobatan diteruskan dengan &ara y a n g s a m a setiap harinya. 2. /lkus kornea /lkus kornea yang &epat menimbulkan perforasi ialah ulkus sentra. Pennyebab utamanya adalah pseudomonas pyo&yaneus' pneumo&o&&us. )eluhan ! o Penglihatan mundur' silau dan mata berair terus menerus. o 1yeri sekitar mata dan seisi kepala. o ,iasanya didahului trauma ringan pada mata. Pada mata terlihat ! o 5njeksi siliar dan dapat disertai pula dengan injeksi konjungtiva. o )ornea keruh' keputihan dengan permukaan men&ekung' bila disebabkan jamur'permukaannya dapat menonjol karena timbunan jaringan nekrotik. Penatalaksanaan ! ,eri tetes mata larutan atropine sulfat 1$ (-+ kali/hari 4ntibiotik' bila dalam bentuk tetes mata' berikan 2 tetes/jam atau dalam bentuk salep mata (-- kali/hari. ,ila ada gunakan antibiotik yang efektif untuk pseudomonas seperti terramy&in dengan polymiGin , sulfate' garamy&in. ,erikan juga se&ara sistemik antibiotik yang berspektrum luas dengan dosis tinggi. Eitamin 4' sekurang-kurangnya 1##.### / .ata ditutup dengan kasa steril. ,ila keadaan tidak membaik atau memberat' mungkin penyebabnya adalah jamur. .aka dilakukan ! Debridement sampai bersih' lalu bilas dengan larutan garam faal steril. 7etelah itu diberi salep antijamur tiap jam misalnya! preparat amfoterisin ,' preparat nistatin. 7ebaiknya usahakan pengiriman ke spesialis mata agar dapat segera diambil tindakan bila terjadi perforasi. (. /veitis anterior Penyakit ini &enderung kronik' tetapi tindakan dini yang tepat dapat menyelamatkan mata dari kebutaan. )eluhan ! o Penglihatan mundur' silau dan pegal disekitar dan dalam mata.

16

o Tidak ada sekret ataupun lakrimasi. Pada mata terlihat! o 5njeksi siliar o )ornea jernih atau berber&ak-ber&ak &oklat di bagian dalam. o ,ilik mata depan suram' kadang-kadang ada hipopion. o 5ris pu&at' lipatannya berkurang atau menghilang. o Pupil ke&il' kadang-kadang tepinya tidak rata. Penatalaksanaan ! ,eri tetes mata larutan atropine sulfat 1$ ( kali/hari ,eri tetes mata mengandung kortikosteroid dengan atau tanpa &ampuran antibiotik setiap 2 jam. ,ila berbentuk salep' berikan (-- kali/hari .ata sebaiknya ditutup dengan kasa steril. 7ebaiknya dikirimkan ke spesialis mata karena dapat menimbulkan komplikasi yang menetap. +. Trauma mata Trauma pada mata menimbulkan rasa takut dan kegelisahan yang besar' oleh karena itu kita harus bertindak &epat dan tepat.

.a&am-ma&am trauma mata ! 1.Trauma tajam mata/trauma perforatum ,iasanya mudah didiagnosis bila luka luas karena akan selalu ada jaringan intraokuler yang prolaps. Penatalaksanaan ! )onservatif ! ,erikan salep mata antibiotik (-- kali/hari' lalu tutup dengan kasa steril. ,erikan antibioti& sistemik dengan dosis tinggi. 4T7 1-## / im' pada anak 3-# / im. ,ila terjadi perforasi ke&il H + mm dapat diharapkan sembuh dengan &ara diatas. Tetapi bila luas I +mm harus disertai dengan tindakan operatif yang sebaiknya dilakukan di spesialis mata. 2. Trauma tumpul mata .erupakan peristi0a yang sangat sering terjadi. )erusakan yang terjadi juga sangat bervariasi. Trauma tumpul mata dapat diakibatkan benda yang keras atau benda yang tidak keras dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan keras ataupun lambat. - Trauma tumpul konjungtiva o dema konjungtiva' edema konjungtiva yang berat dapat mengakibatkan palpebra tidak menutup sehingga bertambah rangsangan terhadap konjungtiva. Fal ini dapat di&egah dengan pemberian dekongestan untuk men&egah pembendungan &airan dalam s e l a p u t l e n d i r k o n j u n g t i v a . P a d a k e a d a a n y a n g l e b i h b e r a t d a p a t dilakukan insisi. o Fematoma subkonjungtiva' terjadi akibat pe&ahnya pembuluh darah yang terdapat pada atau diba0ah konjungtiva. ,ila perdarahan terjadi karena
17

trauma tumpul maka perlu dipastikan bah0a tidak ada robekan d i b a 0 a h j a r i n g a n k o n j u n g t i v a a t a u s k l e r a . , i l a t e k a n a n b o l a m a t a rendah dengan pupil lonjong disertai tajam penglihatan menurun dan hematoma subkonjungtiva maka sebaiknya dilakukan eksplorasi bola mata untuk men&ari kemungkinan adanya ruptur bulbus okuli. Penanganan dini adalah dengan kompres hangat. - Trauma tumpul pada kornea o dema kornea' akan memberikan keluhan penglihatan kabur dan terlihatnya pelangi s e k i t a r b o l a l a m p u / s u m b e r & a h a y a y a n g d i l i h a t . ) o r n e a a k a n terlihat keruh. dema kornea yang berat akan mengakibatkan masuknya serbukan sel radang dan neovaskularisasi kedalam jaringan stroma kornea. Pengobatan yang diberikan adalah larutan hipertonik seperti 1a*? -$ atau larutan garam hipertonik 2-6$' glukosa +#$ dan larutan albumin. ,ila terjadi peningkatan T5D berikan aseto@olamid. o rosi kornea' merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea yang dapat diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. Pasien akan merasa sakit sekali' mata berair' dengan blefarospasme' lakrimasi' fotofobia dan penglihatan akan terganggu oleh media kornea yang keruh. Pe0arnaan florensensi akan ber0arna hijau. ,erikan anestesi lokal untuk pemeriksaan visus. /ntuk men&egah adanya infeksi beri antibiotik spektrum luas.

- Trauma tumpul uvea o 5ridoplegia' terjadi kelumpuhan otot sfingter pupil sehingga pupil menjadi lebar d a n m i d r i a s i s . P a s i e n a k a n s u k a r m e l i h a t d e k a t k a r e n a g a n g g u a n akomodasi' silau akibat gangguan pengatur masuknya sinar pada pupil. Pupil terlihat tidak sama besar dan bentuknya menjadi irregular. Pupil tidak bereaksi dengan &ahaya. Pasien sebaiknya diistirahatkan saja. o 5ridodialisis' pupil berubah bentuk akibat trauma. Pasien akan melihat ganda dengan satu matanya. 7ebaiknya dilakukan pembedahan dengan melakukan reposisi pangkal iris yang terlepas. o Fifema - Trauma tumpul pada lensa o Dislokasi lensa' terjadi akibat putusnya @onula @inii' sehingga kedudukan lensa terganggu. o 7ubluksasi lensa' terjadi akibat putusnya @onula @inii sehingga lensa berpindah tempat. Pasien akan mengeluh penglihatanya berkurang dan lensa akan memberikan gambaran pada iris berupa iridodonesis. 7 u b l u k s a s i d a p a t m e n y e b a b k a n g l a u k o m a s e k u n d e r d i m a n a t e r j a d i penutupan sudut bilik mata oleh lensa yang &embung. o ?uksasi lensa anterior' pasien akan mengeluh penglihatan menurun mendadak' disertai rasa sakit yang sangat' muntah' mata merah dengan blefarospasme. Terdapat injeksi siliar yang hebat' edema kornea' lensa didalam bilik mata depan' iris terdorong kebelakang dengan pupil yang l e b a r . T 5 D s a n g a t t i n g g i . 7 e b a i k n y a l a n g s u n g d i r u j u k d a n t e r l e b i h dahulu diberi aseto@olamid.

18

o ?uksasi lensa posterior' pasien akan mengeluh adanya skotoma pada lapangan pandangnya akibat lensa mengganggu. Pasien akan melihat normal dengan lensa J 12'# dioptri untuk jauh' *D4 dalam. 7e&epatnya dilakukan ekstraksi lensa. o )atarak trauma - Trauma tumpul pada retina dan koroid o dema retina dan koroid' penglihatan akan sangat menurun. dema retina akan menmberikan 0 a r n a r e t i n a y a n g l e b i h a b u - a b u a k i b a t s u k a r n y a m e l i h a t j a r i n g a n koroid melalui retina yang sembab. /mumnya penglihatan akan normal kembali setelah beberapa 0aktu. o 4blasi retina' pasien akan mengeluh adanya selaput seperti tabir mengganggu lapangan pandang. ,ila terkena daerah makula maka tajam penglihatan a k a n menurun. Pada pemeriksaan funduskopi terlihat retina yang ber0arna abu-abu dengan pembuluh darah terangkat dan berkelok- kelok. 7ebaiknya dirujuk se&epatnya. - Trauma tumpul saraf optik (. Trauma kimia o Trauma asam' bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi pengendapan ataupun penggumpalan protein permukaan sehingga bila konsentrasi tidak tinggi maka kerusakannya hanya pada bagian superfi&ial saja. Pengobatan dapat dilakukan dengan irigasi jaringan yang terkena se&epatnya dan selama mungkin untuk menghilangkan dan melarutkan bahan. o Trauma basa' alkali akan menembus dengan &epat ke kornea' bilik mata depan' dan sampai ke jaringan retina. Pada trauma basa akan terjadi penghan&uran jaringan kolagen kornea. ,ahan kimia alkali bersifat koagulasi sel dan terjadi proses penyabunan disertai dengan dehidrasi. .enurut klasifikasi Thoft maka trauma basa dapat dibedakan! Derajat 1! Fiperemi konjungtiva disertai dengan keratitispungtata. Derajat 2! Fiperemi konjungtiva disertai dengan hilang epitel kornea. Derajat (! Fiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea. Derajat + ! )onjungtiva perilimal nekrosis sebanyak -#$. Tindakan yang dilakukan adalah se&epatnya melakukan irigasi dengan garam fisiologik. 7ebaiknya irigasi dilakukan selama mungkin. Penderita diberi sikloplegia' antibiotik' DT4 untuk mengikat basa. +.Trauma radiasi' yang sering ditemukan sinar ultraviolet' sinar K dan sinar terionisasi. . !i"ema se#agai kasus kegawatdaruratan mata Fifema merupakan keadaan dimana terdapat darah didalam bilik mata depan' yaitu darah diantara kornea dan iris' yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan ber&ampur dengan humor aLuos yang adalah radiasi sinar inframerah'

19

jernih. Malaupun darah yang terdapat dibilik mata depan sedikit tetap dapat menurunkan penglihatan.

Gambar 1. Ilustrasi hifema

tiologi ! Fifema biasanya disebabkan oleh trauma tumpul pada mata seperti terkena bola' batu dll. 7elain itu hifema juga dapat terjadi karena kesalahan prosedur operasi mata. )eadaan lain yang dapat menyebabkan hifema namun jarang terjadi adalah adanya tumor mata seperti retinoblastoma dan kelainan pembuluh darah.

)lasifikasi ! ,erdasarkan penyebabnya hifema dibagi menjadi ! o Fifema traumatik' merupakan perdarahan pada bilik mata depan y a n g d i s e b a b k a n pe&ahnya pembuluh darah iris dan badan siliar akibat trauma pada segmen anterior bola mata. o Fifema akibat tindakan medis' misalnya kesalahan prosedur operasi mata. o Fifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan badan siliar' sehingga pembuluh darah pe&ah. o Fifema akibat kelainan sel darah merah/pembuluh darah' akibat neoplasma ,erdasarkan 0aktu terjadinya' hifema dibagi 2 ! o Fifema primer' timbul segera setelah trauma hingga hari ke-2 o Fifema sekunder' timbul pada hari ke 2-- setelah terjadi trauma. Fifema dibagi menjadi beberapa grade menurut 7heppard berdasarkan tampilan klinisnya ! Arade 5! Darah mengisi kurang dari sepertiga *D4. Arade 55! Darah mengisi sepertiga hingga setengah *D4.
2*

Arade 555! Darah mengisi hampir total *D4. Arade 5E! Darah memenuhi seluruh *D4. .anifestasi )linis ! Pasien akan mengeluh nyeri pada mata disertai dengan mata yang berair. Penglihatan pasien akan sangat menurun. Terdapat tumpukan darah yang terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya &ukup banyak. ,ila pasien duduk' hifema akan terlihat terkumpul di bagian ba0ah bilik mata depan dan hifema dapat memenuhi seluruh ruangan bilik mata depan. 7elain itu dapat terjadi peningkatan tekanan intraokular' merupakan keadaan yang harus di0aspadai karena dapat menyebabkan glaukoma sekunder.

Gambar ". Hifema pa'a 11# bilik mata 'epa!

21

Gambar 3. Hifema pada bilik mata depan


Diagnosis ! 1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan! menggunakan kartu mata s n e l l e n . E i s u s d a p a t menurun akibat kerusakan kornea' aLuos humor' iris dan retina. 2. ?apangan pandang! penurunan dapat disebabkan oleh patologi v a s k u l e r o k u l e r a t a u glaukoma (. Pengukuran tonometri! /ntuk mengetahui tekanan intra okuler. +. 7lit lamp biomi&ros&opy! /ntuk menentukan kedalaman *D4 dan irido&orneal &onta&t' aLuous flare dan sinekia posterior. -. Pemeriksaan oftalmoskop! /ntuk mengetahui struktur internal okuler. Penatalaksanaan ! - )onservatif 5stirahat baring penuh dengan elevasi kepala (# o . pada de0asa tutup kedua mata' pada anak &ukup satu mata agar tidak gelisah. Pada anak-anak yang gelisah dapat diberikan o b a t p e n e n a n g . , i a s a n y a h i f e m a a k a n d i s e r a p k e m b a l i d a n h i l a n g s e m p u r n a d a l a m beberapa hari tergantung pada banyaknya darah. /ntuk mengurangi nyeri' dapat diberikan parasetamol. Tidak disarankan pemberian jenis a s p i r i n k a r e n a s a l a h s a t u e f e k a s p i r a n a k a n m e n y e b a b k a n p e r d a r a h a n k e m b a l i p a d a hifema yang disebabkan trauma. Dbat-obatan untuk mengurangi tekanan intraokular dan kortikosteroid dapat diberikan. Diet makanan &air atau lunak agar tidak banyak mengunyah dan d e f e k a s i m u d a h d a n sedikt. Tunggu 2+ jam. - ,ila tekanan intraokular menurun atau normal' pengobatan diteruskan. - ,ila tekanan intraokular tetap tinggi lakukan parasentesis. Paresentesis sebaiknya dilakukan di spesialis mata. 5ndikasinya ! ; Terdapat glau&oma sekunder akibat hifema. ; Fifema yang penuh dan ber0arna hitam. ; ,ila setelah - hari tidak ada tanda-tanda hifema akan berkurang. $ama sakit &5 hari 5-1' hari (1' hari )omplikasi ! Tekanan intra%kuler n%rmal )onservatif )onservatif Parasentesis Tekanan intra%kuler meninggi 4seta@olamid (G2-# mg J hemostatik Parasentesis Parasentesis

22

)omplikasi tersering adalah peningkatan tekanan intraokuler <I (- mmFg selama 3 hari atau -# mmFg selama - hari= oleh karena terjadinya perdarahan sekunder yang &enderung lebih berat dibandingkan dengan yang pertama. 5stirahat sangat penting untuk men&egah terjadinya perdarahan kedua ini. Peningkatan tekanan biasanya memberi respon terhadap terapi medis namun kadang membutuhkan intervensi bedah. ,ila hifema telah membaik' mata harus diperiksa untuk men&ari komplikasi lain akibat trauma tumpul. Prognosis ! 4kan membaik' jika penanganan dilakukan se&ara tepat dan &epat.

5. Memahami dan menjelaskan ke#utaan dalam kasus kegawatdaruratan )riteria buta menurut MFD dan /15* F! buta adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan penglihatannya sebagai hal yang esensial sebagaimana orang sehat. MFD menganjurkan agar kriteria kebutaan untuk negara y a n g s e d a n g b e r k e m b a n g i a l a h t a j a m p e n g l i h a t a n ( / 2 # a t a u l e b i h r e n d a h y a n g t i d a k d a p a t dikoreksi. tiologi ! Penyebab kebutan yang utama di negara yang sedang berkembang adalah katarak. 7elain itu juga trakoma' lepra' onkoserkariasi dan Geroptalmia. Di negara-negara yang sudah berkembang kebutaan berhubungan dengan proses penuaan. Diagnosis ! - Pemeriksaan visus dan lapangan pandang - )ategori gangguan penglihatan )ateg%ri *englihatan Penglihatan rendah Penglihatan rendah )e#utaan )e#utaan )e#utaan 1 2 ( + gangguan )etajaman *englihatan (dik%reksi ter#aik) 2/6 (/1# 2#/3# 2/2# 1/1# 2#/2## (/2# <menghitung jari jarak ( m= 1/2# 2#/+## 1/2# <menghitung jari jarak 1 m= 1/-# -/(## Tidak ada persepsi &ahaya

,eberapa penyakit yang bisa menyebabkan kebutaan!


23

)atarak )atarak adalah kelainan pada mata yang diakibatkan karena adanya pengapuran pada lensa mata. )atarak hanya bisa dihilangkan dengan jalan operasi.

Buta +arna ,uta 0arna diyakini berhubungan dengan kurangnya sel-sel keru&ut tertentu pada retina' misalnya buta 0arna merah dan hijau yang disebabkan karena tidak adanya sel-sel keru&ut merah dan hijau pada retina.

,a#un -enja %abun senja merupakan kelainan pada mata yang disebabkan karena kurangnya pigmen rodopsin yang berguna untuk pengelihatan pada saat &ahaya redup. Fal ini disebabkan karena kurangnya asupan vitamin 4 yang merupakan bagian dari pigmen rodopsin. .lauk%ma Alaukoma adalah mun&ulnya lingkaran hijau pada iris karena tekanan di dalam mata meningkat. Penyakit ini hanya dapat disembuhkan dengan operasi. Penatalaksanaan ! %ehabilitasi orang buta Tujuan rehabilitasi ! o .engembalikan ke dalam masyarakat. o /ntuk meringankan beban keluarga dan masyarakat.
24

o .emelihara keper&ayaan kepada diri sendiri %ehabilitasi meliputi ! o .emberi dorongan' menghindari terjadinya depresi o .emelihara' menggunakan indra yang tersisa se-intensif mungkin' dimana ia d a p a t m e n g e n a l a l a m s e k i t a r n y a m e l a l u i p e n d e n g a r a n ' p e r a b a a n ' p e m b a u d a n sebagian besar melalui ilham o Pendidikan khusus. o ?apangan kerja yang sesuai. o )erjasama atau toleransi masyarakat dan pemeliharaan khusus. o /saha menolong orang yang sudah buta. ?atihan mobilitas dan anjing penuntun' merupakan hal terpenting dalam rehabilitas orang buta. ,raile' system memba&a untuk orang buta yang sangat efektif. Perangkat elektronik' optakon adalah alat elektronik yang mengubah bayangan visual huruf-huruf menjadi bentuk taktil. Pen&egahan ! o .en&egah penyakit-penyakit infeksi misalnya trakoma' lepra dan onkoserkariasis sertaGeroftalmia yang merupakan penyakit non-infeksi. o .eningkatkan asupan vitamin 4 untuk men&egah Geroftalmia. o .en&egah terjadinya katarak. o Penyakit-penyakit herediter dapat di&egah melalui konsultasi genetik. o ) e r j a s a m a p e m e r i n t a h d g n o r g a n i s a s i d a l a m m e m b a n t u orang buta.

25

Anda mungkin juga menyukai