Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH BIAYA PEMELIHARAAN TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (Studi Kasus pada Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya) Disusun

oleh EGA NUGRAHA NPM 053403060 Pembimbing H. Maman Suherman, M.M., Ak. Rd. Neneng Rina, MM. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, bagaimana biaya pemeliharaan di perusahaan, bagaimana pendapatan operasional di perusahaan, bagaimana pengaruh biaya pemeliharaan terhadap pendapatan operasional pada Perusahaan Pengolahan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data dimana penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Pengolahan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi sederhana dengan skala pengukuran rasio. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biaya pemeliharaan setiap tahun mengalami peningkatan, pendapatan operasional setiap tahun mengalami peningkatan dan pengujian mengenai pengaruh biaya pemeliharaan terhadap pendapatan operasional yaitu biaya pemeliharaan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan operasional. Kata kunci: biaya pemeliharaan, pendapatan operasional

The research objective to know (1) the maintenance cost in company, (2) the operational revenue in company, (3) the influence maintenance cost to operational revenue at Wood Processing Company Persada Kusen Tasikmalaya. Method applied in this research is analytical descriptive method with case study approach. Data collecting technique by through primary data that is data obtained directly from data sourch where is research executed in Wood Processing Company Persada Kusen Tasikmalaya and secondary data that is data obtained from literature and the bibliography are relationship with problem which will be cecked. Analyzer applied is simple regression test with measurement scale of ratio. Testing of hypotesis by using test t. Result of research indicates that maintenance cost is increasing every year, operating revenue is increasing every

year and testing about maintenance cost influence to operational revenue that is maintenance cost had an effect on significant to operational revenue. Keywoard: maintenance cost, operational revenue

Latar Belakang Sebagai perusahaan pengolahan kayu yang banyak menggunakan aktiva tetap, Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya memerlukan biaya pemeliharaan baik berupa biaya pemeliharaan mesin, biaya pemeliharaan kendaraan dan biaya pemeliharaan peralatan maupun biaya pemeliharaan bangunan yang luas dalam menjalankan operasinya. Oleh karena itu, Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya harus menetapkan pilihan yang tepat tentang bagaimana menanamkan sumber dayanya yang terbatas untuk memperoleh aktiva operasional yang dibutuhkan guna meraih sasaran serta tujuannya. Karena semua aktiva yang membutuhkan biaya pemeliharaan tersebut akan berpengaruh terhadap pendapatan yang akan diperoleh perusahaan dari kegiatan operasi tersebut. Adanya pemeliharaan pada perusahaan akan melibatkan serangkaian masalah yang relatif kompleks yang harus ditangani oleh manajemen perusahaan, karena biaya pemeliharaan biasanya merupakan komitmen jangka panjang (long term financing) dan memerlukan dana yang cukup besar. Oleh karena itu, pengambilan keputusan berkaitan dengan biaya pemeliharaan khususnya terhadap aktiva tetap diperlukan analisis dan pertimbangan yang matang. Suatu kebijakan yang kurang tepat dalam pengelolaan aktiva tetap ini akan mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan, karena penggunaan aktiva tetap merupakan sarana yang dapat memperlancar produktivitas operasi perusahaan sehingga diperlukan biaya pemeliharaan. Sejalan dengan lancarnya biaya pemeliharaan yang dikeluarkan tersebut maka akan berpengaruh terhadap pendapatan operasional perusahaan, jika tidak terjadi kerusakan pada aktiva tetap secara otomatis operasional perusahaan akan lancar. Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya dituntut untuk lebih mengutamakan teknis dan perencanaan yang matang, untuk mengantisipasi apabila peralatan atau aktiva tetap lainnya tidak dapat dioperasikan karena mengalami kerusakan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan kegiatan pemeliharan dan perbaikan secara teratur. Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan memerlukan suatu pemeliharaan guna kelancaran aktivitas perusahaan. Pemeliharaan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan operasi perusahaan kerena aktivitas tersebut akan menentukan tingkat kelancaran dan efisiensi kerja. Untuk menjamin kelangsungan kegiatan operasional perusahaan dan menjaga fasilitas aktiva tetap agar selalu dalam kondisi baik dan siap pakai, diperlukan kegiatan pemeliharaan yang teratur. Dalam kegiatan pemeliharaan ini diperlukan sejumlah pengeluaranpengeluaran yang disebut untuk pemeliharaan. Pengeluaran biaya pemeliharaan yang terkoordinasi dan terencana akan mempengaruhi perolehan pendapatan

operasional perusahaan. Karena dengan adanya biaya pemeliharaan yang baik, dapat menjaga kondisi atau keadaan aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap yang berjalan dengan lancar akan mampu meningkatkan pendapatan operasional perusahaan. Biaya pemeliharaan yang terencana akan mampu menghasilkan pendapatan operasional yang stabil. Biaya pemeliharaan aktiva perusahaan pengolahan kayu khususnya peralatan, akan berhubungan langsung dengan perolehan pendapatan operasional perusahaan. Jadi, hal terpenting dalam perusahaan pengolahan kayu untuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar dari target yang diinginkan adalah kondisi mesin potong dan mesin lainnya yang selalu baik, tenaga kerja yang produktif, serta pelayanan untuk konsumen dalam memberikan hasil yang memuaskan. Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah diuraikan di atas dan beberapa penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Biaya Pemeliharaan terhadap Pendapatan Operasional. (Studi kasus pada Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya). Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan di atas, identifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana biaya pemeliharaan aktiva tetap pada Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya. 2. Bagaimana pendapatan operasional pada Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya. 3. Bagaimana pengaruh biaya pemeliharaan aktiva tetap terhadap pendapatan operasional pada Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui biaya pemeliharaan aktiva tetap pada Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya. 2. Untuk mengetahui pendapatan operasional pada Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya. 3. Untuk mengetahui pengaruh biaya pemeliharaan aktiva tetap terhadap pendapatan operasional pada Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya. Tinjauan Pustaka Biaya Pemeliharaan Berkaitan dengan aktiva tetap yang mempunyai umur yang lebih panjang, maka perusahaan perlu melakukan kegiatan pemeliharaan serta perbaikan aktiva tetap yang telah dimiliki agar aktiva tetap tersebut selalu dalam kondisi baik.

Untuk sesuatu hal tersebut perusahaan memerlukan sejumlah dana atau disebut juga biaya untuk pemeliharaan. Dalam rangka untuk menghasilkan pendapatan yang besar adalah merupakan tujuan utama dari setiap perusahaan, untuk memenuhi tujuan tersebut perusahaan harus mampu menekan biaya serendah mungkin. Karena biaya merupakan unsur usaha yang secara fisik harus dikorbankan demi kepentingan dan kelancaran perusahaan. Maka dari itu akan dijelaskan lebih lanjut dari definisi biaya, penggolongan biaya, pengukuran biaya, dan pengakuan biaya. Definisi biaya pemeliharaan yang dikemukakan oleh Zaki Baridwan (2001:245), adalah sebagai berikut: Biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aktiva agar berada dalam kondisi operasi yang baik. Menurut Mulyadi (2007:194) adalah sebagai berikut: Biaya yang dikeluarkan berupa suku cadang (spare part), biaya bahan pakai (factory suplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan equipment, kendaraan, perkakas, laboratorium, dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik. Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memasang, menyesuaikan, mempertahankan, memperbaiki, dan menginspeksi aktiva yang digunakan untuk keperluan perusahaan agar berada dalam kondisi operasi yang baik sesuai standar pemeliharaan yang efektif menurut perusahaan. Adapun tujuan utama pemeliharaan menurut Sofjan Assauri (2004:95), adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. 2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan yang tidak terganggu. 3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan salama waktu yang telah ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai hal tersebut. 4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien keseluruhannya. 5. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. 6. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan return of invesment yang sebaik mungkin dan total biaya yang rendah. Menurut Sofjan Assauri (1999:104), tujuan dari kegiatan perbaikan kendaraan adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjamin kelancaran mesin dan peralatan produksi agar dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. 2. Untuk menjaga mesin dan peralatan produksi berada pada tingkat yang tetap. 3. Untuk menunjang proses kelancaran aktiva perusahaan. 4. Untuk menjaga peralatan yang dimilki perusahaan dapat digunakan sesuai dengan masa manfaat yang diperkirakan. Pendapatan Operasional Pada umumnya pendapatan merupakan unsur utama dalam laporan keuangan, dan sering digunakan sebagai salah satu ukuran untuk melihat sejauhmana kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah untuk memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya. Pendapatan yang memadai yang sesuai dengan jumlah investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk dan jasa, sesuai dengan pertumbuhan jangka panjang. Pendapatan merupakan aliran masuk sumbersumber atau kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban dari suatu entitas (atau kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi inti yang berkelanjutan atau usaha pokok dari suatu entitas terkait. (Harnanto,2002:388). Menurut Kusnadi (2000:19), mendefinisikan pendapatan operasional sebagai berikut: "Pendapatan operasional (operating revenue) adalah pendapatan yang diterima perusahaan yang ada kaitan langsung dengan usaha pokok perusahaan. Menurut Hendriksen (2000:377), adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk atau penambahan lainnya pada aktiva suatu satuan usaha, penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa/kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama atau pusat dari satuan usaha yang berkesinambungan. Sedangkan definisi pendapatan menurut IAI dalam SAK (2007:23.2), adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan operasional pada intinya merupakan peningkatan bruto akibat adanya kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban dari suatu entitas (atau kombinasi keduanya) yang diterima perusahaan yang ada kaitan langsung dengan operasi inti perusahaan. Sumber Pendapatan Operasional Hendriksen (2000:379), mengemukakan pendapatan adalah sebagai berikut:

bahwa

sumber-sumber

In addition to sales resources other than product, such as plan and equipment and invesment. Pada dasarnya terdapat dua pandangan mengenai pendapatan adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan meliputi seluruh perubahan aktiva neto yang disebabkan oleh aktivitas penciptaan pendapatan akibat penjualan. 2. Hanya hasil aktivitas yang menciptakan pendapatan operasi yang dimasukan dalam pendapatan, sedangkan pendapatan investasi dan keuntungan penjualan aktiva tetap tidak termasuk pendapatan. Jadi pandangan ini menekankan adanya perbedaan jelas antara pendapatan dan keuntungan. Berdasarkan pembahasan diatas sumber-sumber pendapatan tersebut dapat disimpulkan yaitu diperoleh dengan 2 (dua) cara, antara lain: 1. Operating revenue Pendapatan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan sesuai dengan jenis usahanya yang berlangsung secara berulang-ulang. 2. Non operating revenue Pendapatan yang bersumber dari kegiatan diluar aktivitas utama perusahaan seperti pendapatan dari transaksi modal, laba penjualan yang bukan produk perusahaan. Menurut IAI dalam SAK (2007:23.1), mengemukakan bahwa pendapatan timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi sebagai berikut: 1. Penjualan barang Barang meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali. Seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dijual untuk dibeli kembali. 2. Penjualan jasa Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama satu periode waktu yang disepakati oleh perusahaan. Jasa tersebut dapat diserahkan selama satu periode atau selama lebih dari satu periode. Beberapa kontrak penjualan jasa yang timbul kontruksi, misalnya kontrak penjualan jasa mengenai manajer proyek dari arsitek. 3. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain untuk menghasilkan bunga, royalti, dan deviden. a. Bunga, yaitu pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas atau jumlah terhutang kepada perusahaan; b. Royalti, yaitu pembebanan untuk jangka panjang perusahaan, misalnya paten, merk dagang, hak cipta, dan perangkat lunak komputer; dan c. Deviden, yaitu distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu. Hipotesis Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa biaya pemeliharaan dapat menambah umur aktiva tetap sehingga aktiva tetap dapat terus digunakan. Oleh karena itu aktiva terus digunakan guna menghasilkan produk yang banyak yang nantinya akan menghasilkan pendapatan operasional. Sehingg berdasarkan

uraian tersebut maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut: biaya pemeliharaan berpengaruh terhadap pendapatan operasional. Metode Penelitian Metode yang Digunakan Metode yang digunakan adalah metode deskriptif verifikasi yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan membandingkan teori dengan kenyataan di lapangan. Teknik Analisis Data Rancangan analisis data yang digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh Biaya Pemeliharaan terhadap Pendapatan operasional meliputi penetapan statistik uji dan pengujian hipotesis yaitu sebagai berikut: 1. Analisis regresi sederhana Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional antara Biaya Pemeliharaan (X) terhadap Pendapatan operasional (Y) , dengan persamaan sebagai berikut: Y = a + bX + Dimana : X = Biaya Pemeliharaan Y = Pendapatan operasional a = nilai Intercept/bilangan konstan b = Koefisien Regresi variable dependen = Random Error/komponen kesalahan Random. Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, menulis memperoleh datadata berupa data biaya pemeliharaan dan data pendapatan operasional Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya tahun 2002-2011. Selanjutnya untuk mengetahui biaya pemeliharaan, pendapatan operasional dan pengaruh biaya pemeliharaan terhadap pendapatan operasional maka penulis mengolah data menggunakan software SPSS. Biaya Pemeliharaan pada Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya Setelah aktiva dimiliki perusahaan, kegiatan pemeliharaan aktiva tetap merupakan suatu hal yang umum dilakukan perusahaan. Dalam perusahaan pembuatan bahan bangunan, pemeliharaan aktiva khususnya mesin, gedung dan kendaraan merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan perusahaan. Karena pemeliharaan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan operasi perusahaan, sehingga dari aktivitas tersebut akan menentukan tingkat kelancaran dan efisiensi kerja. Untuk menjamin kelangsungan kegiatan operasional perusahaan dan menjaga fasilitas aktiva tetap agar selalu dalam

kondisi baik dan siap pakai, diperlukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang teratur. Adapun data mengenai Biaya Pemeliharaan pada Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya selama delapan tahun terakhir, yaitu tahun 2002 sampai dengan 2011 dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini: Tabel 1 Biaya Pemeliharaan Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya Periode 2002-2011 Biaya Pemeliharaan Tahun Kendaraan (Rp) Biaya Pemeliharaan Bangunan & Inventaris (Rp) 2002 3.824.900 2.940.500 5.234.600 2003 6.309.900 4.059.680 4.072.300 2004 3.409.300 1.304.550 2.706.580 2005 4.855.550 8.059.300 7.400.330 2006 6.837.400 8.203.450 14.344.850 2007 8.029.300 10.000.350 21.451.270 2008 12.039.400 12.039.400 12.414.622 2009 14.293.800 14.203.900 13.976.780 2010 18,475,000 10,948,500 20,951,000 2011 16,234,000 15,303,480 25,808,320 Sumber : Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya Biaya Pemeliharaan Peralatan (Rp)

Total (Rp)

Perubahan (Rp)

12.000.000 14.441.880 2.441.880 7.420.430 (7.021.450) 20.315.180 12.894.750 29.385.700 9.070.520 39.480.920 10.095.220 36.493.422 (2.987.498) 42.474.480 5.981.058 50,374,500 7,900,020 57,345,800 6,971,300

Pendapatan Operasional pada Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa, salah satu tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk memperoleh pendapatan yang sebesarbesarnya. Pendapatan yang memadai yang sesuai dengan jumlah investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk dan jasa, sesuai dengan pertumbuhan jangka panjang. Pendapatan operasional perusahaan merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, karena dengan mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh kita dapat menilai apakah manajemen perusahan tersebut berhasil atau tidak serta efisien atau tidak. Selain itu juga kita dapat meramalkan bagaimana kelangsungan perusahaan tersebut di masa yang akan datang, serta hal lain yang berhubungan dengan kelangsungan hidup perusahaan. Adapun data mengenai pendapatan operasional pada Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya selama sepuluh tahun terakhir, yaitu tahun 2002 sampai dengan 2011 dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini: Tabel 2 Pendapatan Operasional Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya

Periode 2002-2011 Pendapatan Perubahan Operasional (Rp) (Rp) 2002 739.804.000 2003 789.400.500 49.596.500 2004 775.869.400 (13.531.100) 2005 799.687.400 23.818.000 2006 835.876.850 36.189.450 2007 902.830.830 66.953.980 2008 940.093.799 37.262.969 2009 1.118.029.330 177.935.531 2010 1,275,668,000 157,638,670 2011 1,435,847,500 160,179,500 Sumber: Perusahaan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya Tahun Pengaruh Biaya pemeliharaan terhadap Pendapatan Operasional pada Perusahaan Pengolahan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya Untuk mengetahui pengaruh besarnya biaya pemeliharaan terhadap Pendapatan Operasional pada Perusahaan Pengolahan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya, maka dilakukan uji atas hipotesis. Di mana hipotesis tersebut adalah "biaya pemeliharaan berpengaruh terhadap Pendapatan Operasional". Yang berarti bahwa biaya pemeliharaan meningkat maka Pendapatan Operasional akan meningkat pula. Pada penelitian ini, analisis data menggunakan analisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi dengan menggunakan program SPSS Versi 17.0. Hasil penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis untuk melihat pengaruh biaya pemeliharaan terhadap Pendapatan Operasional. Uji Regresi Linier Sederhana Untuk mengetahui besarnya pengaruh Biaya pemeliharaan (variabel independen) terhadap Pendapatan Operasional (variabel dependen), maka digunakan alat analisis regresi linier sederhana sebagai berikut. Y = a + b(X) Hasil perhitungan regresi linier sederhana dengan menggunakan program SPSS. 17.0 dan data dalam bentuk logaritma natural diperoleh bahwa: a = 15,920 b = 0,278 Maka persamaan regresi adalah : Y = 15,920 + 0,278 (X) Berdasarkan persamaan regresi di atas maka dapat dikatakan bahwa apabila terdapat peningkatan biaya pemeliharaan sebesar 1 rupiah (X = 1) maka akan menyebabkan Pendapatan Operasional meningkat sebesar Rp. 0,278. Jadi semakin naik biaya pemeliharaan akan diikuti oleh kenaikan Pendapatan Operasional di Perusahaan Pengolahan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya. a. Analisis Korelasi

Untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara biaya pemeliharaan dengan Pendapatan Operasional, berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS. 17.0 yang terdapat dalam tabel correlations, diketahui nilai koefisien korelasi sebesar 0,822. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan yang disebabkan oleh biaya pemeliharaan terhadap Pendapatan Operasional adalah sebesar 0,822 dan angka tersebut menunjukkan terjadi korelasi yang sangat kuat. b. Analisis koefisien determinasi Untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh biaya pemeliharaan terhadap Pendapatan Operasional maka rumus yang digunakan adalah : Kd = r2 x 100% Berdasarkan program SPSS. 17.0 yang terdapat dalam tabel summary diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,676, maka besarnya pengaruh biaya pemeliharaan terhadap Pendapatan Operasional adalah sebesar 67,6 %. Dalam hal ini Pendapatan Operasional dipengaruhi oleh biaya pemeliharaan sebesar 67,6%, sisanya sebesar 32,4 % merupakan pengaruh faktor lain yaitu seperti: modal kerja, biaya produksi, biaya pemasaran dan yang lainnya. c. Pengujian Hipotesis Sedangkan untuk menguji pengaruh biaya pemeliharaan terhadap Pendapatan Operasional, maka dapat digunakan uji t. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel yaitu biaya pemeliharaan sebagai variabel independen dengan Pendapatan Operasional sebagai variabel dependen. Berdasarkan program SPSS ver 17.0 yang terdapat dalam tabel coefficients pada lampiran 1, diperoleh nilai thitung sebesar 4,087 kemudian thitung ini dibandingkan dengan ttabel pada degree of freedom (df) n-2 = 8 dan = 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,306. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel (4,087> 2,306) atau dengan melihat tingkat signifikan pada kolom sig. diperoleh 0.004, nilai tersebut kurang dari nilai (0,05). Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) ditolak atau Ha (hipotesis alternatif) diterima. Dengan ditolaknya Ho bahwa pada tingkat keyakinan 95% biaya pemeliharaan berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Operasional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika perusahaan ingin meningkatkan pendapatan operasional, maka salah satunya adalah dengan meningkatkan biaya pemeliharaan. Hal ini disebabkan karena jika peralatan, mesin, kendaraan, bahkan gedung dapat dipakai dengan baik maka harus selalu dipelihara sehingga dapat dioperasikan sebagaimana yang diinginkan. Namun sebaliknya jika aktiva tetap tidak dipelihara maka akan berakibat kerusakan sehingga menggangku operasional perusahaan dan pendapatan operasional otomastis akan menurun. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Tati Supartini (2006) yang melakukan penelitian pada PT. Catur Wangsa Indah Tasikmalaya. Dengan hasil penelitian bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap produksi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan penjualan perusahaan

Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan didukung oleh teori-teori yang melandasi serta hasil pembahasan yang telah dikemukakan, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut : 1. Biaya pemeliharaan yang ada di Perusahaan Pengolahan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya pada umumnya menunjukkan peningkatan. Hal ini disebabkan karena perusahaan ingin terus meningkatkan pendapatan dengan cara memelihara aktiva agar terus dapat dipergunakan untuk operasional. 2. Pendapatan Operasional yang diperoleh Perusahaan Pengolahan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya pada umumnya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini berkaitan erat dengan meningkatkan biaya pemeliharaan sehingga Pendapatan Operasional yang diperoleh menjadi semakin meningkat. 3. Berdasarkan hasil pengujian SPSS Ver. 17.0 menunjukkan bahwa biaya pemeliharaan berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Operasional yang berarti jika biaya pemeliharaan naik maka Pendapatan Operasional pun akan mengalami kenaikan pula. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberi manfaat yang berguna bagi pihak perusahaan maupun peneliti selanjutnya di masa yang akan datang. Adapun saran-saran tersebut diantaranya : 1. Bagi Pihak Perusahaan Diharapkan Perusahaan Pengolahan Kayu Persada Kusen Tasikmalaya dapat terus memantau aset yang digunakan untuk produksi dan secara berkala melakukan pemeliharaan tanpa menunggu aktiva rusak terlebih dahulu karena terbukti bahwa dari biaya pemeliharaan dapat meningkatkan pendapatan operasional. 2. Untuk Peneliti Selanjutnya Guna lebih menyempurnakan lagi penelitian selanjutnya, maka dapat penelitian tidak hanya dilakukan pada satu perusahaan tapi dapat pula dengan survey atau dengan mengganti metode penelitian serta bisa juga dengan menambah variabel penelitian yang mempengaruhi Pendapatan Operasional seperti biaya produksi, modal kerja dan biaya pemasaran. DAFTAR PUSTAKA Harnanto. 2002. Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Hendriksen Eldon S. and Van Breda. 2000. Teori Akunting , Edisi Kelima. Herman Wibowo. Jakarta: Interaksara Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 September 2007. Yogyakarta: BPFE.

Kusnadi S. Maria dan R. Irmadariyani. 2000. Akuntansi Keuangan Menengah, Prinsip, Prosedur, dan Metode. Malang : Universitas Brawijaya. Mulyadi. 2007. Akuntansi Biaya, Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Sofjan Assauri. 1999. Dasar-dasar Manajemen Produksi, Edisi 1. Jakarta; FEUI _____________. 2004. Dasar-dasar manajemen Produksi, Edisi Revisi. Jakarta: FEUI Zaki Baridwan. 2001. Akuntansi Intermediate, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Anda mungkin juga menyukai