Anda di halaman 1dari 34

Laporan Diskusi Pemicu 1

A. Pemicu 1
Sekelompok mahasiswa melakukan sebuah praktikum bersifat obsevatif terhadap komponen-komponen yang ada diambil dari manusia seperti darah, air liur, urin serta tinja. Beberapa hal yang teramati kemudian dicatat untuk

dilaporkan seperti darah yang tampak memisah menjadi 2 lapisan, air liur yang mampu mencerna makanan (dari literatur), urin berwarna kuning dan berbau pesing serta tinja yang berbau busuk maupun hal-hal lainnya. Seteah

melakukan praktikum, kelompok tersebut diwajibkan oleh pembimbingnya untuk membuat laporan tentang apa saja yang didapat dari praktikum mereka kali ini.

B. Definisi dan Klarifikasi


Darah (Dorland) cairan yang beredar melalui jantung, arteri, kapiler dan vena yang mengangkut nutrien dan sel-sel tubuh. Urin (Dorland) cairan yang disekresi oleh ginjal yang disimpan dalam kandung kemih dan dikeluarkan melalui ureter Tinja (Dorland) kotoran yang dikeluarkan dari anus. Air liur adalah sekret jernih, basa dan agak kental dari kelenjar parotidia, submaksilaris, sublingual dan kelenjar air liur lainnya.

C. Kata Kunci
- Komponen - Darah - Urine - Tinja - Air liur

D. Rumusan Masalah
Apa yang menyebabkan komponen pada manusia terlihat seperti yang diamati oleh sekelompok mahasiswa tersebut?

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 1

E. Analisis Masalah

Praktikum/Pengamatan

Darah

Air Liur

Urine

Tinja

Komponen Biokimia

Karbohidrat

Protein

Lipid

Tinja

Kandungan

Laporan

F. Hipotesis
Kompenen terlihat seperti yang diamati disebabkan oleh kandungan yang menyusun komponen itu sendiri.

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 2

G. Pertanyaan Diskusi
1. Komponen biokimia a. Karbohidrat b. Protein c. Lipid d. Asam nukleat 2. Darah 3. Air liur 4. Urine 5. Tinja

H. Pembahasan
1. Komponen biokimia
a. Karbohidrat 1. Pengertian Karbohidrat Karbohidrat memiliki peran struktural dan metabolik yang penting. Karbohidrat adalah turunan aldehida atau keton dari alkohol polihidrat. Ada pula yang menyatakan karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa) dan turunannya atau senyawa yang bila dihidrolisa akan menghasilkan salah satu atau kedua komponen tersebut. 2. Klasifikasi Karbohidrat Karbohidrat dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Monosakarida Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana susunan molekulnya, tidak dapat dihidrolisis menjadi

karbohdrat yang lebih sederhana. Monosakarida merupakan hasil akhir pemecahan sempurna dari karbohidrat yang lebih kompleks susunannya dalam proses pencernaan karena di

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 3

dalam tubuh monosakarida langsung diserap oleh dinding usus halus yang kemudian dialirkan kedalam aliran darah. Monosakarida dapat diklasifikasikan lagi dalam 2 kelompok yang didasarkan pada: a. Jumlah atom karbon, yaitu triosa, tetrosa, pentosa, heksosa atau heptosa. b. Gugus aldehida atau keton, yaitu aldosa atau ketosa. Selain jenis aldehida dan keton terdapat pula jenis alkohol polihidrat (alkohol gula atau pliol) dengan gugus aldehida atau keton yang telah direduksi menjadi suatu gugus alkohol dimana alkohol ini dibentuk melalui reduksi monosakarida untuk pembuatan makanan yang dipakai menurunkan berat badan dan untuk pasien diabetes. Alkohol polihidrat ini kurang diserap dengan baik oleh tubuh dan hanya menghasilkan separuh energi yang dihasilkan oleh gula. Rumus bangun dari monosakarida merupakan turunan dari gliseraldehida yang terikat satu dengan yang lain melalui gugus karbonil. Berikut ini adalah klasifikasi beberapa gula penting aldosa Triosa (C3H6O3) Tetrosa (C4H8O4) Pentosa (C5H10O5) Heksosa (C6H12O6) Heptosa (C7H14O7) Gliseraldehida Eritrosa Ribosa Glukosa ketosa Dihidroksiaseton Eritrulosa Ribulosa Fruktosa Sedoheptulosa

b. Disakarida Disakarida monosakarida adalah yang produk kondensasi dapat 2 unit air.

reaksinya

melepaskan

Disakarida merupakan gula yang terdiri dari 2 residu

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 4

monosakarida yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida. Beberapa contoh disakarida yang penting sacara fisiologis adalah maltosa, laktosa dan sukrosa. c. Oligosakarida Produk kondensasi 3-10 monosakarida yang sebagian besar oligosakarida ini tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia. d. Polisakarida Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari 10 unit monosakarida, terdiri dari monosakarida yang membentuk rantai polimer dengan ikatan glikosidik. Polisakarida akan membentuk gelatin atau perekat atau pembentuk ikatan sehingga butiran yang terbentuk akan menjadi granula dan pada permukaannya akan terbentuk serat dietary fiber yang akan sangat bermanfaat untuk pencernaan atau

metabolisme. Contoh polisakarida antara lain adalah pati dan dekstrin yang mungkin merupakan polimer linier maupun bercabang. Polisakarida ini kadang diklasifikasikan sebagai heksosan atau pentosan bergantung pada identitas

monosakarida pembentuknya. Terdapat pula polisakarida nonpati yang tidak dicerna oleh enzim manusiadan merupakan komponen utama serat dalam makanan seperti misalnya selulosa (yang berasal dari dinding sel tumbuhan) dan inulin (yang merupakan simpanan karbohidrat pada beberapa tumbuhan). 3. Isomer Gula a. Struktur Cincin Piranosa dan Furanosa Terminologi ini dibuat berdasarkan kenyataan bahwa struktur cincin monosakarida yang stabil dapat menyerupai

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 5

struktur cincin piran (cincin segi enam) atau cincin furan (cincin segi lima). Lebih dari 99% glukosa di dalam larutan berada dalam bentuk piranosa.

b. Isomer D dan L & Anomer dan Karbohidrat berbentuk D (dekstrorotatorik) atau L

(Levorotatorik) berkaitan dengan konformasi isomeric pada atom karbon yang berdekatan dengan atom karbon terminal alcohol primer. Alcohol primer merupakan atom karbon yang membawa gugus -OH hanya terikat pada satu gugus alkil. Misalnya pada atom karbon 5 dalam glukosa). Jika gugus OH pada atom karbon ini berada di sebelah kanan, gula tersebut merupakan anggotan seri D; jika di sebelah kiri, anggota seri L. Hal ini dapat dilihat pada proyeksi Fischer. Kebanyakan monosakarida pada mamalia mempunyai konfigurasi D, dan enzim-enzim yang bertanggung jawab atas metabolism monosakarida tersebut bersifat khas bagi

konfigurasi ini.

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 6

Proyeksi Fischer

Bentuk D atau L dan anomer atau juga dapat dilihat pada proyeksi Haworth. Menurut perjanjian, suatu proyeksi Haworth digambar dengan oksigen cincin berada pada sisi terjauh dari cincin, dan karbon anomerik berada di sebelah kanan. Karbon anomerik merupakan karbon yang terikat dengan dua oksigen pada struktur ring. Gugus CH2OH ujung diletakkan di atas bidang cincin untuk deret D, dan di bawah bidang cincin untuk deret L. Konfigurasi - bila gugus hidroksil (OH) terletak di bawah bidang dan - jika gugus hidroksil (OH) di atas bidang cincin. Proyeksi Haworth

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 7

Keberadaan atom karbon asimetris juga memberikan aktivitas optis pada senyawa tersebut. Kalau berkas cahaya yang terpolarisasi bidang dilewatkan pada larutan isomer optis, berkas cahaya tersebut akan terotasi ke kanan, dekstrorotatorik (+), atau ke kiri, levorotatorik (-). Sebuah senyawa dapat disebut D(-), D(+), L(-), atau L(+). Bila terdapat isomer D atau L dalam jumlah yang sama, campurannya tidak akan memiliki aktivitas optis karena aktivitas setiap isomer saling meniadakan satu sama lain. Campuran ini disebut campuran resemik (DL). c. Epimer Isomer yang menjadi berbeda akibat variasi pada konfigurasi OH dan H pada atom karbon 2, 3, serta 4 glukosa disebut epimer. Epimer glukosa yang paling penting adalah galaktosa dan manosa yang masing-masing dibentuk melalui epimerisasi karbon 2 dan 4.

d. Isomerisme Aldosa-Ketosa Fruktosa mempunyai rumusa molekul yang sama seperti glukosa, tetapi dengan rumus bangun berbeda karena terdaoat gugus keto potensial pada posisi 2, karbon annomerik fruktosa, sementara pada posisi 1, terdapat gugus aldehid potensial karbona anomerik glukosa.

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 8

4. Jenis Gula Lainnya a. Gula Deoksi Gula deoksi merupakan gula yang gugus hidroksilnya melekat pada struktur cincinnya telah digantikan oleh atom

hydrogen.Contohnya adalah deoksiribosa yang terdapat dalam asamnukleat (DNA).

b. Gula Amino Gula Amino merupakan gula yang gugus hidroksil yang melekat pada struktur cincinnya telah digantikan oleh gugus amino. Contohnya adalah Glukosamin. Beberapa antiobiotik (musal, eritromisin) mengandung gula amino.Gula amino diyakini mempunyai hubungan dengan aktivitas antibiotic obat-obat tertentu.

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 9

5. Peranan Karbohidrat a. Peran struktural Contoh : - Selulosa : kerangka tumbuhan - Kitin :polisakarida structural penting pada vertebrata - Glukoprotein :Komponen membrane sel b. Peran metabolik Contoh : - Glikolisis : proses katabolis glukosa menjadi asam piruvat dan asam laktat (anaerob). Proses ini akan menghasil energi berupa ATP. - Glikogenesis :sintesis glikogen dari glukosa. Umumnya terdapat di hati dan otot. Proses ini bertujuan untuk menambah simpanan atau cadangan glikogen di dalam tubuh. Berperan hormon insulin pada proses tersebut. - Glikogenolisis : proses penguraian glikogen menjadi glukosa. Proses ini terjadi ketika tubuh membutuhkan energi untuk melakukan aktivitas. Berperan hormon adrenalin pada proses tersebut. - Glukoneogenesis : proses sintesis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat; dapat dari asam lemak, gliserol, asam laktat atau asam amino. Proses ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan glukosa pada saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam makanan. 6. Metabolisme Karbohidrat Tempat utama pencernaan makanan yang mengandung

karbohidratadalah mulut dan lumen usus halus. Proses pencernaan berlangsung cepat dan biasanya selesai pada saat isi lambung mencapai pertemuan antara duodenum dan yeyunum. Masih terdapat sedikit monosakarida di dalam makanan yang berasal dari campuran bahan hewani dan nabati. Jadi, enzim yang terutama

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 10

diperlukan untuk mendegradasi sebagian besar makanan yang mengandung karbohidrat (yang memecah oligosakarida dan

polisakarida) adalah disakaridase dan endoglikosidase. Hidrolisis ikatan glikosidat dikatalisis oleh kelompok glikosidase yang

mendegradasi karbohidrat menjadi komponen gula peroksidanya. Enzim-enzim ini biasanya bekerja khusus untuk menghilangkan struktur dan konfigurasi residu glikosil, begitu juga untuk jenis ikatan yang harus dirombak. a. Pencernaan karohidrat dimulai di mulut Sebagian besar makanan yang mngandung polisakarida berasal dari hewan (glikogen) dan tumbuhan (zat tepung, yang terdiri dari amilosa dan amilopektin). Selama pengunyahan, amilase-di cairan saliva bekerja singkat dalam mencerna zat tepung darimakanan dengan pola yang tidak beraturan, yang memecah beberapa ikatan (14). [Catatan: di alam, terdapat endoglukosidase-(14) dan (14), tetapi manusia tidak dapat menghasilkan dan mensekresi enzim endoglukosidase-(14) dalam getah pencernan. Jadi, manusia tidak dapat mencerna selulosa karbohidrat yang berasal dari tumbuhan yang mengandung ikatan glikosidat-(1) diantara residu glukosa. Karena cabang amailopektin dan glikogen juga mengandung ikatan (16), proses pencernaan yang terjadi akibat kerja amilase akan mengandung campuran molekul cabang oligosakarida yang kecil. Pencernaan karohidrat akan berhenti untuk sementara di lambung, karena kesamaan yang tinggi akan menginaktifkan amilase- saliva. b. Pencernaan karboidrat selanjutnya oleh enzim penkreatik terjadi di usus halus

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 11

Bila isi lambung yang asam mencapai usus halus, isi lambung ini selanjutnya akan dinetralkan oleh bikarbonat yang disekresi oleh pankreas, dan amilase- penkreas Kn melanjutkan proses pencernaan zat tepung.

c. Pencernaan karbohidrat yang terakhir oleh enzim enzim yang disintesissel-sel mukosa usus halus Proses pencernaan terakhir terjadi di lapisan mukosa yeyunum bagian atas,dan kemudian turun ke usus halus, serta meliputi kerja beberapa oligosakaridase dan

disakaridase. Contohnya, isomaltase akan memecah ikatan(16) pada isomaltosa dan maltase akan memecah ikatan maltosa, dan keduanya menghasilkan glukosa. Sukrase akan memecah sukrosa untuk menghasilkan fruktosa dan glukosa, dan laktase (galaktosidase-) akan memecah laktosa untuk menghasilkan galaktosa dan glukosa. Enzim-enzim ini akan terus disekresi dan tetap berhubungan dengan bagian lumen dari membran brush border di sel-sel mukosa usus halus. d. Absorpsi monosakarida oleh sel mukosa usus halus Duodenum dan yeyunum bagian atas mengarbsorpsi zat makanan yang mengandung gula. Sel usus halus tidak memerlukan insulin untuk mengambil glukosa. Namun, gula yang berbeda memiliki mekanisme arbsorpsi yang berbeda. Misalnya, galaktosa dan glukosa di transpor ke sel mukosa melalui proses aktif, memerlukan energi yang melibatkan transporprotein spesifik dan secra bersamaan membutuhkan pengambilan ion natrium. Pengambilan fruktosa memerlukan transporter monosakarida (GLUT-5) yang tidak bergantung pada natrium untuk arbsorpsinya. Ketiga monosakarida

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 12

tersebut ditranspor ke sel mukosa usus halus dan kemudian ke sirkulasi portal dengan transporter lain, GLUT-2.

(Sumber : Champe, Pamela C. 2011. Biokimia: Ulasan Bergambar. Edisi 3. Jakarta:EGC)

b. Protein 1. Sifat Fisik, Kimia dan Biologi Protein Protein merupakan molekul terbanyak dengan fungsi sangat beragam pada satu sistem yang hidup. Hampir setiap proses kehidupan pada molekul ini. Singkatnya, protein memperlihatkan keberagaman fungsi yang luar biasa, dan semuanya sama-sama memiliki tampilan struktur yang serupa yaitu rangkaian polimer asam amino. Walaupun terdapat lebih dari 300 jenis asam amino berbeda yang telah ditemukan di alam, hanya 20 jenis umumnya ditemukan sebagai bagian dari protein mamalia. Setiap asam amino mempunyai sebuah gugus karboksil, sebuah gugus amino, dan sebuah rantai samping (gugus-R) yang berbeda yang terikat pada atom karbon-. Pada pH fisiologis ( mendekati pH = 7,4 ) gugus karboksil tersebut terdisisiasi, membentuk ion karboksilat yang bermuatan negatif (-COO-), dan gugus amio mendapatka proton (-NH3+). Di protein, hampir semua gugus karboksil dan gugus amino ini bergabung dalm ikatan peptida, dan umumnya tidak dapat mengadakan reaksi kimia kecuali untuk pembentikan ikatan hidrogen. Jadi, secara alami, rantai sampinglah yang akhirnya berperan menentukankerja suatu asam amino di dalam protein. Karena itu, penggolongan asam amino berdasarkan rantai samping yang dimiliki asam amino tersebut akan bermanfaat yaitu, apakah rantai sampingnya bermuatan nonpolar (mempunyai elektron yang

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 13

distribusinya merata) atau bersifat polar (mempunyai elektron yang distribusinya tidak merata, seperti asam dan basa). a. Asam amino dengan rantai samping nonpolar Setiap asam amino jeis inimempunyai sbuah rantai sampig nonpolar yang tidak mengikat atau memberikan proton atau ikut dalam ikatan ion atau ikatan hidrogen. Rantai samping pada asam amino ini dapat dikatakn bersifat seperti minyak atau mirip lipid, suatu sifat yang membantu terjadinya interaksi hidrofibik. b. Asam amino dengan rantai samping polar yang tidak bermuatan Asam amino jenis ini mempunyai muatan netto bernilai nol pada pH netral,walupun rantai samping sistein dan tirosinn dapat kehilangan satu proton pada pH alkali. Serin, treonin dan tirosin masing-masing mengandung satu gugus hidroksil polar yang berperan dalam pembentukan ikatan hidrogen. Rantai samping asparagin dan glutamin masing-masing memiliki satu gugus karbonil dan satu gugus amida, dan keduanya juga dapat turut serta dalam pembentukan ikatan hidrogen. c. Asam amino dengan rantai samping yang bersifat asam Asam amino aspartat dan asam glutamat merupakan donor proton. Pada pH netral, rantai samping asam amino ini sepenuhnya terionisasi, dan mengandung gugus karboksilat bermuatan negatif (-COO-). Karena itu, asam amino ini disebut aspartat atau glutamat untuk menekankan bahwa asam amino tersebut bermuatan negatif pada pH fisiologis. d. Asam amino dengan rantai samping bersifat basa Rantai samping asam amino basa menerima proton. Pada pH fisiologis, rantai samping lisin dan arginin sepenuhnya terionisasi dan bermuatan positif. Sebaliknya, histidin

merupakan basa lemah, dan asam amino bebasnya tidak

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 14

bermuatan pada pH fisiologis. Namun, bila histidin bergabung dengan suatu protein, rantai sampingnya dapat bermuatan positif maupun netral, bergantung pada lingkungan ion yang disediakan oleh rantai polipeptida protein.

e. Singkatan dan simbol untuk asam amino yang sering muncul Setiap nama asam amino mempunyai singkatan tiga huruf dan simbol satu huruf yang berhubungan. Kode sat huruf tersebut ditentukan berdasarkan aturan-aturan sebagai berikut: berikut: 1. Huruf pertama yang unik: jika hanya terdapat satu asam amino yang dimulai dengan satu hurf tertentu huruf tersebut digunakan sebagai simbol. Contoh, I = isoleusin. 2. Prioritas diberikan kepada asma amino yang paling sering muncul Jika terdapat lebih dari satu asam amino yang dimulai dengan satu huruf tertentu, asam amino yang paling umum dari asam-asam ialah yang akan mendapatkan huruf tersebut sebagai simbolnya. Contoh, glisin lebih sering muncul dibandingkan dengan glutamat sehingga G = glisin. 3. Nama yang pengucapannya mirip: beberapa pengucapan simbol satu hurufmirip dengan asam amino yang

menggunakan huruf tersebut. Contoh, F = fenilalanin atau W = triptofan (twiptofan menurut pengucapan Elmer Fudd) 4. Huruf yang berdekatan dengan huruf pertama: untuk asam amino yang lain, dipakai simbol satu huruf sehingga asam amino tersebut menggunakan alfabet yang letaknya paling dekat dengan huruf pertamaasam amino tersebut. Karena itu, B dipakai sebagai simbol untuk Asx, yang dapat berarti asam asparat atau asparagin, Z dipakai sebagai simbol

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 15

untuk Glx, yang dapat berarti asam glutamat atau glutamin, dan X dipakai untuk asam amino yang tidak dikenal. f. Sifat-sifat optik asam amino Karbon- pada setiap asam amino melekat dengan empat gugus kimia yang berbeda, dan karena itu, merupakan suatu kiral atau atom karbon yang aktif secara optik. Glisi merupakan pengecualian karena karbon- yang dimilikinya mempunyai dua atom hidrogen substitusi dan karena itu, merupakan asam amino yang tidak aktif secara optik. [Catatan: asam amino yang memiliki pusat yang asimetris pada karbon- dapat muncul dalam dua bentuk, dalam posisi D dan L, yang merupakan byangan cermin satu sama lainnya. Dua bentuk tersebut dengan pasangannya masing-masing dinamakan stereoisomer, isomer optik, atu enansiomer.] seluruh asam amino yang ditemukan di dlam protein berada dalam bentuk konfigurasi-L. Namun asam amino-D ditemukan pada

beberapa jenis antibiotik dan dinding sel bakteri.

(Sumber : Champe, Pamela C. 2011. Biokimia: Ulasan Bergambar. Edisi 3. Jakarta:EGC) 2. Penyusun Protein Protein tersusun atas sejumlah asam amino yang membentuk suatu untaian (polimer) dengan ikatan peptida. Selain itu, protein juga memiliki gugus amina (NH2) dan gugus karboksil (COOH).

Berdasarkan banyaknya asam amino dapat dibedakan menjadi:

a. Peptida jika terdiri atas untaian pendek asam amino (2 - 10


asam amino).

b. Polipeptida jika terdiri atas 10 - 100 asam amino.

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 16

c. Protein jika terdiri atas untaian panjang lebih dari 100


asam amino. Beberapa jenis protein antara lain: a. Glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat. b. Lipoprotein yaitu protein yang mengandung lipid. 3. Fungsi Protein Protein dalam tubuh digunakan untuk keperluan: a. Pembentukan jaringan baru seperti: rambut, kuku. b. Mengganti jaringan yang rusak seperti: pengelupasan mukosa usus. c. Mengganti asam amino yang hilang misalnya lewat urin. d. Mensintesis asam amino nonesensial dengan menggabungkan e. Mensintesis molekul fungsional seperti; hormon, enzim dsb.

Berdasarkan fungsi biologinya protein digolongkan seperti berikut. a. Enzim, contohnya ribonuklease dan tripsin b. Protein transport, contohnya hemoglobin, albumin serum, mioglobin, dan 1 Lipoprotein. c. Protein nutrient dan penyimpanan, contohnya glindin pada gandum, ovalbumin pada telur, kasein pada susu dan feritin. d. Protein kontraktil atau motil, contohnya aktin, myosin, tubulin dan dynein. e. Protein structural, contohnya keratin, fibroin, kolagen, elastin, dan proteoglikan. f. Protein pertahanan, contohnya antibodi, fibrinogen, thrombin, toksin botulinus, toksin difteri, bisa pada ular dan risin. g. Protein pengatur, contohnya insulin, hormoh tubuh dan represor.

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 17

4. Proses Pencernaan Protein Protein dalam makanan tidak dapat diserap oleh mukosa usus, akan tetapi setelah dalam bentuk asam amino dapat diserap dengan baik. a. Pencernaan protein di mulut: secara mekanis, sedangkan secara enzimatis belum. b. Pencernaan protein di lambung: sel mukosa lambung yaitu sel parietal (Chiefcell) mensekresikan asam lambung (HCl), sedangkan sel zymogen mensekresikan proenzim pepsinogen. Proenzim pepsinogen oleh HCl diaktifkan menjadi enzim pepsin. Protein setelah didenaturasi (dirusak) oleh HCl, kemudian dihidrolisis oleh enzim pepsin menjadi peptida sederhana. c. Pencernaan di usus halus: cairan pankreas mengandung proenzim trypsinogen dan chymotrypsinogen. Proenzim trypsinogen dan chymotrypsinogen diaktifkan menjadi enzim trypsin dan chymotrypsin oleh enzim enterokinase yang dihasilkan oleh sel-sel mukosa usus halus. Enzim trypsin dan chymotrypsin berperan memecah polipeptida menjadi peptida sederhana. Selanjutnya peptida tersebut dipecah menjadi asam amino oleh enzim peptidase (erepsin). Enzim peptidase dapat dibedakan menjadi 2 macam berdasarkan aktivitasnya yaitu enzim

aminopeptidase memecah gugus amina dari polipeptida dan karboksipeptidase memecah gugus karboksil dari polipeptida. Nuklease memecah asam nukleat (DNA dan RNA) menjadi nukleotida. d. Absorpsi protein: setelah menjadi asam amino selanjutnya diabsorpsi dengan cara difusi fasilitasi melalui mukosa yeyenum dan ileum. Asam amino yang berasal dari makanan (diet) dan dari pemecahan protein tubuh selanjut

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 18

dibawa oleh sirkulasi darah ke dalam amino acid pool (gudang penimbunan asam amino) yaitu darah dan cairan jaringan (interseluler). Asam amino selanjutnya digunakan untuk: biosintesis protein tubuh di dalam ribosom, mengganti jaringan yang rusak, dan jika diperlukan dapat diubah menjadi sumber energi.

c. Lipid 1. Pengertian Lipid Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hydrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic (widman, 1989). Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energy yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energy (Madja, 2007). 2. Fungsi Lipid Fungsi utama yang dijalankan lipid pada semua jenis sel berakar dari kemampuannya membentuk membran yang

berbentuk seperti lembaran. Membran plasma pada sel prokariotik maupun sel eukariotik berfungsi memisahkan bagian seluler sel dari lingkungan luarnya sehingga sel dapat menjalankan

fungsinya sebagai unit kehidupan. Fungsi lain dari lipid juga sebagai molekul penyimpan energi yang efisien. Sementara itu dalam tubuh lemak memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai berikut:

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 19

a. Lemak merupakan sumber energi setelah karbohidrat. Kebutuhan energi tubuh dapat dipengarihu oleh karbohidrat dan lemak b. Lemak dapat disimpan sebagai cadangan energi berupa jaringan lemak c. Lapisan lemak di bawah kulit dapat dijadikan isolator sehingga tubuh dapat mempertahankan suhu normal d. Lemak merupakan bantal penlindung bagi organ vital seperti ginjal dan bola mata e. Lemak diperlukan dalam penyerapan vitamin A, D, E dan K.

(Sumber

1.

Madja.

2007.

Lemak

dalam

tubuh.

http//madja.wordpress.com/2006/12/29/lema k-dalam-tubuh/ 2. William D. Standfield dkk.2007. Biologi

Molekuler dan Sel. Erlangga 3. Tetty Srtiowati dan Deswaty Furqonita. 2007. Biologi Interaksi kelas XI IPA. Jakarta: Azka Press) 3. Klasifikasi Lipid Penggolongan lipid berdasarkan hasil hidroisisnya: a. Lipid sederhana Merupakan ester asam lemak dengan berbagai alkohol, terbagi atas: 1. Lemak (fat): ester asam lemak dengan gliserol Minyak (oil): adalah lemak dalam keadaan cair 2. Malam (wax): ester asam lemak dengan alkohol

monohidrat berberat molekul tinggi Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang.

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 20

Berdasarkan bentuk strukturnya, trigliserida dapat dipandang sebagai hasil kondensasi ester dari satu molekul gliseril dan 3 molekul asam lemak, sehingga senyawa ini sering juga disebut sebagai triasilgliserol. Jika ketiga asam lemak penyusun lemak itu sama, maka disebut sebagai trigliserida paling sederhana. Jika penyusunnya berbeda maka disebut sebagai trigliserida campuran. Pada umumnya trigliserida yang terdapat dialam mengandung lebih dari satu jenis asam lemak. Minyak dan lemak yang dipisahkan dari jaringan asal mengandung sejumlah kecil komponen slain trigliserida: a. Lipida kompleks (lesitin, sephalin, fosfatida lain dan glikolipid) b. Sterol bebas atau terikat denan asan lemak, asam lemak bebas, lilin, pigmen yang larut dalam lemak dan hidrokarbon

b. Lemak Kompleks/Majemuk Merupakan ester dari asam lemak yang mengandung gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak. Lipid majemuk jika dihidrolisis akan menghasilkan gliserol, asam lemak dan zat lain. Kelompok umum lipid majemuk adalah: a. Fosfolipida Lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor selain asam lemak dan alkohol. Lipid ini sering memiliki basa yang mengandung substituen lain. b. Glikolipida Lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin, karbohidrat. nitrogen dan

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 21

c. Sterol Sering ditemukan bersama dengan lemak dan dapat dipisahkan dari lemak setelah reaksi penyabunan. Terdapat lebih dari 30 jenis sterol di alam. Persenyawaan sterol dalam minyak terbagi atas kolesterol (sering pada minyak hewani) dan fitosterol (sering pada minyak nabati).

4. Metabolisme Lipid Dua produk pemecahan lipid adalah gliserol dan asam lemak. Dalam sel gliserol dapat dikonversi menjadi gliseralhida-3-fosfatsuatu zat antara pada glikolisis. Gliserol yang di fosforilasi dapat memasuki jalur glikolisis di mana terjadi konversi menjadi asam piruvat sebelum memasuki siklus kerbs. Gliserol mengandung 3 atom karbon sehinga memperikan setengan energi glukosa 19 atp. Asam lemak akan mengalami oksidasi beta dalam hai membentuk asetik KoA. Asetil Koa dapat langsugn memasuki siklus krebs, tidak perlu melalui jalur glikolisis. Reaksi ini disebut juga sebagai oksidasi-beta karena yang dioksidasi adalah atom kedua dari ujung asam pada rantai asam lemak. Atom karbon kedua ini disebut juga karbon beta. Oksidasi beta akan memecah dua aton karbon dari rantai asam lemak, misalnya: asam lemak 18 C menjadi 16 C menjadi 14 C dan seterusnya menjadi setil KoA 2C. Jumlah energi yang dilepaskan dari proses oksidasi beta tergantung dari panjang rantai asam lemak dan asam stearat (18C) akan mengasilkan 146 ATP, asam palmitat (16C) akan menghasilkan 129 ATP. (Sumber : Joyce James, Colin Baker, Helen Swain. 2008. Principles of scinence for nurses. Jakarta: Erlangga)

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 22

c. Asam nukleat Asam nukleat adalah suatu polimer nukleotida yang berperan dalam penyimpanan serta pemindahan informasi genetik. Satu

nukleotida terdiri atas tiga bagian, yaitu: 1. Cincin purin atau pirimidin, yaitu basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 suatu molekul gula (ribosa atau deoksiribosa)

melalui ikatan N-glukosidik. Ada dua macam basa nitrogen yang menyusun asam nukleat, yaitu basa purin yang terdiri atas adenine (A) dan guanine (G), serta basa pirimidin yang terdiri atas thymine (T), cytosin (C), dan uracil (U). Baik DNA maupun RNA tersusun atas A, G, C, tetapi T hanya ada pada DNA sedangkan U hanya ada pada RNA. Akan tetapi ada pengecualian, yaitu bahwa beberapa molekul tRNA terdapat basa T, sedangkan pada beberapa bakteriofag DNA-nya tersusun atas U dan bukan basa T. 2. Molekul gula dengan 5 atom C (pentosa). Pada RNA gulanya adalah ribosa, sedangkan pada DNA gulanya adalah deoksiribosa. Perbedaan antara kedua bentuk gula tersebut terletak pada atom C nomor 2. Pada RNA, atom C nomor 2 berikatan dengan ugus hidroksil (OH) sedangkan pada DNA atom C nomor 2 berikatan dengan atom H. 3. Gugus fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 melalui ikatan fosfoester. Gugus fosfat inilah yang menyebabkan asam nukleat bermuatan negatif kuat.

Satu basa yang terikat pada satu gugus gula disebut nukleosida, sedagkan nukleotida adalah suatu nukleosida yang berikatan dengan gugus fosfat. Di dalam molekul DNA atau RNA, nukleotida berikatan dengan nukleotida yang lain melalui ikatan fosfodiester.

(Sumber : Yuwono, Triwibowo. 2007. Biologi Molekular. Erlangga)

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 23

Tabel 1. Tata Nama Nukleosida Jenis Basa Nitrogen Pirimidin - Timin - Sitosin - Urasil Purin Adenin - Guanin Nama Nukleosida Gula Ribosa Gula Deoksiribosa Tidak ada Sitidin Uridin Adenosin Guanosin Timidin Deoksisitidin Tidak Ada Deoksiadenosin Deoksiguanosin

Tabel 2. Tata Nama Nukleotida Jenis Basa Nitrogen Pirimidin - Timin Nama Nukleotida Gula Ribosa Gula Deoksiribosa Tidak ada Asam tidimilat atau timidin monofosfat (TMP) Asam deoksisitidilat atau deoksitidin monofosfat (dCMP) Tidak Ada

Sitosin

Asam sitidilat atau sitidin monofosfat (CMP)

Urasil Asam uridilat atau uridin monofosfat (UMP) Asam adenilat atau adenosin monofosfat (AMP) -

Purin Adenin

Guanin

Asam guanilat atau guanosin monifisfat (GMP)

Asam deoksiadenilat atau deoksiadenosin monofosfat (dAMP) Asam deoksiguanilat atau deoksiguanosin monofosfat (dGMP)

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 24

2. Darah
a. Penyusun 1. Komponen Darah Darah adalah cairan berwarna merah yang terdapat di dalam pembuluh darah. Warna merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah karena pengaruh zat kandungannya, terutama kadar oksigen dan karbondioksida. Apabila kadar oksigen tinggi maka warna daranya menjadi merah muda, tetapi bila kadar karbondioksidanya tinggi maka warna darahnya menjadi merah tua. Volume darah pada manusia adalah 8% berat badannya. Proses pembentukan darah sendiri dapat kita lihat pada gambar di bawah ini

Sumber : http://commons.wikimedia.org

2. Susunan Darah Darah manusia terdiri dari dua komponen utama, yaitu sel-sel darah dan plasma darah (cairan darah). Tiap-tiap komponen darah terdiri atas berbagai komponen, yaitu: a. Sel-sel darah

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 25

Sel-sel darah merupakan bagian terbesar dari darah, yaitu sekitar 40 50 %. Sel-sel darah terdiri atas tiga macam, yaitu: 1) sel darah merah (eritrosit) Ciri-cirinya: a. berukuran 7,5-7,7 m b. bentuknya bikonkaf c. tidak berinti d. tidak dapat bergerak bebas e. tidak dapat menembus dinding kapiler f. berwarna merah kekuning-kuningan Pembentukan sel darah merah terjadi pada endotelium sumsum tulang. Sel darah merah berfungsi mentranspor oksigen dan bersifat tetap di dalam pembuluh darah. 2) sel darah putih (leukosit) Ciri-cirinya: a. berukuran 10-12 m b. mempunyai bentuk sangat bervariasi c. selnya mempunyai nukleus (inti sel) d. bergerak bebas secara ameboid e. menembus dinding kapiler yang disebut diapedesis Sel darah putih dibuat di sumsum tulang merah, limpa, kelenjar limpa, dan jaringan retikulo-indotel. Leukosit mempunyai fungsi utama untuk melawan kuman yang masuk kedalam tubuh, yaitu dengan cara memakannya yang disebut fagositosis. Jumlah leukosit dapat naik turun tergantung dari ada tidaknya infeksi kuman-kuman tertentu. Leukosit dapat dibedakan menjadi dua 3 kelompok, yaitu granulosit bila plasmanya bergranuler dan agranulosit bila plasmanya tidak bergranuler.Leukosit granulosit dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 26

a. Netrofil: bersifat fagosit, plasmanya bersifat netral,bentuk intinya bermacam-macam seperti batang, berinti banyak,berinti bengkok, dan lain-lain. b. Basofil: plasmanya bersifat basah, berbintik-bintik

kebiruan, dan bersifat fagosit. c. Eusinofil: bersifat fagosit, plasmanya bersifat asam, berbintikbintik kemerahan yang jumlahnya akan

meningkat bila terjadi infeksi. Leukosit agranulosit dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Monosit: selnya berinti satu, besar berbentuk bulat panjang, bisa bergerak cepat, dan bersifat fagosit b. Limfosit: berinti satu, selnya tidak dapat bergerak bebas, ukurannya ada yang sebesar eritrosit. Sel ini berperan besar dalam pembentukan zat kebal (antibodi).

3) sel darah pembeku (trombosit) Ciri-cirinya: a. berukuran lebih kecil (2-4m) dari eritrosit dan leukosit b. Sel darah pembeku tidak berinti c. bentuknya tidak teratur d. bila tersentuh benda yang permukaannya kasar mudah pecah Sel ini dibentuk di dalam megakariosit sumsum merah tulang. Trombosit sangat penting bagi proses pembekuan darah. Pembekuan darah merupakan rangkaian proses yang terjadi pada jaringan tubuh, plasma darah, dan trombosit. b. Plasma darah Plasma darah terdiri dari air yang didalamnya terlarut berbagai macam zat, baik zat organik maupun zat anorganik dan

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 27

zat yang berguna maupun zat sisa yang tidak berguna sehingga jumlahnya lebih kurang 7-10%. Zat yang terlarut dalam plasma darah dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, yaitu: 1. zat makanan dan mineral, seperti glukosa, asam amino, asam lemak, kolesterol, serta garam-garam mineral. 2. zat-zat yang diproduksi sel, seperti enzim, hormon, dan antibodi. 3. protein darah, yang tersusun atas beberapa asam amino, yaitu: a. albumin, yang sangat penting untuk menjaga tekanan osmotik darah b. fibrinogen, sangat penting untuk proses pembekuan darah c. globulin, untuk membentuk gemaglobulin, yaitu komponen zat kebal yang sangat penting. 4. zat-zat metabolisme, seperti urea, asam urat, dan zat-zat sisa lainnya. 5. gas-gas pernapasan yang larut dalam plasma, seperti O2, CO2, dan N2. 3. Fungsi Darah Darah merupakan jaringan penyokong istimewa yang

mempunyai banyak fungsi, yaitu: a. mengangkut oksigen dan karbondioksida dari alat

pernapasan ke jaringan-jaringan ke seluruh tubuh b. mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh c. mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat ekskresi d. mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ke tempat yang membutuhkan

(Sumber : Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. EGC. Jakarta)

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 28

3. Air liur
a. Kelenjar Saliva Kelenjar saliva yang utama adalah kelenjar parotis,submandibularis, dan sublingualis; selain itu,juga ada beberapa kelenjar bukalis yang sangat kecil. Sekresi saliva terjadi melalui dua tahap: tahap pertama melibatkan asinus,tahap kedua melibatkan duktus salivarius. Sel asinus menyekresi sekresi primer yang mengandung ptyalin dan/atau musin dalam larutan ion dengan konsentrasi yang tidak jauh berbeda dengan yang disekresikan dalam cairan ekstrasel biasa. Sewaktu sekresi primer mengalir melalui duktus,terjadi dua proses transport aktif utama yang memodifikasi komposisi ion pada cairan saliva secara nyata. Pertama,ion-ion natrium secara aktif di reabsorbsi dari semua

duktus salivarius, dan ion-ion kalium disekresi secara aktif sebagai pengganti natrium, oleh karena itu konsentrasi ion natrium dari saliva sangat berkurang,sedangkan konsentrasi ion kalium meningkat. Akan tetapi ada kelebihan reabsorbsi ion natrium yang melebihi konsentrasi ion kalium, dan ini menyebabkan kenegatifan listrik sekitar -70 milivolt didalam duktus salivarius,dan keadaan ini kemudian menyebabkan ion klorida direabsorbsi secara pasif. Oleh karena itu,konsentrasi ion klorida menurun serupa dengan konsentrasi ion natrium pada duktus. Kedua,ion-ion bikarbonat disekresi oleh epitel duktus kedalam lumen duktus. Hal ini sebagian disebabkan oleh pertukaran pasif ion bikarbonat dengan ion klorida. Hasil akhir dari proses ini adalah konsentrasi ion natrium dan klorida dalam saliva sekitar 15 mEq/L,konsentrasi kalium sekitar 30 mEq/L dan konsentrasi ion bikarbonat sekitar 50-70 mEq/L. b. Fungsi Fungsi fisiologis: 1. Kesehatan rongga mulut

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 29

2. Pengaturan kandungan air 3. Pengeluaran virus dan hasil pertukaran zat 4. Pencernaan makanan dan proses pengecapan

Fungsi non fisiologis: Digunakan sebagai anti-fog atau anti kabut pada kaca mata selam oleh penyelam skuba.

4. Urine a. Penyusun 1. Komponen Penyusun Urine Pada dasarnya, urine tersususn dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolit (urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urine berasal dari darah atau cairan interstinal. Komposisi urine berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi yang dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Pada orang normal urine rata-rata berisi 80 100 gram protein dalam 24 jam, jumlah persentase air dan benda padat dalam urine adalah sebagai berikut :

a. b.

Air 96 % Padat 4 % (Terdiri atas urea 2 % dan produk metbolik lain sebanyak 2 %)

Urine tersusun atas banyak unsur penyusun. Sebagai komponen unsur merupakan unsur yang normal terdapat dalam urine dan sebagian merupakan unsur abnormal (bersifat patologis) yang mengindikasikan adanya suatu penyakit tertentu.

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 30

a. Unsur Unsur Normal dalam Urine 1) Urea (Ureum) Menyusun sekitar setengah dari zat padat urine. Urea merupakan hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati, mencapai ginjal dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum normal dalam darah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi bergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum. 2) Ammonia Normalnya, urine mengandung sedikit amonia. Ketosis dan asidosis akibat diabet akut, dimana fungsi ginjal tidak terganggu, akan menyebabkan pengeluaran amonia yang tinggi dalam urine. 3) Kreatinin dan Kreatin Kreatinin adalah produk pemecahan kreatin, diekskresi dalam jumlah konstan tidak bergantung pada asupan makanan. Sedangkan, kreatin merupakan hasil buangan kreatin dalam otot. Produk metabolisme lain mencakup benda-benda purine, oxalat, fosfat, sulfat, dan urat. 4) Asam urat Merupakan hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat berasal tidak hanya dari nukleoprotein makanan tetapi juga dari pemecahan nukleoprotein sel dalam tubuh. Kadar normal unsur ini di dalam darah adalah 2-3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5-2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine. 5) Asam asam amino Asam-asam amino yang terdapat di dalam urine

diantaranya : Alanin, Asam butirat, Arginin, Asam aspartat, Sitrulin, Sistein, Etanolamin, Asam glutamat, Glisin, Histidin,

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 31

Hidroksiprolin, Lisin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Serin, dan masih banyak yang lain. Pada orang dewasa normal, hanya sekitar 150-200 mg nitrogen asam amino diekskresi dalam urine dalam 24 jam. 6) Cloride Pada umumnya, cloride diekskresi sebagai natrium cloride. Karena sebagian besar cloride berasal dari makanan, pengeluarannya sangat tergantung dari jumlah asupan garam dalam makanan yang dikonsumsi. 7) Sulfat Sulfur urine berasal terutama dari protein karena

terdapatnya asam-asam amino yang mengandung sulfur, metronin, sistin dalam molekul protein. 8) Fosfat Fosfat urine adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat serta kalsium dan magnesium fosfat (fosfat tanah). Makanan, khususnya jumlah protein yang dikonsumsi mempengaruhi ekskresi fosfat. Sebagian fosfat juga berasal dari pemecahan sel. 9) Mineral, meliputi : Natrium, Kalium, Kalsium, dan Magnesium. 10) Vitamin, hormon, dan enzim, terdapat dalam jumlah yang kecil dalam urine. Untuk mengetahui jumlah total unsur maupun zat-zat yang terdapat di dalam urine, berikut ini adalah susunan urine normal (dalam gram) : Garam (NaCl) Kalium (K) Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Sulfur (S) Fosfor (P) : 10-15 : 2,0 : 0,2 : 0,1 : 0,8 : 1,0 Ureum Kreatinin Asam urat : 20-30 : 1,2 : 0,7

Asam amino : 1,0 Asam hirufat : 0,7 Ammonia : 0,7

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 32

(Sumber : Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung: Yrama Widya)

5. Tinja
Proses Pembentukan Tinja Usus halus dan kolon secara normal terlihat didalam proses absorpsi dan sekresi cairan dan ion dalam proses defekasi. Absorpsi makanan dan cairan terjadi di usus halus dan terjadi sebelum proses sekresi. Absorpsi cairan di usus halus dan kolon sangat penting. Usus halus dapat menyerap cairan 10 liter/hari yang berasal dari :

a. Asupan makanan dan minuman b. Salivasi c. Sekresi d. Lambung e. Pancreas f. Empedu


Cairan yang tersisa dari hasil absorbsi usus halus kemudian di reabsorbsi kembali oleh kolon. Melalui penyerapan garam dan air di kolon, terbentuklah masa feses yang padat. Dari 500 ml bahan yang masuk kedalam kolon setiap harinya, 350 ml nya di serap dan sisanya sekitar 150 ml untuk dikeluarkan dari tubuh. (Sumber : Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. EGC. Jakarta)

I. Kesimpulan
Hipotesis kelompok kami diterima dengan penjelasan bahwa darah terlihat dua lapis karena terdapat plasma darah dan sel, air liur dapat mencerna makanan karena mengandung enzim pencernaan, urine berwarna kuning dan berbau pesing karena terdapat bilirubin dan ammonia, dan tinja berbau busuk karena mengandung indol, skartol dan hydrogen sulfida.

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 33

Daftar Pustaka
Champe, Pamela C. 2011. Biokimia: Ulasan Bergambar. Edisi 3. Jakarta:EGC Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung: Yrama Widya Madja. 2007. Lemak dalam tubuh. http//madja.wordpress.com/2006/12/29/lemakdalam-tubuh/ Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. EGC. Jakarta Tetty Srtiowati dan Deswaty Furqonita. 2007. Biologi Interaksi kelas XI IPA. Jakarta: Azka Press William D. Standfield dkk.2007. Biologi Molekuler dan Sel. Erlangga Yuwono, Triwibowo. 2007. Biologi Molekular. Erlangga

Laporan Diskusi Pemicu 1

Page 34

Anda mungkin juga menyukai