Anda di halaman 1dari 9

History Taking

I. Explorasi alasan kunjungan 1. Bertanya alasan kunjungan 2. Eksplorasi dampak emosi dari keluhan/ masalah 3. Meminta pasien mengklarifikasi mengapa ia mengemukakan masalahnya 4. Meminta pasien memberikan opininya tentang apa yang menyebabkan masalah tersebut 5. Bertanya apakah keluhan/ masalah didiskusikan dengan keluarga atau kelompok primer 6. Bertanya kepada pasien tentang keadaan yang dia inginkan 7. Bertanya bagaimana pasien memecahkan masalahnya sendiri 8. Eksplorasi pengaruh keluhan pada kehidupan sehari-hari II. Interview terstruktur 1. Perkenalkan diri pada saat memulai interview dan klarifikasi hubungan fungsional dengan pasien 2. Menyimpulkan eksplorasi dari alasan kedatangan dengan ringkas 3. Menyimpulkan history-taking dengan hasil utama 4. Eksplorasi alasan kedatangan sebelum history taking 5. Melengkapi eksplorasi alasan kunjungan dan history taking secara cukup sebelum menghasilkan solusi III. IV. Kemampuan interpersonal History taking

Keluhan Utama
1. Meminta pasien menjelaskan keluhan

Riwayat Sekarang
2. Eksplorasi intensitas keluhan 3. Bertanya tentang lokasi keluhan 4. Bertanya tentang penjalaran keluhan 5. Bertanya perkembangan keluhan 6. Bertanya riwayat keluhan 7. Bertanya factor atau situasi yang mencetuskan keluhan 8. Bertanya factor atau situasi yang meningkatkan keluhan 9. Bertanya factor atau situasi yang mempertahankan keluhan 10. Bertanya factor atau situasi yang menurunkan dan/atau menghilangkan keluhan 11. Bertanya keadaan hidup atau masalah yang menyertai keluhan 12. Eksplorasi keluhan yang didapat

13. Eksplorasi determinant somatic dan psikologi dari keluhan 14. Eksplorasi kualitas hubungan dengan keluarga/ kelompok primer 15. Eksplorasi aktivitas fungsional sekarang 16. Eksplorasi aktivitas selama waktu senggang 17. Eksplorasi factor resiko dan kerawanan dalam biografi pasien

Riwayat Sebelumnya
18. Bertanya tentang penyakit dan masalah kesehatan mental di masa lalu 19. Bertanya tentang pengobatan professional dan efeknya 20. Bertanya tentang konsultasi professional lainnya

Family History
21. Bertanya tentang penggunaan obat dan substansi 22. Bertanya tentang factor genetic atau keluarga/ aspek lingkungan dari keluhan 23. Review system pertaining keluhan utama

Preparation of Thin Blood Film


1. Mempersiapkan alat dan bahan a. Spreader dan slide glass/ kaca objek, pensil b. Darah EDTA c. Pewarna Giemsa d. mikroskop 2. Membuat preparat darah a. Tempatkan sedikit tetesan darah sekitar 1 cm dari ujung kaca objek b. Tempatkan tepi spreader hanya di depan tetesan darah pada sudut 30-40 c. Gambar spreader hingga menyentuh tetesan darah d. Tekan spreader ke ujung kaca objek dengan gerakan halus dan tenang 3. Keringkan dan diberi nama a. Keringkan secara cepat dengan dianginkan b. Memberi nama/ nomor pada bagian tebal dari preparat darah 4. Pewarnaan a. Memelihara preparat darah tipis dengan methanol selama 2-3 menit b. Alirkan methanol yang terdapat di preparat c. Tutup slide dengan pewarna giemsa selama 10 menit d. Cuci slide pada air mengalir e. Keringkan dari air dan letakkan pada rak pengeringan 5. Pemeriksaan mikroskopik a. Periksa olesan darah menggunakan perbesaran lemah (10x) b. Pilih area yang ideal c. Tempatkan setetes minyak emersi pada slide dan ubah perbesarannya dengan hati-hati ke perbesaran sangat kuat (100x)

THT Examination
1. Membangun interpersonal (perhatikan skala tingkat umum interaksi dokter-pasien) 2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan pada pasien 3. Duduk pada posisi yang benar (pasien dan pemeriksa berhadapan dengan lutut pemeriksa dirapatkan)

Pemeriksaan Telinga
4. Memeriksa aurikula telinga (daun telinga dan sekitarnya) 5. Menekan tragus dan bagian belakang telinga 6. Mengatur posisi aurikula 7. Meletakkan otoskop secara lembut dan sedikit ke bawah 8. Tangan yang memegang otoskop disandarkan pada kepala pasien 9. Menggerakkan otoskop secara lembut untuk melihat kanal telinga dan membrane timpani dengan baik

Test Pendengaran
10. Memfiksasi posisi pasien 11. Melakukan test rhine dengan benar 12. Melakukan test weber secara benar 13. Melakukan test schwabach dengan benar

Pemeriksaan Hidung dan Sinus Paranasal


14. Memeriksa hidung bagian luar (inspeksi dan palpasi) 15. Memilih speculum hidung yang tepat 16. Mengatur kepala pasien 17. Meletakkan speculum hidung dengan lembut dalam hidung pasien 18. Memeriksa bagian depan rhinoscopy 19. Mengecek mukosa, concha, dan septum 20. Mempalpasi sinus frontalis dengan menekan tulang bagian alis tanpa menekan bola mata dengan ibu jari 21. Mempalpasi sinus maxillaries dengan menekan area di tulang pipi dengan ibu jari

Pemeriksaan Mulut dan Faring


22. Memeriksa bibir 23. Meminta pasien membuka mulut 24. Menginspeksi membrane mukosa bukalis menggunakan spatula lidah dan senter 25. Memeriksa gigi dan gusi

26. Memeriksa lidah dan palatum 27. Memeriksa tonsil dan dinding faringeal 28. Laringofaring/ hypofaring dapat terlihat tanpa menyebabkan mual 29. Meminta pasien untuk mengatakan aah 30. Memindahkan spatula yang digunakan untuk dibersihkan dan disterilisasi 31. Menginterpretasikan dan menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien 32. Melakukan negosiasi tentang pengobatan yang tepat dan perawatannya

Heteroanamnesis
a. Aspek keterampilan komunikasi: 1. Menyambut pasien, memberikan pertanyaan terbuka 2. Mengikuti peranan penting dari keluarga pasien, memfasilitasi, dan merefleks masalah dari pasien 3. Mengklarifikasi, merfleksikan pada saat yang tepat 4. Respon-respon secara empatik, memberikan pertanyaan pada saat yang tepat 5. Tidak menghakimi 6. Memberikan interpretasi 7. Menanyakan tentang perasaan pasien 8. Merendahkan diri secara umum b. Aspek medis 1. Sumber yang berhubungan (umur, jenis kelamin,pekerjaan,hubungan) 2. Pasien (umur, jenis kelamin,status, tempat lahir, status mental, pekerjaan, agama) 3. Keluhan utama 4. Penyakit yang dialami sekarang (lokasi, kualitas, waktu, kondisi) 5. Riwayat nutrisi (kualitas dan kuantitas) 6. Alergi-alergi, imunisasi, pemeriksaan screening, bahaya lingkungan, menggunakan aturan yang aman 7. Latihan dan aktivitas luang: tidur, diet, dan pengobatan khusus 8. Riwayat keluarga 9. Riwayat psikososial 10. Mereview system organ 11. Mengklarifikasi dan melakukan negosiasi 12. Menutup 13. Mencatat anamnesis

Neurologi Examination
a. Pemeriksaan sensorik taktil (bahan halus: kapas atau tissue) 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan 2. Mampu memilih alat yang benar untuk pemeriksaan sensorik taktil 3. Mampu maminta tanggapan pasien, meminta pasien berkata ya atau tidak untuk setiap stimulus 4. Mampu melaksanakan stimulus ringan pada kulit tanpa menyebabkan tekanan pada jaringan subkutan 5. Mampu meminta tangapan pasien, meminta pasien menyebutkan lokasi pada setiap stimulus 6. Mampu meminta tanggapa pasien, menyebutkan perbedaan lokasi stimulus antara dua tanda b. Pemeriksaan sensorik superficial (bahan tajam dan tumpul: jarum tajam dan jarum tumpul) 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan 2. Mampu memilih alat yang benar untuk pemeriksaan nyeri superficial 3. Meminta pasien menutup mata dan mematuhi instruksi 4. Mencoba menusuk 5. Menstimulasi dengan intensitas minimal tanpa menyebabkan pendarahan 6. Merangsang stimulasi tajam dan tumpul satu kemudaian yang lainnya 7. Mampu meminta tanggapan pasien, bertanya pada pasien apakah stimulus tajam atau tumpul 8. Mampu meminta tanggapan pasien tentang intensitas ketajaman dari sensasi c. Peneriksaan reflex biseps (Refleks hammer) 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan 2. Meminta pasien untuk duduk dan rileks 3. Memegang lengan pasien di atas lengan/tangan pemeriksa 4. Mengatur posisi lengan bawah pasien antara fleksi dan ekstensi dan sedikit tengkurap 5. Memegang siku pasien dengan tangan pemeriksa 6. Meletakkan jempol pemeriksa pada tendon biseps pasien 7. Memukul jempol pemeriksa dengan hammer reflex untuk memperoleh reflex biseps 8. Pukulan menghasilkan oergerakan supinasi pada lengan bawah pasien d. Pemeriksaan reflex triseps (Refleks hammer) 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan 2. Meminta pasien untuk duduk dan rileks

3. Memegang lengan pasien di atas lengan/tangan pemeriksa 4. Mengatur posisi lengan bawah pasien antara posisi fleksi dan ekstensi 5. Meminta pasien merilekskan lengan bawahnya 6. Menyentuh otot triseps untuk memastikan bahwa otot tidak berkontraksi 7. Memukul tendon triseps melalui fossa olecranon 8. Pukulan menghasilkan kontraksi otot triseps e. Pemeriksaan reflex brachioradialis (Refleks hammer) 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan 2. Meminta pasien untuk rileks dan tidak melihat lengannya 3. Mengatur posisi lengan bawah pasien antara posisi fleksi dan ekstensi dan sedikit tengkurap 4. Meletakkan lengan bawah pasien di atas lengan bawah pemeriksa 5. Meminta pasien merilekskan lengan bawah 6. Memukul tendon brachioradialis pada distal radial 7. Menggunakan ujung tumpul dari reflex hammer 8. Pukulan menghasilkan tangan ekstensi f. Pemeriksaan reflex patella 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan 2. Meminta pasien untuk duduk/berbaring dengan kaki menggantung dan jangan melihat pada kaki 3. Menyentuk sekeliling area tendon patella (kiri dan kanan) 4. Satu tangan menyentuh distal otot paha pasien sementara yang lainnya memukul patella dengan hammer 5. Pukulan menghasilkan kontraksi dari otot quadriceps/ekstensi dari kaki bagian bawah g. Pemeriksaan reflex Achilles 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan 2. Meminta asien untuk duduk, berbaring, atau berdiri di atas lutut dengan bagian bawah kaki dan kaki tergantung keluar dari meja pemeriksaan 3. Meregangkan tendon Achilles dengan memegang kaki arah dorsofleksi 4. Memukul tedon Achilles dengan ringan dan cepat untuk memperoleh reflex Achilles 5. Pukulan tiba-tiba menghasilkan fleksi pada kaki

Orthopaedic Examination
a. History/Riwayat 1. Keluhan utama dan keluhan lainnya 2. Riwayat keluhan (apa, kapan, dimana, dan bagaimana) 3. Pengobatan awal 4. Riwayat pribadi/trauma 5. Riwayat family 6. Latar belakang social b. Pemeriksaan 7. Kondisi pasien 8. Vital sign 9. Pemeriksaan gaya berjalan 10. Status local (Lihat, rasakan dan gerakan) 11. Pengukuran panjang dan lingkar 12. Organ lain/pemeriksaan region 13. Pemeriksaan neurologi 14. Tes kekuatan otot c. Pemeriksaan Tambahan 15. Pemeriksaan rediologi 16. Pemeriksaan laboratorium

Anda mungkin juga menyukai