Anda di halaman 1dari 15

MAKALA BOIGRAFI CHAIRUL TANJUNG

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Disusun Oleh : Ahmad Naufal 21080110120018

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Chairul Tanjung merupakan seorang wartawan di zaman orde lama yang pernah menerbitkan lima surat kabar beroplah kecil. Chairul dan keenam saudaranya hidup berkecukupan. Namun, pada zaman Orde Baru, sang ayah dipaksa menutup usaha persnya karena berseberangan secara politik dengan penguasa. Setamat SMA, Chairul masuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada tahun 1981. Chairul menghadapi masalah pada biaya kuliahnya. Ia pun mulai berbisnis dari dasar sekali, berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Selanjutnya, ia membuka sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat tapi bangkrut. Setelah menutup tokonya, Chairul membuka usaha kontraktor. Kurang berhasil, Chairul bekerja di industri baja dan kemudian pindah ke industri rotan. Waktu itulah, ia bersama tiga rekannya ia membangun PT Pariarti Shindutama. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaannya langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Dari sini usahanya merambah ke industri genting, sandal dan properti. Sayang, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha dengan ketiga rekannya, Chairul memilih menjalankan usahanya sendiri. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti : keuangan, properti, dan multi media. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Tugu yang kini bernama Bank Mega yang kini telah naik peringkatnya dari bank urutan bawah ke bank kelas atas. Selain memiliki perusahaan sekuritas, ia juga merambah ke bisnis asuransi jiwa dan asuransi kerugian. Di sektor sekuritas, lelaki kelahiran Jakarta ini mempunyai perusahaan real estate dan pada tahun 1999 telah mendirikan Bandung Supermall. Di bisnis multimedia, Chairul mendirikan Trans TV, di samping menangani stasion radio dan media on line atau satelit. Ia juga bersiap untuk masuk ke media cetak.

BAB II PEMBAHASAN

A. Masa Kecil Chairul Tanjung Chairul Tanjung lahir di Jakarta, 16 Juni 1962 dalam keluarga yang sederhana. Ayahnya A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama di sebuah surat kabar kecil. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Tiba di zaman Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Chairul Tanjung kecil melalui hari-hari penuh keceriaan sebagai anak pinggiran kota Metropolitan. Bermain bersama teman-teman dengan membuat pisau dari paku yang digilaskan di roda rel dekat rumahnya di Kemayoran, adalah kegiatan seru yang menyenangkan. Juga bersepeda beramai-ramai di akhir pekan ke kawasan Ancol, sambil jajan penganan murah, buah lontar. Kelas 1 hingga kelas 2 SD sekolah diantar jemput oleh Kak Ana, seorang sanak keluarga dari Sibolga, dengan naik oplet. Selanjutnya kelas 3 SD sudah bisa pulang-pergi sekolah sendiri. Saat usia SMP, Bapaknya ( Abdul Gafar Tanjung ) yang saat itu telah mempunyai percetakan, koran, transportasi dll gulung tikar dan dinyatakan pailit oleh pemerintah karena idealismenya yang bertentangan dengan pemerintah yang berkuasa saat itu ( Soeharto). Sang ayah adalah Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) Ranting Sawah Besar. Semua koran Bapaknya dibredel. Semua aset dijual hingga tak memiliki rumah satu pun. Mungkin demi gengsi, di awal-awal, Bapaknya menyewa sebuah losmen di kawasan Kramat Raya, Jakarta untuk tinggal mereka sekeluarga. Hanya satu kamar, dengan kamar mandi di luar yang kemudian dihuni 8 orang. Kedua orang tua Chairul, dan 6 orang anaknya, termasuk Chairul sendiri. Tidak kuat terus-menerus membayar sewa losmen, mereka kemudian memutuskan pindah ke daerah Gang Abu, Batutulis. Salah satu kantong kemiskinan di Jakarta waktu itu. Rumah tersebut adalah rumah nenek Chairul, dari ibundanya, Halimah. Ibunya adalah sosok yang jarang sekali mengeluhkan kondisi, sesulit apapun keadaan keluarga. Namun saat itu, Chairul melihat raut wajah ibunya sendu, tidak ceria dan tampak lelah. Setelah ditanya, lebih tepatnya didesak Chairul, Ibunya baru

berucap : Kamu punya sedikit uang, Rul? Uang ibu sudah habis dan untuk belanja nanti pagi sudah tidak ada lagi. Sama sekali tidak ada.

B. Masa Kuliah Chairul Tanjung Mendaftar di perguruan tinggi negeri adalah satu-satunya pilihan untuk bisa kuliah saat itu, karena belum banyak pilihan untuk melanjutkan di universitas swasta. Jika pun ada, biayanya sangat tinggi. Jadi jika tidak diterima di negeri, alamat jalan untuk melanjutkan pendidikan tertutup sudah. Tidak mungkin keluarganya dapat membayar biaya kuliah di perguruan tinggi swasta, apalagi semua anak-anaknya masih dalam masa pendidikan. Maka, adalah sebuah kebahagiaan yang tak terkira saat melihat nama Chairul Tanjung termasuk di antara daftar siswa yang dinyatakan lulus UMPTN. Pulang dari tempat pengumuman di Parkir Timur Senayan, Chairul mengabarkan pada orang tuanya bahwa ia diterima di FKG. Sebuah kabar bahagia tentunya, disertai pemberitahuan lain berupa biaya kuliah di FKG-UI. Total Rp. 75.000,- yang rinciannya adalah Rp. 45.000 untuk biaya kuliah, dan 30.000 untuk biaya administrasi, uang jaket dsb. Ibunya meminta waktu beberapa hari untuk menyiapkannya. Dan sesuai janji, beberapa hari kemudian Ibunya tersenyum sambil memberikan uang yang yang diperlukan. Maka tahun 1981 Chairul Tanjung tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Minggu awal masuk kuliah, Chairul didaulat menjadi Ketua Angkatan Mahasiswa FKG-UI, atau mendapat julukan Jendral Angkatan. Bisa jadi karena postur tubuhnya yang tinggi besar, dan tentu karena pengalaman berorganisasi dari SMP dan SMA yang telah dijalankannya. Berinteraksi dengan para sahabat baru di kampus adalah hal baru yang menyenangkan tentunya. Meski mengaku sering makan di kantin CM Cepek Murah Warung Toyib dengan nasi setengah porsi, sayur, tempe/tahu, semua terasa nikmat dan membuatnya bahagia. Hingga suatu sore, ibunya, Ibu Halimah yang di kalangan tetangga dekat biasa dipanggil Mpok Limah, asli Cilandak, Sukabumi, Jawa Barat, berkata dengan terus terang kepadanya. Bahwa untuk ongkos kuliah ibunya harus pontang-panting mendapatkan uang. Dengan air mata, ibunya menatap sang anak sambil berucap Chairul, uang kuliah pertamamu yang ibu berikan beberapa hari yang lalu ibu dapatkan dari menggadaikan kain halus ibu. Belajarlah dengan serius, Nak.

Mendengar itu, bumi tempatnya berpijak seolah berhenti berotasi, ia lemas seperti tanpa darah. Bisa dibayangkan, baru menikmati keceriaan bertemu temanteman baru, tiba-tiba mendengar berita menyedihkan itu. Chairul mengaku terpukul, shock. Bukan untuk putus asa dan menyerah terhadap keadaan, namun sebaliknya. Dari situlah ia bertekad untuk tidak meminta uang lagi kepada orang tuanya. Ia harus bisa memenuhi semua keperluan kuliah dengan usahanya sendiri. Di FKG-UI banyak sekali praktikum, dari membuat gigi palsu menggunakan wax ( lilin), gipsum, dsb. Ada buku praktikum sekitar 20 halaman yang harus diperbanyak ( difotocopy) oleh mahasiswa sebagai pedoman wajib. Di lingkungan Salemba Raya, bertebaran tukang foto kopi dengan ongkos per lembar Rp. 25,- sehingga diperlukan total Rp. 500,- untuk mendapatkan buku tersebut. Nah, Chairul mempunyai teman SMP yang orang tuanya memiliki usaha percetakan di Jl. Bango V No. 5, Senen. Namanya Bravo Printing. Usaha percetakan milik Pak Surya itu dijalankan oleh Pak Surya sendiri beserta anak-anaknya Toni, Hardi Surya, Beni ( teman Chairul). Maka Chairul datang ke percetakan itu meminta tolong pada Hardi Surya ( kakak kelas Chairul di SMP juga ), dan disanggupi dikerjakan dengan harga Rp 150. Dikerjakan dulu, dibayar setelah selesai. Maka, peluang usaha mulai dilihatnya. Esoknya, Chairul menawarkan jasa cetak diktat dengan harga Rp.300, lebih hemat tentunya dibanding harga pasar yang Rp. 500,-. Singkat cerita, ada 100 orang temannya yang mendaftar mencetak di Chairul, dan otomatis ia mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 15.000,Sebuah keuntungan yang diperoleh dengan proses sangat mdah, dengan hanya berbekal jaringan dan kepercayaan.Uang keuntungan usaha yang baru pertama kali diterimanya sebesar 15.000 itu dirasakan Chairul sebagai momentum pembangkit kepercayaan diri selanjutnya. Puluhan ribu berikutnya, ratusan ribu dan jutaan berikutnya bukan perkara sulit jika semangat dan kepercayaan bisa terus dijaga. Sejak itu hidupnya terasa lebih mudah. Dari 15.000 itu kemudian ia terkenal ke seantero kampus sebagai pengganda diktat yang murah. Awalnya ia mendapat tempat fotocopy murah di daerah Grogol ( Rp. 15,-/lembar dan karena memberi order banyak didiscount menjadi

Rp.12,5/lembar). Dosen dan teman-teman lintas jurusan kerap menitipkan fotocopy padanya. Praktis nyaris tiap hari ia mondar-mandir Grogol-Salemba dengan bajaj mengangkut diktat-diktat yang difotocopy dibantu beberapa orang sahabatnya.

Berikutnya karena merasa lama-lama kerepotan mondar-mandir sementara iapun harus mengikuti jam perkuliahan dan menjalankan berbagai praktikum, ia mengajukan permohonan memanfaatkan ruang kosong di bawah tangga untuk menempatkan mesin foto copy.Dan berkat hubungan baik dengan hampir semua dosen, karyawan bahkan rektor UI, ijin itu mudah didapatkan. Lalu Chairul meminta pemilik mesin fotocopy itu membuka counter di bawah tangga di fakultasnya di Salemba. Ia mendapat marketing fee sebesar Rp.2,5,-/lembar. Dan setiap sore, Chairul tinggal datang ke tempat fotocopyan sambil meminta setoran layaknya bos. Demikianlah naluri bisnisnya kian terasah. Dari mulai usaha fotocopy, merambah ke bisnis alat-alat kesehatan sebagai salah satu kebutuhan pokok mahasiswa kedokteran gigi. Lalu masuk mencoba bisnis di luar kampus meski diakhiri cerita kebangkutan dengan ditutup tokonya. Namun bangkit lagi dengan usaha jual-beli mobil bekas, bengkel reparasi mobil, kontraktor kecil-kecilan, dst dll. Tahun 1984, di masa kuliah tahun ke 4 (usia 22 tahun) Chairul telah berhasil membeli mobil Honda Civic warna coklat keluaran tahun 1976 seharga 3,6 juta. Dan tahun 1986 berganti Honda Accord keluaran tahun 1981.Perolehan itu menunjukkan bahwa ia telah berhasil mewujudkan tekadnya untuk tidak meminta biaya kuliah pada orang tuanya, sekaligus juga telah mulai menuai hasil usahanya dengan kerja keras dan kerja cerdas tersebut. Sebuah prestasi yang membanggakan setiap orang tua tentunya.Begitulah Chairul, sambil tekun menjalankan usahanya, ia juga paralel dengan aktif di berbagai kegiatan organisasi kampus dan aktifitas sosial. Semua dijalankan secara seimbang dan bersamaan.

Gambar 2.1 Foto Keluarga Chairul Tanjung

C. Pemikiran Bisnis Chairul Tanjung Bagi Chairul Tanjung yang penting dalam sebuah bisnis itu adalah mengembangkan jaringan atau networking, tidak hanya berteman dengan perusahaan yang sudah ternama karena penting juga untuk membuka hubungan baik sekalipun dengan perusahaan yang belum ternama bahkan Chairul Tanjung menggambarkan hubungan baik dengan pengantar surat sekalipun adalah hal yang penting, jika perusahaan sepi order maka relasi seperti ini bisa dimanfaatkan untuk membuka lagi order. Dalam hal Investasi Chairul Tanjung tidak alergi bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional, Chairul Tanjung tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan perusahaan perusahaan tersebut menurutnya ini bukan upaya untuk menjual negara namun ini merupakan upaya perusahaan nasional Indonesia untuk bisa berdiri dan mejadi tuan rumah di negeri sendiri. Menurut Chairul Tanjung modal memang penting dalam sebuah bisnis namun kemauan dan kerja keras adalah hal lain yang wajib dimiliki oleh seorang pengusaha namun mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya, baginya

membangunkepercayaan pasar sama pentingnya dengan membangun integritas disinilah penting nya jaringan dalam sebuah bisnis. Insting bisnis Chairul Tanjung dimulai saat dia masih duduk di bangku kuliah, untuk membiayai kuliahnya Chairul Tanjung sempat membuka usaha fotokopi di Universitas Indonesia, dia juga sempat berjualan kaos dan buku kuliah stensilan, selain itu dia juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium, namun usahanya belum berhasil. Ketika lulus kuliah dia bersama dengan beberapa rekannya mendirikan PT. Pariarti Shindutama pada tahun 1987 dengan modal awal Rp.150 juta yang dia peroleh dari Bank Exim, kala itu PT Pariarti yang bergerak dalam bidang produksi sepatu anak-anak ekspor mampu memperoleh pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia namun karena adanya perbedaan pandangan dalam hal ekspansi bisnis membuat perusahaan ini harus bubar dan Chairul Tanjung memilih untuk keluar dan memilih untuk membuat perusahaan sendiri. Setelah keluar dari PT Pariarti, Chairul Tanjung membidik tiga bisnis inti yaitu Keuangan, Properti dan Multimedia. Lalu beridiri lah Para Grup ynag terkenal itu, Perusahaan Konglomerasi ini memiliki Para Inti Holindo sebagai father holding company yang membawahi beberapa sub holding yakni Para Inti Propertindo

(properti), Para Global Investindo (bisnis keuangan),dan nti Investindo(media dan investasi), para grup sendiri memiliki sejumlah perusahaan di berbagai bidang, diantaranya: Para Group mempunyai beberapa unit usaha yang telah dikenal di publik seperti: 1. Mega Corpora
o

Perbankan 1. PT Bank Mega Tbk 2. PT Bank Syariah Mega Indonesia

Asuransi 1. PT Asuransi Jiwa Mega Life 2. PT Asuransi Umum Mega

Pasar modal 1. PT Mega Capital Indonesia

Pembiayaan 1. PT Para Multifinance 2. PT Mega Auto Finance 3. PT Mega Central Finance

2. Trans Corp
o

Trans Corpora Media 1. PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) 2. PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans7) 3. PT Agranet Multicitra Siberkom (DetikCom)

PT Trans Lifestyle 1. PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk 2. PT Trans Fashion

PT Trans Mahagaya

PT Mahagaya Perdana (Prada, Hugo Boss, Miu Miu, Tods, Aigner, Jimmy Choo ,Brioni, Celio, Francesco Biasia,Canali, Mango)

3. PT Trans F&B

PT Trans Coffee PT Trans Ice

PT Naryadelta Prarthana (Baskin Robbins)

4. PT Metropolitan Retailmart (Metro department store) 5. PT Trans Airways 6. PT Trans Rekan Media 7. PT Trans Entertainment
o

PT Trans Property 1. PT Para Bandung Propertindo (Bandung Supermal) 2. PT Batam Indah Investindo 3. PT Karya Data Mandiri 4. PT Mega Indah Propertindo 5. PT Para Bali Propertindo 6. PT Trans Studio

PT Trans Kalla Makassar (Trans Studio Resort Makassar) Trans Studio Resort Bandung

PT Trans Retail

PT Carrefour Indonesia

3. PT CT Global Resources 0. PT Para Inti Energy 1. PT Para Energy Investindo 2. PT CT Agro 3. PT Kaltim CT Agro 4. PT Kalbar CT Agro 5. PT Kalteng CT Agro 6. PT Arah Tumata 7. PT Wahana Kutai Kencana Dalam bidang properti Para Grup memiliki Bandung Supermall yang menghabiskan dana hingga Rp 99 miliar, Bandung Supermal adalah Central Business District di Bandung yang mulai difungsikan pada tahun 1999. Sementara di bidang Investasi, pada tahun 2010 Para Grup melalui perusahaan nya Trans Corp membeli 40% saham Carrefour, MoU pembelian saham ini ditandatangani di Perancis tanggal 12 Maret 2010. Pada tahun yang sama Forbes merilis daftar orang terkaya di dunia dan Forbes memasukkan nama Chairul Tanjung sebagai salah satu orang terkaya asal Indonesia, pada tahun 2011 Forbes kembali memasukkan namanya di peringkat 11 orang terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan sebesar 2,1 miliar dolar AS.

Chairul Tanjung meresmikan perubahan nama Para Grup pada 1 Desember 2011 menjadi CT Corp, CT merupakan kependekan dari namanya sendiri, CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding yaitu Mega Corp, Trans Corp dan CT Global resources yang meliputi layanan financial, media, hiburan, baya hidup dan sumber daya alam.

4.2 Foto Chairul Tanjung dengan CT Crop

Bagi generasi muda yang akan terjun berbisnis, Chairul Tanjung berpesan agar generasi muda mau sabar dan menapaki tangga bisnis satu persatu karena membangun bisnis itu tidak seperti membalikkan te;apak tangan dibutuhkan kesabaran dan kekuatan agar jangan pernah menyerah, jangan sampai terpancing untuk menggunakan jalan pintas (instant) karena dalam usaha kesabaran adalah kata kuncinya, memang sangat manusiawi jika seseorang dalam berusaha ingin segera mendapatkan hasilnya namun tidak semua hasil bisa diterima secara langsung.

D. Kekayaan Bisnis Chairul Tanjung Forbes mengumumkan daftar terbaru orang terkaya di dunia. Chairul Tanjung telah masuk ke big 1.000 orang terkaya di dunia, tepatnya di peringkat 937. Di Indonesia sendiri, Chairul menempati peringkat ke-7, dengan aset bersih senilai US $ 1 miliar. Sebuah peningkatan yang signifikan untuk Rising Star. Pada Desember tahun lalu, Chairul telah peringkat ke-13 orang terkaya di Indonesia. Posisi pertama orang terkaya di Indonesia, masih ditempati oleh Budi Hartono, pemilik Grup Djarum.

Menurut Yosef Ardi, seorang wartawan bisnis senior dan pemilik 'Hari Indonesia' berita kantor online ekonomi, dalam sebuah wawancara dengan BBC Indonesia, katanya, "Mereka (Forbes) membuat daftar berdasarkan nilai kapitalisasi pasar dari perusahaan saham yang dimiliki oleh konglomerat yang terdaftar di bursa efek luar itu tidak dihitung karena mungkin sulit untuk menghitung.. Dengan demikian, nilai kekayaan Budi Hartono yang mencapai US $ 3,5 miliar, dihitung dari porsi kepemilikan yang ada dalam Bank BCA, yang merupakan 50%, dimana nilai kapitalisasi pasar BCA saat ini mencapai Kepemilikan sekitar US $ 13,9 miliar. aset lain seperti perusahaan rokok Djarum dan Mall Grand Indonesia, mungkin tidak dihitung, karena kedua perusahaan tidak terdaftar di BEI. " Mungkin itu sebabnya, dari tujuh pengusaha Indonesia yang masuk dalam daftar 1.000 besar orang terkaya di dunia, tidak ada nama-nama seperti Tommy Winata, pemilik Grup Artha, atau Yusuf Merukh, raja tambang dari Indonesia Timur, atau Eddy Katuari, pemilik Wings Group. Ini pengusaha tidak mendaftarkan perusahaannya ke BEI, tetapi hanya beberapa dari mereka. Aburizal Bakrie? Dia masih kaya. Tapi hanya, sahamnya 'tujuh bersaudara' harga di BEI dijatuhkan secara substansial dalam beberapa bulan terakhir, jadi dia keluar dari daftar. Bagaimana Tanjung Chairul? Chairul memiliki dua aset utama: Bank Mega dan Trans TV. Sejauh ini, Bank Mega hanya yang sudah terdaftar di BEI. Pada kuartal ketiga 2009, Chairul melalui PT Mega Corpora memiliki 55,7% dari total saham Bank Mega. Saat ini, Bank Mega diperdagangkan pada level Rp 2.450 per saham. Pada harga itu, Bank Mega memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 7,8 triliun, atau sekitar US $ 847 juta. Dengan demikian, kekayaan Chairul yang berasal dariBank Mega bernilai sekitar AS $ 472 juta. Namun, saham Bank Mega di BEI yang tidak likuid, sehingga nilai kapitalisasi pasar yang tidak dapat sepenuhnya ditentukan oleh harga sahamnya, tetapi juga oleh tindakan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan. Saat ini, Chairul sangat rajin untuk melakukan akuisisi, termasuk melalui Bank Mega. Oleh karena itu, Bank Mega mungkin memiliki kapitalisasi pasar lebih dari US $ 847 juta, mungkin US $ 1 miliar. Laporan terbaru dari pencatatan kepemilikan yang dirilis oleh perusahaan, menunjukkan bahwa Chairul telah mengangkat bagiannya kepemilikan saham menjadi sekitar 65%. Dengan demikian, kekayaan Chairul berasal dari Bank Mega tidak layak AS $ 472 juta, namun sekitar US $ 650 juta.

Bagaimana nilai kekayaan Chairul Tanjung yang berasal dari Trans TV? Karena Trans TV belum terdaftar di BEI, tidak banyak informasi keuangan yang dapat diketahui dari hal ini salah satu stasiun televisi terbesar di Indonesia. Namun, beberapa pengamat percaya bahwa Trans TV memiliki kapitalisasi pasar kira-kira setara atau sedikit di atas Surya Citra Televisi (SCTV), satu stasiun televisi terbesar di Indonesia. Induk perusahaan SCTV, Surya Citra Media (SCMA), terdaftar di BEI. SCMA diperdagangkan hari ini di level Rp 850 per saham. Pada harga itu, SCMA memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 1,6 triliun, atau sekitar US $ 177 juta. Jadi, mari kita hanya mengatakan bahwa Trans TV memiliki nilai sedikit lebih tinggi daripada SCTV yang US $ 177 juta, dan Chairul memiliki saham 100% di Trans TV. Kemudian total kekayaan Chairul Tanjung dari Trans TV kira-kira sekitar US $ 200 juta. Dengan demikian, kekayaan Chairul Tanjung yang berasal dari Bank Mega dan Trans TV adalah sekitar US $ 850 juta. Chairul juga memiliki bank lain, Bank Mega Syariah, dan lain stasiun televisi, Trans 7 (51% saham). Jadi jika diakumulasi, kekayaan Chairul dari kepemilikan kedua bank dan dua stasiun televisi, kemungkinan berada di atas US $ 1 miliar. Itu nilai hanya berasal dari kegiatan usaha bank dan stasiun televisi. Selain itu, melalui unit usaha keuangannya jasa, Chairul memiliki dua perusahaan asuransi, pasar perusahaan broker saham, dan tiga perusahaan jasa keuangan. Melalui media, dan unit gaya hidup bisnis, Chairul memiliki tour & travel perusahaan jasa, sebuah perusahaan busana, tiga F & B perusahaan, sebuah perusahaan ritel, perusahaan penerbangan, dan dua perusahaan hiburan. Melalui unit bisnisnya properti, Chairul memiliki lima perusahaan properti. Dan melalui unit bisnis barunya di bidang energi & perkebunan, Chairul memiliki delapan perusahaan. Berapa nilai total seluruh perusahaan, ditambah Bank Mega, Bank Syariah Mega, Trans TV dan Trans 7? Jelas, lebih besar dari US $ 1 miliar. Jadi bukan tanpa alasan jika Chairul Tanjung pernah mengklaim bahwa CT Corporationmemiliki total aset sekitar US $ 2 miliar. Meski begitu, itu tidak berarti engkau Chairul peringkat lebih tinggi dalam daftar, karena enam konglomerat Indonesia yang berada di atas Chairul, aset mereka juga dihitung dengan cara yang sama, sehingga total aset mereka cenderung lebih besar daripada yang ditampilkan oleh Forbes. Mengingat dia hanya 47 tahun (anak bungsu dari tujuh), Chairul Tanjung masih memiliki peluang besar untuk menjadi orang terkaya di Indonesia. Mungkin

satu-satunya saingan adalah Martua Sitorus, pendiri dan pemilik Wilmar International, perdagangan CPO terbesar dan perusahaan perkebunan di Asia (dan mungkin dunia), yang menjadi orang terkaya kedua di Indonesia, dan 316 terkaya di dunia. Wilmar Intl. yang tercatat di SGX, memiliki kapitalisasi pasar sekitar US $, 40,1 miliar luar biasa! Namun Martua memiliki saham hanya sekitar 7% di sana. Martua hanya 50 tahun. Chairul sendiri, telah mulai mencoba untuk 'mengganggu' bisnis Martua dengan mendirikan beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA http://info-biografi.blogspot.com/2010/05/biografi-chairul-tanjung.html http://www.kumpulansejarah.com/2013/01/sejarah-singkat-kehidupan-chairul.html http://profilidolaku.blogspot.com/2012_02_01_archive.html http://www.orangterkayaindonesia.com/kisah-sukses-perjalanan-hidup-chairultanjung-sang-anak-singkong/ http://chairultanjung.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai

  • Cgyjxd
    Cgyjxd
    Dokumen12 halaman
    Cgyjxd
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • SGFJD
    SGFJD
    Dokumen6 halaman
    SGFJD
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • Rys 5 Ry
    Rys 5 Ry
    Dokumen2 halaman
    Rys 5 Ry
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • Explf
    Explf
    Dokumen2 halaman
    Explf
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • Cgyjxd
    Cgyjxd
    Dokumen12 halaman
    Cgyjxd
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • Itbhgyck, Yt
    Itbhgyck, Yt
    Dokumen9 halaman
    Itbhgyck, Yt
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • PEMAKAIAN AIR DI KALASAN
    PEMAKAIAN AIR DI KALASAN
    Dokumen15 halaman
    PEMAKAIAN AIR DI KALASAN
    Natalia Diani Triana
    Belum ada peringkat
  • Ge WG
    Ge WG
    Dokumen7 halaman
    Ge WG
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • Itbhgyck, Yt
    Itbhgyck, Yt
    Dokumen9 halaman
    Itbhgyck, Yt
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen6 halaman
    Daftar Isi
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • Itbhgyck, Yt
    Itbhgyck, Yt
    Dokumen9 halaman
    Itbhgyck, Yt
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • Tabel 5
    Tabel 5
    Dokumen13 halaman
    Tabel 5
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • Hauled Container System
    Hauled Container System
    Dokumen6 halaman
    Hauled Container System
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kimia Lingkungan
    Tugas Kimia Lingkungan
    Dokumen7 halaman
    Tugas Kimia Lingkungan
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • OPANG
    OPANG
    Dokumen24 halaman
    OPANG
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • Pedoman Standar Pelayanan Minimal
    Pedoman Standar Pelayanan Minimal
    Dokumen19 halaman
    Pedoman Standar Pelayanan Minimal
    Prio Sambodo
    Belum ada peringkat
  • Sanimas Opang
    Sanimas Opang
    Dokumen9 halaman
    Sanimas Opang
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • Sampah Kec - Cengkareng PDF
    Sampah Kec - Cengkareng PDF
    Dokumen1 halaman
    Sampah Kec - Cengkareng PDF
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • Coab
    Coab
    Dokumen10 halaman
    Coab
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat
  • Sampah Kec - Kalideres PDF
    Sampah Kec - Kalideres PDF
    Dokumen1 halaman
    Sampah Kec - Kalideres PDF
    Ahmad Naufal
    Belum ada peringkat