Anda di halaman 1dari 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka 1. Prediksi Kata prediksi berasal dari bahasa Latin yaitu predictio yang artinya ramalan atau perkiraan adalah merupakan suatu kegiatan untuk menjelaskan lebih dahulu berdasrkan pengalaman, observasi, atau penalaran ilmiah. (Kamaruddin, dalam Ismail 2005) Dalam sistem kelistrikan prediksi atau ramalan sangat dibutuhkan untuk memperkirakan dengan tepat seberapa besar daya listrik yang dibutuhkan untuk melayani beban dan kebutuhan energi dalam distribusi energi listrik di masa yang akan datang, karena selain faktor teknis, faktor ekonomi juga merupakan faktor terpenting yang perlu diperhitungkan. Bila perkiraan yang tidak tepat akan menyebabkan tidak cukupnya kapasitas daya yang disalurkan guna memenuhi kebutuhan beban, sebaliknya jika perkiraan beban terlalu besar maka akan menyebabkan kelebihan kapasitas pembangkit sehingga

menyebabkan kerugian.

2. Energi Listrik Energi menurut Eugene C. Lister yang diterjemahkan oleh Hanapi Gunawan (1993) bahwa energi merupakan kemampuan untuk melekukan kerja; energi merupakan kerja tersimpan. Pengertiaan ini tidaklah jauh beda dengan ilmu fisika yaitu sebgai kemampuan melakukan usaha (Kamajaya, 1986).

Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat pula dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk energi yang lain. Demikianlah pula energi listrik yang merupakan hasil perubahan energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik. Keberadaan energi listrik ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Adapun kegunaan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari merupakan penerangan, pemanas, motor-motor listrik dan lain-lain. Energi yang digunakan alat listrik merupakan laju penggunaan energi (daya) dikalikan dengan waktu selama alat tersebut digunakan. Bila daya diukur dalam watt jam, maka: Daya x Waktu = energi Dengan: Daya dalam watt Waktu dalam jam Enerri dalam wattjam Wattjam (wathour = Wh) merupakan energi yang dikeluarkan jika 1 watt digunakan selama 1 jam. a. Daya Daya merupakan faktor penting dalam menentukan besaran energi listrik yang terpakai. Daya disimbolkan P (power). Unsur-unsur yang berpengaruh dalam daya merupakan besarnya tegangan yang bekerja untuk mengalirkan suatu satuan arus selama waktu tertentu. Dalam suatu beban selain kebutuhan oleh besarnya daya aktif juga ditentukan oleh (1)

kebutuhan daya reaktif. Dengan demikian daya listrik satu fasa dapat dirumuskan menjadi: S = V . I (VA) P = V . I Cos Q = v . I sin (2) (3) (4)

Dengan tiga fasa dapat pula dituliskan dalam persamaan berikut ini: S = V . I (VA) P = V . I Cos Q = v . I sin Keterangan : S = daya semu (VA) P = daya nyata (watt) Q = daya reaktif (VAR) V = tegangan (volt) I = arus (ampere) Cos = faktor kerja. Hubungan ketiga daya tersebut dapat dilihat pada segitiga daya sebagai berikut:

(5)

(6)

(7)

P (Watt) phi

S (VA) Q (VAR)
S (VA) Q (VAR)

phi P (Watt)

Gambar

1.

Segitiga daya. (a) karakteristik (b) karakteristik beban induktif.

beban

kapasitif.

Selanjutnya dinyatakan bahwa daya reaktif (VAR) terdiri atas dua jenis yaitu daya raktif kapasitif (daya reaktif leading) dan daya reaktif induktif (daya reaktif lagging). Besarnya aliran daya listrik P, Q, dan S ditentukan oleh sifat-sifat pembebanan. Diamana suatu beban dikatakan induktif jika beban tersebut membutuhkan daya reakatif dan sebaliknya dikatakan kapasitif jika beban tersebut menghasilkan daya reaktif b. Faktor kerja Faktor kerja merupakan ukuran pemanfaatan suatu sistem, termaksud pada tingkat beban konsumen. Faktor kerja dinyatakan sebagai pecahan ataupun persentase. Pada faktor kerja mendekati 1 atau 100%, berarti pemanfaatan penuh dari peralatan. Sedangkan setiap faktor kerja jauh di bawah nilai 1 atau 100%, dinyatakan peralatan tidak dalam keadaan pemanfaatan kerja sepenuhnya.

Adapun rumus yang dipergunakan yaitu : Cos = (8)

Dengan demikian faktor kerja dalam keadaan beban seimbang dapat didefinisikan sebagai banyaknya daya yang aktif berbanding terbalik dengan banyaknya daya yang terpasang. Kapasitor terdiri berbagai macam. Keanekaragaman ini disebabkan oleh besarnya kapasitas dari kapasitor itu sendiri, jumlah muatan yang disimpannya serta bahan pembuatanya. Kapasitas dari kapasitor itu dinamakan farad yang disimbolkan dengan huruf F. Pengunaan kapasitor dapat memberikan daya reaktif yang saling meniadakan dengan daya reaktif yang ditimbulkan oleh beban induktif, maka faktor kerja dari suatu beban induktif dapat diperbaiki dengan menambahakan kapasitor yang bernilai tertentu dalam rangkaian yang bersifat induktif. Dengan demikian daya semu dapat diperkecil dengan memasang kapasitor dalam rangkaian yang berbeban induktif. Pemasangan kapasitor dalam beban-beban induktif maka faktor kerja dari beban itu akan meningkat. Dengan diperbaikinya faktor kerja maka kelangsungan dari peralatan dapat dipertahankan. c. Usaha Besarnya energi listrik yang terpakai ditentukan oleh besarnya kapasitas daya yang beroprasi selama waktu tertentu, atau hal lain ini dapat dituliskan dalam persamaan : W = P. t .. ...(9)

10

Keterangan : W = usaha (joule) P = daya (Watt) t = waktu (detik) Dari persamaan (9) di atas dengan mengetahui besarnya daya yang bekerja dan waktu yang digunakan maka energi yang terpakai akan diketahui. Daya yang dimaksud sudah merupakan banyaknya arus yang mengalir dalam satu satuan tegangan yang berbanding lurus dengan cos sebagai faktor kerjanya. Satuan yang digunakan dalam energi listrik terpakai ini merupakan watt-detik. Satuan tersebut relatif kecil dan dalam pengukuran komersial digunakan satuan kilo watt-hour (KWh). Keterangan : 1 kW = 1000 watt 1 jam = 3600 detik Sehingga: 1 kWh = 1000 . 3600 watt-detik = 36.105 joule Menurut Lister (1993). Perhitungan yang berkaitan dengan mesin listrik kerap melibatakan satuan daya listrik (watt) dan satuan mekanis horse power (HP), dimana, 1 HP = 746 watt.

11

3. Sistem tenaga listrik Menurut Djiteng Marsudi (2006) untuk keperluan penyediaan tenaga listrik bagi para pelanggan, diperlukan berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik ini dihubungkan satu sama lain yang mempunyai inter relasi dan secara keseluruhan membentuk suatu sistem tenaga listrik. Yang dimaksud dengan sistem tenaga listrik di sini adalah sekumpulan pusat listrik dan gardu induk (pusat beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh jaringan transmisi sehingga merupakan satu kesatuan interkoneksi. Kebutuhan akan tenaga listrik dari pelanggan selalu bertambah dari waktu ke waktu. Untuk tetap dapat melayani kebutuhan tenaga listrik dari para pelanggan, maka sistem tenaga listrik harus dikembangkan seirama dengan kenaikan kebutuhan akan tenaga listrik dari para pelanggan. Untuk dapat melakukan hal ini dengan sebaik-baiknya maka hasil-hasil operasi perlu dianalisa dan dievaluasi antara lain untuk menetukan: a. Bilamana, beberapa besar dan dimana perlu dibangn pusat listrik baru, GI baru serta saluran transmisi baru. b. Menambah unit pembangkit dan menambah transformator dan lain-lain c. Bilamana perlu dilakukan PMT dengan lebih besar sebagai konsekuensi dari butir a dan b. 4. Beban listrik Untuk merencanakan suatu sistem distribusi tenaga listrik maka salah satu hal yang harus diperhatikan merupakan beban listrik. Untuk mengetahui beban listriknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

12

a. Jenis beban listrik Jenis beban listrik menurut daerah biasanya digolongkan banyak hal. (Amrullah, 1985), yaitu: 1) Berdasarkan lingkungan atau lokasi a) Beban pusat perkantoran b) Beban perumahan c) Beban perumahan luar Kabupaten d) Beban pedesaan 2) Berdasarkan jenis pelanggan a) Pelangganan umum b) Pelanggan industri 3) Berdasarkan jadwal pelayanan a) Beban perumahan b) Beban penerangan jalan c) Beban perkantoran d) Beban industri 4) Berdasarkan jenis pelanggan a) Beban perumahan Beban perumahan merupakan beban yang dilayani oleh trafo distribusi yang terdiri dari seluruh atau sebagian besar merupakan tempat tinggal penduduk. Pada beban perumahan kebutuhan maksimum biasanya berlangsung dimalam hari jam 17:00 22:00 dan biasanya sangat bervariasi sesuai dengan kebiasaan penduduk

13

setempat dalam mengkonsumsi energi listrik. Jumlah anggota rumah tangga menjadi salah satu faktor penentu pemakaian energi listrik yang dikonsumsi rumah tangga, sebagian besar digunakan untuk penerangan, peralatan rumah tangga seperti TV, radio, setrika, pompa air, keperluan memasak dan lain sebagainya. b) Beban usaha bisnis Beban usaha merupakan beban pelanggan yang terdiri dari suatu kelompok perdagangan atau usaha seperti pertokoan, rumah makan, dan lain sebagainya. Pada umumnya beban komersial ini terletak di pusat kabupaten. Beban puncak umumnya terjadi pada pagi hari sekitar pukul 09:00 sampai malam hari kira-kira 21:00. c) Beban sosial (publik) Beban sosial merupakan beban pelanggan yang terdiri dari tempattempat sosial seperti rumah sakit, sekolah, tempat beribadah dan lain sebagainya. Beban puncak umumnya terjadi pada siang hari dan malam hari. d) Beban industri Beban industri merupakan beban pelanggan yang terdiri dari kelompok pabrik-pabrik atau industri. Beban ini biasanya terpisah dari perumahan penduduk untuk mencegah terjadinya fluktasi tegangan yang sering terjadi di industri yang menggangu peralatan rumah tangga setempat. Beban yang biasnya terdapat di industri berupa lampu sebagai penerangan dan motor-motor listrik.

14

Kapasitas daya yang digunakan oleh industri pada umumnya lebih besar dibandingkan dengan pelanggan lainnya. Beban puncak biasanya terjadi pada siang hari karena motor-motor listrik beroperasi atau berproduksi saat-saat tersebut. e) Beban pemerintahan Bebean pemerintahan merupakan jenis beban yang digunakan untuk instansi pemerintahan dan penerangan jalan. b. Karakteristik Beban Listrik Karakteristik beban merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perencanaan oprasi sistem tenaga listrik. Dengan karateristik beban, maka pengoprasian sistem tenaga listrik dapat diatur sedemikianrupa sehingga dapat diharpakan suatu oprasi sistem tenaga listrik yang optimal. Dalam mempelajari karakteristik beban listrik ada beberapa istilah yang perlu diketahui, yaitu: 1. Beban terpasang Semua beban yang mungkin dipasang pada suatu saat, beban terpasang menyatakan kemungkinan kebutuhan beban paling besar. 2. Beban maksimum Kebutuhan keseluruhan sistem atau instalasi yang palig besar yang terjadi pada selang waktu tertentu. 3. Faktor kebutuhan Perbandingan antara beban maksimum suatu sistem dengan

keseluruhan beban yang terpasang pada sistem tersebut.

15

4. Faktor beban Faktor beban merupakan perbandingan antara daya nyata yang dibangkitkan dengan daya maksimum yang dapat dihasilkan selama selang waktu sama. 5. Faktor daya Faktor daya merupakan perbandingan antara daya nyata dengan daya semu yang dibutuhkan beban kelistrikan.

c. Menghitung tingkat pertumbuhan dan rata-rata pertumbuhan Untuk menghitung tinggkat pertumbuhan, dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut :

Untuk

menghitung

rata-rata

pertumbuhan,

dilakukan

dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut :

..(11)

d. Analisis beban sistem Beban sistem tenaga listrik merupakan pemakain tenaga listrik dari para pelanggan listrik. Oleh karenanya, besar kecilnya beban beserta perubahannya tergantung pada kebutuhan para pelanggan akan tenaga listrik. Tidak ada perhitungan eksak mengenai besarnya beban sistem pada suatu saat, yang bisa dilakukan hanyalah membuat perkiraan beban.

16

Dalam pengoperasian sistem tenga listrik harus selalu diusahakan agar daya yang dibangkitkan sama dengan beban sistem Maka masalah perkiraan beban merupakan masalah yang sangat

menentukan bagi perusahaan listrik baik segi-segi manajerial maupun bagi segi oprasional, oleh karena itu perlu mendapat perhatian khusus. Untuk dapat membuat perkiraan beban yang sebaik mungkin perlu beban sistem tenaga listrik yang sudah terjadi di masa lalu dianalisa. Menurut Djiteng Marsudi (2006) beban yaitu: 1. Perkiraan beban jangka panjang Perkiraan beban jangka panjang adalah untuk jangka waktu di atas satu tahun. Dalam perkiraan beban jangka panjang masalah-masalah makro ekonomi yang merupakan masalah ekstern perusahaan listrik merupakan faktor utama yang menentukan arah perkiraan beban. 2. Perkiraan beban jangka menengah Perkiraan beban jangka menengah adalah untuk jangka waktu dari satu bulan sampai dengan satu tahun. Poros untuk perkiraan beban jangka menengah adalah perkiraan beban jangka panjang. 3. Perkiraan beban jangka pendek Perkiraan beban jangka pendek adalah untuk jangka waktu beberapa jam sampai satu minggu (168 jam). Dalam perkiraan beban jangka pendek batas atas untuk beban maksimum dan batas bawah untuk beban minimum yang ditentukan dalam perkiraan beban jangka menengah. pembagian kelompok perkiraan

17

e. Cara-cara memperkirakan beban Salah satu faktor yang sangat menentukan dalam membuat

rencana operasi sistem tenaga listrik adalah perkiraan beban yang akan dialami oleh sistem tenaga listik yang bersangkutan. Tidak ada rumus eksak untuk ini karena besarnya beban ditentukan oleh para pemakai (konsumen) tenaga listrik yang secara bebas dapat menentukan pemakaiannya. Namun pada umumnya pemakaian energi listrik konsumen sifatnya priodik maka grafik pemakaian tenaga listrik atau lazimnya dibuat sebagai grafik beban dari sistem tenaga listrik juga mempunyai sifat priodik. Grafik beban secara perlahan-lahan berubah bentuknya baik kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan ini antara lain disebabkan oleh: 1. Bertambahnya jumlah konsumen tenaga listrik 2. Bertambahnya konsumsi tenaga listrik dari konsumen lama, misalnya karena dia membeli peralatan listrik tambahan. 3. Suhu udara, kalau suhu udara tinggi maka pemakaian alat-alat penyejuk udara bertambah dan ini menambah pemakaian tenaga listrik. 4. Kegiatan ekonomi masyarakat 5. Kegiatan sosial masyarakat, sebagai contoh adanya pertandingan olahraga seperti bulu tangkis, tinju, sepak bola dan lain sebagainya. Hal ini akan menimbulkan kenaikan beban. Dari uraian di atas dapatlah dimengerti bahwa tidaklah mungkin ditemukan rumus yang eksak untuk menentukan besarnya beban. Tetapi

18

beban dapat diperkirakan besarnya berdasarkan pengalaman-pengalaman dan pengamatan-pengamatan di masa lalu kemudian diadakan perkiraan untuk masa yang akan datang.

3.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Energi Listrik Konsumsi energi termaksud energi listrik dapat dipengaruhi oleh

berbagai faktor , diantaranya : tingkat produksi industri, tinggkat pemakaian energi pengganti, dalam kondisi hal politik, usaha-usaha energi, konservasi, batasan

pemerintah,

pemakaian

pertumbuhan

penduduk,

pertumbuhan ekonomi (pendapatan penduduk) dan harga energi tersebut (Sukanto, 1988). Sedangkan menurut Aminuddin (2008) menyatakan bahwa permintaan akan suatu komoditas energi termaksud energi listrik dipengaruhi oleh faktor harga, barang yang diminta, harga barang lain, pendapatan, selera, dan kemakmuran. Namun dalam pembahasan kali ini dititikberatkan pada pengaruh ekonomi saja seperti pertumbuhan ekonomi dalam hal ini pendapatan konsumen dan harga jual energi. a. Pertumbuhan ekonomi (pendapatan konsumen) Sesuai dengan penjelasan kedua pendapat di atas, sangat berpengaruh pendapatan konsumen terhadap pemakaian energi listrik. Hal tersebut sangat logis karena dengan pendapatan konsumen meningkat, maka cenderung membeli barang-barang untuk memenuhi kepuasan hidupnya termaksud barang-barang yang memakai energi listrik sebagai sumber tenaganya. Dengan demikian konsumsi energi listrik semakin meningkat.

19

Mengacu dari penjelasan di atas, maka konsumsi energi merupakan fungsi dari pendapatan konsumen, q = f(x) .... (12)

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari produk domestik regional (PDRB) dan PDRB per sektor serta pendapatan perkapita (in come percapita ) penduduk. PDRB merupakan salah satu indikator perekonomian yang penting bagi suatu daerah yang diartikan sebagi keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun di suatu daerah atau wilayah. b. Menghitung Produk Domestik Bruto / PDB / Produk Domestik Kotor Pengertian Produk Domestik Bruto atau PDB merupakan hasil output produksi dalam suatu perekonomian dengan tidak memperhitungkan pemilik faktor produksi dan hanya menghitung total produksi dalam suatu perekonomian saja. Rumusnya merupakan PDB = C + G + I + ( X - M ).. (13) atau produk domestik bruto = pengeluaran rumah tangga + pengeluaran pemerintah + pengeluaran investasi + ( ekspor - impor )

20

c. Kepadatan penduduk Laju pertumbuhan penduduk lebih tinggi di negara berkembang. Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal. Negara-negara kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk tertinggi. Distribusi usia dan jenis kelamin penduduk dalam negara atau wilayah tertentu dapat digambarkan dengan suatu piramida penduduk. Grafik ini berbentuk segitiga, di mana jumlah penduduk pada sumbu X, sedang kelompok usia (cohort) pada sumbu Y. Penduduk lak-laki ditunjukkan pada bagian kiri sumbu vertikal, sedang penduduk perempuan di bagian kanan. Piramida penduduk menggambarkan perkembangan penduduk dalam kurun waktu tertentu. Negara atau daerah dengan angka kematian bayi yang rendah dan memiliki usia harapan hidup tinggi, bentuk piramida penduduknya hampir menyerupai kotak, karena mayoritas penduduknya hidup hingga usia tua. Sebaliknya yang memiliki angka kematian bayi tinggi dan usia harapan hidup rendah, piramida penduduknya berbentuk menyerupai genta (lebar di tengah), yang menggambarkan tingginya angka kematian bayi dan tingginya resiko kematian.

21

Gambar 2. Piramida penduduk Piramida penduduk yang menunjukkan tingkat mortalitas stabil dalam setiap kelompok usia Jumlah penduduk sangatlah berpengaruh terhadap konsumsi energi listrik. Jadi konsumsi energi bukan hanya fungsi dari pendapatan, melainkan juga fungsi dari jumlah peduduk, q = f (x,p) .... (14) Dari persamaan (12) di atas maka dapat ditulis model persamaan regresi berganda untuk permintaan energi listrik pada pelanggan rumah tangga, bisnis, sosial, dan industri merupakan : Y = a + b1X1 + b2X2 (15) (Sugiono, 2004) d. Penggolongan Tarif Dasar Listrik PLN Menurut Abdul Kadir (1996), tarif dasar listrik secara umum dapat diartikan sebagai daftar harga penjualan tenaga listrik yang ditetapkan perusahaan listrik yang meningkat perusahaan dengan langganan atau konsumen energi listrik.

22

Tujuan umum tarif dasar listrik adalah untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan listrik untuk menutupi biaya-biaya oprasional sehingga sistem penyediaan energi listrik dapat berkesinambungan. Pengadaan energi listrik di Indonesia dikelola oleh PLN yang diawasi oleh pemerintah dan tidak mengejar keuntungan semata-mata karena energi listrik sebagai komoditi publik, pemenuhan menyangkut hajat hidup seluruh rakyat Indonesia dan harus terjamin ketersediaanya dengan harga yang terajangkau oleh semua lapisan masyarakat. Penetuan tarif dasar listrik didasarkan pada beberapa faktor seperti biaya modal, perawatan dan perbaikan, upah tenaga kerja , biaya bahan bakar, dan lain sebagainya yang berkaiatan dengan proses pembangkitan energi listrik tersebut sampai digunakan oloh konsumen. Biaya-biaya tersebut tidak semuanya ditanggung oleh PLN tetapi juga dilimpahkan kepada konsumen melalui tarif dasar listrik. Penetuan tarif yang tidak bijaksana dapat berakibat buruk terhadap perkembangan perusahaan, misalnya tarif yang tinggi terhadap biaya instalasi dapat membuat langganan berkurang atau tarif yang rendah akan menyebabkan pemborosan energi listrik yang dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian. Penetuan tarif yang akan berlaku bagi kelompok konsumen ditentukan berdasarkan pada cara pemakaian, waktu dan besarnya pemakaian. Berdasarkan tarif dasar listrik 2003, PLN menggunakan tarif dasar berdasarkan jenis pelanggan dan daya tersambung adalah sebagai berikut:

23

a) Golongan tarif pelanggan rumah tangga (tarif R) yang terdidri atas: 1. Golongan tarif R1, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 450 VA sampai 2200 VA. 2. Golongan tarif R2, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 2200 VA sampai 6600 VA. 3. Golongan tarif R3, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya di atas 6600 VA. b) Golongan tarif pelanggan bisnis (tarif B) 1. Golongan tarif B1, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 2200 VA sampai 6600 VA. 2. Golongan tarif B2, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 2200 VA sampai 200 kVA. 3. Golongan tarif B3, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya di atas 200 kVA. c) Golongan tarif pelanggan sosial (tarif S) 1. Golongan tarif S1, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 220 VA. 2. Golongan tarif S2, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 450 VA sampai 200 kVA. 3. Golongan tarif S3, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 220 kVA .

24

d) Golongan tarif pelanggan industri (tarif I) 1. Golongan tarif I1, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 450 VA sampai 14 kVA. 2. Golongan tarif I2, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 14 kVA sampai 200 kVA. 3. Golongan tarif I3, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 200 kVA sampai dengan 30000 kVA . 4. Golongan tarif I3, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 30000 kVA ke atas. Berdasarakan dari pengelolahan tarif, maka konsumen akan memakai energi listrik sesuai dengan batas daya yang disediakan sesuai dengan penggolongan tarifnya. Pembayaran rekening listrik itu dirinci berdasarkan biaya pemakaian yang merupakan hasil kali per kW dengan kWH terpakai ditambah biaya beban, pajak, dan lain-lain (Abdul Kadir, 1996). e. Analisis Regresi Perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, namun perubahan nilai variabel itu dapat pula disebabkan oleh berubahnya variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk mengetahui pola nilai suatu variabel yang disebabkan oleh variabel lain diperlukan alat analisis yang memungkinkan kita untuk membuat

25

perkiraan nilai variabel tersebut pada nilai tertentu variabel yang mempengaruhinya. Teknik yang umum digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel dalam ilmu statistik adalah analisis regresi. Analisis regresi adalah teknik statistik yang berguna untuk memeriksa dan memodelkan hubungan di antara variabel-variabel. Analisis regresi berguna dalam menelaah hubungan dua variabel atau lebih dan terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, sehingga dalam penerapannya lebih bersifat eksploratif. Persamaan regresi yang digunakan untuk membuat taksiran mengenai nilai variabel terikat disebut persamaan regresi estimasi, yaitu suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui dengan satu variabel yang nilainya belum diketahui. Sifat hubungan antara variabel dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat. Regresi yang berarti peramalan, penaksiran atau pendugaan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton (1822 1911) sehubungan dengan penelitiannya terhadap manusia. Penelitian tersebut membandingkan antara tingggi anak laki-laki dan tinggi badan orang tuanya. Istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel (tinggi badan anak) terhadap suatu variabel yang lain (tinggi badan orang tua). Pada perkembangan selanjutnya, analisis regresi dapat digunakan sebagai alat untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel

26

dengan menggunakan beberapa variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. 1) Regresi linier ganda Multiple regresi (regresi linier ganda) merupakan regresi linier yang melibatkan hubungan fungsional antara sebuah variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Semakin banyak variabel bebas yang terlibat dalam suatu persamaan regresi semakin rumit menentukan nilai statistik yang diperlukan hingga diperoleh persamaan regresi estimasi. Regresi linier berganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriteriumnya atau untuk mencari hubungan fungsional dua variabel prediktor atau lebih dengan variabel kriteriumnya, atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya. Hubungan linier lebih dari dua variabel yang bila dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis adalah: ... (16) Dimana : Y X1,.Xk a, b1, bk = Variable terkait = Variabel bebas ke-1 sampai ke-k = Parameter regresi = Nilai kesalahan (eror)

27

Korelasi berganda adalah hubungan antara dua variable X dan y. koefisien korelasi antara X dan y sering diberi simbol rxy atau r saja.

.(17)

Dimana : xi = X1i - yi = yi - Apabila mempunxai 3 variabel maka y,X1,X2, maka korelasi X1 dan y digambarkan dengan rumus beikut

(18)

xi1 = X1i - yi = yi - Korelasi x2 dan y digambarkan dengan rumus berikut:


.(19)

xi2 = X2i - xi = Yi -

28

Akhirnya korelasi x1 dan x2 adalah


(20)

xi1 = X1i - xi2 = Xi2 Koefisien korelasi atara dua variabel sering disebut koefisien korelasi linier sederhana (KKLS) kalau kita ingin mengetahui kuatnya korelasi antara variabel Y dan beberapa variabel X, maka harus menggunakan suatu koefisien korelasi berganda (KKLB) yang rumusnya sebagai berikut.

Apabila KKLB dikuadratkan, maka akan diperoleh koefisien penetuan (KP), yaitu suatu nilai untuk menyatakan besarnya sumbangan dari beberapa variabel x terhadap variasi naik turunnya Y. Kalau Y = a+b1 x1 +b2x2, KP mengukur besarnya sumbangan X1 dan X2 terhadap variasi, naik turunnya, Y KP = Ry.122 . (22) Apabila dikalikan dengan 100% akan diperoleh persentase sumbangan X1 dan X2 terhadap naik-turunnya y.

29

2)

Analisis regresi linier sederhana Analisis regresi linier sederhana pada dasarnya adalah garis linier

dimana variabel bebas X merupakan variabel waktu. Baik garis regresi maupun trend dapat berupa garis lurus maupun tidak lurus. Persamaan garis analisis regresi linier sederhana sebagai berikut: Y = a +bX (X =waktu) (23) Perhatikan bahwa bentuk persamaan seperti persamaan garis regresi linier berganda. Dengan demikian cara menghitung a,b dan c sama dengan menghitung a dan b, yaitu menggunakan persamaan normal.

a=

..(24)

b=

.(25)

keterangan: Y = perkiraan perkembangan X = tahun yang dicari a dan b = koefisien regresi f. Estimasi Estimasi adalah menaksir ciri-ciri tertentu dari populasi atau memperkirakan nilai populasi (parameter) dengan memakai nilai sampel

30

(statistik). Dengan statistika kita berusaha menyimpulkan populasi. Dalam kenyataannya, mengingat berbagai faktor untuk keperluan tersebut diambil sebuah sampel yang representatif dan berdasarkan hasil analisis terhadap data sampel kesimpulan mengenai populasi dibuat. Cara pengambilan kesimpulan tentang parameter berhubungan dengan cara-cara menaksir harga parameter. Jadi, harga parameter sebenarnya yang tidak diketahui akan diestimasi berdasarkan statistik sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. B. Kerangka pikir Permintaan energi listrik oleh konsumen dipengaruhi oleh faktorfaktor pendapatan (x1), dan jumlah penduduk (x2). semakin berkembangnya tinggkat perekonomian dan pendapatan konsumen, maka akan semakin bertambah pula kebutuhan energi listrik oleh konsumen, baik rumah tangga, bisnis, sosial, dan industri dan semakin mahalnya tarif dasar listrik yang ditentukan oleh PLN dan pemerintah, maka konsumsi energi listrik menurun. Berdasarkan kenyataan di atas, maka dalam penelitian ini diprediksi seberapa besar kebutuhan energi listrik di kabupaten Sidrap sampai tahun 2020 ditinjau dari pertambahan jumlah penduduk dan pendapatan perkapita. Berdasarakan uraian tersebut di atas, maka kerangka pikir penelitian ini dapat dipolakan secara skematik seperti di bawah ini:

31

Konsumsi Energi Listrik Tahun 2000-2009

Estimasi pertambahan jumlah penduduk

Estimasi PDRB

Estimasi kebutuhan energi listrik tahun 2020

Hasil

Gambar 3. Skematik kerangka pikir

Anda mungkin juga menyukai