Anda di halaman 1dari 4

TUGAS REVIEW JURNAL MATA KULIAH SISTEM LOGISTIK Disusun oleh : Ayudia Rachma F (I0309008) Judul Jurnal : The

The Performance of Replenishment Systems Under Optimal Setting Tema : Order Replenishment System Penulis : S.T. Enns Abstrak : Paper ini akan membahas permasalahan optimalisasi variabel keputusan dalam lingkup single-stage replenishment loop dengan proses produksi batch yang memiliki kapasitas terbatas. Lingkup sistem yang dibahas adalah sistem continous-review re-order point (ROP) dan sistem kartu kanban. Adapun metode yang digunakan dalam memodelkan variabel persediaan total dan performansi delivery service adalah simulasi dan metode responsesurface. Kurva performansi yang menunjukkan adanya trade-off dibuat berdasarkan hasil nilai optimal yang didapat dari model optimasi non-linear. Area di bawah kurva inilah yang digunakan sebagai respon tunggal untuk melakukan perbandingan kedua sistem. Pendahuluan : Sistem kanban dan ROP merupakan dua sistem yang sering digunakan dalam aktifitas replenishment (pengisian persediaan) dalam supply chain (rantai pasok). Walaupun demikian, masih terdapat perbedaan pendapat mengenai sistem yang terbaik diantara dua sistem tersebut sehingga diperlukan suatu metodologi perbandingan. Agar dapat diperoleh kesimpulan yang bersifat umum, metodologi ini dilakukan saat semua variabel keputusan telah diatur secara optimal. Variabel-variabel keputusan tersebut antara lain: ukuran lot, jumlah kartu Kanban atau besarnya ROP. Sejalan dengan perbedaan karena sistem replenishment, juga akan diselidiki pengaruh ukuran lot dan waktu setup lot. Ketika membandingkan berbagai jenis sistem replenishment, beberapa ukuran kinerja pengiriman, seperti mean tardiness atau proporsi pengiriman dari persediaan, harus diperhitungkan secara simultan dengan perhitungan persediaan karena terdapat trade-off diantara keduanya. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah membuat kurva trade-off. Kurva ini membutuhkan level persediaan dan kinerja pengiriman yang dihasilkan dalam selang nilai-nilai yang relevan. Jika suatu kurva dari salah satu sistem replenishment mendominasi kurva-kurva yang lain, dapat disimpulkan bahwa sistem relenishment itu memiliki kinerja terbaik (superior) dibandingkan dengan sistem-sistem yang lain. Kelebihan dari penggunaan kurva trade-off ini adalah kesimpulan yang diperoleh didasarkan dalam suatu rentang level persediaan atau kinerja pengiriman, sehingga kesimpulan yang dihasilkan lebih valid dalam kondisi yang diuji. Walapun demikian, pendekatan ini juga memiliki kesulitan dalam menentukan variabel mana yang akan dibuat tetap maupun yang dibuat berubah serta menentukan nilai-nilai optimal variabel keputusan yang akan digunakan dalam pembuatan kurva. Permasalahan dalam menentukan variabel keputusan yang optimal merupakan masalah yang serius. Bahkan untuk kasus yang sederhana, penentuan nilai optimal sulit dilakukan karena variabel-variabel keputusan yang ada saling berhubungan dan harus dihitung secara simultan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode khusus sehingga dapat dihasilkan variabel keputusan yang optimal. Metodologi Optimasi : Dalam penelitian ini, dilakukan pendekatan eksperimen dengan metode RSM (Response Surface Method) yang digunakan untuk menganalisis dan menentukan variabel keputusan yang optimal. Pertama-tama, dilakukan running simulasi dengan rancangan eksperimen dimana ukuran lot dan nilai kartu Kanban/ROP diubah-ubah dalam range nilai tertentu. Hasil

dari running ini kemudian digunakan untuk membuat sebuah model RSM untuk performansi level inventory. Selain itu, juga dilakukan running untuk membuat model RSM untuk performansi kinerja pengiriman. Model matematik yang digunakan dalam penelitian adaah persamaan variabel dengan pangkat 3 (persamaan cubical) yang memiliki dua variabel keputusan, yakni KC (nilai kartu kanban) serta LS (ukuran lot). 2 Variabel respon adalah TI (persediaan total), serta SL (Service Level). Salah satu pendekatan yang digunakan untuk membuat kombinasi variabel keputusan adlaah menetapkan suatu nilai SL sebagai target dan menggunakan optimasi non-linear untuk menentukan variabel keputusan yang akan meminimumkan inventory, TI (semua variabel berupa integer). Dengan menyelesaikan beberapa target SL, maka dapat dibuat suatu kurva trade-off. Pendekatan ini dilakukan untuk sistem kanban dan ROP sehingga dapat ditentukan kurva mana yang mendominasi (sistem mana yang memberikan kinerja lebih baik). Eksperimen Skenario

Seperti pada gambar 3 di atas, dilakukan eksperimen untuk sistem single-stage. Terdapat dua tipe part yang berasal dari suppliers yang kemudian diproses pada sebuah mesin dengan kapasitas terbatas. Dalam sebuah lot produk jadi terdapat satu part dengan jenis yang unik untuk memenuhi permintaan individual konsumen. Permintaan konsumen dari setiap tipe part berdistribusi Poisson dan memiliki pla sinusoidal. Adapun tingkat demand aktual selama waktu yang ada memiliki sifat berdistribusi normal diantara pola demand sinusoidal tsb. Jika tipe part yang diinginkan tidak terdapat dalam stok, maka dilakukan sistem backorder di mana permintaan akan langsung dipenuhi setelah stok diisi kembali. Persamaan untuk melakukan order replenishment pada sistem Kanban terdapat pada persamaan 2, sedangkan untuk sistem ROP terdapat pada persamaan 3, di mana Qi,t adalah kuantitas order dengan tipe part i pada waktu t. Eksperimen yang akan dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Melakukan setting faktor eksperimen dalam dua level yakni Kanban dan ROP 2. Melakukan running simulasi dari eksperimen dengan ketentuan : a. Faktor : Ukuran Lot (LS), Jumlah kanban (KC), Reorder Point (OP) b. Respon : Total Inventory (TI), Service Level (SL) 3. Membuat RSM dengan ketentuan TI dan SL sebagai respon 4. Mencari nilai optimal LS dan KC/OP dengan ketentuan : a. Fungsi tujuan : Minimasi TI b. Pembatas : Nilai SL (50% s.d. 95%), LS, KC, OP integer 5. Membuat kurva trade-off antara TI vs SL menggunakan simulasi 6. Menghitung area di bawah kurva trade-off

7. Melakukan perbandingan statistik 8. Melakukan analisis dan menarik kesimpulan Hasil dan Pembahasan Setelah melakukan serangkaian eksperimen, dapat ditentukan kombinasi optimal dari ukuran lot dan kartu kanban atau Reorder Point menggunakan software Excel Solver. Hasil optimasi dengan waktu setup 0,2 tercantum pada tabel 1. Adapun dalam melakukan analisis, dibandingkan kurva yang didapat dari hasil optimal dengan hasil non-optimal. 1. Kurva hasil optimal Kurva hasil optimal didapatkan dari hasil optimasi metode RSM yang diselesaikan dengan software excel solver.

Seperti dalam langkah experimen nomor 7, dilakukan perhitungan luas area dibawah kurva untuk masing-masing kurva (6 kurva). Dari hasil perhitungan, didapatkan hasil bahwa luas di bawah kurva untuk sistem ROP lebih kecil dari sistem kanban. Setelah didapatkan hasil luas kurva, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan persamaan sesuai dengan persamaan (4). Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa hasil perhitungan luas area signifikan pada tingkat kepercayaan 99,9%. 2. Kurva hasil non-optimal Kurva hasil non-optimal didapatkan dengan menentukan ukuran lot pada satu level yang tetap dan melakukan variasi-variasi pada kartu kanban/ROP. Salah satu hasil dari sistem ROP ditunjukkan oleh gambar berikut :

Kurva di atas menunjukkan adanya perubahan luas area yang relatif cukup besar saat dilakukan perubahan waktu setup. Hal ini terjadi karena lot size yang dihasilkan sangat bervariasi mulai dari lot size paling kecil hingga paling besar. Perbandingan lain yang dilakukan adalah melakukan perubahan lot size menjadi lebih kecil/lebih besar dari nilai optimal. Adapun hasil yang ditunjukkan oleh perbandingan ini

adalah luas area pada nilai optimal relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan luas area dengan nilai variabel keputusan non-optimal. Kesimpulan Penelitian ini telah menguraikan metodologi untuk mendapatkan nilai variabel keputusan yang optimal untuk sistem replensishment. Adapun ukuran performansi (respon) yang digunakan adalah ukuran lot serta service level. Hasil percobaan menunjukkan bahwa dengan demand yang tak menentu, ROP memiliki performansi yang lebih baik dari sistem kanban. Selain itu, juga diketahui jika didapatkan variabel keputusan yang optimal, area di bawah kurva trade-off akan berubah secara linear mengikuti perubahan waktu set-up. Sedangkan saat variabel keputusan yang diberikan belum optimal, area di bawah kurva trade-off akan berubah secara linear dengan waktu setup hanya jika ukuran lot relatif besar.

Anda mungkin juga menyukai